Anda di halaman 1dari 6

PENGARUH TINGKAT PEMUPUKAN DAN HARGA JUAL TANDAN BUAH

SEGAR (TBS) TERHADAP PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHA TANI


KELAPA SAWIT RAKYAT KABUPATEN LABUHANBATU

Yudi Triyanto
Program Studi Agroteknologi, Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Labuhabatu
Jl. SM. Raja No. 126 A Rantauprapat, Sumatera Utara
E:mail: triyantoyudi81@gmail.com

ABSTRAK

The research aimed to know about the level of fertility and sold price of TBC to the
productivity and income of farmer effort palm field in Labuhanbatu regency. The research
was done in Labuhanbatu regerency taking of sample by used stratified random sampling as
many as 30 estate with extensive gardens ranging from 0,5 ha up to 10 ha and the age of its
vegetation varies, i.e.ranging from 2,5 years to 18 years. Data was analized by multiple
regression test, F-test and t-test againts the influence of the independent variable agains. The
results showed that simultaneouly fertilizer urea, SP-36, mop and kiserit real effect againts
oil palm productivity. Partially, fertilizer urea, mop and kiserit real effect againts the
production of palm oil, but fertilizer sp-36 effect is not real agains oil palm productivity, the
selling price of oil palsm TBS connecting unreal with in come of farmer oil palm.

Keywords : Fertilization, Production and Income, Selling price of TBS

1. PENDAHULUAN
Pembangunan pertanian bertujuan untuk membudidayakan tanaman kelapa
untuk meningkatkan dan kesejahteraan sawit adalah sumatera utara (Tim Bina
petani melalui peningkatan produksi Karya Tani, 2009).
pertanian. Peningkatan produksi pertanian Kelapa sawit merupakan tanaman
ini selain untuk memenuhi bahan baku komuditas perkebunan yang cukup penting
industri di dalam negeri yang terus di Indonesia dan masih memiliki prospek
berkembang juga bertujuan untuk pengembangan yang cerah. Komoditas
meningkatkan devisa dari ekspor hasil kelapa sawit baik berupa bahan mentah
pertanian. Adapun salah satu langkah yang maupun hasil olahann merupakan
dapat dilakukan untuk meninkatkan penyumban devisa non-migas terbesar bagi
kontribusi subsector pertanian ini adalah negara. Minyak nabati merupakan produk
dengan produksi tanaman perkebunan utama yang dapat di hasilkan dari kelapa
(Soekanda, 2001). Salah satu jenis sawit.minyak nabati yang dihasilkan dari
tanaman perkebunan yang hasilnya di pengolahan buah kelapa sawit berupa
ekspor dan saat ini menyumbang minyak sawit mentah (CPO atau crude
kontribusi yang cukup besar dalam palm oil) yang berwarna kuning dan
perolehan devisa negara adalah komoditi minyak inti sawit (PKO atau palm kemel
kelapa sawit. oil) yang tidak berwarna atau jernih. CPO
Tanaman kelapa sawit adalah dan PKO banyak digunakan sebagai bahan
sumber utama minyak nabati sesudah industry pangan seperti minyak goring dan
kelapa di Indonesia.Tahun 1848 tanaman margarin, industri sabun, industri kosmetik
kelapa sawit masuk ke Indonesia dan dan sebagai bahan bakar alternatif.
daerah-daerah lain di Asia sebagai Disamping itu limbah kelapa sawit dapat
tanaman hias. Daerah penanaman di pula dimanfaatkan sebagai pupuk organik
Indonesia yang diketahui sangat cocok dan makanan ternak (Selardi, 2003)

Jurnal Agroplasma (STIPER) Labuhanbatu, Vol 4 No 2 Oktober 2017 6


Terdapat beberapa faktor yang mengeluarkan biaya. Upaya untuk
mempengaruhi produktivitas tanaman menciptakan dan meningkatkan biaya
kelapa sawit yaitu iklim, bentuk wilayah, pendapatan petani dapat pula dilakukan
kondisi tanah, bahan tanam, teknik dengan menekan biaya pemupukan
budidaya dan pemupukan. Pemupukan menjadi seminimal mungkin akan tetapi
pada tanaman kelapa sawit bertujuan untuk produktivitas tanaman juga tinggi
menyediakan kebutuhan hara baik tanaman (Pardamean, 2008).
sehingga tanaman dapat tumbuh baik dan Pemupukan merupakan suatu
mampu berproduksi maksimal dan upaya untuk menyediakan unsur hara yang
menghasilkan minyak berkualitas baik cukup guna mendorong pertumbuhan
(Adiwiganda & Siahaan, 1994). Untuk vegetatif tanaman produksi TBS secara
meningkatkan produksi maksimal kelapa maksimum dan ekonomis, serta ketahanan
sawit,maka dalam pelaksanaan pemupukan terhadap hama dan penyakit. Rekomendasi
harus mengacu pada tujuh tepat, yaitu pemupukan yang diberikan oleh lembaga
tepat jenis, dosis, waktu, cara, penempatan, penelitian selalu mengacu pada 4T yaitu
bentuk formulasi dan rotasi tepat jenis, tepat dosis, tepat cara, dan tepat
Modal untuk mengembangkan unit waktu. Akan tetapi dalam pelaksanaannya
usaha perkebunan harus di persiapkan sering terjadi penyimpangan sehingga
sejak dini dan bersifat jangka panjang diperlukan adanya pengelolaan dalam
karena menjalankan usaha perkebunan kegiatan pemupukan, mengingat biaya
kelapa sawit membutuhkan waktu relatif yang dikeluarkan untuk kegiatan
lama dan kondisi ekonomi yang baik. pemupukan di perkebunan kelapa sawit
Modal digunakan untuk meningkatkan tergolong tinggi yaitu sebesar 40-60% dari
produktivitas kelapa sawit jadi tidak hanya total biaya pemeliharaan atau sekita 30%
keperluan penyediaan lahan, bibit, pupuk dari total biaya produksi. Pemupukan yang
dan tenaga kerja, tetapi juga dalam upaya efektif dan efesien dapat dicapai dengan
peningkatan pengetahuan petani melalui memperhatikan beberapa hal yaitu jenis
penyuluhan agar suatu usaha perkebunan dan dosis, cara pemberian, waktu
dapat berkembang dan mempunyai hasil pemupukan, tempat aplikasi serta
yang dapat meningkatkan pendapatan pengawasan dalam pelaksanaan
pemilik kebun rakyat, sehingga modal (Poeloengan, 2003)
sangat menentukkan berkembangnya suatu Untuk menjaga tingkat efisiensi
usaha tani perkebunan rakyat biaya yang optimal diperlukan skala
(Mangoensoekarjo & Samangun, 2003). ekonomi untuk luasan perkebunan kelapa
Pengelolaan perkebunan kelapa sawit yang akan dikelola. Dalam tingkat
sawit baik itu yang dikelola oleh skala usaha yang optimal tersebut, seluruh
perusahaan negara, swasta atau pun rakyat biaya komponen biaya tetap akan
tentu tidak terlepas dari faktor pemupukan. berfungsi secara maksimal sehingga harga
Tinggi rendahnya biaya pemupukan yang pokok persatuan produk akan menjadi
dikeluarkan tergantung pada pengelolaan lebih kompetitif. Biaya diatas adalah
biaya yang dikeluarkan untuk pemupukan. biaya-biaya pokok yang dikeluarkan untuk
Pemupukan yang optimal yaitu sistem pengelolaan tanaman kelapa sawit
penggunaan pupuk yang dapat yang sudah menghasilkan sehingga dapat
meningkatkan produktivitas tanaman dimanfaatkan petani untuk meningkatkan
dengan mendatangkan keuntungan yang pendapatannya. Pengelolaan yang baik
maksimal. Hal ini disebabkan pemupukan akan berdampak pada produktivitas
termasuk ke dalam biaya produksi yang tanaman dalam memberikan hasil produk
merupakan salah satu alternatif yang dapat yang optimal bagi petani kelapa sawit
dipilih sebagai faktor yang dapat ditekan sehingga mampu memberikan keuntungan
sehingga tidak terlalu banyak secara signifikan.

Jurnal Agroplasma (STIPER) Labuhanbatu, Vol 4 No 2 Oktober 2017 7


Kabupaten Labuhanbatu perhitungan yang menggunakan software
merupakan salah satu kabupaten penghasil SPSS 16. Hasil regresi linear berganda
kelapa sawit. Masyarakat di Kabupaten usaha tani kelapa sawit di daerah
Labuhanbatu pada umumnya mata penelitian dapat dilihat pada Tabel 1.
pencaharian masyarakatnya berasal dari
usaha tani kelapa sawit. Petani di daerah Tabel 1. Hasil Regresi Linier Berganda
tersebut hanya mengetahui bahwa Variabel Koefisien t-hitung t-tabel F-hitung
pemupukan akan meningkatkan produksi Bebas regresi
TBS kelapa sawit, tetapi terkadang Urea 29,347 5,049* 1,701 4862
SP-36 0,117 0,012tn*
peningkatan produksi TBS tidak diikuti MOP 59,301 5,838
oleh peningkatan pendapatan yang optimal Kiserit 31,490 2,586*
disebabkan oleh harga pupukk yang mahal
dan harga TBS yang rendah. Pada kondisi Keterangan :
yang dimana petani mengeluarkan biaya F-tabel = 2,71
* = nyata pada α = 5%
untuk pengadaan pupuk yang besar, tn = tidak nyata
sedangkan harga TBS menurun akan
semakin menurun pendapatan petani. Hal Berdasarkan hasil analisis regresi
ini akan berakibat pada turunnya minat linear berganda diperoleh persamaan
masyarakat dalam mengusahakan kelapa regresi sebagai berikut :
sawit. Untuk itu perlu diketahui bagaimana
pengaruh pemupukan terhadap Y= -1939,073 + 29,347X1 + 0,117X2 +
produktivitas dan keuntungan kelapa 59,301X3 +31,490 X4
sawit. Penelitian ini bertujuan untuk R2 = 0,984; n = 30
mengetahui pengaruh tingkat pemupukan
dan harga jual TBS terhadap produksi dan Dimana:
pendapatan usahatani kelapa sawit rakyat Y = Produksi usahatani kelapa sawit
di Kabupaten Labuhanbatu. X1 = Pupuk Urea (kg)
X2 = Pupuk SP-36(Kg)
Prosedur Penelitian X3 = Pupuk MOP (kg)
Penelitian ini dilakukan di X4 = Pupuk Kiserit (kg)
kabupaten Labuhanbatu. Pengambilan
sampel dilakukan dengan menggunakan Nilai koefisien determinasi (R2)
Stratified Random Sampling. Besar sampel sebesar 0,984 menunjukkan bahwa sekitar
yang ditetapkan sebanyak 30 perkebunan 98,40 % produksi usahatani kelapa sawit
dengan luas kebun berkisar 0,5 ha sampai dipengaruhi faktor pemupukan, sedangkan
dengan 10 Ha dan umur tanamannya sisanya sebesar 1,60% dipengaruhi oleh
bervariasi, yaitu mulai dari 2,5 tahun-18 faktor lain yang tidak dianalisis dalam
tahun. Analisis data dilakukan dengan uji penelitian ini.
regresi berganda dengan melakukan uji F
dan t terhadap pengaruh variabel
independent terhadap variabel dependen. Pengaruh Variabel Independent Secara
Serempak
HASIL DAN PEMBAHASAN Untuk mengetahui pengaruh
Pengaruh Tingkat Pemupukan variabel independent (pupuk urea, SP-36,
terhadap Produksi Usaha Tani Kelapa MOP, dan kiserit) secara serempak
Sawit terhadap produksi TBS kelapa sawit di uji
Pengujian Regresi linear berganda dengan analisis Fhitung, Prosedur dan
menjelaskan besarnya tingkat pemupukan kriteria penerimaan serta penolakan
terhadap produktivitas usaha tani kelapa hipotetis ditetapkan sebagai berikut.
sawit. Hasil analisis regresi dengan

Jurnal Agroplasma (STIPER) Labuhanbatu, Vol 4 No 2 Oktober 2017 8


1.Hipotetis : yang semakin meningkat dapat
β = 0 : Tidak ada pengaruh yang meningkatkan produksi kelapa sawit.
signifikan antara tingkat Nilai thitung ( 5,049 ) > tabel (1,701)
pemupukan terhadap pada tingkat kepercayaan α=5 %,
produktivitas usahatani kelapa sehingga H0 ditolak dan terima H1. Hal
sawit. ini menunjukkan bahwa pupuk urea
β = 0: Ada pengaruh yang signifikan berpengaruh nyata terhadap produksi
antara tingkat pemupukan kelapa sawit.
terhadap produktivitas usahatani
kelapa sawit. Pengaruh Pupuk SP-36 (X2) Terhadap
2. Alfa (α) = 0,05: k (jumlah variabel),N- Produksi Kelapa Sawit
2; N =28,Maka berdasarkan F- Pada persamaan fungsi regresi
tabel didapatkan nilai F-tabel linier berganda dapat dilihat bahwa
5%(4:28) sebesar 2,71. kofisien regresi (X2) sebesar 0,117 dan
3. Kriteria penerimaan dan penolakan bertanda positif. Hal ini menunjukkan
hipotesis jika Fhitung > Ftabel Maka Ho bahwa secara relatif pemberian pupuk
di tolak atau H1 diterima. Sedangkan SP-36 dapat meningkatkan produksi
apabila Fhitung < Ftabel maka Ho kelapa sawit.
diterima atau H1 (hipotesis yang Nilai thitung (0,012) < ttabel (1,701)
diajukan) ditolak pada tingkat kepercayaan α=5 %
4. Berdasarkan hasil pengolahan data sehingga H0 diterima dan tolak H1, Hal
dengan SPSS 16,maka diketahui ini menunjukkan bahwa pemberian
Fhitung sebesar 4862 > Ftabel 2,71, ngaruh pupuk SP-36 tidak nyata terhadap
sehingga H0 ditolak atau H1 diterima . produksi kelapa sawit.
Hal ini menunjukkan bahwa tingkat
pemupukan (Urea,SP-36, MOP dan Pengaruh pupuk MOP (X3) Terhadap
kiserit) secara serempak signifikan produksi Usahatani Kelapa Sawit
(nyata) mempunyai pengaruh positif Pada persamaan fungsi regresi
terhadap produksi TBS kelapa sawit. linear berganda dapat dilihat bahwa
koefisien regresi (X3) sebesar 59.301 dan
Pengaruh Faktor Produksi Secara bertanda positif. Hal ini menunjukkan
Parsial bahwa secara relatif dengan pemberian
Sebagai dasar untuk menerima atau pupuk MOP akan meningkatkan produksi
menolak hipotesis, dilakukan pengujian kelapa sawit. Nilai thitung (5,838) > ttabel
hubungan kausal menggunakan uji-t (1,701) pada tingkat kepercayaan α=5 %,
pengujian hipotesis pengaruh variabel sehingga H0 ditolak dan terima H1,hal ini
babas terhadap variabel terikat dengan menunjukkan bahwa pemberian pupuk
cara menbandingkan nilai t-hitung MOP berpengaruh nyata meningkatkan
dengan nilai t-tabel.Dengan taraf produksi kelapa sawit.
signifikan sebesar 0,05 atau 5%,
pengujian satu sisi dan dk (n-2) maka Pengaruh Pupuk Kiserit (X4) Terhadap
diperoleh t-tabel =1,701 Produksi Usahatani Kelapa Sawit
Pada persamaan fungsi regresi
Pengaruh pupuk Urea (X1) terhadap linier berganda dapat dilihat bahwa
produksi Kelapa sawit koefisien regresi (X4) sebesar 31,490 dan
Pada persamaan fungsi regresi bertanda positif. Hal ini menunjukkan
linear berganda dapat dilihat bahwa bahwa secara relatif dengan pemberian
koefisien regresi (X1) sebesar 29,347 dan pupuk kiserit akan meningkatkan
bertanda positif. Hal ini menunjukkan produksi kelapa sawit. Nilai thitung (2,586)
bahwa secara relative dengan pupuk urea > ttabel (1,701) pada tingkat kepercayaan

Jurnal Agroplasma (STIPER) Labuhanbatu, Vol 4 No 2 Oktober 2017 9


α=5 %, sehingga H0 ditolak dan terima Dari uraian tersebut dapat diketahui
H1. Hal ini menunjukkan bahwa bahwa tidak semua petani melakukan hal
pemberian pupuk kiserit berpengaruh seperti dikatakan di atas, sehingga
nyata meningkatkan produksi kelapa pemberian pupuk sesuai dosis anjuran
sawit. pun belum tentu memebrikan produksi
Hasil penelitian menunjukkan TBS yang sama, karena metode
bahwa tingkat pemupukan berpengaruh pemberian pupuk juga sangat
nyata meningkatkan produksi TBS mempengaruhi produksi TBS.
kelapa sawit. Hal ini disebabkan
pemupukkan merupakan salah satu Hubungan Harga Jual Tbs Dengan
sumber unsur hara utama yang sangat Pendapatan Petani Kelapa Sawit.
berperan menentukan produksi kelapa Untuk mengetahui hubugan antara
sawit. Setiap unsur hara memiliki harga jual TBS kelapa sawit dilakukan
peranan masing-masing dan dapat dengan menggunakan uji korelasi. Hasil
menunjukkan gejala tertentu pada uji korelasi dapat dilihat pada table 2.
tanaman apabila ketersediaannya dalam
tanah sangat berkurang. Penyediaan hara Tabel 2. Uji Korelasi Harga jual TBS
dalam tanah melalui pemupukan harus dengan Pendapatan Petani Kelapa Sawit.
seimbang yaitu disesuaikan dengan
kebutuhan tanaman (Sutarta et al., 2001). No Uraian R2 Sig
Tujuan pemupukan adalah 1 Harga Jual (X) 0,06 0,974
menyediakan kebutuhan hara bagi 2 Pendapatan (Y)
tanaman sehingga tanaman akan tumbuh
dengan baik dan akan mampu berpotensi Dari tabel 2 dapat dilihat bahwa
secara maksimal. Keberhasilan nilai r sebesar 0,06. Hal ini berarti bahwa
pemupukan sangat dipengaruhi oleh sebesar 6% harga jual TBS
faktor cuaca. Pelaksanaan pemupukan mempengaruhi tingkat pendapatan petani
harus memperhatikan curah hujan untuk kelapa sawit.
menghindari kehilangan unsur hara.
Curah hujan yang ideal adalah 60-200
mm per bulan (Sutarta et al., 2001). KESIMPULAN
Hasil penelitian menunjukan Berdasarkan hasil penelitian dan
bahwa pemberian SP-36 tidak nyata pembahasan dapat ditarik beberapa
meningkatkan produksi TBS kelapa kesimpulan sebagai berikut :
sawit. Hal ini diduga disebabkan bahwa 1. Secara serempak pupuk Urea, SP-36,
cara dan metode pemupukan dapat MOP dan Kiserit berpengaruh nyata
mempengaruhi produksi TBS kelapa terhadap produktivitas kelapa sawit.
sawit. Menurut Sutarta, et al., 2001, Secara parsial pupuk Urea, MOP dan
penempatan pupuk dilaporkan Kiserit berpengaruh nyata terhadap
mempengaruhi hasil TBS. Pemupukan produktivitas kelapa sawit. Tetapi
yang berjarak 1,5 meter dari pohon pupuk SP-36 berpengaruh tidak nyata
memberikan pengaruh yang lebih baik terhadap produktivitas kelapa sawit.
terhadap serapan unsur hara oleh 2. Harga jual TBS kelapa sawit
tanaman dibandingkan pada daerah berkorelasi tidak nyata dengan
berjarak 2,5 meter dari pohon. Hal pendapatan petani kelapa sawit.
tersebut menunjukan bahwa akar aktif
tanaman (feeding roof) di sekitar 1,5
meter dari pohon lebih efektif dalam
menyerap unsur hara.

Jurnal Agroplasma (STIPER) Labuhanbatu, Vol 4 No 2 Oktober 2017 10


DAFTAR PUSTAKA 80. Dalam W. Darmosarkoro, E. S.
Sutarta, dan Winarna (Eds). Lahan
Adiwiganda R, Siahaan MM. 1994. Tanah dan Pemupukan Kelapa Sawit.
dan Pemupukan Tanaman Kelapa Medan.
Sawit. Lembaga Pendidikan
Perkebunan Kampus Medan. Selardi S. 2003. Bdidaya Kelapa Sawit.
Medan Agromedia Pustaka. Jakarta.

Mangoensoekarjo S, Semangun H, 2003. Soekanda. 2001. Kelapa Sawit. (Online).


Manajemen Agribisnis Kelapa www.wikimu.com, Diakses pada
Sawit. UGM-Press, Yogyakarta. 12 April 2016.

Pardamean M. 2008. Panduan Lengkap Sutarta ES, Darmosarkoro D, Purba P,


Pengelolaan Kebun dan Pabrik Fadri L, Rahutomo S, dan Dinama.
Kelapa Sawit. Agromedia Pustaka. 2001. Teknologi Pemupukan dalam
Jakarta. Budidaya Kelapa Sawit (Ed) Pusat
Penelitian Kelapa Sawit.
Poeloengan Z, Fadli ML, Winarna,
Rahutomo S, dan Sutarta ES. 2003. Tim Bina Karya Tani. 2009. Pedoman
Permasalahan pemupukan pada Bertanam Kelapa Sawit. Yrama
perkebunan kelapa sawit, hal. 67- Widya. Bandung.

Jurnal Agroplasma (STIPER) Labuhanbatu, Vol 4 No 2 Oktober 2017 11

Anda mungkin juga menyukai