Anda di halaman 1dari 9

Peluang investasi ekonomi kabupaten kampar :

1. Listrik

Energi listrik bagi kehidupan manusia sangatlah bermanfaat. Kehidupan


manusia sudah sangat bergantung pada listrik. Kebutuhan tenaga listrik di

Kabupaten Kampar setiap tahunnya meningkat baik untuk konsumen rumah


tangga maupun untuk kebutuhan industri dan lain-lain. Salah satu sumber

tenaga listrik di Kabupaten Kampar adalah listrik yang dibangkitkan oleh PLN
Ranting Bangkinang. Menurut data BPS 2014, jumlah rumah tangga yang

menggunakan Listrik PLN 83,70% dari total rumah tangga. Namun demikian
masih ada 0,57 % rumah tangga yang menggunakan sumber penerangan

pelita/sentir/obor walapun kecendrungannya menurun. Keadaan seperti ini


harus terus didorong perkembangannya agar terjadi peningkatan pada

penggunaan listrik yang akan dipengaruhi oleh banyaknya permintaan.


Sejatinya, penerangan dan sumber listrik sangat berpengaruh pada aktivitas

sehar-hari.
Peluang investasi pada bidang ini sangat menarik untuk dilakukan,

mengingat listrik menjadi kebutuhan yang sangat penting dalam kehidupan.


PT Kepulauan Energi Lestari Polandia dalam bidang Energi Listrik telah pernah
mencanangkan keinginan investasi listrik yang diolah dari hasil Tangkos dan
Cangkang untuk pendirian pabrik pembangkit energi berkapasitas 3-4 MW

menggunakan bahan baku sisa pabrik kelapa sawit tersebut. Penggunaan


bahan baku sawit untuk menghasilkan energi listrik ini merupakan cara baru

untuk mengelola limbah menjadi energi terbarukan. Dengan melimpahnya


potensi kelapa sawit yang akan menjadi bahan baku listrik di daerah

Kabupaten Kampar, hal ini dapat dimanfaatkan sebaik mungkin untuk


melakukan nilai tambah dari hasil limbah yang tidak banyak diminati untuk

olahan lebih lanjut.


2. Kelapa Sawit dan Karet (Pabrik Pengolahan)
Kelapa sawit merupakan tanaman perkebunan terluas di kabupaten
Kampar dengan produksi kelapa sawit di Kabupaten Kampar mencapai

7.619.103 Ton tandan buah segar (TBS) atau setara dengan 1.628.679,6 Crude
Palm Oil (CPO). Unit pengolahan atau Pabrik Kelapa Sawit (PKS) saat ini

berjumlah 52 pabrik, dan telah beroperasi sebanyak 36 PKS. Kapasitas


terpasang sebesar 1.295 ton tbs/jam, dan kapasitas terpakai sebesar 970

ton/jam. Salahsatu potensi Daerahnya terdapat di wilayah Kecamatan XIII


Koto Kampar.

Melimpahnya sumberdaya perkebunan di Kabupaten Kampar haruslah


dimanfaatkan secara efisien. Industri pengolahan kelapa sawit (TBS) yang ada

di Kabupaten Kampar berjumlah 31 PKS, meliputi jumlah yang beroperasi


sebanyak 28 PKS dengan kapasitas terpasang 1.295 ton/jam dan kapasitas

terpakai 970 ton/jam, bila dibandingkan dengan jumlah produksi TBS sebesar
4.552.628 ton, maka masih dibutuhkan 4 PKS dengan kapasitas 45 ton/jam.

Dengan keadaan seperti ini, maka terbukanya peluang investasi untuk


membangun dan menginvestasikan modal ke perkebunan sawit. Tidak hanya

sektor perkebunan kelapa sawit dan karet namun juga industri


pengolahannya. Pengembangan produksi melalui industri pengolahan ini
dimaksudkan untuk mendorong berkembangnya usaha perkebunan yang
mampu menghasilkan hasil produksi berdaya saing dan nilai tambah bagi

peningkatan pendapatan maupun kesejahtaraan para petani juga produsen


sehingga dapat mendukung pertumbuhan pendapatan daerah tersebut.

Berdasarkan Outlook komoditi kelapa sawit oleh Pusat Data Dan Sistem
Informasi Pertanian tercatat bahwa permintaan minyak sawit/crude palm oil

(CPO) Indonesia selama periode 2014-2019 diperkirakan meningkat dengan


rata-rata pertumbuhan sebesar 4,59 % per tahun. Pada tahun 2014 Konsumsi

minyak sawit nasional diprediksi sebesar 3,40 juta ton, dan pada tahun 2019
minyak sawit nasional mencapai 4,26 juta ton. Peluang pasar seperti ini akan

berdampak baik bagi setor perkebunan sawit kedepanya. Riau merupakan


wilayah produksi minyak sawit terbesar dengan hasil produksi sebesar
6,421,228 ton pada tahun 2013 yang memiliki share sebesar 26,31% Kampar

menduduki posisi pertama besarnya produksi sawit 1.090, 681 dengan share
provinsi sebesar 16,99%. Pada tahun 2012 harga kelapa sawit di tingkat

produsen indonesia mencapai 1,250,410 dengan pertumbuhan 17,34% dari


tahun sebelumnya. Pembangunan Industri Hilir juga diharapkan dapat di

optimalkan dan industri turunannya dari CPO.


Untuk potensi karet, Peluang Investasi yaitu Industri Pengolahan

turunan Karet Sortasi, Crumb Rubber, Karet Busa, Bahan setengah jadi, Ban
Mobil dan lain-lain. Lokasi ini berada di Kecamatan Siak Hulu, Kecamatan

Tambang dan Kecamatan Kampar Kiri. Kapasitas produksi karet mencapai


131.724 ton/tahun. Type Investasi untuk karet yaitu PMDN dan PMA. Industri

pengolahan karet sebanyak 4 unit, bila dibandingkan dengan produksi karet


sebesar 44.042 ton maka masih dibutuhkan minimal 1 pengolahan karet.

3. Perikanan
Sumberdaya perikanan juga menjadi sektor yang prospektif di

kabupaten Kampar. Adanya peningkatan hasil yang cukup baik dari tahun ke
tahun membuktikan bahwa sektor perikanan juga menjadi peluang investasi
yang sangat menjanjikan. Investasi dapat dilakukan dengan budidaya kolam
dan budidaya karamba/ jaring, Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan,

Perbenihan dan Pakan Ikan, Usaha Ikan Asap dan Industri Pembuatan Felet.
 Budidaya Kolam dan Budidaya Karamba/jaring

Peluang investasi perikanan dapat dilakukan di bidang


pengembangan budidaya, baik itu budidaya tambak maupun kolam.

Untuk produksi ikan budidaya di Riau, 70% dihasilkan Kabupaten


Kampar. Potensi daerah ini didominasi dengan 100% usaha perikanan

darat dengan jumlah potensi yang tersedia seluas 6.521,30 Ha. Menurut
data dari Dinas Perikanan Kabupaten Kampar tahun 2015, pemanfaatan

sektor perikanan mencapai 902,48 Ha., terbagi atas Budidaya Kolam


sebesar 863,48 Ha. dan Budidaya Karamba/jaring apung sebesar 39,00
Ha. Besarnya potensi area untuk perikanan ini membuka peluang

investasi. Peluang investasi untuk budidaya kolam sebesar 5.274,82 Ha.


dan budidaya karamba/jaring sebesar 371,00 Ha, sehingga total

peluang investasi sektor perikanan sebesar 5.645,82 Ha.


 Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan

Di bidang pengolahan hasil perikanan terdapat peluang untuk


berinvestasi melalui diversifikasi produk olahan. Melalui diversifikasi

produk olahan tersebut akan meningkatkan ragam produk olahan


sehingga akan dapat menarik para pembeli. Jumlah penduduk di

Kabupaten Kampar terus meningkat pada setiap tahunnya, peningkatan


ini juga berdampak pada tingkat kebutuhan ikan untuk di konsumsi

maupun hal lainnya. Tahun 2014 jumlah penduduk kabupaten Kampar


meningkat dari tahun sebelumnya yaitu 753.376 jiwa menjadi 952.044

jiwa dengan tingkat kebutuhan ikan meningkat dari 27,001 Ton menjadi
35,778 Ton dan produksi juga meningkat dari 50,306 Ton mencapai

52,015 Ton. Peluang Investasi Industri Pengolahan dan pemasaran


mencapai 16,237 Ton pada tahun 2014. Hal ini menjadi acuan untuk
perkiraan tahun 2015 dan 2016. Tahun 2016 diperkirakan pertumbuhan
penduduk mencapai 1.009.831 jiwa dengan tingkat kebutuhan ikan

mencapai 39,535 Ton dengan produksi yang diperoleh mencapai 55,183


Ton, sehingga peluang investasi bidang pengolahan dan pemasaran

hasil perikanan diperkirakan sebesar 15,648 Ton.


 Perbenihan dan Pakan Ikan

Setiap tahun untuk produksi ikan terus meningkat. Pada tahun


2014, produksi ikan patin mencapai 52,015 ton, kebutuhan jumlah

benih sebanyak 124.836.138 ekor, kebutuhan pakan sebesar 88,426


pakan, dengan produksi benih 200.704.940 ekor, Pakan sebanyak

24.185,12 pakan. Hal ini membuka peluang investasi benih sebesar


75.870.852 ekor dan pakan sebanyak 62.039. Diperkirakan pada tahun
2016 jumlah produksi ikan mencapai 55,183 ton, kebutuhan benih

sebanyak 132.438.658 ekor, kebutuhan pakan sebesar 93,811 pakan,


dengan produksi benih sebanyak 212.930.045 ekor, produksi pakan

sebesar 29.608,20 pakan, maka peluang investasi benih diperkirakan


mencapai 80.491.387 Ekor dan Pakan mencapai 68.203 ton.

 Usaha Ikan Asap dan Industri Pembuatan Felet

Peluang Investasi di Bidang Usaha Ikan Asap dan Industri

Pembuatan Felet Ikan Patin dapat dilakukan dengan ketersediaan bahan


baku sebesar 27.888.000 Ton/Tahun di Kabupaten Kampar. Kecamatan

Kampar menjadi lokasi utama dengan produksi ikan patin terbanyak


yang mencapai 8.904.000 ton atau 31,93%, diikuti dengan Kecamatan

XIII Koto Kampar sebanyak 4.536.000 ton atau 16,26%, Kecamatan Kuok
sebanyak 3.024.000 ton atau 10,84%, kecamatan Salo sebanyak

2.520.000 ton, Kecamatan Kampar Timur sebanyak 2.016.000 ton dan


didukung dari beberapa kecamatan lainnya.

Sektor perikanan ini dapat diandalkan sebagai peluang investasi di


Kabupaten Kampar. Ketersediaan sumberdaya dan peluang pasar dapat
menarik investor agar dapat menanamkan modalnya di sektor perikanan
terutama untuk usaha budidaya dan pembenihan benih skala intensif dan

padat modal yang menggunakan teknologi modern. Selain itu peluang


investasi di Sektor Perikanan ini masih terbuka bagi investor dalam yang

lainnya.
4. Pemanfaatan Hutan

Salah satu program yang sedang difokuskan kementerian kehutanan


Republik Indonesia adalah Forest Investment Program (FIP) yang merupakan

salah satu dari tiga program dibawah Strategic Climate Fund (SCF), sebuah


trust fund multi-donor yang didirikan tahun 2009 sebagai salah satu dari dua

cabang Climate Investment Funds (CIF) yang dapat memberikan dukungan


pendanaan cepat bagi mendukung program-program perubahan iklim. FIP
mendukung upaya negara-negara berkembang dalam mengatasi deforestasi

dan degradasi hutan. FIP juga mendanai investasi sektor publik dan swasta
yang bertujuan mengurangi emisi dari deforestasi dan degradasi hutan,

memperbaiki manajemen kehutanan berkelanjutan, meningkatkan cadangan


karbon, serta mendukung pelestarian keanekaragaman hayati, pengentasan

kemiskinan dan meningkatkan taraf hidup masyarakat disekitar hutan.


Kabupaten Kampar memiliki total luas hutan mencapai 473.143,17 Ha

atau 43,08% dari luas Wilayah Kabupaten Kampar seluas ± 1.098.339 Ha


dengan Persentase luas kawasan Hutan Produksi Terbatas mendominasi

secara keseluruhan luas hutan yang ada di Kabupaten Kampar, yaitu sebesar
63,98% atau 303.351,42 Ha, Hutan konservasi 130.136,29 Ha, Hutan Produksi

36.749,42, dan Hutan Lindung 29.906,04 Ha. Kondisi ini memberikan indikasi
bahwa masih luas kawasan hutan yang bisa dimanfaatkan untuk

meningkatkan kemakmuran masyarakat tempatan. Untuk melindungi


kelestarian lingkungan, keberadaan Hutan Konservasi mutlak di perlukan.

Luas kawasan Hutan Konservasi di Kabupaten Kampar adalah 21,75 % dari


total keseluruhan hutan yang ada di Kabupaten Kampar. hutan produksi tetap
sebesar 7,75 % dan Hutan lindung sebesar 6.31 %. Meskipun luas hutan di
Kabupaten Kampar masih tergolong cukup luas, namun dari tahun ketahun

selalu mengalami penurunan. Hal ini disebabkan beberapa hutan di ubah


fungsi oleh manusia untuk kepentingan lain, seperti untuk perkebunan dan

aktivitas lainnya. Disamping itu, ancaman terhadap keberadaan hutan di


Kabupaten Kampar adalah masih banyaknya lahan kritis pada masing-masing

hutan. Lahan kritis merupakan lahan dalam kondisi semak belukar dan
terbuka, dimana luasnya mencapai 35.649,55 Ha. Faktor lain yang

menyebabkan lahan kritis terus mengalami peningkatan luas di Kabupaten


Kampar dari tahun ketahun adalah masalah kebakaran hutan.
Sumber penghidupan yang bisa di manfaatkan oleh masyarakat dalam
memenuhi kebutuhan hidup mereka sehari-hari yang berasal dari hutan.

Mulai dari rotan, danan, kayu yang merupakan salah satu bahan pembuatan
rumah. Salah satu hasil hutan yang mempunyai nilai jual tnggi di Kabupaten

Kampar sekarang ini adalah kayu. Seiring dengan semakin pesatnya


pembangunan perumahan dewasa ini, permintaan akan kayupun mengalami

peningkatan. Pemanfaatan hasil hutan kayu adalah segala bentuk usaha yang
memanfaatkan dan mengusahakan hasil hutan kayu dengan tidak merusak

lingkungan dan tidak mengurangi fungsi pokok hutan. Kegiatan ini hanya
dapat dilaksanakan pada areal hutan yang memiliki potensi untuk dilakukan

kegiatan pemanfaatan hasil hutan kayu dan dapat dilaksanakan setelah di


peroleh izin. Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (IUPHHK) pada Hutan

Alam adalah izin untuk memanfaatkan hutan produksi yang kegiatannya


terdiri dari pemanenan atau penebangan, penanaman, pemeliharaan,

pengamanan, pengolahan dan pemasaran hasil hutan kayu.


5. Industri

Program pembangunan industri di Kabupaten Kampar meliputi program


pokok dan program penunjang yang meliputi pengembangan industri rumah
tangga, kecil dan menengah. Program peningkatan kemampuan teknologi
industri dan penataan stuktur industri. Sedangkan program penunjang

antaralain: pengendalian pencemaran lingkungan, informasi industri,


pelatihan dan penyuluhan serta program penelitian dan pengembangan.

Berdasarkan data tahun 2011 sektor industri kecil memiliki nilai produksi
sebesar Rp. 9.983.400,- dan naik sebesar Rp. 62.222.200,- atau senilai 83,96 %

dan kembali turun menjadi Rp. 15.347.000 tahun 2013 atau senilai 34,27%,
untuk industri kayu sejumlah 8 unit, konveksi/taylor 5 unit, industri makanan

dan minuman sebanyak 20 unit dan industri lainnya sebanyak 12 unit.


Sedangkan sektor industri rumah tangga pada tahun 2013 dengan jumlah

unit usaha sebanyak 427 unit diikuti oleh jumlah tenaga sebanyak 968 orang.
Untuk mengembangkan dunia industri di Kabupaten Kampar,
Pemerintah Kabupaten Kampar terus berupaya dan berinovasi untuk menarik

investor. Pelayanan perijinan juga semakin di tingkatkan. Pemerintah


berupaya bagaimana pelayanan perijinan diberikan dalam waktu singkat.

Surat izin usaha perdagangan memakan waktu 3 hari, tanda daftar


perusahaan 3 hari, tanda daftar industri 3 hari, ijin gangguan 7 hari. Selama

tahun 2015, total investasi pemerintah daerah sebanyak Rp.


183.542.901.200,00 jumlah ini sama dengan investasi tahun 2014. Namun

angka ini meningkat apabila dibandingkan dengan tahun 2013 yakni sebesar
Rp.179.567.901.200,00.

7. Kemitraan Usaha Peternakan


Melihat perhitungan tingkat konsumsi daging dan telur adalah atas

dasar jumlah yang tersedia dikonsumsi per jumlah penduduk Kabupaten


Kampar. Hasil perhitungan tersebut menunjukan bahwa terjadi peningkatan

konsumsi daging 8,46% dari 5,32 kg/kapita/tahun pada tahun 2009 menjadi
5,77 kg/kapita/tahun pada tahun 2010 dan untuk konsumsi telur meningkat

4,06% dari 3,45 kg/kapita/tahun tahun 2009 menjadi 3,59 kg/kapita/tahun


untuk tahun 2010. Peningkatan permintaan untuk konsumsi ini di pengaruhi
beberapa faktor salahsatunya meningkatnya penduduk dari tahun ketahun
juga berpengaruh pada sektor peternakan. Hasil peternakan seperti susu,

telor ,daging sapi dan ayam yang tergolong sembilan bahan pokok menjadi
peluang investasi untuk kepentingan jangka panjang. Salah satunya

peternakan sapi yang merupakan investasi sangat baik dikarenakan


permintaan komoditas sapi sangat dibutuhkan dimanapun seperti di pasar,

sebagai makanan di restoran atau di tempat makanan lainnya,qurban, dan


dapat melakukan ternak kembali sapi tersebut. Dengan menggunakan

metode kemitraan, seorang investor yang tidak memiliki keahlian dalam


mengelola peternakan juga tetap dapat berinvestasi dalam instrumen

investasi ini.Bayangkan saja, dengan penduduk Indonesia yang begitu besar,


pemerintah masih melakukan impor daging untuk mencukupi permintaan
domestik, hal ini juga turut mendukung pentingnya investasi di bidang

peternakan yang akan dapat dipasar luaslkan bukan hanya dalam daerah
namun juga kedaerah daerah lainnya.

Anda mungkin juga menyukai