Anda di halaman 1dari 10

1.1.

LATAR BELAKANG

Dalam perekonomian Indonesia, sektor pertanian tradisional dikenal sebagai sektor


penting karena berperan sebagai sumber utama pangan, dan pertumbuhan ekonomi. Peranan
sektor ini di Indonesia masih dapat ditingkatkan lagi apabila dikelola dengan baik, mengingat
semakin langkanya atau menurunnya mutu sumberdaya alam, seperti hasil tambang, minyak
bumi/petrokimia, dan air serta lingkungan secara global, sementara di Indonesia sumber-
sumber ini belum tergarap secara optimal. Ke masa depan sektor pertanian akan terus menjadi
sektor penting dalam upaya pengentasan kemiskinan, penciptaan kesempatan kerja,
peningkatan pendapatan nasional, dan penerimaan ekspor serta berperan sebagai produsen
bahan baku untuk penciptaan nilai tambah di sektor industri dan jasa. Pada sektor pertanian,
subsektor perkebunan diharapkan tetap memainkan peran penting melalui kontribusinya dalam
PDB, penerimaan ekspor, penyediaan lapangan kerja, pengurangan kemiskinan, dan
pembangunan wilayah.

Kelapa sawit merupakan salah satu tanaman perkebunan yang mempunyai peran
penting bagi subsektor perkebunan. Pengembangan produk kelapa sawit diperoleh dari produk
utama, yaitu minyak kelapa sawit dan minyak inti sawit, serta produk sampingan yang berasal
dari limbah. Beberapa produk yang dihasilkan dari pengembangan minyak sawit diantaranya
adalah minyak goreng, produk-produk oleokimia, seperti fatty acid, fatty alkohol, glycerine,
metalic soap, stearic acid, methyl ester, dan stearin. Perkembangan industri oleokimia dasar
merangsang pertumbuhan industri barang konsumen seperti deterjen, sabun, dan kosmetika.
Sedangkan produk-produk yang dihasilkan dari pemanfaatan limbah diantaranya adalah pupuk
organik, kompos, dan kalium serta serat yang berasal dari tandan kosong kelapa sawit, arang
aktif dari tempurung buah, pulp kertas yang berasal dari batang dan tandan sawit, perabot dan
papan partikel dari batang, dan pakan ternak dari batang dan pelepah, serta pupuk organik dari
limbah cair dari proses produksi minyak sawit.

Selain itu, tanaman kelapa sawit juga menjadi sumber pangan dan gizi utama dalam
menu penduduk negeri, sehingga kelangkaannya di pasar domestik berpengaruh sangat nyata
dalam perkembangan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Pengembangan tanaman dan
agribisnis kelapa sawit akan dapat memberikan sebesar-besarnya manfaat tersebut, apabila
para pelaku agribisnis kelapa sawit dan pengembangan serta sarana dan prasarana ekonomi
lainnya oleh berbagai instansi terkait memberikan dukungan dan peran aktifnya.

PT. Putra Bangka Mandiri merupakan perusahaan Penanaman Modal Dalam Negeri
(PMDN) yang bergerak dalam kegiatan usaha perkebunan dan pengolahan minyak sawit. Areal
kegiatan pembangunan kebun kelapa sawit PT. Putra Bangka Mandiri terdiri dari dua hamparan
wilayah yang terpisah dan secara administrasi kepemerintahan termasuk dalam dua wilayah
kabupaten yaitu: Kabupaten Bangka dan Kabupaten Bangka Selatan.
Pendahuluan

Kegiatan pembangunan kebun kelapa sawit oleh PT. Putra Bangka Mandiri di Kabupaten
Bangka dimulai pada akhir tahun 2006 yaitu sejak dikeluarkannya Surat Keputusan (yang
pertama) Bupati Bangka nomor 188.45/456/II/2006 tanggal 12 Oktober 2006 tentang Pemberian
Izin Lokasi untuk Keperluan Perkebunan Kelapa Sawit. Penerbitan Surat Keputusan Bupati
Bangka untuk izin lokasi ini dilakukan secara bertahap dan sampai saat ini terdapat 9 (sembilan)
Surat Keputusan izin lokasi yang letaknya tersebar di beberapa desa di Kecamatan Mendo Barat
dengan total luas 4.389,17 ha. Sedangkan di Kabupaten Bangka Selatan kegiatan pembangunan
kebun kelapa sawit dimulai setelah dikeluarkannya Surat Keputusan Bupati Bangka Selatan
nomor 188.45/170/DPK/2006 tanggal 19 Desember 2006 tentang Izin Lokasi Perkebunan Kelapa
Sawit a.n. PT. Putra Bangka Mandiri dengan lokasi di Kecamatan Toboali seluas 10.000 ha.
Sehingga sesuai izin lokasi penggunaan lahan, areal yang dicadangkan untuk kegiatan
perkebunan PT. Putra Bangka Mandiri di kedua kabupaten tersebut adalah seluas 14.389,17
ha.

Keberadaan perusahaan perkebunan PT. Putra Bangka Mandiri akan turut meningkatkan
pendapatan daerah melalui pajak Bumi dan Bangunan dan pajak penghasilan lainnya serta
mendorong investasi di daerah dan meningkatkan pendapatan masyarakat setempat khususnya
dan sumbangan bagi devisa Negara umumnya.

Hasil perkebunan kelapa sawit berupa tandan buah segar (TBS) kemudian akan diolah
menjadi minyak sawit (CPO, crude palm oil). Pengolahan TBS menjadi minyak sawit oleh PT.
Putra Bangka Mandiri dilakukan dengan membangun dua unit pabrik pengolahan minyak sawit
mentah (Crude Palm Oil) yang rencananya mempunyai kapasitas terpasang 45 ton TBS/jam
setiap unitnya..

Berdasarkan luasan areal pencadangan untuk perkebunan sebagaimana tersebut di atas,


sesuai dengan Kep-MENLH Nomor 17 Tahun 2001 tentang Jenis Usaha dan/atau Kegiatan yang
Wajib Dilengkapi Dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, maka PT. Putra Bangka Mandiri
wajib melaksanakan studi AMDAL.

Disamping itu dilihat dari rangkaian kegiatan yang akan dilaksanakan sangat disadari
bahwa kegiatan perkebunan dan pengolahan minyak sawit oleh PT. Putra Bangka Mandiri akan
menimbulkan dampak terhadap lingkungan baik yang bersifat positif maupun negatif. Dampak
terhadap lingkungan seperti dampak ekologis, ekonomis, dan sosial-budaya masyarakat dapat
terjadi dalam tahapan kegiatan pembangunan kebun dan pabrik pengolahan kelapa sawit PT.
Putra Bangka Mandiri sejak dari tahap pra-konstruksi, tahap konstruksi sampai tahap
operasional.

Dalam rangka melaksanakan pembangunan yang berwawasan lingkungan dan kesadaran


bahwa masalah lingkungan adalah tanggung jawab terhadap kepentingan generasi yang akan
datang, seperti yang diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor: 23 Tahun 1997, tentang
Pengelolaan Lingkungan Hidup bahwa setiap usaha dan/atau kegiatan yang menimbulkan
dampak besar dan penting terhadap lingkungan wajib dilengkapi dengan Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan (AMDAL), maka PT. Putra Bangka Mandiri melaksanakan suatu analisis
mengenai dampak lingkungan (AMDAL) sebagai kajian adanya dampak besar dan penting yang
dapat ditimbulkan terhadap lingkungan akibat dari kegiatan perkebunan dan pengolahan kelapa
sawit. Sebagai langkah awal pelaksanaan analisis mengenai dampak lingkungan tersebut maka
dilakukan penyusunan Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan (KA-ANDAL).

PT. Putra Bangka Mandiri ANDAL I-2


Pendahuluan

1.2 Tujuan dan Manfaat Pembangunan Kebun dan Pabrik Pengolahan


Kelapa Sawit PT. Putra Bangka Mandiri

Maksud dari kegiatan Pembukaan lahan perkebunan dan pembangunan Pabrik


pengolahan minyak sawit mentah oleh PT. Putra Bangka Mandiri adalah sebagai berikut:
1. Menjadikan komoditas minyak sawit Indonesia sebagai komoditas andalan penghasil
devisa utama di antara komuditas lainnya diluar minyak bumi dan gas bumi, serta
sebagai sumber penghasilan negara melalui pajak dan lain-lain.
2. Meningkatkan pengembangan wilayah dan perekonomian daerah melalui pemerataan
kegiatan pembangunan, terutama pada wilayah bukaan baru dan sekaligus berfungsi
sebagai penggerak pembangunan khususnya di Kabupaten pemekaran yang baru berdiri.
3. Pengelolaan sumberdaya alam secara berwawasan lingkungan dengan peningkatan
keikutsertaan masyarakat.
4. Membuka peluang kerja dan peluang berusaha bagi masyarakat yang pada akhirnya akan
meningkatkan taraf hidup masyarakat.
5. Memberikan kontribusi terhadap pendapatan daerah (PAD).

Pembukaan lahan perkebunan dan pembangunan pabrik pengolahan minyak sawit


mentah (Crude Palm Oil) mempunyai tujuan antara lain:
1.) Memanfaatkan lahan yang tidak produktif/tidur menjadi lahan produktif berupa
perkebunan kelapa sawit.
2.) Mengembangkan teknologi pengolahan minyak sawit mentah (CPO) sebagai teknologi
yang ramah lingkungan.
3.) Memanfaatkan potensi sumberdaya lahan menjadi potensi sumberdaya alam
yang dapat mendukung pengembangan industri di daerah, khususnya industri
CPO.
4.) Membuka kesempatan kerja dan peluang usaha bagi masyarakat.
Kegiatan pembukaan lahan perkebunan dan pembangunan pabrik pengolahan minyak
sawit mentah (CPO) mempunyai beberapa kegunaan dan manfaat baik dari segi kepentingan
usaha PT. Putra Bangka Mandiri, pemerintah daerah maupun dari segi kepentingan masyarakat.

a. Pemrakarsa
1.) Memperoleh nilai ekonomis dari kegiatan perkebunan untuk kebutuhan bahan baku
pabrik Crude Palm Oil (CPO) berupa Tandan Buah Segar (TBS).
2.) Mengembangkan teknologi pengolahan minyak sawit sebagai teknologi yang ramah
lingkungan.

b. Pemerintah Daerah
1.) Memanfaatkan sumberdaya lahan menjadi potensi sumberdaya alam yang dapat
mendukung pengembangan industri di daerah.
2.) Memberikan kesempatan kepada dunia usaha untuk mengembangkan usahanya tanpa
mengabaikan masalah lingkungan.
3.) Mengarahkan kebijaksanaan pembangunan daerah dalam rangka pengelolaan
lingkungan.

PT. Putra Bangka Mandiri ANDAL I-3


Pendahuluan

c. Masyarakat
1.) Membuka kesempatan kerja bagi masyarakat sesuai dengan keahlian dan
keterampilannya.
2.) Membuka peluang usaha dalam perekonomian masyarakat terutama bagi yang
berdekatan dengan lokasi rencana kegiatan/usaha.

1.3 Peraturan

Peraturan perundang-undangan yang terkait dengan rencana kegiatan pembangunan


kebun dan pabrik pengolahan kelapa sawit PT. Putra Bangka Mandiri sebagai landasan hukum
penyusunan dokumen ANDAL dalam pelaksanaan studi ANDAL adalah:

1.3.1 Undang-Undang

1.) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor: 5 Tahun 1960, tentang Peraturan


Dasar Pokok-pokok Agraria.
2.) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor: 1 Tahun 1970, tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
3.) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor: 7 Tahun 1981, tentang Wajib
Lapor Ketenagakerjaan di Perusahaan.
4.) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor: 5 Tahun 1984, tentang
Perindustrian.
5.) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor: 5 Tahun 1990, tentang Konservasi
Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya.
6.) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor: 3 Tahun 1992, tentang Jaminan
Sosial Tenaga Kerja.
7.) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor: 12 Tahun 1992, tentang Sistem
Budidaya Tanaman.
8.) Undang-Undang No. 14 Tahun 1992 tentang Lalulintas dan Angkutan Jalan
9.) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor: 23 Tahun 1992, tentang Kesehatan
10.) Undang-Undang No. 5 Tahun 1994 tentang Pengesahan Konvensi PBB
mengenai Keanekaragaman Hayati
11.) Undang-Undang No. 6 Tahun 1994 tentang Pengesahan Konvensi Kerangka
Kerja PBB mengenai Perubahan Iklim
12.) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor: 23 Tahun 1997, tentang
Pengelolaan Lingkungan Hidup.
13.) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor: 41 Tahun 1999, tentang
Kehutanan.
14.) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor: 27 Tahun 2000, tentang
Pembentukan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
15.) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor: 34 Tahun 2000, tentang Pajak dan
Retribusi

PT. Putra Bangka Mandiri ANDAL I-4


Pendahuluan

16.) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor: 5 Tahun 2003, tentang


Pembentukan Kabupaten Bangka Selatan, Kabupaten Bangka Tengah, Kabupaten Bangka
Barat dan Kabupaten Belitung Timur Di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
17.) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor: 13 Tahun 2003, tentang
Ketenagakerjaan.
18.) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor: 20 Tahun 2003, tentang
Ketenagakerjaan dan Dampak Reproduksi Perempuan.
19.) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor: 7 Tahun 2004, tentang Sumber
Daya Air.
20.) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor Nomor: 18 Tahun 2004 Tentang
Perkebunan.
21.) Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah
22.) Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara
Pemerintah Pusat dan Daerah
23.) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor: 26 Tahun 2007 tentang Penataan
Ruang

1.3.2 Peraturan Pemerintah (PP)

1.) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor: 7 Tahun 1973


tentang Pengawasan atas Peredaran, Penyimpanan dan Penggunaan Pestisida.
2.) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor: 28 Tahun
1985 tentang Perlindungan Hutan.
3.) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor: 17 Tahun
1986 tentang Kewenangan, Pengaturan, Pembinaan dan Pengembangan Industri.
4.) Peraturan Pemerintah No. 35 Tahun 1991 tentang Sungai
5.) Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1993 tentang Angkutan
Jalan
6.) Peraturan Pemerintah No. 43 Tahun 1993 tentang Prasarana
dan Lalu Lintas Jalan
7.) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor: 06 Tahun
1995, tentang Perlindungan Tanaman.
8.) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor: 12 Tahun
1995 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun
1994, tentang Pengolahan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun.
9.) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor: 44 Tahun
1995 tentang Perbenihan.
10.) Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 1999 jo Peraturan
Pemerintah No. 85 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan
Beracun (B3)
11.) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor: 27 Tahun
1999, tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup.

PT. Putra Bangka Mandiri ANDAL I-5


Pendahuluan

12.) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor: 41 Tahun


1999, tentang Pengendalian Pencemaran Udara.
13.) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor: 14 Tahun
2000, tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak.
14.) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor: 25 Tahun
2000, tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Provinsi sebagai Daerah
Otonom.
15.) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 85 Tahun 2000
tentang Pengendalian Kerusakan Tanah untuk Produksi Biomassa
16.) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor: 04 Tahun
2001 tentang Pengendalian Kerusakan dan/atau Pencemaran Lingkungan Hidup yang
Berkaitan dengan Kebakaran Hutan dan/atau Lahan.
17.) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2001
tentang Bahan Berbahaya dan Beracun
18.) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor: 82 Tahun
2001, tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.
19.) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor: 49 Tahun
2002, tentang Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada
Departemen Pertanian.
20.) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor: 16 Tahun
2004 tentang Penatagunaan Lahan.
21.) Peraturan Pemerintah Nomor : 26 Tahun 2007 tentang Pedoman
Perizinan Usaha Perkebunan
22.) Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Nasional

1.3.3. Instruksi Presiden

1.) Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor: 4 Tahun 1980 tentang Wajib Lapor
Lowongan Pekerjaan
2.) Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor: 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan
Kawasan Lindung
3.) Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor: 22 Tahun 1990, tentang Pengendalian
Dampak Lingkungan.
4.) Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor: 22 Tahun 1998, tentang Penghapusan
Kewajiban Memiliki Rekomendasi Teknis dalam Permohonan Persetujuan Penanaman
Modal
1.3.4. Keputusan Menteri

1.) Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor: 03/Men/1986, tentang


Syarat Keselamatan dan Kesehatan di Tempat Kerja yang mengelola Pestisida.
2.) Peraturan Menteri Kesehatan No. 718 Tahun 1987 tentang
Kebisingan yang Berhubungan dengan Kesehatan

PT. Putra Bangka Mandiri ANDAL I-6


Pendahuluan

3.) Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor:


416/Menkes/IX/1990 tentang Syarat-Syarat dan Pengawasan Kualitas Air
4.) Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 63 Tahun 1993 tentang
Batas Badan Sungai, Peruntukan Sungai, Daerah Pengawasan Sungai dan Bekas Sungai.
5.) Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 056 Tahun
1994 tentang Pedoman Mengenai Ukuran Dampak Penting
6.) Surat Keputusan Menteri Perindustrian No. 250/M/SK/10/1994
tentang Pedoman Penyusunan Pengendalian Dampak terhadap Lingkungan Hidup pada
Sektor Industri.
7.) Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 13 Tahun 1995
tentang Baku Mutu Emisi Sumber tidak Bergerak.
8.) Surat Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik
Indonesia Nomor: KEP-48/MENLH/10/1996 tentang Baku Tingkat Kebisingan.
9.) Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 49 Tahun 1996
tentang Baku Mutu Tingkat Getaran.
10.) Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 50 Tahun 1996
tentang Baku Tingkat Kebauan.
11.) Surat Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor: Kep-
299/11/1996 tentang Pedoman Teknis Kajian Aspek Sosial dalam Penyusunan AMDAL.
12.) Surat Keputusan Menperindag No. 38/MPP/Kep/3/1996 tentang
Pengadaan dan Penyaluran Pupuk untuk Sektor Pertanian.
13.) Surat Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 45
Tahun1997 tentang Indeks Standar Pencemar Udara.
14.) Keputusan Menteri Pertanian Nomor: 940/Kpts/OT.210/10/1997
tentang Pedoman Kemitraan Usaha Pertanian
15.) Peraturan Menteri Agraria dan Kepala Badan Pertanahan
Nomor: 2 Tahun 1999 tentang Ijin Lokasi.
16.) Surat Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor: 30
Tahun 2001, tentang Pedoman Pelaksanaan Audit Lingkungan Hidup yang Diwajibkan.
17.) Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor:
434.1/Kpts/TP.270/7/2001, tentang Syarat dan Tata Cara Pendaftaran Pestisida.
18.) Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor:
1350/Menkes/SK/XII/2001, tentang Pengelolaan Pestisida.
19.) Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor:
907/Menkes/VII/2002 tentang Syarat-Syarat Pengawasan Kualitas Air.
20.) Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor:
571/Kpts/TP.270/9/2002, tentang Pengawasan Pestisida.
21.) Surat Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor: 28
Tahun 2003, tentang Pedoman Teknis Pengkajian Pemanfaatan Air Limbah dari Industri
Minyak Sawit pada Tanah di Perkebunan Kelapa Sawit.

PT. Putra Bangka Mandiri ANDAL I-7


Pendahuluan

22.) Surat Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor: 29


Tahun 2003, tentang Pedoman Syarat dan Tata Cara Perizinan Pemanfaatan Air Limbah
Minyak Sawit pada Tanah di Perkebunan Kelapa Sawit.
23.) Surat Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor: 37
Tahun 2003, tentang Metode Analisa Kualitas Air Permukaan dan Pengambilan Contoh
Air Permukaan.
24.) Surat Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor: 110
Tahun 2003, tentang Pedoman Penetapan Daya Tampung Beban Pencemaran Air pada
Sumber Air.
25.) Surat Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor: 111
Tahun 2003, tentang Pedoman Mengenai Syarat dan Tata Cara Perizinan serta Pedoman
Kajian Pembuangan Air Limbah ke Air atau Sumber Air.
26.) Surat Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor: 19
Tahun 2004, tentang Pedoman Pengelolaan Pengaduan Kasus Pencemaran Dan Atau
Perusakan Lingkungan Hidup.
27.) Surat Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor: 122
Tahun 2004, tentang Perubahan Atas Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup
Nomor: Kep-51/MNLH/10/1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Industri.
28.) Surat Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor: 45
Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan Laporan Pelaksanaan Rencana Pengelolaan
Lingkungan Hidup (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL)
29.) Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor: 08 Tahun
2006, tentang Pedoman Umum Penyusunan AMDAL.
30.) Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor: 11 Tahun
2006, tentang Jenis Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib Dilengkapi dengan Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan.
31.) Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 33/Permentan/Ot.
140/7/2006, tentang Pengembangan Perkebunan Melalui Program Revitalisasi
Perkebunan.
32.) Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor: 07 Tahun
2007 tentang Baku Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak Bagi Ketel Uap.

1.3.5. Keputusan Kepala Bapedal dan Dirjen

1.) Surat Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan (BAPEDAL) Nomor:
Kep-68/BAPEDAL/05/1994, tentang Tata Cara Memperoleh Izin Penyimpanan,
Pengumpulan, Pengoperasian Alat Pengolahan, Pengolahan, dan Penimbunan Akhir
Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun.
2.) Surat Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan (BAPEDAL) Nomor:
Kep. 056 Tahun 1994, tentang Pedoman Mengenai Ukuran Dampak Penting.
3.) Surat Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan (BAPEDAL) Nomor:
02/BAPEDAL/09/1995 tentang Dokumen Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (Limbah
B3).

PT. Putra Bangka Mandiri ANDAL I-8


Pendahuluan

4.) Surat Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan (BAPEDAL) Nomor:
03/BAPEDAL/09/1995 tentang Persyaratan Teknis Pengelolaan Limbah B3.
5.) Surat Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan (BAPEDAL) Nomor:
04/BAPEDAL/09/1995 tentang Tata Cara dan Persyaratan Penimbunan Hasil Pengolahan,
Persyaratan Lokasi Bekas Pengolahan dan Lokasi Bekas Penimbunan Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun.
6.) Surat Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan (BAPEDAL) Nomor Kep-
205/Bapedal/07/1996 tentang Pedoman Teknis Pengendalian Pencemaran Udara
Sumber Tidak Bergerak
7.) Surat Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Nomor: Kep
299/11/Tahun1996, tentang Pedoman Teknis Kajian Aspek Sosial dalam Penyusunan
AMDAL
8.) Surat Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Nomor: Kep-105
Tahun 1997, tentang Panduan Pemantauan Pelaksanaan Rencana Pengelolaan
Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL).
9.) Surat Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Nomor: Kep
124/12/1997, tentang Panduan Kajian Aspek Kesehatan Masyarakat dalam Penyusunan
AMDAL
10.) Surat Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Nomor: 08 Tahun
2000, tentang Keterlibatan Masyarakat dan Keterbukaan Informasi dalam Proses Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan.
11.) Surat Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Nomor: 113 Tahun
2000, tentang Pedoman Umum dan Pedoman Teknis Laboratorium Lingkungan.

1.3.6 Peraturan Daerah

1). Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor: 28 Tahun 2002 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

2). Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor: 3 Tahun 2003 tentang
Kawasan Lindung Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

3). Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor: 04 Tahun 2003 tentang
Baku Mutu Air dalam Wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

4). Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor: 05 Tahun 2003 tentang
Pengendalian Pencemaran Air dalam Wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

1.3.7. Kebijaksanaan Pelaksanaan Pengelolaan Lingkungan

Penekanan tentang pentingnya pembangunan berwawasan lingkungan tercantum dalam


Undang-Undang Republik Indonesia No. 23 Tahun 1997 mengenai Pengelolaan Lingkungan Hidup
dan peraturan pelaksanaannya dituangkan di dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
No. 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Pemerintah Republik
Indonesia telah menggariskan melalui peraturan perundang-undangan negara bahwa setiap
kegiatan pada dasarnya akan menimbulkan dampak terhadap lingkungan hidup yang perlu
dianalisis sejak awal perencanaannya, sehingga langkah pengendalian dampak negatif dan

PT. Putra Bangka Mandiri ANDAL I-9


Pendahuluan

pengembangan dampak positif dapat dipersiapkan sedini mungkin. Ketentuan dalam GBHN
tersebut dijabarkan kembali dalam Undang-Undang Nomor: 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup, dapat diuraikan sebagai berikut:

1.) Pasal 1 menyatakan, pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup


adalah upaya sadar dan terencana, yang memadukan lingkungan hidup, termasuk
sumberdaya ke dalam proses pembangunan untuk menjamin kemampuan,
kesejahteraan dan mutu hidup generasi masa kini dan masa depan.

2.) Pasal 4 menyatakan, sasaran pengelolaan lingkungan hidup adalah:

- Tercapainya keselarasan, keserasian dan keseimbangan antara manusia dan


lingkungan hidup,
- Terwujudnya manusia Indonesia sebagai insan lingkungan hidup yang memiliki sikap
dan tindak melindungi dan membina lingkungan hidup
- Terjaminnya kepentingan generasi masa kini dan generasi masa depan, tercapainya
keselarasan fungsi lingkungan,
- Terkendalinya pemanfaatan sumber daya secara bijaksana,
- Terlindunginya Negara Kesatuan Republik Indonesia terhadap dampak usaha
dan/atau kegiatan di luar wilayah negara yang menyebabkan pencemaran dan/atau
pengrusakan lingkungan hidup.

3.) Pasal 9 ayat 3 menyatakan, pengelolaan lingkungan hidup wajib dilakukan secara
terpadu dengan penataan ruang, perlindungan sumberdaya alam non hayati,
perlindungan sumberdaya buatan, konservasi sumber daya alam hayati dan
ekosistemnya, cagar budaya, keanekaragaman hayati dan perubahan iklim.

Dilandasi oleh UU No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup tersebut di
atas, maka kebijaksanaan pengelolaan lingkungan hidup yang diselenggarakan dengan azas
tanggung jawab, azas keberlanjutan dan azas manfaat bertujuan untuk mewujudkan
pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup dalam rangka pembangunan
daerah seutuhnya dan pengembangan masyarakat yang berlandaskan pada keseimbangan
ekosistem dan lingkungan hidup.

Dalam rangka mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan dan berwawasan


lingkungan, PT. PBM sebagai perusahaan yang menyadari peranan dan tanggung jawabnya
dalam pembangunan nasional dan daerah yang berkelanjutan berkomitmen akan:
a) Mematuhi semua peraturan yang berlaku di bidang pengelolaan lingkungan baik di tingkat
nasional maupun daerah.
b) Terus menerus melakukan perbaikan di dalam melaksanakan kegiatannya dengan mengacu
kepada Rencana Pengelolaan Lingkungan dan Rencana Pemantauan Lingkungan.
c) Berusaha secara maksimal untuk bekerja sama dengan masyarakat setempat di sekitar
daerah operasi dengan menerapkan sikap saling menghargai, dan menguntungkan kemitraan
aktif dan komitmen jangka panjang.

PT. Putra Bangka Mandiri ANDAL I - 10

Anda mungkin juga menyukai