Anda di halaman 1dari 15

Dokumen Hasil _Analisis Dampak Lalu Lintas

Pembangunan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum


(SPBU) Shell Desa Kertajaya, Kec. Padalarang,
Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat

Bab 1
Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
Pembangunan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Shell, merupakan salah
satu fasilitas umum yang berfungsi sebagai tempat untuk mengisi bahan bakar kendaraan
bermotor bagi masyarakat, yang berada di Kabupaten Bandung Barat tepatnya berada
didalam Kawasan Kota Baru Parahyangan guna menunjang kebutuhan para pengguna
kendaraan bermotor untuk mengisi bahan bakarnya.
Rencana Pembangunan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Shell mempunyai
pengaruh terhadap kondisi lalu lintas di sekitarnya. Analisis dampak lalu lintas
dipergunakan untuk memprediksi apakah infrastruktur transportasi dalam daerah
pengembangan tersebut dapat melayani lalu lintas yang ada (eksisting) ditambah dengan
lalu lintas yang dibangkitkan atau ditarik oleh pembangunan tersebut. Jika prasarana
yang ada tidak dapat mendukung lalu lintas tersebut maka harus dilakukan kajian
penanganan prasarana atau pengaturan manajemen terhadap lalu lintas.
Analisis Dampak Lalu Lintas (Andalalin) merupakan salah satu kajian yang
digunakan untuk mengidentifikasi dampak lalu lintas akibat terjadinya perubahan guna
lahan yang mengakibatkan timbulnya bangkitan dan tarikan perjalanan yang akan
mempengaruhi kinerja lalu lintas pada ruas jalan. Kajian mengenai ANDALALIN ini
telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan, pada Bagian Kedua tentang Analisis Dampak Lalu Lintas Pasal 99
sampai dengan Pasal 101, dan diatur lebih lanjut dalam Peraturan Pemerintah Nomor 32

Bab 1 - 1
Dokumen Hasil _Analisis Dampak Lalu Lintas
Pembangunan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum
(SPBU) Shell Desa Kertajaya, Kec. Padalarang,
Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat

Tahun 2011 tentang Manajemen dan Rekayasa, Analisis Dampak serta Manajemen
Kebutuhan Lalu Lintas, pada Bab III mengenai Analisis Dampak Lalu Lintas dari Pasal

Bab 1 - 2
Dokumen Hasil _Analisis Dampak Lalu Lintas
Pembangunan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum
(SPBU) Shell Desa Kertajaya, Kec. Padalarang,
Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat

47 sampai dengan Pasal 59, yang menjelaskan tentang Pelaksanaan Analisis Dampak
Lalu Lintas sampai dengan Sanksi-Sanksi yang dapat diberikan. Detail teknis dari
pelaksanaan Analisis Dampak Lalu Lintas selanjutnya diatur dalam Peraturan Menteri
Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM 75 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraaan
Analisis Dampak Lalu Lintas dan Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia
Nomor PM 96 Tahun 2015 tentang Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Manajemen dan
Rekayasa Lalu Lintas. Pada Peraturan Menteri Perhubungan tersebut disebutkan
mengenai kriteria ukuran minimal dari kegiatan yang diwajibkan Andalalin, syarat
minimal dokumen, penilaian dokumen, tim evaluasi, dan sanksi-sanksi yang dapat
diberikan.
Kajian ini akan membahas dampak lalu lintas Rencana Pembangunan Stasiun Pengisian
Bahan Bakar Umum (SPBU) Shell beserta rekomendasi yang dapat diimplementasikan
untuk mengurangi dampak tersebut. Kajian ini juga akan mengakomodir persyaratan-
persyaratan pemerintah lokal terkait analisis dampak lalu lintas.

1.2. Maksud dan Tujuan


Maksud dari Penyusunan Andalalin Rencana Pembangunan Stasiun Pengisian Bahan
Bakar Umum (SPBU) Shell adalah untuk mengantisipasi dampak yang ditimbulkan oleh
kegiatan terhadap lalu lintas di sekitarnya,Adapun tujuan Andalalin adalah:
Tujuan dari studi ini adalah sebagai berikut :
a. Mengidentifikasi kinerja lalu lintas di sekitar daerah Rencana Pembangunan
Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Shell sebelum diadakan
pembangunan;
b. Memprediksi besarnya tarikan dan bangkitan akibat Pembangunan Stasiun
Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Shell
c. Memprediksi dampak yang ditimbulkan oleh Pembangunan Stasiun Pengisian
Bahan Bakar Umum (SPBU) Shell terhadap lalu lintas disekitarnya;
d. Menyelaraskan kondisi lalu lintas terhadap penetapan tata guna lahan termasuk
jumlah dan lokasi akses, serta alternatif peningkatan/perbaikan;

Bab 1 - 3
Dokumen Hasil _Analisis Dampak Lalu Lintas
Pembangunan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum
(SPBU) Shell Desa Kertajaya, Kec. Padalarang,
Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat

e. Menentukan bentuk manajemen dan rekayasa atau perbaikan yang diperlukan


untuk mengakomodasi perubahan yang terjadi terhadap kondisi lalu lintas di sekitar
daerah Pembangunan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Shell.

1.3. Keluaran (Output)


Keluaran dari pekerjaan/kegiatan kajian ini adalah Dokumen Hasil Analisis Dampak
Lalu Lintas yang berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 75 Tahun 2015
memuat:
1. Gambaran umum lokasi yang akan dibangun atau dikembangkan
2. Perencanaan dan metodologi analisis dampak lalu lintas
3. Analisis kondisi lalu lintas dan angkutan jalan saat ini
4. Analisis bangkitan/tarikan lalu lintas dan angkutan jalan akibat Pembangunan
berdasarkan kaidah teknis transportasi.
5. Analisis distribusi perjalanan, pemilihan moda, dan pembebanan perjalanan;
6. Simulasi kinerja lalu lintas yang dilakukan terhadap analisis dampak lalu lintas
7. Rincian tanggung jawab Pemerintah dan Pengembang atau Pembangun dalam
penanganan dampak
8. Rencana pemantauan dan evaluasi

1.4 Ruang Lingkup


Ruang lingkup pekerjaan yang akan dilakukan dalam Studi Analisis Dampak Lalu
Lintas dari Pembangunan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Shell adalah
sebagai berikut :
1. Ruang Lingkup Lokasi
Area pekerjaan dibatasi pada kawasan di dalam Pembangunan Stasiun
Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Shell
2. Ruang Lingkup Pekerjaan
Ruang lingkup pekerjaan yang akan dilakukan dalam Studi Analisis Dampak
Lalu Lintas Pembangunan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Shell
a) Ruas jalan yang diprediksi terkena dampak Pembangunan Stasiun Pengisian
Bahan Bakar Umum (SPBU) Shell

Bab 1 - 4
Dokumen Hasil _Analisis Dampak Lalu Lintas
Pembangunan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum
(SPBU) Shell Desa Kertajaya, Kec. Padalarang,
Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat

b) Pengumpulan data sekunder berupa layout Pembangunan Stasiun Pengisian


Bahan Bakar Umum (SPBU) Shell.
c) Pengumpulan data primer kondisi prasarana lalu lintas (jalan dan
persimpangan) dan tata guna lahan di sepanjang jalan, pencacahan lalu lintas,
pengukuran kinerja lalu lintas eksisting, serta tingkat bangkitan perjalanan;
d) Analisis kondisi eksisting daerah studi yang meliputi : lokasi rencana
Pembangunan, kondisi infrastruktur transportasi, dan kondisi lalu lintas;
e) Penaksiran kondisi lalu lintas sebelum dan sesudah Pembangunan Stasiun
Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Shell yang dimulai dengan analisis bangkitan
lalu lintas, sebaran lalu lintas, dan pembebanan lalu lintas serta pendekatan mikro
rekayasa lalu lintas;
f) Upaya penanggulangan, berisi penanggulangan kondisi lalu lintas pada
persimpangan, akses keluar masuk dan sirkulasi kendaraan pada lokasi Pembangunan
Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Shell

1.5. Definisi dan Istilah

1. Bangkitan Perjalanan : perjalanan yang dibangkitkan oleh


(Trip Generation) suatu kegiatan yang dinyatakan dalam
tingkat bangkitan perjalanan (trip
generation rates) per satuan intensitas
kegiatan.
2. Tarikan Perjalanan (Trip : perjalanan yang ditarik oleh suatu
Attraction) kegiatan pada tata guna lahan tertentu
yang dinyatakan dalam tingkat tarikan
perjalanan (trip attraction rates) per
satuan intensitas kegiatan.

Bab 1 - 5
Dokumen Hasil _Analisis Dampak Lalu Lintas
Pembangunan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum
(SPBU) Shell Desa Kertajaya, Kec. Padalarang,
Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat

3. Tipe jalan : tipe jalan yang menunjukkan jumlah


lajur, arah lalu lintas, dan pemisahan.
(4/2 D artinya tipe jalan 4 lajur 2 arah
dan dipisahkan dengan median)
4. Jalur : bagian jalan yang digunakan untuk lalu
lintas kendaraan.

5. Lajur : bagian jalur yang memanjang,


dengan/tanpa marka jalan, yang
memiliki lebar cukup untuk satu
kendaraan bermotor sedang berjalan,
selain sepeda motor.

6. Berhenti : keadaan tidak bergerak suatu


kendaraan untuk sementara dan
pengemudi tidak meninggalkan
kendaraannya.
7. Parkir : keadaan tidak bergerak suatu
kendaraan yang tidak bersifat
sementara.
8. Kapasitas ruas jalan : volume lalu lintas maksimum yang
dapat dilayani oleh suatu ruas jalan
pada kondisi tertentu yang dinyatakan
dalam smp/jam.
9. Volume Jam : arus lalu lintas tertinggi pada kondisi
Perencanaan (VJP) jam sibuk (peak hour) yang digunakan
sebagai dasar analisis perencanaan
(pemodelan lalu lintas).
10. Satuan mobil penumpang : nilai konversi unit-unit kendaraan ke
(smp) dalam satuan mobil penumpang.

Bab 1 - 6
Dokumen Hasil _Analisis Dampak Lalu Lintas
Pembangunan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum
(SPBU) Shell Desa Kertajaya, Kec. Padalarang,
Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat

11. Nisbah Volume - : angka banding antara volume lalu


Kapasitas (V/C ratio) lintas dengan kapasitas ruas jalan.
12. Kecepatan : angka banding antara jarak dan waktu
tempuh kendaraan pada suatu ruas
jalan.
13. Kecepatan Bebas (FV) : kecepatan optimal pada suatu ruas
jalan tanpa dipengaruhi hambatan
geometrik maupun hambatan samping
lainnya.
14. Ruang Lalu Lintas : Prasarana yang diperuntukkan bagi
gerak pindah kendaraan, orang
dan/atau barang yang berupa jalan dan
fasilitas pendukung.
15. Rambu Lalu Lintas : Bagian perlengkapan jalan yang
berupa lambang, huruf, angka,
kalimat, dan/atau perpaduan yang
berfungsi sebagai peringatan,
larangan, perintah atau petunjuk bagi
pengguna jalan.

1.6. DASAR HUKUM


Dasar hukum adalah norma hukum atau ketentuan dalam peraturan perundang-undangan
yang menjadi landasan atau dasar bagi setiap penyelenggaraan atau tindakan hukum oleh
subyek hukum baik perorangan atau badan hukum.
Dasar hukum dalam penyusunan dokumen Andalalin ini antara lain :

1.6.1. Peraturan Mentri perhubungan No. 96 tahun 2015 tentang pedoman


Pelaksanaan kegiatan Manajemen dan rekayasa Lalulintas;
a. Pasal 1

Bab 1 - 7
Dokumen Hasil _Analisis Dampak Lalu Lintas
Pembangunan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum
(SPBU) Shell Desa Kertajaya, Kec. Padalarang,
Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat

1) Manajemen dan Rekayasa lalulintas adalah serangkaian usaha dan kegiatan


yang meliputi perencanaan, pengadaan, pemasangan, dan pemeliharaan fasilitas
perlengkapan jalan dalam rangka mewujudkan, mendukung dan memelihara keamanan,
keselamatan, ketertiban, dan kelancaran lalulintas.
2) Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
meliputi kegiatan:
a) Perencanaan
b) Pengaturan
c) Perekayasaan
d) Pemberdayaan
e) Pengawasan
3) Kegiatan manajemen dan rekayasa lalu lintas sebagaimana yang dimaksud ayat (2)
meurpakan tanggung jawab:
a) Menteri yang bertanggung jawab di bidang saran dan prasarana lalu lintas dan
angkatan jalan untuk jalan nasional;
b) Menteri yang bertanggung jawab di bidang jalan untuk jalan nasional;
c) Kepala Kepolisian Republik Indonesia untuk jalan nasional, provinsi, kabupaten/kota,
dan desa;
d) Gubernur untuk jalan provinsi;
e) Bupati untuk jalan kabupaten dan jalan desa; dan
f) Walikota untuk jalan kota.
4) Pelaksanaan kegiatan Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) dilakukan oleh pejabat dan petugas yang mempunyai kompetensi di bidang
manajemen dan rekayasa lalu lintas
b. Pasal 4
1) Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas sebagaimana dimaksud dalam pasal (3)
dilakukan dengan cara:
a) Penetapan prioritas angkutan missal;
b) Pemberian prioritas keselamatan dan kenyamanan pejalan kaki;
c) Pemberian kemudahan bagi penyandang cacat;
d) Pemisahan atau pemilahan pergerakan arus lalu lintas;

Bab 1 - 8
Dokumen Hasil _Analisis Dampak Lalu Lintas
Pembangunan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum
(SPBU) Shell Desa Kertajaya, Kec. Padalarang,
Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat

e) Pemaduan berbagai moda angkutan;


f) Pengendalian lalu lintas pada persimpangan;
g) Pengendalian lalu lintas pada ruas jalan; dan/atau
h) Perlindungan terhadap lingkungan.

Tata cara pelaksanaan Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) tercantum dalam lampiran II yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Menteri ini.

1.6.2. Undang Undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas Angkutan Jalan;
a. Pasal 99
1. Setiap rencana Pembangunan pusat kegiatan, permukiman, dan infrastukrtur yang
akan menimbulkan gangguan keamanan, keselamatan, ketertibab, dan kelancaran lalu
lintas dan angkutan jalan wajib dilakukan analisis dampak lalu lintas.
2. Analisis dampak lalu lintas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sekurang-kurangnya
memuat:
a. Analisis bangkitan dan tarikan lalu lintas dan angkutan jalan;
b. Simulasi kinerja lalu lintas tanpa dan dengan adanya Pembangunan;
c. Rekomendasi dan rencana implementasi penanganan dampak;
d. Tanggung jawab Pemerintah dan pengembang atau pembangun dalam penanganan
dampak; dan
e. Rencana pemantauan dan evaluasi.
3. Hasil analisis dampak lalu lintas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan
salah satu syarat bagi pengembang untuk mendapatkan izin Pemerintah dan/atau
Pemerintah Daerah menurut peraturan perundang-undangan.

b. Pasal 100
1) Hasil analisis dampak lalu lintas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 99 ayat (3) harus
mendapatkan persetujuan dari instansi yang terkait di bidang lalu lintas dan angkutan
jalan.

Bab 1 - 9
Dokumen Hasil _Analisis Dampak Lalu Lintas
Pembangunan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum
(SPBU) Shell Desa Kertajaya, Kec. Padalarang,
Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat

1.6.3. Peraturan Pemerintah 32 Tahun 2011 tentang Manajemen dan Rekayasa,


Analisis Dampak serta Manajemen Kebutuhan Lalu Lintas;
a. Pasal 47
Setiap rencana Pembangunan pusat kegiatan, permukiman, dan infrastruktur yang akan
menimbulkan gangguan keamanan, keselamatan, ketertiban, dan kelancaran lalu lintas
dan angkutan jalan wajib dilakukan analisis dampak lalu lintas.
b. Pasal 48
1) Pusat kegiatan sebagaiaman dimaksud dalam Pasal 47 berupa bangunan untuk:
a) Kegiatan perdagangan
b) Kegiatan perkantoran
c) Kegiatan industry
d) Fasilitas pendidikan
e) Fasilitas pelayanan umum; dan/atau
f) Kegiatan lain yang dapat menimbulkan bangkitan dan/atau tarikan lalu lintas.
2) Permukiman sebagaimana dimaksud dalam Pasal 47 berupa:
a) Pembangunan dan permukiman;
b) Rumah susun dan apartemen; dan/atau
c) Permukiman lain yang dapat menimbulkan bangkitan dan/tarikan lalu lintas.
3) Infrastruktur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 47 berupa:
a) Akses ke dan dari jalan tol;
b) Pelabuhan;
c) Bandar udara;
d) Terminal;
e) Stasiun kereta api;
f) Pool kendaraan;
g) Fasilitas parker untuk umum; dan/atau
h) Infrastruktur lainnya
4) Kriteria pusat kegiatan, permukiman, dan infrastruktur yang dapat menimbulkan
gangguan keamanan, keselamatan, ketertiban, dan kelancaran lalu lintas angkutan jalan
diatur oleh menteri yang bertanggungjawab di bidang sarana dan prasarana lalu lintas dan
angkutan jalan setelah mendapat pertimbangan dari:

Bab 1 - 10
Dokumen Hasil _Analisis Dampak Lalu Lintas
Pembangunan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum
(SPBU) Shell Desa Kertajaya, Kec. Padalarang,
Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat

a) Menteri yang bertanggung jawab di bidang jalan; dan


b) Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia.
c. Pasal 49
Hasil analisis dampak lalu lintas merupakan salah satu persyaratan pengembang atau
pembangun untuk memperoleh:
1) Izin lokasi;
2) Izin mendirikan bangunan; atau
3) Izin Pembangunan bangunan gedung dengan fungsi khusus sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan di bidang bangunan gedung.
d. Pasal 50
1) Pengembang atau pembangun melakukan analisis dampak lalu lintas dengan
menunjuk lembaga konsultan yang memiliki tenaga ahli bersertifikat.
2) Sertifikat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan oleh menteri yang
bertanggung jawab di bidang saran dan prasarana lalu lintas dan angkutan jalan.
3) Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan dan tata cara untuk memperoleh
sertifikasi analisis dampak lalu lintas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur oleh
menteri yang bertanggungjawab di bidang dan Kepala Kepolisian Negara Republik
Indonesia.
e. Pasal 51
1) Hasil analisis dampak lalu lintas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 49 disusun
dalam bentuk dokumen hasil analisis dampak lalu lintas.
2) Dokumen hasil analisis dampak lalu lintas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling
sedikit memuat:
a) Analisis bangkitan dan tarikan lalu lintas dan angkutan jalan akibat Pembangunan;
b) Simulasi kinerja lalu lintas tanpa dan dengan adanya Pembangunan;
c) Rekomendasi dan rencana implementasi penanganan dampak;
d) Tanggung jawab pemerintah dan pengembang datau pembangun dalam penanganan
dampak;
e) Rencana pemantauan dan evaluasi; dan
f) Gambaran umum lokasi yang akan dibangun atau dikembangkan.

Bab 1 - 11
Dokumen Hasil _Analisis Dampak Lalu Lintas
Pembangunan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum
(SPBU) Shell Desa Kertajaya, Kec. Padalarang,
Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat

3) Tanggung jawab pengembang atau pembangun dalam penanganan dampak


sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf d dilakukan dalam lokasi pusat kegiatan,
pemukiman, atau infrastruktur yang dibangun atau dikembangkan.

1.6.4. Peraturan Menteri Perhubungan No. 75 Tahun 2015 tentang


Penyelenggaraan Analisis Dampak Lalu Lintas;
a. Pasal 2
1) Setiap rencana Pembangunan pusat kegiatan, permukiman, infrastruktur yang akan
menimbulkan gangguan keamanan, keselamatan, ketertiban, dan kelancaran lalu lintas
dan angkutan jalan wajib dilakukan Analisis Dampak Lalu Lintas.
2) Rencana Pembangunan pusat kegiatan, permukiman, dan infrastruktur sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dapat berupa Pembangunan baru atau Pembangunan.
3) Pusat kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa bangunan untuk:
a) Kegiatan perdagangan;
b) Kegiatan perkantoran;
c) Kegiatan industri;
d) Fasilitas pendidikan;
e) Fasilitas pelayanan umum;
f) Stasiun pengisian bahan bakar umum;
g) Hotel;
h) Gedung pertemuan;
i) Restoran;
j) Fasilitas olahraga;
k) Bengkel kendaraan bermotor;
l) Pencucian mobil;
m)Bangunan lainnya;
Kriteria ukuran minimal rencana Pembangunan pusat kegiatan, pemukiman, dan
infrastruktur yang wajib dilakukan Analisis Dampak Lalu Lintas tercantum dalam
lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
b. Pasal 7

Bab 1 - 12
Dokumen Hasil _Analisis Dampak Lalu Lintas
Pembangunan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum
(SPBU) Shell Desa Kertajaya, Kec. Padalarang,
Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat

1) Rencana Pembangunan pusat kegiatan dan pemukiman sebagaimana dimaksud dalam


pasal 2 ayat (2) lebih besar 30% (tiga puluh per seratus) dari kondisi awal wajib
dilakukan Analisis Dampak Lalu Lintas.
2) Rencana Pembangunan infrastruktur sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat (2)
lebih besar 50% (lima puluh per seratus) dari fasilitas utama atau pokok wajib dilakukan
Analisis Dampak Lalu Lintas.
c. Pasal 8
1) Pengembang atau pembangun pusat kegiatan, pemukiman, dan infrastruktur
sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 wajib melakukan Analisis Dampak Lalu Lintas.
2) Dalam melakukan Analisis Dampak Lalu Lintas sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
pengembang menunjuk konsultan yang memiliki tenaga ahli bersertifikat.
3) Lembaga konsultan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus berbadan hukum.
d. Pasal 9
Kegiatan Analisis Dampak Lalu Lintas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1),
hasilnya dituangkan dalam bentuk dokumen hasil Analisis Dampak Lalu Lintas.

1.6.5. Ketentuan – ketentuan lainnya sebagai dasar hukum pendukung studi


Andalalin sebagai berikut;
a. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan;
b. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan;
c. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2007 tentang Tata Guna Lahan
d. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2014 tentang Angkutan Jalan;
e. Peraturan Menteri Perhubungan No. 11 Tahun 2017 tentang Perubahan ketiga Atas
Peraturan Menteri Perhubungan No. 75 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Analisis
Dampak Lalu Lintas;
f. Peraturan Menteri Perhubungan No. 13 Tahun 2014 tentang Rambu Lalu Lintas;
g. Undang-Undang No. 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia;
h. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan;
i. Peraturan Menteri Perhubungan No. 34 Tahun 2014 tentang Marka Jalan;
j. Peraturan Menteri Perhubungan No. 49 Tahun 2014 tentang Alat Pemberi Isyarat Lalu
Lintas;

Bab 1 - 13
Dokumen Hasil _Analisis Dampak Lalu Lintas
Pembangunan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum
(SPBU) Shell Desa Kertajaya, Kec. Padalarang,
Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat

k. Peraturan Menteri Perhubungan No. 111 Tahun 2015 tentang Tata Cara Penetapan
Batas Kecepatan;
l. Keputusan Menteri PUPR No. 290/KPTS/M/2015 tentang Penetapan Ruas Jalan
Menurut Statusnya Sebagai Jalan Nasional;
m. Keputusan Menteri PUPR No. 248/KPTS/M/2015 tentang Penetapan Ruas Jalan
Dalam Jaringan Jalan Primer menurut Fungsinya sebagai Jalan Arteri (JAP) dan Jalan
Kolektor-1 (JKP-1);
n. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 20/PRT/M/2010 Tentang Pedoman
Pemanfaatan dan Penggunaan Bagian-Bangian Jalan;
o. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 19/PRT/M/2011 Tentang Persyaratan Teknis
Jalan dan Kriteria Perencanaan Teknis Jalan.
1.7. SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika penulisan yang digunakan dalam Laporan Studi Analisis Dampak Lalu Lintas
(ANDALALIN) Rencana Pembangunan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Shell
adalah sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Menjelaskan tentang latar belakang, maksud dan tujuan, lingkup pekerjaan/lingkup
analisis, definisi-definisi yang digunakan dan sistematika penulisan dalam penyusunan Studi
Analisis Dampak Lalu Lintas (ANDALALIN) ini.

BAB II : GAMBARAN UMUM


Menjelaskan tentang lokasi (aspek geografis, demografis dan transportasi) serta detail
Pembangunan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Shell

BAB III : METODOLOGI STUDI


Menjelaskan tentang landasan literatur/kepustakaan yang relevan terkait Studi Analisis
Dampak Lalu Lintas (ANDALALIN) Pembangunan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum
(SPBU) Shell.

Bab 1 - 14
Dokumen Hasil _Analisis Dampak Lalu Lintas
Pembangunan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum
(SPBU) Shell Desa Kertajaya, Kec. Padalarang,
Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat

BAB IV : KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI


Menjelaskan tentang kondisi wilayah studi jalan di sekitar lokasi kegiatan pembangunan,
Selain itu diuraikan pula gambaran umum lokasi dan detail rencana pembagunan serta kondisi
lalu lintas eksisting di sekitar lokasi Pembangunan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum
(SPBU) Shell.

BAB V : ANALISIS
Menjelaskan tentang analisis dan pembahasan yang dilakukan dalam Studi Analisis
Dampak Lalu Lintas (ANDALALIN) Pembangunan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum
(SPBU) Shell, terutama terkait analisis pemodelan transportasi yang terdiri dari analisis
kinerja lalu lintas eksisting dan tahun perencanaan dimulai dengan analisis tarikan/bangkitan
perjalanan, pemilihan moda, distribusi perjalanan dan pembebanan perjalanan serta kinerja
ruas-ruas jalan di sekitar lokasi Rencana Pembangunan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum
(SPBU) Shell.

BAB VI : PENANGANAN DAMPAK LALU LINTAS


Menjelaskan tentang upaya penerapan strategi Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas yang
mungkin diimplementasikan dalam rangka mitigasi dampak lalu lintas (bentuk-bentuk
tindakan preventif untuk meminimalisasi dampak lalu lintas yang terjadi) sebagai wujud
kontribusi nyata dari pihak pengembang/investor.

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN


Menjelaskan tentang kesimpulan dari hasil analisis serta penangan-penganan dampak
lalulintas

Bab 1 - 15

Anda mungkin juga menyukai