Bab V
ANALISIS
Jalan Protokol Kota Cilegon merupakan ruas jalan yang akan rekayasa lalulintas
dikarenakan jalan tersebut rawan adanya kecelakan dan banyak antrian kendaraan
yang ada pada jalan tersebut. Tata guna lahan di sekitar lokasi kegiatan didominasi oleh
pusat bisnis, perdagangan dan jasa, pusat perbelanjaan, dan kawasan pendidikan.
Ruas Jalan yang akan dilakukan rekaya lalulintas adalah simpang Bunderan Land Mark,
Simpang PCI dan Simpang Bonakarta untuk hasi dari analisis hambatan samping pada
ruas jalan tersebut dikategorikan rendah (Medium/M). Adapaun bilamana tidak dilakukan
rekaya lalulintas ini diperkirakan dapat mempengaruhi kelancaran lalu lintas kendaraan
eksisting, dan perlu penanganan pada akses keluar masuk untuk meminimalkan
dampak lalu lintas yang terjadi.
Kondisi Lalu lintas tanpa pembangunan tahun 2018 merupakan kondisi saat ini dimana
Kondisi Eksiting yang diperoleh dari proses pembebanan lalu lintas saat ini untuk
mendapatkan informasi kinerja lalu lintas ruas jalan sekitar lokasi kajian. Untuk
melakukan analisis pembebanan lalu lintas diperlukan sebuah kodefikasi jaringan lalu
lintas yang berada disekitar lokasi dibangunnya per tersebut.
BA
Gambar 5.1 Catchmen Area dan titik Survei Pada Simpang PCI
Gambar 5.2 Catchmen Area dan titik Survei Pada Bunderan Landmark dan Simpang Bonakrta
Kapasitas ruas jalan dan kecepatan arus bebas ( free flow speed) dihitung berdasarkan Manual
Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI), melalui persamaan-persamaan yang melibatkan lebar lajur,
penggunaan bahu jalan, lebar bahu jalan, dan jumlah kendaraan tak bermotor yang
menggunakan ruas jalan.
2 Tundaan (T)
Dari nilai derajat kejenuhan (DS) dapat diketahui tundaan (T). Tundaan terjadi karena
dua hal, yaitu tundaan lalu lintas (TLL) dan tundaan geometrik (TG). TLL adalah
tundaan lalu lintas rata-rata untuk semua kendaraan bermotor yang masuk simpang
dari semua arah. Untuk DS>0,50 rumus yang digunakan adalah :
NQ1=
Dimana:
NQ2 = Jumlah smp yang datang ada fase merah.;
GR = Rasio hijau;
c = Waktu siklus (detik); masuk
Q = Arus lalu lintas yang masuk diluar LTOR (smp/jam).
Dimana:
c = Waktu siklus (detik);
Q = Arus lalu lintas (smp/jam).
Jumlah kendaraan terhenti (Nsv):
Nsv = Q . NS
Dari hasil evaluasi kinerja simpang eksisting dengan pengaturan 2 Fase dan waktu siklus 97
detik, didapat tingkat pelayanan simpang berkisar dari D s/d E, terlihat pada besarnya nilai
tundaan dan panjang antrian pada kaki-kaki simpang.
A. Simpang PCI
No Keterangan
A Jalan Bojongnegara - Serdang
B Jalan Nasional III (Ahmad Yani) Segmen
2
C Jalan Lingkar Selatan
D Jalan Nasional III (Ahmad Yani) Segmen
1
A 2637
855 1298 484
B 0 988 0 988
Tabel 5.2 Data Hasil Survai Pergerakan Membelok Pada Simpang PCI (Saat Weekday)
Tabel 5.3 Data Waktu Rata-Rata APILL Pada Simpang PCI (Saat Weekday)
Tabel 5.6 Data Hasil Survai Pergerakan Membelok Pada Simpang PCI (Saat Weekend)
Jalan 0 0 0 0 0 0 0
ST (Lurus)
Nasional III
(Ahmad LT (Belok 424 127 311 311 95 124 562
2 Yani) Arah Kiri)
Barat RT (Belok 0 0 0 0 0 0 0
Kanan)
Jalan 342 103 208 208 91 118 429
ST (Lurus)
Lingkar
Selatan LR (Belok 344 104 292 292 19 25 421
3
Kiri)
RT (Belok 292 88 106 106 38 49 243
Kanan)
Jalan 386 116 326 326 92 120 562
ST (Lurus)
Nasional III
(Ahmad LR (Belok 422 127 377 377 108 141 645
4 Yani) Arah Kiri)
Timur RT (Belok 301 90 118 118 5 7 215
Kanan)
Sumber : Hasil Pengamatan Lapangan 2018
Tabel 5.7 Data Waktu Rata-Rata APILL Pada Simpang PCI (Saat Weekend)
B. Simpang Bonakarta
Dari hasil kondisi eksisting dapat dilihat dari tabel diatas bahwa tingkat pelayanan
menggunakan MKJI 1997 didapat tingkat pelayanan Jalan Nasional pada saat weekend berada
pada tingkat pelayanan “B”. sedangkan pada saat weekday Tingkat pelayanan berada pada C.
Adapaun hasil survei OD disajikan pada dibawah ini.
A 42 1298 1340
B 0 38 38
C 1474 0 1474
pj 1474 42 1336
No Keterangan
A Jalan Nasional III (Jalan SA Tirtayasa)
Arah Utara
B Jalan Bonakarta
C Jalan Nasional III (Jalan SA Tirtayasa)
Arah Selatan
Pada kondisi eksisting jumlah perjalanan yang dilakukan pada kondisi eksisting jamp puncak
kendaraan berada pada Zona C adalah sebesar 1474 smp/jam. Bangkitan terbesar yaitu
pergerakan dari zona A Menuju zona C sebesar 1298 smp/jam. Sedangkan bangkitan tarikan
Zona C ke Zona A sebesar 1474 smp/jam
Tabel 5.25 Data Hasil Survai Pergerakan Membelok Pada Simpang Bonakarta (Saat
Weekday)
A 23 698 721
B 0 21 21
C 592 0 592
pj 592 23 719
Pada kondisi eksisting jumlah perjalanan yang dilakukan pada kondisi eksisting adalah sebesar
721 smp/jam. Bangkitan terbesar yaitu pergerakan dari zona A dengan jumlah perjalanan
sebesar 698 smp/jam sedangkan tarikan terbesar yaitu pergerakan dari zona C menuju zona A
dengan jumlah perjalanan sebesar 592 smp/jam
Tabel 5.25 Data Hasil Survai Pergerakan Membelok Pada Simpang Bonakarta (Saat
Weekday)
No Keterangan
A Jalan Nasional III (Jalan SA Tirtayasa)
Arah Utara
B Jalan Bonakarta
C Jalan Nasional III (Jalan SA Tirtayasa)
Arah Selatan
A 0 0 0 0
B 248 0 823 823
No Keterangan
A Jalan Letjen R Suparapto
B Jalan Nasional III (Jalan SA Tirtayasa)
Arah Selatan
C Jalan Kyah H Yasin Beji
D Jalan Nasional III (Jalan Sutlan Agung)
Tabel 5.24 Hasil Perhitungan Analisis Bunderan Land Mark (Saat Weekday)
Kendaraan Panjang Tundaan Tingkat
Kaki Arah TOTAL Terhenti Antrian perkenda pelayanan
No DS Tundaan
Simpang Pergerakan SMP/JA (meter) aran Simpang
M (dtk/smp)
ST (Lurus) 248 0.28 4.2 0.26 3
Jalan
Nasion LT (Belok 0 0
0 0 0
al III Kiri)
1
(Ahma 0.36 4,9 0.46 6
d Yani) RT (Belok
Arah 823
Kanan)
Barat
ST (Lurus) 429 0.42 6.2 0.45 2
Jalan
Lingkar LR (Belok 0.28 3.4 0.18 1 9.86 B
2 261
Selatan Kiri)
RT (Belok 0.72 7,2 0.57 6
827
Kanan)
Jalan ST (Lurus) 562 0.38 5,8 0.39 4
Nasion LR (Belok 0,29 3,8 0.32 2
al III 318
Kiri)
3 (Ahma
0 0
d Yani) RT (Belok
Arah 0 0 0
Kanan)
Timur
Sumber : Hasil Analisis Konsultan 2018
Karena karakteristik jaringan jalan yang relatif homogen, ruas jaringan jalan dalam
batas wilayah studi (pemodelan) dapat dibatasi. Pemodelan jaringan dalam studi ini
mencakup Jalan Protokol Kota Cilegon khusuya pada Simpang PCI, Bunderan Land
Mark dan Simpang Bonakarta
a. Eksiting
Tabel 5.4. Paramater Kinerja Jalan Sebelum Adanya Rencana Kegiatan Eksiting
No Kondisi Eksisting Jaringan Jalan
1 Arus Lalu lintas / Traffic Flow (kendaraan/jam)
Traffic flow (arus kendaraan) pada kondisi eksisting menunjukkan kecenderungan dimana terjadi
peningkatan yang dimulai pada pukul 06.00 WIB, dan mengalami puncak yang relatif merata
sepanjang pagi pada sekitar pukul 06.00 sampai 10.00 hingga jumlah kendaraan mencapai
725.67 kendaraan/jam. Kondisi padat pada jaringan jalan ini relatif bertahan hingga sekitar pukul
10.00. Kepadatan lalu lintas sedikit menurun mulai pukul 10.00 namun masih berkisar pada angka
714 kendaraan/jam. Pada simulasi 16 jam, diperoleh rata-rata arus kendaraan berkisar pada angka
kurang lebih 743.93 kendaraan/jam.
Kecepatan tempuh pada jaringan jalan di sekitar lokasi kegiatan khususnya pada Jalan
Bunderan Land Mark menunjukkan kecenderungan yang fluktuatif namun terdapat perbedaan
yang terasa pada jam puncak dan off peak. Pada simulasi 16 jam, diperoleh kecepatan rata-rata
jaringan berkisar pada angka kurang lebih 40-50 km/jam. Melihat kecepatan tempuh ini, dapat
disimpulkan bahwa secara rata-rata, Bunderan Land Mark relatif berkinerja cukup baik, kecuali
pada saat terjadi puncak arus pada momen tertentu seperti hari libur, malam hari di akhir masa
libur, dan pada puncak harian. Penurunan kecepatan lebih diakibatkan oleh adanya tundaan
pada titik-titik simpang akibat tingginya arus pada jam-jam puncak, disamping juga akibat dari
hambatan samping, di luar volume kendaraan yang melintas.
4 Tundaan (detik/km)
Total tundaan (delay) kendaraan menunjukkan angka yang relatif rendah, yaitu rata-rata 11.47
detik per km. Seiring dengan peningkatan jumlah kendaraan pada jam puncak, tundaan yang
terjadi juga tidak meningkat secara signifikan.
5 Kepadatan
Total kepadatan kendaraan menunjukkan angka yang relatif rendah, yaitu rata-rata 18.87
banyaknya kendaraan per km. Seiring dengan peningkatan jumlah kendaraan pada jam puncak,
tundaan yang terjadi relatif sama yaitu 19.01 banyaknya kendaraan per km pada pagi hari, 18.44
banyaknya kendaraan per km pada siang hari, dan 18.94 banyaknya kendaraan per km pada
sore hari
Sumber: Analisis konsultan, 2018
b. Alt 1
Pemasangan Apill Untuk Membelok
Relatif berbeda dengan kondisi eksisting, total waktu tempuh (detik/km) yang harus
dialami oleh pengendara pada jaringan setelah adanya kegiatan menunjukkan angka
yang semakin tinggi. Dengan kecepatan rata-rata yang relatif menurun ditambah
dengan adanya potensi tundaan, waktu tempuh menjadi relatif rendah dengan rata-
rata 118 detik per km. Kondisi dengan waktu tempuh yang tinggi sangat potensial
terjadi pada jam puncak pagi dan sore hari.
4 Tundaan (detik/km)
Total kepadatan kendaraan menunjukkan angka yang relatif rendah, yaitu rata-rata
24.82 banyaknya kendaraan per km. Seiring dengan peningkatan jumlah kendaraan
pada jam puncak, tundaan yang terjadi relatif sama yaitu 25.32 banyaknya kendaraan
per km pada pagi hari, 22.29 banyaknya kendaraan per km pada siang hari, dan
23.57 banyaknya kendaraan per km pada sore hari
c. Alt 2
Penyediaan bukaan U turn di Jalan Nasional III (Jalan Sultan Agung)
Perambuan secara menyeluruh mengacu peraturan dan petunjuk teknis yang
berlaku.
Bunderan Hanya untu memutar balik saja
Relatif berbeda dengan kondisi eksisting, total waktu tempuh (detik/km) yang harus
dialami oleh pengendara pada jaringan setelah adanya kegiatan menunjukkan angka
yang semakin tinggi. Dengan kecepatan rata-rata yang relatif menurun ditambah
dengan adanya potensi tundaan, waktu tempuh rata-rata 91.62 detik per km. Kondisi
dengan waktu tempuh yang tinggi sangat potensial terjadi pada jam puncak pagi dan
sore hari. Waktu tempuh tertinggi terjadi pada pagi hari sebesar 93.22 detik/ km.
4 Tundaan (detik/km)
Total kepadatan kendaraan menunjukkan angka yang relatif rendah, yaitu rata-rata
23.1 banyaknya kendaraan per km. Seiring dengan peningkatan jumlah kendaraan
pada jam puncak, tundaan yang terjadi relatif sama yaitu 18.97 banyaknya kendaraan
per km pada pagi hari, 19.63 banyaknya kendaraan per km pada siang hari, dan
21.82 banyaknya kendaraan per km pada sore hari
Sumber: Hasil Analisis Konsultan, 2018
B. Simpang PCI
Eksisting
Traffic flow (arus kendaraan) pada kondisi operasional do nothing menunjukkan kecenderungan
dimana terjadi peningkatan yang dimulai pada pukul 06.10 WIB, dan mengalami puncak yang relatif
merata sepanjang pagi pada sekitar pukul 06.10 sampai 18.10 hingga jumlah kendaraan mencapai
9000 kendaraan/jam. Kondisi padat pada jaringan jalan ini relatif bertahan hingga sekitar pukul
10.00. Kepadatan lalu lintas sedikit menurun mulai pukul 19.30 namun masih berkisar pada angka
7763 kendaraan/jam. Pada simulasi 16 jam, diperoleh rata-rata arus kendaraan berkisar pada
angka kurang lebih 8905 kendaraan/jam.
Kecepatan tempuh pada jaringan jalan di sekitar lokasi kegiatan khususnya pada Jalan Ibrajim Adjie
menunjukkan kecenderungan yang fluktuatif namun terdapat perbedaan yang terasa pada jam
puncak dan off peak. Pada simulasi 16 jam, diperoleh kecepatan rata-rata jaringan berkisar pada
angka kurang lebih 25 km/jam dan pada kondisi macet/padat jam puncak, kecepatan pada titik
tertentu berkisar pada angka 18.6 km/jam. Melihat kecepatan tempuh ini, dapat disimpulkan bahwa
secara rata-rata, Simpang PCI relatif berkinerja cukup baik, kecuali pada saat terjadi puncak arus
pada momen tertentu seperti hari libur, malam hari di akhir masa libur, dan pada puncak harian.
Penurunan kecepatan lebih diakibatkan oleh adanya tundaan pada titik-titik simpang akibat
tingginya arus pada jam-jam puncak, disamping juga akibat dari hambatan samping, jalan yang
rusak, dan faktor hambatan lain di luar volume kendaraan yang melintas.
3 Waktu Tempuh / Travel Time (detik/km)
Total waktu tempuh (detik/km) yang harus dialami oleh pengendara pada jaringan menunjukkan
angka yang sebanding dengan kecepatan tempuh. Dengan kecepatan rata-rata yang tinggi, waktu
4 Tundaan (detik/km)
Total tundaan (delay) yang diderita kendaraan akibat kendaraan yang melambat karena pertemuan
arus yang besar pada simpang, termasuk juga dari aktivitas samping jalan, gangguan akibat
kendaraan yang keluar masuk aneka aktivitas di samping jalan, dan lain-lain menunjukkan angka
yang relatif tinggi, yaitu rata-rata 80-160 detik per km. Seiring dengan peningkatan jumlah
kendaraan pada jam puncak, tundaan yang terjadi juga meningkat secara signifikan.
Sumber: Analisa konsultan, 2018
ALT 1
Pemasangan Zebra Cross
Tempat Pemberentian Kendaraan Bermotor
Pemasangan Yellow Box
Perambuan Menyeluruh sesuai peraturan yang berlaku
Traffic flow pada kondisi setelah pembangunan menunjukkan fluktuasi yang relatif
sama dengan kondisi operasional do nothing, dimana terjadi peningkatan yang
dimulai pada pukul 06.10 dan mengalami puncak pada sekitar pukul 07.30 hingga
jumlah kendaraan mencapai 9.900 kendaraan per jam. Pada simulasi 16 jam,
diperoleh rata-rata arus kendaraan berkisar pada angka 9190 kendaraan tiap 10 menit
atau meningkat kurang lebih 500 kendaraan pada setiap 10 menit puncak
dibandingkan dengan kondisi operasional do nothing.
2 Kecepatan Tempuh (km/jam)
Relatif berbeda dengan kondisi operasional do nothing, total waktu tempuh (detik/km)
yang harus dialami oleh pengendara pada jaringan setelah adanya kegiatan
menunjukkan angka yang semakin tinggi. Dengan kecepatan rata-rata yang relatif
menurun ditambah dengan adanya potensi tundaan, waktu tempuh rata-rata 141 detik
per km. Kondisi dengan waktu tempuh yang tinggi sangat potensial terjadi pada jam
puncak pagi dan sore hari
4 Tundaan (detik/km)
Parameter kinerja lalu lintas yang dihasilkan dari simulasi kondisi lalu lintas
eksisting dengan menggunakan perangkat lunak pemodelan lalu lintas mikro
VISSIM ditunjukkan dalam tabel berikut ini.
Traffic flow (arus kendaraan) pada kondisi eksisting menunjukkan kecenderungan dimana terjadi
peningkatan yang dimulai pada pukul 06.00 WIB, dan mengalami puncak yang relatif merata
sepanjang pagi pada sekitar pukul 06.00 sampai 10.00 hingga jumlah kendaraan mencapai
3.500 kendaraan/jam. Kondisi padat pada jaringan jalan ini relatif bertahan hingga sekitar pukul
10.00. Kepadatan lalu lintas sedikit menurun mulai pukul 10.00 namun masih berkisar pada angka
2.500 kendaraan/jam. Pada simulasi 16 jam, diperoleh rata-rata arus kendaraan berkisar pada
angka kurang lebih 3.300 kendaraan/jam.
2 Kecepatan Tempuh (km/jam)
Kecepatan tempuh pada jaringan jalan di sekitar lokasi kegiatan khususnya pada Jalan Nasional III
Pada simpang Bonakarta menunjukkan kecenderungan yang fluktuatif namun terdapat perbedaan
yang terasa pada jam puncak dan off peak. Pada simulasi 16 jam, diperoleh kecepatan rata-rata
jaringan berkisar pada angka kurang lebih 20-30 km/jam dan pada kondisi macet/padat jam puncak,
kecepatan pada titik tertentu berkisar pada angka 10 km/jam.
3 Waktu Tempuh / Travel Time (detik/km)
Total waktu tempuh (detik/km) yang harus dialami oleh pengendara pada jaringan menunjukkan
angka yang sebanding dengan kecepatan tempuh. Dengan kecepatan rata-rata yang tinggi, waktu
tempuh menjadi relatif rendah dengan rata-rata 250 detik per km. Keadaan ini relatif fluktuatif (naik
pada tiap jam puncak pagi dan sore hari) hingga dapat mencapai 300 detik/km yang merupakan
waktu tempuh yang cukup tinggi. Hal ini disebabkan oleh adanya tundaan akibat arus kendaraan
yang membesar pada jam-jam puncak.
4 Tundaan (detik/km)
Total tundaan (delay) yang diderita kendaraan akibat kendaraan yang melambat karena pertemuan
arus yang besar pada simpang, termasuk juga dari aktivitas samping jalan, gangguan akibat
kendaraan yang keluar masuk aneka aktivitas di jalan bonakarta, dan lain-lain menunjukkan angka
yang relatif tinggi, yaitu rata-rata 150-200 detik per km. Seiring dengan peningkatan jumlah
kendaraan pada jam puncak, tundaan yang terjadi juga meningkat secara signifikan.
Sumber: Analisa konsultan, 2018
ALT 1
Pembuatan Pulau untu pengelohan kendaraan masuk kedalam jalan Bonakarta dan
memutar di jalan Bonakarta
Pemasangan Apill
Perambuan secara menyeluruh sesuai peraturan
Parameter kinerja lalu lintas yang dihasilkan dari simulasi kondisi lalu lintas
eksisting dengan menggunakan perangkat lunak pemodelan lalu lintas mikro
VISSIM ditunjukkan dalam tabel berikut ini.
Kecepatan tempuh pada jaringan jalan di sekitar lokasi kegiatan khususnya pada Jalan Nasional III
dan Jalan Bonakarta menunjukkan kecenderungan yang fluktuatif namun terdapat perbedaan yang
terasa pada jam puncak dan off peak. Pada simulasi 16 jam, diperoleh kecepatan rata-rata jaringan
berkisar pada angka kurang lebih 50km/jam-55km/jam dan pada kondisi macet/padat jam puncak,
kecepatan berkisar pada angka 50 km/jam.
Waktu Tempuh / Travel Time (detik/km)
Total waktu tempuh (detik/km) yang harus dialami oleh pengendara pada jaringan menunjukkan
angka yang sebanding dengan kecepatan tempuh. Dengan kecepatan rata-rata yang tinggi, waktu
tempuh menjadi relatif rendah dengan rata-rata 180 detik per km. Keadaan ini relatif fluktuatif
(naik pada tiap jam puncak pagi dan sore hari) hingga dapat mencapai 220 detik/km yang
merupakan waktu tempuh yang relatih tinggi. Hal ini disebabkan oleh adanya tundaan akibat arus
kendaraan yang membesar pada jam-jam puncak.
Total tundaan (delay) yang diderita kendaraan akibat kendaraan yang melambat karena pertemuan
arus yang besar pada simpang, termasuk juga dari aktivitas samping jalan, gangguan akibat
kendaraan yang keluar masuk aneka aktivitas di samping jalan, dan lain-lain menunjukkan angka
yang relatif tinggi, yaitu rata-rata 100-160 detik per km atau sekitar 4 menit.
ALT 2
Masih serupa dengan kondisi eksisting, kecepatan tempuh pada jaringan jalan di sekitar lokasi
kegiatan menunjukkan kecenderungan yang fluktuatif sepanjang hari, yaitu berkisar angka 40-50
km/jam pada kondisi lancar dan 30 km/jam-40 km/jam. Pada simulasi 16 jam, diperoleh kecepatan
rata-rata jaringan berkisar pada angka kurang lebih 35 km/jam.
Waktu Tempuh / Travel Time (detik/km)
Relatif tidak jauh berbeda dengan kondisi eksisting, total waktu tempuh (detik/km) yang harus
dialami oleh pengendara pada jaringan setelah adanya kegiatan menunjukkan angka yang
sebanding dengan tingginya kecepatan tempuh. Dengan kecepatan rata-rata yang tinggi, waktu
tempuh menjadi relatif rendah dengan rata-rata 200 detik per km. Keadaan ini relatif fluktuatif
namun berkisar pada angka yang relatif rendah yaitu 250-300 detik per km.
Kepadatan kendaraan pada kondisi setelah pembangunan menunjukkan kecenderungan yang tidak
jauh berbeda dengan kondisi eksisting, dimana kendaraan diprediksikan dapat terus mengalir
dengan lancar sehingga kepadatan relatif terjaga. Kepadatan sedikit meningkat pada jam awal
aktivitas pagi yaitu sejak pukul 05.00 hingga pukul 07.00 sebesar kurang lebih 120-170 kendaraan
per km, dan relatif stabil sepanjang hari. Kepadatan sedikit meningkat pada sore hari pukul 16.00-
18.30,
Tundaan (detik/km)
Pada kondisi eksisting, total tundaan (delay) yang diderita kendaraan akibat kendaraan yang
berhenti, aktivitas samping jalanSuryadharma relatif tinggi, yaitu berkisar pada angka mencapai
320 detik per km atau dapat mencapai 5 menit akibat adanya antrian kendaraan.
Keberadaan persimpangan pada suatu jaringan jalan, ditujukan agar kenderaan bermotor,
pejalan kaki (pedestrian), dan kenderaan tidak bermotor dapat bergerak dalam arah yang
berbeda dan pada waktu yang bersamaan. Dengan demikian pada persimpangan akan terjadi
suatu keadaan yang menjadi karakteristik yang unik dari persimpangan yaitu munculnya konflik
yang berulang sebagai akibat dari pergerakan ( manuver ) tersebut.
Berdasarkan sifatnya konflik yang ditimbulkan oleh manuver kenderaan dan keberadaan
pedestrian dibedakan 2 type yaitu:
1. Konflik primer yaitu konflik yang terjadi antara arus lalu lintas yang saling memotong
2. Konflik sekunder yaitu konflik yang terjadi antara arus lalu lintas kanan dengan arus lalu
lintas arah lainnya dan atau lalu lintas belok kiri dengan para pejalan kaki.
Adapun titik konflik yang terjadi disuatu persimpangan dapat dilihat pada gambar berikut :
Pada dasarnya jumlah titik konflik yang terjadi dipersimpangan tergantung beberapa faktor
antara lain:
1. Jumlah kaki persimpangan yang ada
2. Jumlah lajur pada setiap kaki persimpangan
3. Jumlah arah pergerakan yang ada
4. Sistem pengaturan yang ada
A. U turn di sisi Utara lokasi kegiatan dengan jarak 456 m dari lokasi
Dalam perencanaan median disediakan pula bukaan median yang memungkinkan kendaraan
merubah arah perjalanan berupa gerakan putar balik arah atau diistilahkan sebagai gerakan
U – Turn, karena kemampuan manuver kendaraan umumnya dibatasi oleh lebar badan jalur,
lebar median dan bukaannya, serta arus lalu lintas yang ada pada jalur yang searah maupun
jalur berlawanan arah yang menjadi tujuan dari kendaraan U – Turn. Salah satu pengaruh
ketika melakukan gerak U – Turn yaitu terhadap kecepatan kendaraan dimana kendaraan akan
melambat atau berhenti. Untuk U turn terdekat dari lokasi keguatan berjarak 456 m di bagian
utara.