Anda di halaman 1dari 15

ACC FIX

22/09/23

PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN


TRANSPIRASI DAN EVAPORASI

Bustanul Ulum (2210423001)


Jihan Qothrunnada (2210423003)
Miftahatil Jannah (2210423005)
Tiara Permata Sari (2210423007)
Rayhana Salsabila Salim (2210423011)

Kelompok : 5A

Asisten
Penanggungjawab :
Siti Suci Rohani
Shyla Aulia Delfi

LABORATORIUM FISOLOGI
TUMBUHANJURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAMUNIVERSITAS ANDALAS
2023
I. PENDAHULUAN

Transpirasi ialah satu proses kehilangan air dari tumbuh-tumbuhan ke atmosfer


dalam bentuk uap air. Air diserap dari akar rerambut tumbuhan dan air itu
kemudian diangkut melalui xilem ke semua bahagian tumbuhan khususnya daun.
Tidak semua air digunakan dalam proses fotosintesis, air yang berlebihan akan
disingkirkan melalui proses transpirasi. Jika kadar kehilangan air melalui
transpirasi melebihi kadar pengambilan air tumbuhan tersebut, pertumbuhan
pohon akan terhalang. Akibat itu, mereka yang mengusahakan pemanaman secara
besar-besaran mungkin mengalami kerugian yang tinggi sekira mengabaikan
faktor kadar transpirasi tumbuh-tumbuhan (Devlin dan Withan, 2013).
Transpirasi dipengaruhi oleh factor internal dan eksternal. Faktor internal
seperti besar kecilnya daun, tebal tipisnya daun, ada tidaknya lapisan lilin
dipermukaan daun, jumlah bulu pada daun, jumlah stomata, bentuk dan letak
stomata. Factor eksternal diantaranya suhu, kelembapan, cahaya, angin, dan
kandungan air. Transpirasi akan semakin besar jika banyaknya jumlah daun
karena banyaknya jumlah stomata. Laju transpirasi juga dipengaruhi oleh luas
permukaann daun pada tumbuhan. Hal tersebut dikarenakan daun yang luas
memiliki jumlah stomata yang banyak, sheingga laju transpirasi akan tinggi
(Papuangan dkk, 2014).
Pada proses transpirasi, tumbuhan membutuhkan energi untuk
menguapkan air. Sumber energi tersebut didapat dari sinar matahari yang diterima
langsung oleh tumbuhan. Air merupakan komponen paling besar pada jaringan
tumbuhan, semua proses pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan terjadi karena
adanya air. Transpirasi tidak hanya memberikan keuntungan bagi tumbuhan, tetapi
juga berperan penting dalam siklus hidrologi atau siklus air, yang berperan bagi
kelangsungan hidup setiap organisme di bumi. Siklus hidrologi merupakan proses
sirkulas iatau pertukaran air yang tidak pernah berhenti dari atmosfer menuju bumi
dan kembali lagi ke atmosfer. Awan yang terbentuk pada siklus ini salah satunya
bersumber dari uap air hasil transpirasi tanaman (Lakitan, 2015).

Evaporasi adalah difusi molekul cairan ke udara, molekul dibebaskan


melalui evaporasi dalam bentuk gas. Bentuk gas dari air disebut uap air. Air
sebagian besar secara konstan dievaporasikan dari sel tumbuhan yang basah ke
udara pada rongga interseluler atau atmosfer terbuka. transpirasi sama halnya
dengan evaporasi (Lakitan,2004).
II. METODE PRAKTIKUM

2.1 Waktu dan Tempat

Praktikum mengenai Transpirasi dan Evaporasi dilaksanakan pada hari Jumat, 15


September 2023 di Laboratorium Pendidikan IV, Departemen Biologi, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Andalas, Padang.

2.2 Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum Tranpirasi dan Evaporasi.
Alat yang digunakan yaitu timbangan analitik, HVS, jepitan kertas, selotip, gunting,
mikroskop, kaca objek dan cover glass. Bahan yang digunakan yaitu Rhoe discolor,
Manikara zapota (Sawo), Vaselin, larutan sukrosa atau NaCl 1M dan Aquades.

2.3 Cara Kerja

I. Perhitungan Luas Permukaan Daun, Perkiraan Laju Evaporasi dan Transpirasi


Permukaan Dorsiventral Dau

a. Menghitung luas daun

1. Ambil lembaran daun dari tanaman (3 lembar), lalu tempelkan pada selembar
kertas yang telah diketahui berat dan luasnya.
2. Selanjutnya lembaran daun dijiplakan pada kertas tersebut.
3. Kemudian jiplakan gambar daun digunting dan ditimbang.
4. Dengan demikian luas daun dapat dihitung dengan rumus:

b. Perkiraan Kecepatan Evaporasi Daun

1. Ambil lembaran daun yang telah diketahui luas permukaannya tadi,


kemudian ditimbang dan digantung dengan jepitan kertas di dalam ruangan
atau sinar matahari langsung.
2. Dalam interval waktu tertentu (30 menit) dilakukan penimbangan terhadap
daun tersebut (penimbangan dilakukan sebanyak 3 kali).
3. Buat daftar penimbangan pengurangan berat daun selama evaporasi

c. Perkiraan laju respirasi daun permukaan dorsiventral

1. Dua lembar daun yang telah diketahui luasnya pada percobaan a ditimbang,
kemudian direndam dalam air dan dikeringkan dengan kertas tissue.
2. Daun pertama diolesi vaselin pada permukaan atasnya dan yang kedua pada
permukaan bawahnya, dan ditimbang kembali.
3. Kedua daun tersebut diletakkan pada panas matahari selama 1 jam atau lebih,
dan ditimbang kembali.
4. Bandingkan hasil antara transpirasi kutikula dari permukaan atas dan
transpirasi stomata dari permukaan bawah.

II. Struktur Stomata dan Aktifitas Membuka-Menutup Stomata

1. Teteskan akuadest pada permukaan kaca objek


2. Buat sayatan tipis permukaan epidermis atas dan bawah lembaran daun dari
jenis yang telah ditentukan, kemudian tempatkan pada tetesan akuadest pada
kaca objek, tentukan epidermis atas dan epidermis bawah.
3. Tutup secara hati-hati dengan cover glass dan amati dibawah mikroskop
dengan perbesaran kecil (4x10).
4. Fokuskan pengamatan pada 1-2 stomata dan tingkatkan perbesaran sampai
40x10, kemudian gambarkan struktur stomata yang teramati dibawah
mikroskop.
5. Tetesi salah satu bagian dengan sukrosa dan dibagian sisi lainnya isap
akuadest menggunakan tissue sehingga akuadest diganti oleh sukrosa dan
amati perubahan yang terjadi pada stomata. Catat waktu yang diperlukan
untuk proses yang terjadi dan amati.
6. Kemudian tetesi kembali dengan akuadest pada salah satu sisi dengan
menghisap sukrosa pada sisi lainnya, amati perubahan yang terjadi dan catat
waktu yang diperlukan untuk perubahan tersebut. Tempatkan pengamatan
dengan cahaya langsung agar stomata memberikan respon dengan akuadest.
7. Kemudian tetesi dengan NaCl dengan mengisap akuadest pada sisi
sebelahnya serta amati perubahan yang terjadi pada stomata, catat waktu yang
diperlukan untuk perubahan tersebut 8. Tetesi kembali dengan akuadest untuk
melihat respon dari stomata, amati waktu yang diperlukan untuk perubahan
tersebut. Gambarkan proses yang terjadi dengan berurutan.
8. Apa yang dapat disimpulkan dari percobaan tersebut, buatlah uraian pada
buku kerja
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
Tabel 1. Hasil pengamatan luas daun
No Parameter Daun I Daun II
1 Berat guntingan 0,18 g 0,14 g
2 Berat kertas 3,85 g 3,85 g
3 Luas kertas 632 cm 632 cm
4 Luas daun 30,9 cm 22,9 g
Keterangan :
Daun I : Tidak ternaungi
Daun II : Ternaungi
Tabel 2. Hail pengamatan perkiraan kecepatan evaporasi dan transpirasi
NO Waktu Berat penguapan (berat awal - Kecepatan evaporasi (g / cm3
berat akhir) /menit)

ternaungi Tak Ternaungi Tak ternaungi


ternaungi
1 30 menit 0,02 0,09 0,00002 0,0001
pertama

30 menit
2 kedua 0,02 0,09 0,00001 0,00006

Tabel 3. Hasil pengamatan perkiraan laju transpirasi dalam permukaan dorsiventral

No Jenis transpirasi Laju transpirasi


Berat awal Berat akhir Selisih
1 Stomata /bagian 0,63 0,72 0,09
atas (dorsal)
Daun 2
2 Kutikula / bagian 0,68 0,70 0,02
bawah (ventral)
Daun 1
Tabel 4. Hasil pengamatan struktur stomata dan aktivitas membuka-menutup
stomata
No Larutan Penguji Aktivitas Stomata Waktu
1 Aquadest Membuka 1 menit 46 detik
2 Sukrosa 1 M Menutup 2 menit 11 detik
3 Aquadest Membuka 5 menit 28 detik
4 NaCl 1M Menutup 2 menit 37 detik
5 Aquadest Membuka 1 menit 51 detik

3.2 Pembahasan
Dari praktikum yang telah dilaksanakan, didapatkan hasil seperti pada tabel 1
yang mana luas permukaaan daun terbesar terdapat pada daun II yaitu 61,6
sedangkan luas daun terkecil terdapat pada daun I yaitu 43,63. Pada tabel 2
dapat dilihat bahwa pada 30 menit pertama daun tak ternaungi memiliki berat
penguapan lebih besar dibandingkan daun ternaungi dan pada 30 menit kedua
berat penguapan daun ternaungi masih sama dengan berat pada 30 menit
pertama. Tabel 3 dapat disimpulkan bahwa pada daun yang diberi vaselin di
permukaan atas berat awalnya 0,68 dan berat akhirnya 0,70 sedangkan pada
daun yang diberi vaselin di permukaan bawah berat awalnya 0,63 dan berat
akhirnya 0,72. Tabel 4 dapat diketahui bahwa aktivitas membuka dan
menutupnya stomata dipengaruhi oleh pemberian perlakuan sukrosa dan NaCl
pada preparat daun Rhoe discolor.
Percobaan pertama yang mengenai perhitungan berat dan luas
permukaan daun sangat penting untuk dilakukan. Hal ini dikarenakan luas
daun berkaitan dengan percobaan selajutnya yaitu mengenai evaporasi dan
transpirasi pada daun. Luas daun yang kita hitung dapat
kita jadikan sebagai patokan bahwa daun yang memiliki luas lebih besar maka
itu artinya adalah daun tersebut memiliki jumlah stomata yang banyak
dan laju transpirasi akan lebih cepat pula. Namun dalam cepat lambatnya laju
transpirasi tidak hanya karena pegaruh luas atau tidaknya daun (Haryanti,
2010).
Hasil pada tabel 2 ini sesuai dengan Kumekawa, dkk (2013), yang
mengatakan bahwa besarnya evaporasi ini dipengaruhi oleh luas daun.
Semakin luas permukaan daun maka kecepatan evaporasi akan semakin tinggi.
Selain itu, ketebalan daun juga dapat mempengaruhi kecepatan evaporasi.
Menurut Kimbal (2011), struktur dan tekstur daun dari suatu tanaman akan
menentukan kecepatan tranpirasinya, misalnya pada tanaman yang
mempunyai daun yang tipis dan tanpa dilapisi oleh kutikula, lilin atau bulu-
bulu daun akan mengalami transpirasi paling cepat dibandingkan dengan daun
yang tebal dan ditutupi lapisan kutikula, lilin, dan bulu-bulu daun.
Laju respirasi pada daun yang permukaanya ditutupi vaselin pada
bagian atasnya lebih cepat mengalami transpirasi daripada daun yang ditutupi
vaselin pada permukaan daun bagian bawah. Hal ini dikarenakan stomata
lebih banyak terdapat pada permukaan daun bagian bawah dari
pada bagian atas. Hal ini didukung dengan pernyataan dari oleh Hariyanti,
(2010) yang mengemukakan bahwa distribusi stomata sangat berhubungan
dengan kecepatan dan intensitas transpirasi pada daun, yaitu misalnya letak
satu sama lain dengan jarak tertentu. Dalam batas tertentu, maka makin
banyak porinya makin cepat penguapan. Jika lubang-lubang itu terlalu
berdekatan, maka penguapan dari lubang yang satu akan menghambat
penguapan lubang dekatnya.
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan pada Daun Rhoe
discolor yang ditetesi sukrosa dan NaCl 1M stomata dalam keadaan tertutup.
Hal ini sesuai dengan Golec dan Szarejko (2013), yang mengatakan bahwa
larutan tersebut bersifat hipertonis dari pada cairan sel penjaga sehingga
menyebabkan terjadinya peristiwa osmosis atau keluarnya air dari dalam sel
penjaga serta kemampuan tekanan turgor dalam sel penjaga menurun sehingga
menyebabkan celah stomata semakin sempit dan stomata menutup. Penyebab
dari menutupnya stomata karena kehilangan larutan di sel penjaga
yang menyebabkan tekanan turgor menurun dan stomata menutup.
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan yakni pemberian
aquades, stomata pada daun Rhoeo discolor dalam keadaan membuka dengan
celah yang cukup lebar. Hal ini sesuai dengan pernyataan Ningsih et all (2018)
Pembukaan stomata disebabkan oleh meningkatnya tekananturgor pada
sel penjaga. Tekanan turgor yang meningkat disebabkan masuknya airpada sel
penjaga, serta stomata akan membesar dan akhirnya membuka.
IV. KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan


sebagai berikut:
1. Aktivitas membuka dan menutupnya stomata dipengaruhi oleh pemberian
perlakuan sukrosa dan NaCl pada preparat daun Rhoe discolor. Evaporasi ini
dipengaruhi oleh luas daun. Semakin luas permukaan daun maka kecepatan
evaporasi akan semakin tinggi.
2. Pada Daun Rhoe discolor yang ditetesi sukrosa dan NaCl 1M stomata dalam
keadaan tertutup dapat disimpulkan bahwa larutan tersebut bersifat
hipertonis dari pada cairan sel penjaga, hal ini terjadi karena adanya
peristiwa osmosis atau keluarnya air dari dalam sel penjaga.
3. Pembukaan stomata disebabkan oleh meningkatnya tekanan turgor
pada sel penjaga, dimana tekanan turgor yang meningkat, disebabkan oleh
masuknya air pada sel penjaga, serta stomata akan membesar dan akhirnya
membuka.
4. Kecepatan evaporasi yang tertinggi terdapat pada daun tak ternaungi karena
dipengaruhi oleh paparan sinar matahari.
5. faktor yang mempengaruhi membuka dan menutupnya stomata yaitu
kelembaban udara, temperatur, kecepatan angin, cahaya, dan ketersediaan air.

4.2 Saran

Saran yang dapat diberikan selama praktikum transpirasi dan evaporasi pada
tumbuhan adalah selama praktikum berlangsung diharapkan praktikan
bekerja lebih hati-hati dan teliti agar mendapatkan hasil yang diinginkan dan
tidak adanya kesalahan dalam pengukuran.
DAFTAR PUSTAKA

Devlin, R. M dan K.H. Withan. 2013. Plant Physiology. Williard Grant Press:
Boston.
Fitter. A. H.dan Hay, R. K. M. .1991. Fisiologi Lingkungan Tanaman.
Yogyakarta: Gadjah MadaUniversity Press.
Golec, A.D and I. Szarejko. 2013. Open or Close The gate -Stomata Action
UnderThe Control of Phytohomones in Drough t Stress Condition.
Frontiers inPlant Cell. Vol. 4(138): 1 -16.

Haryanti, S. 2010. Jumlah Dan Distribusi Stomata Pada Daun Beberapa


Spesies Dikotil dan Monokotil .Jurnal Buletin Anatomi DanFisiologi,
Vol. 18 (2).
Kimball. 2011. Biologi Jilid 2. .: Erlangga: Jakarta.
Kumekawa, Y., H. Miyaka, K. Ohga, H.Hayakawa, J. Yokoyama, K. Ito,S.
Tebaya,R. Arakawa, and T.Fukuda. 2013. ComparativeAnalyses of
Stomatal Size and Density Among Ecotypes of Aster hispidus
(Asteraceae). American Journal ofPlantSciences, 4, 524-527.
Lakitan,B.2004. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Raja Grafindo Persada.
Jakarta.
Lakitan, B. 2015. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Rajawali Pers. Jakarta.
ISBN: 979-421-377-2, pp: 53-55.
Ningsih, R. A., Murdiono, W. E., & Wardiyati, T. 2018. Pembungaan
ManggaHasil Persilangan Arumanis 143 Dengan Podang Urang Di
MusimKemarau.Jurnal Produksi Tanaman, 5(11).

Papuangan, Nurmaya., Nurhasanah., dan Djurumudi, Mudmainah. 2014.


Jumlah dan Distribusi Stomata pada Tanaman Penghijauan di Kota
Ternate. Jurnal Bioedukasi, 3(1): 287– 2922.
LAMPIRAN

Gambar 1. Daun ternaungi Gambar 2. Daun ternaungi dan tidak


ternaungi sedang dijemur

Gambar 3. Sayatan yang diberikan Gambar 4. Sayatan yang diberi


larutan aquades perlkuan sukrosa 1M

Gambar 5. Sayatan yang diberi Gambar 6.Pengamatan


perlakuan NaCl pada stomata setelah diberi
aquadest.

Anda mungkin juga menyukai