Anda di halaman 1dari 15

TRANSPIRASI

( Laporan Praktikum Fisiologi Tumbuhan)

Oleh:

Riska Tri Yani


2117021011

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMPUNG
2023
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Transpirasi terjadi akibat kehilangan air dari permukaan tanaman.Transpirasi


tanaman dipengaruhi oleh kadar CO₂, cahaya, suhu, aliran udara, kelembaban
dan ketersediaan air tanah. Proses ini sangat penting bagi tanaman karena air
yang keluar melalui transpirasi digunakan untuk mengangkut nutrisi dari akar
ke seluruh bagian tanaman. Selain itu, transpirasi juga membantu mengatur
suhu tubuh tanaman dan menjaga keseimbangan air dalam tanah. Transpirasi
tidak hanya memberikan keuntungan bagi tumbuhan, tetapi juga berperan
penting dalam siklus hidrologi atau siklus air, yang berperan bagi
kelangsungan hidup setiap organisme di bumi. Namun, transpirasi juga
memiliki dampak negatif jika terjadi secara berlebihan. Jika terlalu banyak air
yang keluar melalui transpirasi, maka tanaman dapat mengalami kekeringan
dan bahkan mati. Oleh karena itu, penting untuk mengatur transpirasi pada
tanaman agar tetap seimbang dan tidak berlebihan. Berdasarkan uraian di atas,
dilakukanlah praktikum ini untuk mengamati peristiwa transpirasi yang terjadi
pada tumbuhan.

B. Tujuan

Adapun tujuan dilakukannya praktikum adalah untuk mengukur kecepatan


transpirasi melalui daun, persatuan luas, dan satuan waktu tertentu.
II. METODE PERCOBAAN

A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Praktikum ini dilaksanakan pada Hari Jumat, tanggal 24 Maret 2023


pukul 07.30 – 10.20 WIB di Laboraturium Botani II Jurusan Biologi
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung.

B. Alat dan Bahan

Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini adalah Photometer dan
Higrometer masing-masing 3 buah, timbangan, penggaris, statif dan jam
tangan, ember, pisau, dan gunting.

Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah ranting


tumbuhan tanpa bunga dan kutikula, lilin/seal type/vaselin.

C. Cara Kerja

Adapun cara kerja pada praktikum ini adalah sebagai berikut:


a. Pengukuran Transpirasi Pada Daun dengan Photometer
1. Dipilih satu tumbuhan yang tangkainya dapat masuk ke dalam
pipa karet photometer, kemudian dipotong dan segera
dimasukkan ke dalam pipet volumetri yang berisi air agar pada
bekas potongan batang tidak terdapat gelembung udara.
2. Dibuka sumbat photometer dan isi dengan air hingga penuh.
3. Dipotong pangkal tumbuhan 5-10 cm, diusahakan daun tidak
basah. Dimasukkan pangkal tanaman ke dalam pipa karet dan
diolesi setiap sambungan dengan lilin/seal tipe/vaselin.
4. Dilakukan hal yang sama untuk kedua photometer yang lain.
Kemudian diletakkan photometer pada 3 lokasi, yaitu tempat
terbuka, teduh dan tertutup (dalam ruangan).
5. Untuk mengukur kelembaban udara pada setiap tempat,
digunakan hygrometer. Selanjutnya, dibiarkan tumbuhan
bertranspirasi. Bila terjadi penyerapan air akibat adanya
transpirasi, maka air akan bergerak kearah tabung tanaman.
6. Untuk memudahkan pengamatan dapat digunakan larutan eosin
sedikit, dengan cara disuntikan pada pipa kapiler dengan
menggunakan siring.
7. Diamati secara bersamaan ketiga photometer tersebut (dapat
bekerja sama dengan teman lain). Dan dicatat pergerakan eosin
gelembung udara dari a-b, setiap 5 menit, selama 4/5 X
pengamatan (20/25 menit).
8. Dengan mengetahui volume pipa kapiler sepanjang a-b ini. Maka
dapat diketahui jumlah air yang ditranspirasikan selama
pengamatan. Bila pengamatan selesai, dipetiklah seluruh daun
untuk diukur luas totalnya. Sehingga dapat diketahui jumlah ml
air yang ditranspirasi /satuan luas daun/ satuan waktu pada setiap
kondisi lingkungan yang diamati tadi.

b. Cara Mengukur Luas Permukaan Daun


Seluruh daun dipetik dan ditimbang, misal: a gam. kemudian diambil
sampel daun dengan luas tertentu. Misal 3 x cm dan ditimbang misal:
b gam. Maka luas permukaan daun seluruhnya dapat dihitung:
a/b x 2 (2 x 2 cm) = d cm
Angka 2 menunjukkan permukaan atas dan bawah
III. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

Adapun hasil pengamatan yang diperoleh dari praktikum ini sebagai berikut:
a. Pengukuran Laju Transpirasi Berdasarkan Kecepatan Gelembung

Pengukuran laju transpirasi berdasarkan kecepatan gelembung


140 118 113 116 109
Kecepatan (menit)

120
100 84 81 87
75
80
60
40
20
0
Kelompok 4 Kelompok 7 Kelompok 8 Kelompok 9
Tidak ternaungi (terang) Ternaungi (gelap)

Gambar 1. Pengukuran Laju Transpirasi Berdasarkan Kecepatan Gelembung

b. Pengukuran Uap Air Hasil Transpirasi

Pengukuran uap air hasil transpirasi


2 1.8

1.5 1.3
Berat (gr)

1 0.7
0.5 0.23 0.24 0.21
0.11 0.03
0
Kelompok 4 Kelompok 7 Kelompok 8 Kelompok 9
Tidak ternaungi (terang) Ternaungi (gelap)

Gambar 2. Pengukuran Uap Air Hasil Transpirasi


B. Pembahasan

Transpirasi merupakan proses kehilangan air dalam bentuk uap dari jaringan
tumbuhan melalui stomata. Kemungkinan kehilangan air dari jaringan
tanaman melalui bagian tanaman yang lain dapat saja terjadi, tetapi porsi
kehilangan tersebut sangat kecil dibandingkan dengan yang hilang melalui
stomata. Air yang menguap dari daun menimbulkan kekuatan kapiler yang
menarik air dari daerah yang berdekatan dalam daun. Jika banyak air yang
dipindahkan, tekanan turgor menjadi nol. Oleh karena itu, sel menjadi lunak
dan kehilangan kemampuan untuk mendukung daun (Costa dkk, 2022).
Transpirasi berperan sebagai mekanisme regulasi dan adaptasi terhadap
kondisi internal dan eksternal tubuhnya, terutama terkait dengan kontrol cairan
tubuh (turgiditas sel/jaringan), penyerapan dan transportasi air, garam-garam
mineral serta mengendalikan suhu jaringan disebut transpirasi. Uap air yang
keluar ke atmosfer pada proses transpirasi berfungsi sebagai pendinginan
lingkungan (Costa dkk, 2022).

Berdasarkan hasil praktikum yang dilakukan pada pengukuran transpirasi


berdasarkan kecepatan gelembung, pada perlakuan daun yang tidak ternaungi.
Pada kelompok 4 menunjukkan durasi 1 jam 24 menit, kelompok 7 berdurasi
1 jam 15 menit, kelompok 8 berdurasi 1 jam 21 menit dan kelompok 9
berdurasi 1 jam 27 menit. Pada perlakuan pada perlakuan daun yang ternaungi
Pada kelompok 4 menunjukkan durasi 1 jam 58 menit, kelompok 7 berdurasi
1 jam 53 menit, kelompok 8 berdurasi 1 jam 56 menit dan kelompok 9
berdurasi 1 jam 49 menit. Perbedaan data tersebut disebabkan oleh perbedaan
dari luas permukaan daun dan jumlah daun, pada luas permukaan yang lebih
maka semakin tinggi juga laju transpirasi suatu tanaman. Pada daun yang
ternaungi, memiliki durasi lebih lama dari pada daun yang ternaungi hal ini
disebabkan intensitas cahaya yang meningkat menyebabkan transpirasinya
juga meningkat karena banyak stomata yang terbuka. Apabila gelembung
udara bergerak, maka laju pergerakan gelembung digunakan untuk
menghitung volume air yang diserap oleh tanaman selama waktu tertentu.
Berdasarkan hasil praktikum yang dilakukan pada pengukuran transpirasi
berdasarkan uap hasil transpirasi, pada perlakuan daun yang tidak ternaungi,
kelompok 4 menunjukkan berat 0,7 gr , kelompok 7 beratnya 1,3 gr, kelompok
8 memiliki berat 1,8 gr dan kelompok 9 beratnya 0,03 gr . Pada perlakuan
pada perlakuan daun yang ternaungi, kelompok 4 menunjukkan berat 0,23 gr,
kelompok 7 beratnya 0,24 gr, kelompok 8 memiliki berat 0,11 gr dan
kelompok 9 beratnya 0,21 gr. Melalui pengamatan yang dilakukan dapat
diketahui bahwa pada kedua kantong plastik (gelap dan terang) yang
sebelumnya telah dibungkuskan pada tumbuhan terdapat bintik-bintik uap-air,
yang artinya telah terjadi laju transpirasi secara sederhana pada kedua
tumbuhan tersebut (Anggraini dkk., 2021).

Adapun indikator percobaan laju transpirasi yang diamati dalam diantaranya


yang pertama adalah berupa uap air yang terdapat di dalam plastik sebagai
hasil transpirasi dari tumbuhan yang berada di bawah cahaya matahari.
Mekanisme pengukuran uap air ini dilakukan dengan menutup tumbuhan yang
sedang bertranspirasi di bawah cahaya matahari menggunakan plastik bening,
lalu daun dibiarkan tertutup plastik selama 15 menit, dan setelah itu akan
muncul uap-uap air dari proses hilangnya air dari tumbuhan terutama pada
bagian batang dan daun berupa uap cairan maupun gas. Selanjutnya dilakukan
penimbangan uap air dengan cara menghitung selisih berat awal plastik-berat
akhir plastik, hasil selisih yang didapatkan ini dinyatakan berupa berat uap air
yang ditranspirasikan oleh tumbuhan selama 15 menit. Dan yang kedua yaitu
berupa gelembung udara dari tumbuhan sebagai hasil transpirasi yang turun ke
dasar pipet volumetri. Gelembung udara tersebut digunakan untuk mengetahui
kecepatan transpirasi suatu tanaman. Indikator ini mengikuti prinsip kerja dari
fotometer. Pucuk tumbuhan yang dipotong kemudian dimasukkan dalam pipet
volumetri yang berisi air akan mengalami transpirasi. Dalam alat fotometer
sebuah gelembung udara kecil dimasukkan ke dalam tabung kapiler
(Anggraini dkk, 2021). Apabila gelembung udara bergerak, maka laju
pergerakan gelembung digunakan untuk menghitung volume air yang diserap
oleh tanaman selama waktu tertentu.
Laju transpirasi ini dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan
faktor eksternal. Faktor internal yang mempengaruhi laju transpirasi adalah
jumlah daun pada tumbuhan, ketebalan daun, luas permukaan daun, lapisan
lilin dan jumlah bulu pada permukaan daun serta jumlah stomata (Anggraini
dkk, 2021).
1. Ketebalan daun: ukuran ketebalan setiap daun berbeda-beda dikarenakan
bahwa setiap jenis tanaman mempunyai struktur sel epidermis yang
berbeda. Perbedaan struktur sel epidermis yang dimaksud dapat berupa
bentuk dan susunan sel epidermis, letak atau kedudukan stomata terhadap
sel tetangga, arah membuka stomata, bentuk stomata, jumlah sel
epidermis dan stomata, jarak antarstomata, dan panjang epidermis dan
stomata. Ketebalan daun menurun ketika transpirasi dimulai dan kemudian
meningkat ketika menyerap air dari batang dan tanah (Costa dkk, 2022).
2. Lapisan lilin yang ada di permukaan daunnya yang dapat melindungi
daun dari penguapan yang berlebihan sehngga dapat mengurangi
transpirasi berlebihan pada kondisi keadaan tanah yang lembab
3. Tumbuhan dengan jumlah stomata yang banyak akan memiliki laju
transpirasiper satuan luas yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan
tumbuhan yangstomatanya sedikit. Stomata umumnya banyak terdapat di
bagian bawah daun,dari pada di bagian atas. Hal ini berkaitan dengan
daya adaptasi tumbuhanuntuk mengurangi laju transpirasi.
4. Stomata dengan ukuran yang besar memiliki laju transpirasi relatif lebih
besar. Pembukaan stomata biasanya berkaitan dengan fisiologis
tumbuhan. Stomata membuka dengan adanya cahaya. Stomata cenderung
menutup saat tumbuhan mengalami stres (cekaman), misalnya
kekurangan air, suhu yang tinggi, dan sebagainya. Ketika stomata
menutup maka laju transpirasi akan menurun.
5. Luas dan jumlah daun menentukan besarnya laju transpirasi pada
skalaindividu tumbuhan (Binsasi dkk, 2018).
Faktor eksternal yang mempengaruhi yaitu intensitas cahaya matahari, suhu,
angin dan kelembaban (Anggraini dkk, 2021). Dijelaskan sebagai berikut:
1. Cahaya mempengaruhi laju transpirasi tanaman. Intensitas cahaya yang
meningkat menyebabkan transpirasinya juga meningkat karena banyak
stomata yang terbuka. Peningkatan intensitas cahaya menyebabkan
peningkatan laju respirasi. Sinar akan mempercepat proses fotosintesis
kemudian fotosintesis akan menambah substrat, sedangkan penambahan
substrat akan mempercepat proses laju respirasi (Khusni dkk, 2018).
2. Suhu udara dan kelembaban udara merupakan faktor yang saling
berkaitan, peningkatan suhu akan menyebabkan menurunnya kelembaban
udara dan penurunan suhu akan menyebabkan peningkatan kelembaban
udara. Lajut transpirasi pada waktu fajar dan pagi hari, ini dapat berkaitan
dengan pengaruh peningkatan suhu yang membantu dalam mempercepat
penguapan air dari tanaman. Pada pagi hari lebar porus stomata daun
lebih besar dari pada waktu siang dan sore hari.
3. Kelembaban udara berpengaruh besar terhadap laju transpirasi.
Semakinrendah RH udara akan semakin mempercepat laju transpirasi
karena uap airakan bergerak dari yang memiliki tekanan tinggi (daun) ke
tekanan rendah.
4. Adanya angin berkaitan dengan fungsinya sebagai penghilang hambatan
akibatadanya lapisan udara lembab di sekitar daun (stomata). Dengan
adanya anginmaka udara lembab yang ada di sekitar lubang stomata akan
hilang sehinggaakan semakin mempercepat laju transpirasi daun
(Sugiarto dkk, 2020).
IV. KESIMPULAN

Adapun kesimpulan dari pratikum yang dilakukan adalah laju transpirasi dapat
diukur dengan indikator adanya uap air dan kecepatan gelembung. Berdasarkan
hasil pengamatan yang dilakukan dapat diketahui bahwa pada kedua kantong
plastik (gelap dan terang) yang sebelumnya telah dibungkuskan pada tumbuhan
terdapat bintik-bintik uap-air, yang menandakan telah terjadi laju transpirasi
secara sederhana pada kedua tumbuhan tersebut. Gelembung udara tersebut
digunakan untuk mengetahui kecepatan transpirasi suatu tanaman. Indikator ini
mengikuti prinsip kerja dari fotometer. Pucuk tumbuhan yang dipotong kemudian
dimasukkan dalam pipet volumetri yang berisi air akan mengalami transpirasi.
DAFTAR PUSTAKA

Anggraini, R., Selaras, H. G. dan Fuadiyah, S. 2021. Perbandingan Laju


Transpirasi Antara Begonia (Begonia sp.) dan Melati Putih (Jasminum
sambac L.) Menggunakan Metode Pengumpulan Uap Air. Jurnal Nasional
Biologi. 1(1): 673-678.

Binsasi, R., Sancayaningsih, P. R. dan Murti, H. S. 2018. Evaporasi dan


Transpirasi Tiga Spesies Dominan dalam Konservasi Air di Daerah
Tangkapan Air (DTA) Mata Air Geger Kabupaten Bantul Yogyakarta.
Jurnal Pendidikan Biologi. 1(3): 32-34.

Costa, D. O. Y. dan Daningsih, E. 2022. Ketebalan Daun dan Laju Transpirasi


pada Tanaman Hias Dikotil. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia.
27(1): 40-47.

Khusni, L., Hastuti, B. dan Prihastanti, E. 2018. Pengaruh Naungan Terhadap


Pertumbuhan dan Aktivitas Antioksidan Pada Bayam Merah
(Alternanthera amoena Voss.). Jurnal Buletin Anatomi dan Fisiologi.
3(1): 62-70.

Sugiarto, A., Marisa, H. dan Sarno. 2020. Pemodelan Pengaruh Peningkatan Suhu
Udara Terhadap Laju Transpirasi Bibit Lansium domesticum Corr
Menggunakan Metode Potometer yang Dimodifikasi. Jurnal Sriwijaya
Bioscientia. 1(1): 31-34.
LAMPIRAN TABEL

Tabel 1. Pengukuran Transpirasi Berdasarkan Kecepatan Gelembung

Kelompok Perlakuan Durasi (Jam) Durasi (Menit)

4 Tidak ternaungi 1 jam 24 menit 84 menit

Ternaungi 1 jam 58 menit 118 menit

7 Tidak ternaungi 1 jam 15 menit 75 menit

Ternaungi 1 jam 53 menit 113 menit

8 Tidak ternaungi 1 jam 21 menit 81 menit

Ternaungi 1 jam 56 menit 116 menit

9 Tidak ternaungi 1 jam 27 menit 87 menit

Ternaungi 1 jam 49 menit 109 menit

Tabel 2. Pengukuran Uap Air Hasil Transpirasi

Kelompo Perlakuan Berat awal Berat Total Uap Air


k plastik (gr) akhir (Berat Akhir-
plastik (gr) Berat Awal)

4 Tidak ternaungi 3,00 3,70 0,7

Ternaungi 2,90 3,13 0,23

7 Tidak ternaungi 3,08 4,38 1,30


Ternaungi 1,73 1,97 0,24

8 Tidak ternaungi 3,10 4,90 1,80

Ternaungi 3,17 3,28 0,11

9 Tidak ternaungi 1,74 1,77 0,03

Ternaungi 2,91 3,12 0,21


LAMPIRAN REFERENSI

Anda mungkin juga menyukai