Anda di halaman 1dari 21

Selasa, 17 Oktober 2023

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN


ACARA I
DIFUSI DAN OSMOSIS

Febri Bimo Putra Johana


(2201070008)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2023
ACARA I
DIFUSI DAN OSMOSIS

A. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian difusi.
2. Untuk mengetahui pengertian osmosis.
3. Untuk mengetahui difusi molekul K-permanganat dalam air.
4. Untuk mengetahui cara mengukur potensial osmotik (PO) dengan cara
plasmolisis.
5. Untuk mengetahui cara mengukur potensial air (PA) umbi kentang.

B. Dasar Teori
Menurut (Loveless, 1991), jika suatu zat dapat bergerak bebas
tanpa hambat oleh gaya tarik, maka jangka waktu tertentu partikel-partikel
itu akan tersebar merata dalam ruang yang ada. Sampai distribusi merata
seperti itu terjadi, akan terdapat lebih banyak partikel yang bergerak dari
daerah tempat partikel itu lebih pekat ke daerah yang partikelnya kurang
pekat, lalu terjadi sebaliknya, dan secara menyeluruh gerakan partikel pada
arah tertentu disebut difusi. Difusi dapat terjadi pada materi padat, cair dan
gas.
Difusi merupakan proses fisika yang prosesnya dapat terjadi setiap
hari, baik dilingkungan maupun di dalam kehidupan tumbuhan. Difusi
sering terjadi akibat adanya perbedaan konsesntrasi bahan di satu titik
dengan titik lain. Menurut teori kinetika, partikel dasar (atom, ion, dan
molekul) bergerak secara terus-menerus pada suhu diatas nol mutlak.
Proses difusi dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya suhu, tekanan,
konsentrasi dan permukaan pengabsrobsi. Difusi dapat didefinisikan
sebagai pergerakan neto molekul atau ion dari suatu tempat ketempat lain,
akibat aktivitas kinetik acak atau gerak termal. Difusi terjadi karena
adanya gradient (perbedaan) potensial kimia (Husin, 2023).
Pada hakikatnya osmosis adalah suatu proses disfusi. Para ahli
kimia mengatakan bahwa osmosis adalah difusi dari tiap pelarut melalui
suatu selaput yang permeabel secara diferensiasial. Dari suatu tempat
berkonsentrasi tinggi ke tempat berkonsentrasi rendah. Perlu di tekankan
bahwa konsentrasi disini, adalah konsentrasi pelarutnya, yaitu air dan
bukan konsentrasi dari zat yang larut (molekul, ion) dalam air itu.
Pertukaran air antara sel dan lingkungannya adalah suatu faktor yang
begitu penting sehingga memerlukan suatu penamaan khusus yaitu
osmosis. Proses osmosis berbeda dengan difusi karena yang berpindah
adalah zat pelarutnya semisal air dan alkohol (Rachmadiarti, 2007).
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa osmosis adalah difusi air
melalui selaput yang permeabel secara differensial dari suatu tempat
berkonsentrasi tinggi ke tempat berkonsentrasi rendah. Tekanan yang
terjadi karena difusi molekul air disebut tekanan osmosis. Makin besar
terjadinya osmosis maka makin besar pula tekanan osmosisnya. Proses
osmosis akan berhenti jika kecepatan desakan keluar air seimbang dengan
masuknya air yang disebabkan oleh perbedaan konsentrasi. Arah osmosis
ditentukan hanya oleh perbedaan konsentrasi zat terlarut total. Air
berpindah dari larutan hipotonik ke hipertonik sekalipun larutan
hipotoniknya memiliki lebih banyak jenis zar terlarut total. Air laut yang
memiliki zat terlarut yang sangat beragam, molekul airnya akan bergerak
ke larutan gula tunggal yang sangat tinggi konsentrasinya, karena
konsentrasi total zat terlarut air laut lebih rendah. Jika dua larutan bersifat
isotonik, air berpindah melintasi membran yang memisahkan larutan
tersebut pada laju yang sama untuk kedua arah (Campbell, 1999).
Peristiwa osmosis terjadi dalam sel, bila konsentrasi larutan dalam
sel tinggi, air akan masuk sel dan terjadi endosmosis. Hal ini
menyebabkan tekanan osmosis sel menjadi tinggi. Keadaan yang demikian
dapat memecahkan sel (lisis). Jadi, lisis adalah hancurnya sel karena
rusaknya atau robeknya membran plasma. Sebaliknya, apabila konsentrasi
larutan di luar sel lebih tinggi, air dalam sel akan keluar dan terjadi
eksosmosis. Eksosmosis pada hewan akan menyebabkan pengerutan sel
yang disebut krenasi dan pada tumbuhan akan menyebabkan terlepasnya
membran dari dinding sel yang disebut plasmolisis (Sasmitamihardja dkk,
2011).
Difusi dan osmosis dapat terjadi pada sel tumbuhan dan sel hewan
atau pada kehidupan sehari-hari. Pada tumbuhan proses difusi dan osmosis
erat kaitannya dengan fotosintesis yang memiliki tingkat proses
kompleksitas tinggi, mulai dari pengambilan air dan mineral tanah,
penangkapan cahaya, penyerapan gas-gas dan pendistribusian zat hasil
fotosintesis keseluruh tubuh tumbuhan. Difusi dan osmosis pada sel hewan
berperan penting dalam pengaturan proses masuknya zat yang diperlukan
sel dan mengeluarkan zat yang tidak diperlukan sel. Pada kehidupan
sehari-hari salah bukti terjadinya proses difusi dan osmosis yaitu seperti
berkeringat dimana panas dalam tubuh lebih tinggi dibanding panas diluar
tubuh sehingga terjadi perubahan konsentrasi gas yang menyebabkan
keluarnya panas dalam tubuh berupa gas panas dalam bentuk cair melalui
pori-pori kulit (Kimball, 1983).
Jika partikel suatu zat dapat bergerak bebas tanpa terhambat oleh
gaya tarik,maka dalam jangka waktu tertentu partikel-partikel itu akan
tersebar merata dalam ruang yang ada. Sampai distribusi merata seperti itu
terjadi, akan terdapat lebih banyak partikel yang bergerak dari daerah
tempat partikel itu lebih pekat ke daerahyang partikelnya kurang pekat,
lalu terjadi yang sebaliknya, dan secara menyeluruhgerakan partikel ke
arah tertentu disebut difusi. Makin besar perbedaan konsentrasi antara dua
daerah, yaitu makin tajam gradasi konsentrasinya. Makin besar kecepatan
difusinya. Jika keseimbangan telah tercapai, partikel terus bergerak
sebebas semula,tetapi tidak akan terjadi difusi lagi, sebab zat yang
memasuki daerah tertentu dan zatyang meninggalkannya terdapat dalam
jumlah yang sama, yaitu terjadi keseimbangan dinamis (Loveless, 1991).
Beberapa faktor yang mempengaruhi kecepatan difusi, yaitu
ukuran partikel, semakin kecil ukuran partikel, semakin cepat partikel itu
akan bergerak, sehingga kecepatan difusi semakin tinggi. Ketebalan
membran, semakin tebal membran,semakin lambat kecepatan difusinya.
Luas suatu area, semakin besar luas area,semakin cepat kecepatan
difusinya. Jarak, semakin besar jarak antara dua konsentrasi,semakin
lambat kecepatan difusinya. Suhu, semakin tinggi suhu, partikel
mendapatkan energi untuk bergerak dengan lebih cepat. Maka, semakin
cepat pula kecepatan difusinya (Campbell, 2002)
C. Alat dan Bahan
1. Difusi Molekul K-permanganat
a. Alat
1) Cawan Petri
2) Spatula
3) Gelas Ukur 10 ml
4) Kertas Milimeter
5) Alat Tulis
b. Bahan
1) Kristal K-permanganat
2) Aquades

2. Potensial Air (PA) dari umbi kentang


a. Alat
1) Alat pengebor
2) Jangka sorong
3) Pinset
4) Botol
5) Cutter
6) Alat Tulis
b. Bahan
1) Kentang (Solanum tuberosum)
2) Larutan sukrosa konsentrase 0; 0,2; 0,4; 0,6 ; 0,8; 1 M
D. Cara Kerja
1. Difusi molekul K-permanganat dalam air
a. Menuangkan air sebanyak 15 ml ke dalam petridisk
b. Meletakan petridisk pada tempat yang datar yang dialasi kertas
milimeter
c. Memasukan satu kristal kecil K-permanganat kebagian tengah petri
tersebut
d. Memperhatikan gerakan difusi molekul K-permanganat dalam air
dan ukur diameter sebaran difusi molekul K-permanganat tersebut
e. Mengukur diameternya setelah 5, 10, 15, 20 menit, serta perhatikan
apakah kecepetan merambatnya konstan atau tidak.

2. Mengukur potensial air (PA) umbi kentang


a. Membuat silinder umbi dengan menggunakan alat pengebor gabus
b. Memotong silinder umbi sama panjang berukuran panjang 4 cm
c. Memasukan potongan umbi tersebut kedalam botol berisi larutan
sukrosa, masing-masing botol 4 potongan
d. Menutup botol dengan rapat
e. Membirakan silinder umbi dalam larutan selama 2 jam
f. Mengambil umbi kentang dalam larutan dan mengukur diameter
menggunakan jangka sorong.
E. Hasil Pengamtan
1. Difusi molekul K-permanganat
a. Tabel

No Waktu (Menit) Diameter (cm) Selisih (cm)


1 0 1 1
2 5 6,5 2,5
3 10 8,5 2
4 15 10 2,5
5 20 10 0

b. Grafik

12

10

2
Diameter (cm)
0
0 5 10 15 20
2. Potensial Air (PA) dari umbi kentang
a. Tabel

Kelompok 1 2 3 4 5 6

Konsentrasi
0 0,2 0,4 0,6 0,8 1
(M)
Sebelum
4 4 4 4 4 4
(cm)

4 4 4 3,92 3,82 3,62 Panjang


Sesudah
(cm) Diamet
0,9 0,83 0,81 0,48 0,45 0,55
er

b. Grafik panjang umbi kentang

4.1

3.9

3.8
Kelompok 1
3.7
Kelompok 2
3.6 Kelompok 3
Kelompok 4
3.5
Kelompok 5
3.4 Kelompok 6
Sebelum (cm) Sesudah (cm)
F. Pembahasan
a. Difusi molekul K-permanganat
Difusi merupakan merupakan proses menyebarnya suatu zat padat,
cair, maupun gas dari posisi yang mendapat konsentrasi zat terlarut
tinggi ke posisi dengan zat terlarut rendah. Difusi terjadi hanya dengan
prinsip perbedaan konsentrasi zat, dimana zat dengan konsentrasi
tinggi akan bergerak menuju tempat dimana konsentrasinya rendah.
Kaitannya dengan peristiwa yang terjadi saat percobaan adalah ketika
molekul K-permanganat mulai menyebar rata di sekitar titik awalnya,
larutan aquades telah bercampur dengan sebagian K-permanganat yang
melarut dan mengakibatkan terkonsentrasinya K-permanganat pada
daerah tersebut. Pada daerah tersebut, konsentrasi K-permanganat
memang belum sepekat titik awal dimana K-permanganat memiliki
konsentrasi paling tinggi, namun dengan demikian, maka perbedaan
konsentrasi K-permanganat mulai menipis, sehingga laju perpindahan
zat terdifusi (K-permanganat) akan sedikit terhambat karena gradien
konsentrasi yang tidak jauh berbeda. Selain itu, tidak ada sentuhan dari
luar yang mengakibatkan energi kinetik molekul K-permanganat
bertambah dan menjadikannya bergerak semakin cepat dan
memudahkan dalam distribusi molekul dalam pelarut. Apabila ada
energi kinetik untuk mendorong molekul tersbut, maka homogenitas
larutan akan dicapai lebih cepat (Kimball, 1983)
Terdispersinya K-permanganat dalam aquades ditandai dengan
warna ungu. Warna ungu pekat pada awalnya menempati titik tengah
cawan dimana seharusnya ia diletakkan, namun lama kelamaan warna
ungu pekat tersebut memudar dan diameter warna ungu menjadi lebar.
Hal ini menunjukkan bahwa molekul K-permanganat telah berdifusi ke
larutan di sekitarnya. Selain sebab – sebab yang telah diungkapkan
sebelumnya, hal yang menyebabkan tidak meratanya laju difusi adalah
jarak tempuh difusi yang relatif lebar. Untuk melakukan difusi dengan
jarak dan posisi demikian, diperlukan adanya bulk flow atau konveksi,
dimana seharusnya medium tempat molekul berdifusi tersebut juga
ikut bergerak, sehingga partikel terdifusi akan lebih cepat dan lebih
mudah tersebar (Sasmitamihardja dkk, 2011).
Pada praktikum kali ini dilakukan percobaan difusi dengan
menggunakan air 15 ml dan satu butir K-permanganat. K-permanganat
sebagai zat dengan konsentrasi tinggi, sedangkan air sebagai zat yang
berkonsentrasi rendah. Air dimasukkan kedalam cawan petri yang
telah dialasi oleh kertas milimeter. K-permanganat diteteskan pada air
tersebut. K-permanganat menyebar yang mengakibatkan air tersebut
berwarna ungu. Berubahnya warna menjadi ungu membuktikan
bahwa terjadi difusi antara K-permanganat dengan air. K-permanganat
yang memiliki konsentrasi tinggi menyebar sampai terjadi
kesetimbangan. Selain itu penambahan K-permanganat yang lebih
pekat ini menyebabkan pertambahan volume air berkembang dan
konsentrasi air sedikit berkurang.
Dari hasil pengamatan Difusi molekul K-permanganat kelompok
kami untuk mencapai diameter 1 cm memerlukan waktu 0 menit,
untuk mencapai diameter 6,5 cm memerlukan waktu 5 menit, untuk
mencapai diameter 8,5 cm memerlukan waktu 10 menit, untuk
mencapai diameter 10 cm diperlukan waktu 15 menit. Namun pada
menit ke 20, diameter tetep berada di 10 cm dikarenakan warna ungu
sudah menutupi semua cawan petri. Dari hasil pengamatan tersebut
diketahui bahwa waktu yang diperlukan K-permanganat untuk
menyebar dari diameter 1 cm ke diameter 10 cm lama kelamaan waktu
yang diperlukan semakin banyak. Hal ini terjadi karena pada akhir
difusi yang hampir mencapai kesetimbangan diameter hanya sedikit
bertambah, sehingga waktu yang diperlukan pun semakin banyak.
b. Potensial Air (PA) umbi kentang
Potensial air tanaman merupakan suatu karakteristik yang
menjelaskan hubungan air tanaman. Potensial air tanaman berguna
untuk menduga respon tanaman terhadap lingkungan tumbuhnya,
misalnya cekaman air akibat hujan yang berlebih dan mencegah
terhadap faktor-faktor yang menghambat pertumbuhan dan
perkembangan tanaman. Pertumbuhan tanaman sangat bergantung
antara interaksi sel dan lingkungannya. Hilangnya air dari tanah
melalui tanaman mengakibatkan kandungan air dalam tanah akan
berkurang. Proses transpirasi akan mengurangi kandungan air dalam
tanaman. Suplai air dalam tanah harus dapat mencukupi untuk
menunjang pertumbuhan dan mencegah dari kekeringan. Difusi adalah
gerakan molekul dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi yang lebih
rendah. Pada proses difusi yang besar prosesnya terjadi melewati
membran sel tanpa bantuan protein pembawa sedangkan proses difusi
terfasilitasi membutuhkan bantuan protein pembawa. Pada proses
difusi terjadi penurunan gradien konsentrasi sampai mencapai
keseimbangan dan didistribusikan dengan sembarang (Rachmadiarti
2007).
Berdasarkan hasil pengamatan, terlihat pada tabel hasil
pengamatan pada kentang yang direndam sukrosa 0 – 0,4 M selama 2
jam tidak terjadi perubahan panjang, namun pada kentang yang
direndam sukrosa 0,6 – 1 M selama 2 jam terjadi perubahan panjang.
Pada sukora 0,6 M panjang kentang menjadi 3,92 cm, pada sukrosa 0,8
M panjang kentang menjadi 3,82 cm, dan pada sukorsa 1 M panjang
kentang menjadi 3,62 cm.
Dari hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa pada tiap
potongan kentang terlihat perbadingan pengurangan panjang kentang
pada konsentrasi 0,6 – 1 M larutan sukrosa. Hal tersebut membuktikan
bahwa adanya potensial air sel yang lebih besar dari potensial air
larutan, sel mengeluarkan air. Setelah kesetimbangan, potensial air sel
naik menjadi sama dengan potensial air larutan, dan hasilnya
adalah sel dengan tekanan turgor positif. Konsentrasi sukrosa yang
meningkat akan menurunkan potensial air larutan, menarik air keluar
dari sel, dan dengan demikian mengurangi tekanan turgor sel. Pada
kasus ini protoplas mampu menarik diri dari dinding sel (yaitu, sel
plasmolisis) karena molekul sukrosa mampu melewati pori-pori yang
relatif besar dinding sel. Dan hal itu terbukti dari berkurangnya
panjang pada potongan kentang. (Taiz dan Zeiger, 2002).
G. Kesimpulan
1. Difusi adalah pergerakan neto molekul atau ion dari suatu tempat
ketempat lain, akibat aktivitas kinetik acak atau gerak termal. Difusi
terjadi karena adanya gradient (perbedaan) potensial kimia.
2. Osmosis adalah difusi air melalui selaput yang permeabel secara
differensial dari suatu tempat berkonsentrasi tinggi ke tempat
berkonsentrasi rendah.
3. Faktor yang mempengaruhi kecepatan difusi, yaitu ukuran partikel,
semakin kecil ukuran partikel, semakin cepat partikel itu akan
bergerak, sehingga kecepatan difusi semakin tinggi.
4. Difusi terjadi dari zat konsentrasi tinggi (K-permanganat) ke zat
konsentrasi rendah (air) yang ditandai dengan berubahnya warna air
dari jernih menjadi ungu.
5. Potensial air tanaman berguna untuk menduga respon tanaman
terhadap lingkungan tumbuhnya.
6. Konsentrasi sukrosa yang meningkat akan menurunkan potensial air
larutan, menarik air keluar dari sel, dan mengurangi tekanan turgor sel.
H. Daftar Pustaka

Campbell, N. (2002). Biologi Jilid 2. Jakarta: Erlangga.

Campbell, N., Reece, J., & Mitchell, L. (1999). Biologi. Jakarta: Erlangga.

Husin, A. (2023). Penuntun Praktikum FISIOLOGI TUMBUHAN.


Purwokerto: Universitas Muhammdiyah Purwokerto.

Kimball, J. (1983). Biologi. Jakarta: Erlangga.

Loveless, A. (1991). Prinsip-Prinsip Biologi Tumbuhan Untuk Daerah


Tropik. Jakarta: Gramedia.

Rachmadiarti, F. (2007). Biologi Umum. Surabaya: UNESA.

Sasmitamihardja, Darjadt, & Siregar, H. A. (2011). Dasar-dasar Fisiologi


Tumbuhan. Bandung: ITB.

Taiz, L., & Zeiger, E. (2002). Plant Physiology Third Edition. Sunderland:
Sinauer Associates.
I. Lampiran
a. Difusi molekul K-permanganat

Menuangkan air 15 ml ke dalam


Mengukur air sebanyak 15 ml
petridisk

Menambahkan satu kristal


Setelah 5 menit
K-permanganat

Setelah 10 menit Setelah 15 menit


Setalah 20 menit

b. Potensial Air (PA) umbi kentang

Memotong silinder umbi kentang


Memotong umbi kentang
dengan alat bor

Memasukan potongan umbi


Membiarkan kentang selama 2 jam
kentang ke larutan sukrosa
Mengambil umbi kentang Mengukur umbi kentang

c. Lain-lain

Alat dan bahan


Logbook halaman 1
Logbook halaman 2
Logbook halaman 3

Anda mungkin juga menyukai