Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN

“ MENGUKUR POTENSIAL AIR UMBI KENTANG“

Disusun Oleh:

Nama : Lesdina Sortauli Siregar

NIM : ACD 118 055

Kelas :B

Dosen Pengampu : Dr. Hj. Siti Sunarriyati, M.Si.

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
2021
I. TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk menghitung Potensial Air (PA) umbi kentang.
II. BAHAN DAN ALAT
Adapun alat dan bahan yang di gunakan dalam praktikum kali ini yaitu :
a. Alat

No. Nama Alat Jumlah


1. Gelas aqua 5 buah
2. Gelas ukur 1 buah
3. Silet 1 buah
4. Timbangan 1 buah
5. Pelubang Kentang 1 buah
6. ATK 1 set
7 Kertas aluminium 5 potong

b. Bahan

No. Nama Bahan Jumlah


1. Umbi kentang Secukupnya
2. Air Secukupnya
3. Gula Secukupnya

III. CARA KERJA


1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam melakukan praktikum
2. Menyiapkan 5 buah gelas aqua
3. Menyiapkan aquades sebanyak 30ml yang diukur dengan menggunakan gelas
ukur
4. Menghitung massa gula per gram berdasarkan molar yang telah ditentukan
5. Menimbang gula dengan masing-masing ukuran 0,2 ; 0,4 ; 0,6 ; 0,8 ; dan 1 M
6. Menuangkan air kedalam masing-masing gelas aqua, kemudian mencampurkan
gula kedalam masing-masing gelas aqua dan di larutkan sampai gula menjadi
larutan
7. Membuat potongan silinder pada umbi kentang dengan menggunakan pelubang
silinder
8. Membuat potongan silinder umbi kentang dengan panjang 3 cm
9. Memasukkan potongan umbi kentang kedalam setiap gelas aqua yang sudah berisi
campuran air dan gula dengan potongan silinder umbi kentang masing-masing 3
potongan
10. Memasukkan potongan umbi kentang dengan cepat agar mengurangi terjadinya
penguapan
11. Setelah semua bahan tercampur, mendiamkan selama 90 menit
12. Setelah 90 menit, mengukur kembali potongan umbi kentang dari masing-masing
gelas aqua dan mencatat hasil pengukuran
13. Menghitung rata-rata panjang potongan silinder umbi kentang pada setiap larutan
sukrosa
14. Membuat grafik dari data pengukuran

IV. TINJAUAN PUSTAKA


Air mempunyai banyak sekali manfaat dalam menunjang aktivitas sel,
diantaranya adalah dalam hal pengaturan metabolisme sel meliputi: air berfungsi
sebagai pelarut, sebagai reaktan dalam berbagai reaksi kimia, seperti pada proses
fotosintesis dan lainnya (Tim dosen matakuliah, 2018). Salah satu faktor kestabilan
relatif pada pemeliharaan aktivitas fisiologi pada sel baik secara individu maupun
keseluruhan tubuh tanaman adalah keseimbangan air (Nunung Harijati Retno Mastuti
Wahyu Widoretno, 2018). Bila pada masa perkembangan tanaman kekurangan air
maka umunya laju perkembangan dan fungsi vital tanaman berkurangan. Kekurangan
air dalam waktu yang berkepanjangan akan menyebabkan kematian pada tanaman
yang sedang tumbuh.
Sel tumbuhan memerlukan oksigen dan karbondioksida. Bagian-bagian penyusun
zat yang ukurannya sangat kecil disebut partikel. Partikel tersebut meyebar merata ke
segala arah. Zat-zat bergerak dari tempat yang mempunyai konsentrasi lebih tinggi ke
tempat yang konsentrasinya lebih rendah. Proses perpindahan zat seperti tersebut
dinamakan difusi. Konsentrasi suatu zat adalah ukuran yang menunjukkan jumlah
suatu zat dalam volume tertentu. Difusi partikel zat itu akan berhenti jika konsetrasi
zat di kedua tempat tersebut sudah sama (Modul Praktikum, 2016). Proses osmosis
juga terjadi pada sel hidup di alam. Perubahan bentuk sel terjadi jika terdapat pada
larutan yang berbeda. Sel yang terletak pada larutan isotonic, maka volumenya akan
konstan. Dalam hal ini, sel akan mendapatkan dan kehilangan air yang sama. Jika sel
terdapat pada larutan yang hipotonik, maka sel tersebut akan mendapatkan banyak
air, sehingga bisa menyebabkan lisis (pada sel hewan) atau turgiditas tinggi (pada sel
tumbuhan). Sebaliknya, jika sel berada pada larutan hipertonik, maka sel banyak
kehilangan molekul air, sehingga sel menjadi kecil dan dapat menyebabkan kematian
(Anonim, 2011).
Di dalam suatu sel, potensial air memiliki dua komponen, yaitu potensial tekanan
dan potensial osmosis. Potensial tekanan dapat menambah atau mengurangi potensial
air, sedangkan potensial osmosis menunjukkan status larutan di dalam sel tersebut.
Dengan memasukkan suatu jaringan tersebut ke dalam seri larutan yang telah
diketahui potensial airnya, maka potensial air jaringan tumbuhan tersebut dapat
diketahui. Potensial air merupakan alat diagnosis yang memungkinkan penentuan
secara tepat keadaan status air dalam sel atau jaringan tumbuhan. Semakin rendah
potensial dari suatu sel atau jaringan tumbuhan, maka semakin besar kemampuan
tanaman untuk menyerap air dari dalam tanah. Sebaliknya, semakin tinggi potensial
air, semakin besar kemampuan jaringan untuk memberikan air kepada sel yang
mempunyai kandungan air lebih rendah (Ekal Kurniawan, 2016)
Pada fisiologi tanaman hal biasa untuk menunjukkan energy bebas yang
dikandung di dalam air adalah dalam bentuk potensial air (Ψ). Definisi dari potensial
air adalah energy per unit volume air, potensial air berbanding lurus dengan suhunya
(Filter, A.h., 1981). Hubungan antar potensial air adalah dengan melakukan
peristiwa osmosis karena osmosis merupakan peristiwa difusi dimana antara dua
tempat tersedianya difusi dipisahkan oleh membrane atau selaput. Maka dapat
diartikan bahwa dinding sel atau membrane protoplasma adalah membrane
pembatas antara zat yang berdifusi karena pada umumnya sel tumbuh-tumbuhan
tinggi mempunyai dinding sel maka sebagian besar proses fitokimia dalam
tumbuh-tumbuhan adalah merupakan proses osmosis (Heddy, 1987)
Potensial osmotic merupakan potensial kimia yang disebabkan adanya materi
yang terlarut. Potensial osmotic selalu memiliki nilai negative, hal ini
disebabkan karena cenderung bergerak menyeberangi membrane semi permeable
dari air murni menuju air yang mengandung zat terlarut (Lambers, dkk, 1998). Besar
jumlah potensial air pada tumbuhan dipengaruhi oleh 4 macam komponen
potensial, yaitu gravitasi, matriks, osmotic, dan tekanan. Potensial gravitasi
bergantung pada air di dalam daerah gravitasi, potensial matriks bergantung pada
kekuatan mengikat air saat penyerapan. Potensial osmotic bergantung pada
hidrostatik atau tekanan angina dalam air (Deragon, 2005).

V. HASIL PENGAMATAN
a. Tabel hasil pengamatan silindris umbi kentang

Keterangan
Umbi kentang dalam lauran sukrosa 0,2 Terdapat perubahan ukuran dari ukuran
molar awal 3 cm pada masing-masing umbi
ketang menjadi 3cm, 3cm, dan 2,9 cm

Umbi kentang dalam lauran sukrosa 0,4 Terdapat perubahan ukuran dari ukuran
molar awal 3 cm pada masing-masing umbi
ketang menjadi 2,9 cm, 2,8 cm, dan 2,9
cm

Umbi kentang dalam lauran sukrosa 0,6 Terdapat perubahan ukuran dari ukuran
molar awal 3 cm pada masing-masing umbi
ketang menjadi 2,8 cm, 2,8 cm, dan 2,9
cm

Umbi kentang dalam lauran sukrosa 0,8 Terdapat perubahan ukuran dari ukuran
molar awal 3 cm pada masing-masing umbi
ketang menjadi 2,8cm, 2,9cm, dan 2,8
cm

Umbi kentang dalam lauran sukrosa 1 Terdapat perubahan ukuran dari ukuran
molar awal 3 cm pada masing-masing umbi
ketang menjadi 2,8 cm, 2,8 cm, dan 2,7
cm

b. Grafik hubungan antara molaritas (x) dengan panjang rata-rata silindris


umbi kentang (y)
Chart Title
3
2.95
2.9
2.85
2.8
2.75
2.7
2.65
2.6
0.2 0.4 0.6 0.8 1

Grafik hubungan antara molaritas (x) dengan panjang rata-rata silindris umbi kentang
(y)

VI. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini yaitu mengukur potensial air pada umbi kentang, praktikum
ini dilakukan secara individu. Untuk mengetahui potensial air umbi kentang pertama-
tama harus menyiapkan alat dan bahan seperti kentang, aquades, gelas ukur,
timbangan, aluminium, alat pelubang kentang, gelas plastik, dan gula. Untuk larutaan
sukrosa (gula) diketahui molnya, oleh karena itu untuk menimbang massa gula
terlebih dahulu di cari massa gulanya dengan menggunakan rumus:
n
m¿ dan gr = n x mr
v
dimana:
m = molar
n = jumlah mol
v = volume air
gr = gram
mr = massa molekul relatif
setelah massa gula sudah di ketahui selanjutnya dilakukan penimbangan gula dengan
menggunakan timbangan digital, selanjutnya gula tersebut dimasukkan dalam gelas
plastik yang kemudian diberi aquades sebanyak 30 ml. kemudian kentang dipotong
silindris dengan panjang 3 cm lalu dimasukkan ke dalam larutan tersebut dan di tutup
dengan aluminium agar tidak terjadi penguapan, dan setelah itu ditunggu selama 90
menit. Setelah 90 menit terjadi perubahan pada kentang tersebut. pada kentang
dengan larutan sukrosa 0,2 molar kentang pertama memiliki panjang tetap yaitu 3 cm,
panjang kentang ke dua juga tetap yaitu 3 cm, dan yang ketiga mengalami
pengurangan panjang menjadi 2,9 cm, untuk tekstur kentang sendiri tampak masih
sama dengan sebelumnya. Pada larutan sukrosa 0,4 molar terjadi perubahan pada
ukuran panjang kentang dari ukuran awal 3 cm pada masing-masing umbi ketang
menjadi 2,9 cm, 2,8 cm, dan 2,9 cm. tektur kentangnya sendiri menjadi lemah dan
diameternya tampak mengecil. Potongan silindris pada kentang dalam larutan sukrosa
0,6 molar mengalami perubahan ukuran dari ukuran awal 3 cm pada masing-masing
umbi ketang menjadi 2,8 cm, 2,8 cm, dan 2,9 cm, keadaan potongan silindris kentang
juga tampak mengkerut dengan diamternya yang semakin mengecil dan tampak
lemah. Pada kentang dalam larutan sukrosa 0,8 molar memiliki perubahan ukuran
yang sama dengan kentang dalam larutan 0,6 molar perubahan ukuran dari ukuran
awal 3 cm pada masing-masing umbi ketang menjadi 2,8cm, 2,9cm, dan 2,8 cm,
namun pada larutan sukrosa 0,8 molar ini diamternya tampak lebih kecil dari pada 0,6
molar dan tekturnya tampak lebih lemah. Pada kentang dalam larutan sukrosa 1 molar
memiliki tekstur yang sangat lemah dan mengkerut, diameternya juga tampak lebih
kecil dari kentang dalam lartan sukrosa lainnya. Terdapat perubahan ukuran dari
ukuran awal 3 cm pada masing-masing umbi ketang menjadi 2,8 cm, 2,8 cm, dan 2,7
cm. Adanya penurunan panjang disebabkan karena potensial air dari potongan
silindris kentang lebih tinggi dibandingkan potensial air pada larutan sukrosa. Hal ini
mengakibatkan air yang berada di dalam sel umbi kentang keluar yang
mengakibatkan silindris umbi kentang mengalami penyusutan. Air dari silindris
kentang akan terus keluar sampai mengalami kesetimbangan antara potenial air di
umbi kentang dengan potensial larutan sukrosa. Semakin rendah potensial dari suatu
sel atau jaringan tumbuhan, maka semakin besar kemampuan tanaman untuk
menyerap air dari luar. Sebaliknya, semakin tinggi potensial air, semakin besar
kemampuan jaringan untuk memberikan air kepada sel yang mempunyai kandungan
air lebih rendah. Peristiwa keluarnya air dari kentang ini terjadi secara osmosis
dimana larutan sukrosa memiliki potensial air yang lebih rendah dari pada
potensial air sel kentang, sehingga air akan berpindah dari dalam sel ke larutan
sukrosa. Air meninggalkan sel, dan volume sel mengecil.

VII. KESIMPULAN DAN SARAN


a. Kesimpulan
Potensial air merupakan alat diagnosis yang memungkinkan penentuan secara tepat
keadaan status air dalam sel atau jaringan tumbuhan. Semakin rendah potensial dari
suatu sel atau jaringan tumbuhan, maka semakin besar kemampuan tanaman untuk
menyerap air dari luar sel. Sebaliknya, semakin tinggi potensial air, semakin besar
kemampuan jaringan untuk memberikan air kepada sel yang mempunyai kandungan
air lebih rendah. Adanya penurunan panjang disebabkan karena potensial air dari
potongan silindris kentang lebih tinggi dibandingkan potensial air pada larutan
sukrosa. Hal ini mengakibatkan air yang berada di dalam sel umbi kentang keluar
yang mengakibatkan silindris umbi kentang mengalami penyusutan. Air dari silindris
kentang akan terus keluar sampai mengalami kesetimbangan antara potenial air di
umbi kentang dengan potensial larutan sukrosa.

b. Saran
sebelum melakukan praktikum sebaiknya praktikan harus mencari referensi tentang
potensial air agar mempermudah ketika melakukan praktikum, sehingga praktikum
bisa dilaksanakan dengan baik dan tepat dan praktikan memahaminya dengan baik.
sebaiknya dalam mengukur dan menimbang gula harus lebih teliti agar tidak terjadi
kesalahan data
VIII. DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2011. Laporan Praktikum Fisisologi Tumbuhan. http://ekaboy-
master.blogspot.com. Diakses pada 24 Maret 2021
Deragon. 2005. Water Potential. http://www.deragon.com. Diakses pada 24 Maret
2021

Filter,W.G. 1989. Fisiologi Lingkungan Tumbuhan. Gadjah Mada University


Press: Yogyakarta
Harijati, N. Retno, M. Wahyu, M. 2018. Penuntun Praktikum Fisiologi Tumbuhan.
Universitas Brawijaya: Malang
Heddy, S. 1982. Biologi Pertanian. Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya:
Malang
Heddy, S. 1987. Ekofisiologi Pertanaman. Sinar Baru: Bandung
Kurniawan, E. 2016. Laporan Praktikum Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan
Pengukuran Potensial Air Jaringan Tumbuhan. Universitas Djuanda: Bogor
Lambers, H.F.S. Chapia dan T.L. Pons. 1998. Physiology. Ecology Spinger:
Newyork
Modul Praktikum. 2016. Penetapan Potensial Air Jaringan. Universitas Djuanda:
Bogor.
Tim Dosen Matakuliah. 2018. Buku Penuntun Praktikum Botani Lanjutan.
Universitas Islam Negeri Alauddin. Makassar.

DISKUSI
I. DISKUSI
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan potensial air ?
Jawab:
Potensial air merupakan alat diagnosis yang memungkinkan penentuan secara tepat
keadaan status air dalam sel atau jaringan tumbuhan. Semakin rendah potensial dari
suatu sel atau jaringan tumbuhan, maka semakin besar kemampuan tanaman untuk
menyerap air dari dalam tanah. Sebaliknya, semakin tinggi potensial air, semakin
besar kemampuan jaringan untuk memberikan air kepada sel yang mempunyai
kandungan air lebih rendah.
Potensial air adalah potensial kimia air dalam suatu sistem atau bagian sistem.
Dinyatakan dalam satuan tekanan dan dibandingkan dengan potensial kimia air murni
(juga dalam satuan tekanan) pada tekanan atmosfer dan pada suhu serta ketinggian
yang sama potensial murni ditentukan sama dengan nol.

2. Berdasarkan hasil percobaan yang anda lakukan mengapa terjadi perubahan ukuran
panjang pada umbi kentang ?
Jawab:
Terjadinya perubahan ukuran panjang pada silindris umbi kentang dikarenakan
porensial air pada umbi kentang tidak setimbang dengan potensial air pada laurutan
sukrosa sehingga air mengalir dari dalam sel umbi kentang menuju ke larutan
sukrosa yangmengakibatkan umbi kentang menjadi menyusut dan emngecil sehingga
ukuran panjangnya menurun.
3. Apa kesimpulan dari hasil percobaan yang anda lakukan ?
Jawab:
Potensial air merupakan alat diagnosis yang memungkinkan penentuan secara tepat
keadaan status air dalam sel atau jaringan tumbuhan. Semakin rendah potensial dari
suatu sel atau jaringan tumbuhan, maka semakin besar kemampuan tanaman untuk
menyerap air dari luar sel. Sebaliknya, semakin tinggi potensial air, semakin besar
kemampuan jaringan untuk memberikan air kepada sel yang mempunyai kandungan
air lebih rendah. Adanya penurunan panjang disebabkan karena potensial air dari
potongan silindris kentang lebih tinggi dibandingkan potensial air pada larutan
sukrosa. Hal ini mengakibatkan air yang berada di dalam sel umbi kentang keluar
yang mengakibatkan silindris umbi kentang mengalami penyusutan. Air dari silindris
kentang akan terus keluar sampai mengalami kesetimbangan antara potenial air di
umbi kentang dengan potensial larutan sukrosa.
Penghitungan massa gula berdasarkan molarnya
DOKUMENTASI PRAKTIKUM
Proses penimbangan gula
Proses perendaman kentang ke dalam
larutan sukrosa

Pengukuran panjang umbi kentang

Anda mungkin juga menyukai