Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI DASAR

DIFUSI DAN OSMOSIS

Disusun oleh:
Anggistna Milka Arifiani (11210161000083)

Kelompok 12:
Devina Tri Anjani (11210161000054)
Nabila Rizki Aldiani (11210161000073)
Ayu Lestari Harahap (11210161000080)

PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2021

1
A. TUJUAN:
1. Menganalisis peristiwa difusi dan osmosis
2. Mengidentifikasi peristiwa osmosis pada sel umbi dalam larutan isotonik, hipertonik, dan
hipotonik.
3. Membandingkan hasil perisitiwa difusi dan osmosis.

B. PENDAHULUAN
Makhluk hidup memiliki beberapa ciri-ciri, salah satunya yaitu mengalami
metabolisme, misalnya transportasi. Manusia dan tumbuhan memerlukan zat dari luar untuk
kelangsungan hidupnya. Supaya dalam tubuh terjadi keseimbangan, maka diperlukan sirkulasi
zat yang terjadi dalam gerakan sitoplasma atau dalam bentuk osmosis dan difusi. Tumbuhan
mengandung membran sel yang fungsinya untuk mengatur keluar masuknya suatu zat supaya
mendapat pH yang sesuai. Jika konsentrasi zat terkendali, sel bisa mendapat masukan zat-zat
dari ion yang dibutuhkan dan membuang zat yang sudah tidak diperlukan. Perpindahan
molekul yang melewati membran ini disebut dengan transport melewati membran (Yahya,
2015).
Molekul memiliki tipe energi yang disebut gerak termal. Salah satu hasil geraknya yaitu
difusi, pergerakan molekul zat sehingga tersebar merata di dalam ruang yang tersedia. Setiap
molekul bergerak acak, namun difusi populasi suatu molekul dapat memiliki arah tertentu.
Aturan sederhana mengenai difusi yaitu jika tidak ada gaya lain, suatu zat akan berdifusi dari
tempat yang berkonsentrasi tinggi ke tempat yang konsentrasinya rendah. Bayak lalu-lintas
melintasi membran sel berlangsung melalui difusi. Ketika zat lebih terkonsentrasipada satu sisi
membran daripada sisi satunya, ada kecenderungan zat itu berdifusi melintasi membran
menuruni gradien konsentrasinya. Difusi zat melintasi membran biologis disebut transpor pasif,
karena sel tidak mengeluarkan energi agar hal ini terjadi. Gradien konsentrasi sendiri
merepresentasikan energi potensial dan menggerakan difusi. Akan tetapi, membran bersifat
semipameabel selektif dan karenanya memiliki efek berbeda-beda terhadap laju difusi sebagai
molekul (Campbell, 2008)
Difusi adalah proses bergeraknya molekul lewat pori-pori. Larutan akan bergerak dari
konsentrasi tinggi ke arah larutan berkonsentarasi rendah. Tekanan hidrostatik pembuluh darah
juga mendorong air masuk berdifusi melewati pori-pori tersebut, Jadi difusi tergantung
perbedaan konsentrasi dan tekanan hidrostatik. Energi untuk proses difusi adalah energi kinetik
yang normal ditimbulkan akibat pergerakan suatu bahan. Osmosis adalah bergeraknya molekul

2
air melalui membran semipermiabel (selektif permiabel) dari larutan berkadar rendah menuju
larutan berkadar tinggi hingga kadarnya sama. Seluruh membran sel dan kapiler permeabel
terhadap air, sehingga tekanan osmotik cairan tubuh diseluruh bagian tubuh sama. Membran
semipermiabel adalah membran yang dapat dilalui air, namun tidak dapat dilalui oleh zat
terlarut seperti protein (Hartanto, 2007).
Osmosis berkaitan dengan beberapa keadaan sel tumbuhan. Berdasarkan jalur yang
ditempuh air dan garam mineral yang masuk ke akar, pengangkutan air dan garam mineral
dibedakan menjadi simplas dan apoplas. Simplas adalah bergeraknya air dan minerallewar jalur
dalam sel, yaitu sitoplasma sel dengan jalan menembus membran plasma (Syahidah, 2020).

C. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana reaksi dari sirup yang dicampur dengan air yang memiliki perbedaan suhu?
2. Apakah dari setiap larutan akan mempengaruhi kentang untuk mengalami perbedaan?
3. Mengapa difusi dan osmosis dapat terjadi?

D. HIPOTESIS
1. Sirup mempunyai konsentrasi tinggi bergerak kearah air putih yang mempunyai
konsentrasi rendah atau mengalami perpindahan dari cairan hipertonik menuju cairan
hipotonik, tetapi suhu dari air dapat mempengaruhi kecepetan perpindahan dari cairan
menuju cairan hipotonik.
2. Kentang yang direndam dengan larutan gula, larutan garam dan aquades mengalami
pertambahan atau penyusutan ukuran.
3. Karena difusi dan osmosis memiliki faktor yang membuat keduanya untuk berproses.

E. ALAT BAHAN
Tabel 1.1 Alat Bahan Pengaruh Suhu
NO. NAMA GAMBAR JUMLAH

1. Pulpen 1 buah.

3
2. Sirup 1 sendok.

3. Gelas Plastik 3 buah.

4. Air 100ml/gelas.

Tabel 1.2 Alat Bahan Pengaruh Konsentrasi Larutan


NO. NAMA GAMBAR JUMLAH

1. Pisau 1 buah.

2. Sendok 1 buah

3. Gelas plastik 7 buah.

4
4. Talenan 1 buah.

5. Penggaris 1 buah.

6. Pulpen 1 buah.

7. Kentang 4 buah.

4cm × 3cm.

8. Gula pasir 6 sendok.

9. Garam 6 sendok.

5
10. Tissu 7 lembar.

11 Kertas hvs 7 lembar.

F. LANGKAH KERJA
Tabel 2.1 Langkah Kerja Pengaruh Suhu
NO. GAMBAR LANGKAH KERJA
1. Siapkan air panas, air biasa, dan
air dingin masing-masing
100ml.

2. Tuang 1 sdm sirup kesetiap


gelas air yg sudah di labeli.

3. Pasang timer selama 5 menit.

4. - Amati dan catat analisis


perubahan yang terjadi setelah 5

6
menit.
5. - Lakukan langkah 3 dan 4
sebanyak 4 kali sesuai dengan
ketentuan praktikum ini dan
lakukan pada gelas dengan suhu
air yang berbeda-beda.

Tabel 2.2 Langkah Kerja Pengaruh Konsentrasi Larutan


NO. GAMBAR LANGKAH KERJA
1. Siapkan air setengah gelas
plastik.

2. Masukan garam atau gula ke


dalam air yang ada di gelas
plastik.

3. Masukan kentang ukuran


panjang 4 cm dan lebar 3 cm
kedalam gelas plastik

7
4. Pasang timer selama 30 menit.

5. Angkat kentang jika waktu


sudah menunjukan 30 menit dan
elap kentang hingga kering.

6. Amati kentang dan gambar


kentang ke kertas hvs untuk
mengetahui perubahannya.

7. Masukan kembali kentang


kedalam gelas plastik selama 30
menit, lalu angkat dan amat
kembali.

8 - Lakukan langkah-langkah ini


sebanyak 3 kali sesuai ketentuan
praktikum ini

8
G. HASIL PENGAMATAN
Tabel 3.1 Deskripsi keadaan larutan
Temperatur 5 menit 5 menit kedua 5 menit ketiga 5 menit
pertama (10’) (15’) keempat (20’)

Suhu hangat - + + +

Suhu normal + + + +

Suhu dingin ++ ++ ++ ++

Keterangan:
(-) tidak melebur.
(+) sedikit melebur.
(++) agak melebur.
(+++) melebur.

Tabel 3.2 Pengaruh Osmosis pada Konsentrasi Larutan

Sampel Perlakuan Ulangan Ukuran Kekeruhan larutan

Menit 30 ke-1 4cm × 3cm -


Aquades Menit 30 ke-2 4cm × 2,9cm -
Menit 30 ke-3 3,9cm × 2,8cm -
Menit 30 ke-1 3,7cm × 2,9cm +
Garam
Menit 30 ke-2 3,6cm × 2,8cm +
20%
Kentang Menit 30 ke-3 3,5cm × 2,8cm +
Menit 30 ke-1 3,8cm × 2,7cm +
Garam
Menit 30 ke-2 3,7cm × 2,6cm +
40%
Menit 30 ke-3 3,6cm × 2,5cm +
Garam Menit 30 ke-1 3,8cm × 2,6cm +
60% Menit 30 ke-2 3,5cm × 2,3cm +

9
Menit 30 ke-3 3cm × 2cm +
Menit 30 ke-1 3,9cm × 3cm +
Gula 20% Menit 30 ke-2 3,7cm × 2,9cm +
Menit 30 ke-3 3,6cm × 2,8cm +
Menit 30 ke-1 3,8cm × 2,9cm ++
Gula 40% Menit 30 ke-2 3,7cm × 2,8cm ++
Menit 30 ke-3 3,6cm × 2,7cm ++
Menit 30 ke-1 3,5cm × 2,5cm +++
Gula 60% Menit 30 ke-2 3,4cm × 2,4cm +++
Menit 30 ke-3 3,3cm × 2,2cm +++
Keterangan:
(-) tidak keruh.
(+) sedikit keruh.
(++) agak keruh.
(+++) keruh.

Foto Pengamatan:
Tabel 4.1 Deskripsi keadaan larutan (Sirup)
Temperatur 5 menit 5 menit kedua 5 menit ketiga 5 menit keempat
pertama 10’ 15’ 20’
Hangat

Normal

10
Dingin

Catatan: untuk label pada gelas ukur salah menulis, namun suhu sebenarnya sesuai
dengan praktikum.

Tabel 4.2 Pengaruh Osmosis pada Konsentrasi Larutan (Kentang)


Larutan Ukuran Kekeruhan
Aquades 30 menit (1)

30 menit (2)

30 menit (3)

11
Garam 30 menit (1)
20%

30 menit (2)

30 menit (3)

12
Garam 30 menit (1)
40%

30 menit (2)

30 menit (3)

Garam 30 menit (1)


60%

13
30 menit (2)

30 menit (3)

Gula 20% 30 menit (1)

30 menit (2)

14
30 menit (3)

Gula 40% 30 menit (1)

30 menit (2)

15
30 menit (3)

Gula 60% 30 menit (1)

30 menit (2)

30 menit (3)

16
Catatan: untuk warna biru diberikan agar terdapat perbedaan di setiap kolom hasil
pengamatan.

H. PEMBAHASAN
Difusi ini merupakan perpindahan zat dalam pelarut dari konsentrasi tinggi ke
konsentrasi rendah. Ada faktor yang mempengaruhi difusi, yaitu ukuran partikel, ketebalan
membran, luas suatu area, jarak dan terakhir suhu. Difusi terus terjadi sampai semua partikel
tersebar merata hingga mencapai kesetimbangan, Difusi terjadi jika terbentuk perpindahan
dari sebuah lapisan molekul yang diam dari solid atau fluida. Ada banyak faktor yang dapat
mempengaruhi jalannya difusi. Difusi membuat komposisi udara sama dengan
mendistribusikan kembali spesies kimiawi seperti oksigen di udara sampai kesetimbangan
tercapai. Dengan itu gradien konsentrasi, perbedaan konsentrasi antara dua area telah
dihilangkan.
Proses osmosis terjadi pada sel yang hidup di alam. Pada proses osmosis, molekul
pelarut berpindah dari larutan lebih cair ke larutan yang lebih pekat sampai mencapai
keadaan kesetimbangan konsentrasi di antara keduanya. Osmosis sangat ditentukan oleh
potensial kimia air, yang menggambarkan kemampuan molekul air untuk bisa menerapkan
difusi. Pada sel hewan mekanisme osmosis bisa bergantung pada keadaan apakah isotonis
atau hipotonis, sedangkan pada sel tumbuhan bisa bergantung pada keadaan apakah
hipertonis atau hipotonis. Difusi dan osmosis masuk ke dalam tranpor pasif karena tidak
memerlukan energi untuk memindahkan zat dan berfungsi seperti mengangkut air dan
nutrisi antar sel. Selain itu, banyak faktor yang mempengaruhi proses difusi dan osmosis.
Berdasarkan tabel 4.1 menganalisis sirup yang dituang dan tidak diaduk apakah akan
melebur dengan air yang memiliki suhu berbeda dan juga diukur dengan jangka waktu yang
berbeda-beda. Adapun hasil pengamatan dan analisis seperti berikut: ketika suhu hangat,
pada saat waktu menunjukan 5 menit sirup tidak melebur hanya diam ditempat, pada saat
waktu menunjukan 5 menit kedua (10 menit) sirup sedikit melebur, pada saat waktu

17
menunjukan 5 menit ketiga (15 menit) sirup sedikit melebur, dan pada saat waktu
menunjukan 5 menit keempat (20 menit) sirup masih sedikit melebur. Ketika suhu normal,
pada saat waktu menunjukan 5 menit pertama sirup mulai sedikit melebur yang artinya
berbeda dengan suhu hangat yang pada 5 menit pertama tidak melebur, pada saat waktu 5
menit kedua (10 menit) sirup sediikit melebur, pada saat waktu 5 menit ketiga (15 menit)
sirup masih sedikit melebur, dan pada saat waktu 5 menit keempat (20 menit) sirup pun
masih sedikit melebur. Namun, pada suhu normal ini keaadaan sedikit meleburnya berbeda
dengan suhu hangat, pada suhu biasa warna merah hasil meleburnya lebih menyaru dengan
air.
Ketika Suhu dingin, pada saat waktu menunjukan 5 menit pertama sirup agak melebur,
agak melebur disini memeiliki arti bahwa tingkat eleburannya lebih tinggi dibandingkan
dengan sedikit melebur, pada saat waktu menunjukan 5 menit kedua (10 menit) sirup agak
melebur, pada saat waktu menunjukan5 menit ketiga (15 menit) sirup masih agak melebur,
dan yang terakhir pada saat waktu menunjukan 5 menit keempat (20 menit) sirup masih
dalam keadaan agak melebur. Ketika suhu dingin ini memiliki perbedaan pada tingkat
peleburan, sirup pada suhu dingin lebih cepat melebur seperti yang dilihat pada foto
pengamatan. Tingkat meleburnya sirup ini juga dapat dipengaruhi oleh konsentrasi dari
sirup itu sendiri apakah cair atau lebih kental.
Berdasarkan tabel 4.2 menganalisis apakah kentang berukuran 4cm × 3cm dapat
memiliki perubahan dengan menggunakan 7 jenis larutan berbeda dan jangka waktu yang
berbeda-beda. Ketika dalam Larutan aquades, dalam larutan ini tidak ada perubahan yang
signifikan, dalam 30 menit pertama panjang dan lebar kentang masih berukuran 4cm × 3cm,
dalam 30 menit kedua kentang mulai mengalami sedikit penyusutan yaitu 4cm × 2,9cm dan
pada saat 30 menit ketiga kentang mengalami sedikit penyusutan yaitu 3,9cm ×2,8cm.
Tekstur kentang pada larutan aquades tidak berubah tetap keras dan tidak mengalami
kekeruhan air sehingga jernih. Ketika dalam Larutan garam 20%, dalam larutan ini
kentang mengalami perubahan ukuran yaitu saat 30 menit pertama kentang mengalami
penyusutan menjadi 3,7cm × 2,9cm, saat 30 menit kedua kentang mengalami penyusutan
menjadi 3,6cm × 2,8cm, dan pada saat 30 menit ketiga kentang mengalami penyusutan
menjadi 3,5cm ×2,8cm. Tekstur kentang pada larutan garam 20% sedikit lebih lentur dan
kekeruhan air menjadi sedikit keruh.
Ketika dalam Larutan garam 40%, dalam larutan ini kentang mengalami perubahan
ukuran, saat 30 menit pertama mengalami penyusutan menjadi 3,8cm × 2,7cm, saat 30

18
menit kedua kentang menyusut menjadi 3,7cm × 2,6cm, dan pada saat 30 menit ketiga
kentang mengalami penyusutan menjadid 3,6cm ×2,5cm. Tekstur kentang pada larutan
garam 40% lebih lentur dari larutan garam 20% dan kekeruhan air menjadi sedikit lebih
keruh dibanding larutan garam 20%. Ketika dalam Larutan garam 60%, dalam larutan ini
kentang mengalami perubahan ukuran yang cukup signifikan, saat 30 menit pertama
mengalami penyusutan menjadi 3,8cm × 2,6cm, saat 30 menit kedua kentang mengalami
penyusutan menjadi 3,5cm × 2,3cm, dan pada saat 30 menit ketiga kentang mengalami
penyusutan menjadi 3cm × 2cm. Tekstur kentang pada larutan garam 60% ini sangat lentur
seperti penghapus karet dan tentunya tingkat kekeruhan air menjadi sedikit keruh
dibandingkan dengan larutan garam 40%.
Ketika dalam Larutan gula 20%, dalam larutan ini kentang mengalami perubahan
ukuran, saat 30 menit pertama kentang mengalami penyusutan menjadi 3,9cm × 3cm, saat
30 menit kedua kentang menyusut menjadi 3,7cm × 2,9cm, dan pada saat 30 menit ketiga
kentang menyusut menjadi 3,6cm × 2,8cm. Tekstur kentang pada larutan gula 20% ini juga
lentur dan air nya pun sedikit keruh. Namun, lebih keruh dibandingkan dengan larutan
garam. Ketika dalam Larutan gula 40%, dalam larutan ini kentang mengalami perubahan
ukuran, saat 30 menit pertama kentang mengalami penyusutan menjadi 3,8cm × 2,9cm, saat
30 menit kedua kentang mengalami penyusutan menjadi 3,7cm × 2,8cm, dan pada saat 30
menit ketiga kentang mengalami penyusutan lagi menjadi 3,6cm × 2,7cm. Tekstur kentang
pada larutan gula 40% ini menjadi lebih lentur dibandingan dengan larutan gula 20% dan
tingkat kekeruhan air menjadi agak keruh yang artinya lebih keruh dibandingkan dengan
larutan garam dan gula 20%. Ketika dalam Larutan gula 60%, dalam larutan terakhir ini
kentang mengalami perubahan ukuran yang cukup signifikan, saat 30 menit pertama
kentang mengalami penyusutan menjadi 3,5cm × 2,5cm, saat 30 menit kedua kentang
menyusut menjadi 3,4cm × 2,4cm, dan pada saat 30 menit ketiga kentang menyusut lagi
menjadi 3,3cm × 2,2cm. Tekstur kentang pada larutan gula 60% semakin lentur hampir
mirip dengan tekstrur kentang pada larutan garam 60% dan tingkat kekeruhan air adalah
keruh.
Setelah di analisis larutan aquades dengan larutan garam dan gula memiliki perbedaan.
Kentang yang ada pada larutan garam dan gula mengalami penyusutan ukuran dari aslinya,
disebabkan kentang mengandung konsentrasi hipotonik yaitu konsentrasi yang rendah
sedangkan garam dan gula mengandung konsentrasi hipertonik yaitu konsentrasi yang
tinggi. Artinya pengamatan ini merupakan salah satu pengamatan sederhana mengenai

19
osmosis, karena arti osmosis itu sendiri adalah perpindahan konsentrasi zat pelarut dari
rendah ke tinggi.

I. SIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan, dapat disimpulkan bahwa difusi merupakan
perpindahan zat dalam pelarut dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Faktor yang
mempengaruhi difusi, yaitu ukuran partikel, ketebalan membran, luas suatu area, jarak dan
suhu, sedangkan osmosis merupakan perpindahan konsentrasi zat pelarut dari rendah ke
tinggi. Faktor yang mempengaruhi osmosis, yaitu ukuran molekul, keterlarutan lipid, suhu,
ketebalan dan luas membran. Sirup yang dituangkan pada air dengan suhu yang berbeda-
beda akan mengalami tingkat peleburan yang berbeda dan pada setiap larutan yang berisi
kentang akan mengalami perubahan ukuran yang berbeda, tekstur yang berbeda dan juga
tingkat kekeruhan air yang berbeda. Dengan dilakukannya percobaan ini, dapat melatih kita
dalam pengamatan dan analisis tentang difusi dan osmosis.

J. DAFTAR PUSTAKA
Campbell,Neil A.2008. Biologi Edisi Kedelapan Jilid 1. Jakarta: Erlangga
Hartanto, W. W. 2007. Terapi Cairan dan Elektrolit Perioperatif. Bagian Farmakologi
Klinik dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran: Bandung.
Sari, Y. P., Rahman, A., & Kasrina, K. (2019). Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik
Berdasarkan Studi Pengaruh Osmosis Terhadap Warna Mata. Diklabio: Jurnal
Pendidikan Dan Pembelajaran Biologi, 2(2), 16–21.
https://doi.org/10.33369/diklabio.2.2.16-21
Syahidah RN, N. A. (2020). disfusi , osmosis dan imbibisi. Jurnal Fisiologi.
Yahya. 2015. Perbedaan Tingkat Laju Osmosis Antara Umbi Solonum Tuberosum Dan
Doucus Carota. Jurnal Biology Education, 4(1): 196-206.

20

Anda mungkin juga menyukai