Anda di halaman 1dari 19

Praktikum VI dan VII .

DIFUSI, OSMOSIS,
TEK.TURGOR DAN PLASMOLISIS

Kompetensi :
Setelah melaksanakan praktikum,
mahasiwa akan dapat membuktikan
peristiwa transportasi nutrient berupa difusi
dan osmosis, serta plasmolisis dan tekanan
turgor pada organisme hidup.
Dasar Teori :
Kelangsungan hidup sel terutama
tergantung pada kemampuannya mencapai
homeostatis. Homeostatis sel adalah
kemampuan sel untuk memperoleh
lingkungan internal sel yang stabil melalui
pengaturan lintasan. Kemampuan sebuah
sel untuk mengatur lingkungan internal
yang stabil dilakukan melalui pengendalian
perpindahan materi melewati membran
sel/membrane plasma.
Membran plasma mampu mengatur secara
selektif aliran cairan dari lingkungan suatu sel ke
dalam sel yang lain dan sebaliknya. Terdapat lima
mekanisme utama yang menggerakkan cairan dari
suatu tempat ke tempat lain, yaitu melalui proses:
difusi, osmosis, tekanan kapiler, tekanan
hidrostatik, dan gravitasi.
Proses difusi merupakan pergerakan
molekul air atau ion dari daerah

A B C
konsentrasi tinggi ke daerah dengan
konsentrasi rendah, atau merupakan
percampuran antara dua molekul yang
berbeda konsentrasi, yaitu dari tempat yang
konsentrasi tinggi ke tempat yang
konsentrasi rendah.
Gambar Proses Difusi Sederhana (a. Dua
jenis molekul terpisah oleh penghalang, b.
Ketika penghalang dibuka, kedua jenis
molekul tersebut bergerak dari konsentrasi
tinggi ke konsentrasi rendah, c. Difusi
menurun secara gradual sehingga tercapai
keseimbangan).

Proses difusi pada organisme hidup dapat


terjadi antara molekul yang berbeda
konsentrasi dan dipisahkan oleh membran
plasma yang mempunyai poripori (osmos).
Proses difusi pada organisme hidup dimana
molekul yang berdifusi harus
menerobos/menembus pori- pori membran
plasma disebut dengan Osmosis. Umumnya
membran pada organisme hidup bersifat
semi permeabel (selektif permeabel) yang
berarti hanya molekul-molekul tertentu
yang dapat melewatinya. Masuknya larutan
ke dalam sel-sel endodermis merupakan
contoh proses osmosis. Dalam tubuh
organisme multiseluler, air bergerak dari
satu sel ke sel lainnya dengan leluasa. Selain
air, molekul-molekul yang berukuran kecil
seperti O2 dan CO2 juga mudah melewati
membran sel. Molekul-molekul tersebut
akan berdifusi dari daerah dengan
konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah.
Proses Osmosis akan berhenti jika
konsentrasi zat di kedua sisi membran
tersebut telah mencapai keseimbangan.
Osmosis juga dapat terjadi dari sitoplasma
ke organel-organel bermembran.
Percobaan osmosis dapat dibuat dengan
menyekat tabung yang berisi larutan gula
10 % dalam air (10 % gula dan 90 % air)
dengan membran semipermeabel. Apabila
tabung tersebut dicelupkan dalam air,
maka akan terjadi osmosis dimana air dari
dalam gelas piala akan masuk ke dalam
tabung dan menaikkan cairan yang ada
dalam tabung.
Cairan yang naik di dalam tabung

Larutan gula 10% Membran semipermeabel

Gambar OsmometAerir smedurenrihana dibuat


dengan menyekat tabung dengan membran.
Osmosis dapat dicegah dengan
menggunakan tekanan. Oleh karena itu,
ahli fisiologi tanaman lebih suka
menggunakan istilah potensial osmotik
yakni tekanan yang diperlukan untuk
mencegah osmosis. Jika suatu sel direndam
ke dalam larutan garam 10 % (hipertonis
terhadap sitoplasma) maka sel-selnya akan
kehilangan rigiditas (kekakuan)nya. Hal ini
disebabkan potensial air dalam sel wortel
tersebut lebih tinggi dibanding dengan
potensial air pada larutan garam sehingga
air dari dalam sel akan berdifusi keluar ke
dalam larutan tersebut. Jika diamati
dengan mikroskop maka vakuola sel-sel
tersebut tidak tampak dan sitoplasma akan
mengkerut dan membran sel akan terlepas
dari dindingnya. Peristiwa lepasnya plasma
sel dari dinding sel ini disebut plasmolisis.
Sebaliknya masuknya air ke dalam sel akan
menyebabkan tekanan terhadap dinding sel
sehingga dinding sel meregang. Hal ini akan
menyebabkan timbulnya tekanan
hidrostatik untuk melawan aliran air
tersebut. Tekanan hidrostatik dalam sel
disebut tekanan turgor. Tekanan turgor
yang berkembang melawan dinding sebagai
hasil masuknya air ke dalam vakuola sel
disebut potensial tekanan. Tekanan turgor
penting bagi sel karena dapat menyebabkan
sel dan jaringan yang disusunnya menjadi
kaku.
Organisasi Praktikum :
Mahasiswa dibagi dalam kelompok yang
terdiri dari 5 orang per kelompok. Masing-
masing kelompok diberikan peralatan dan
bahan praktikum dan melaksanakan
praktikum sesuai dengan petunjuk yang
diberikan oleh dosen/teknisi/PLP yang
bertugas. Setiap mahasiswa diwajibkan
menggunakan jas laboratorium setiap
melakukan praktikum.
Bahan dan Alat

Bahan : Alat :
Melihat terjadinya difusi : (menonton
video di laman elearning)
- Labu - Pengaris.
-Sirup - Gelas
-Garam - piso
- Garam - stopwatch

Melihat Terjadinya Osmosis : (menonton


video di laman elearning)
- Daun Rhoe - Mikroskop
Discolor -stopwatch
Melihat terjadinya Plasmolisis (Foto
pada bagian perkenalan):
- daun Rhoe - Gelas obyek
Discolor
- larutan sukrosa - Gelas penutup
21%
- Aquades - Stopwatch
- Silet - Mikroskop
Melihat Terjadinya Tekanan Turgor
(Praktik mandiri)
- Air - Gelas piala
- Daun alang-alang
(Imperata
cylindrica)

Prosedur : (tuliskan Prosedur berdasarkan


video yang anda nonton) E.6.1. Melihat
Terjadinya Difusi :
Siapkan alat dan bahan;

Bahan :

Labu siam
Air
Garam

Alat :

Pengaris
Piso\cater
Gelas aqua 3 buah
stopwatch
Prosedur kerja:

Memotong labu menjadi 3 bagian dengan


ukuran panjang 5 cm dan lebar 1 cm
kemudian,siapkan 3 iris labu dan siapkan
garam,dan siapkan 3 gelas lalu tuangkan garam
1 sendok pada gelas pertama,lalu tuangkan 2
sendok garam pada gelas kedua,untuk gelas ke 3
tidak perlu diberi garam,lalu diaduk hingga larut
dan jangan lupa memberi label pada setiap
gelas,kemudian masukan potongan labu disetiap
gelas,setelah itu siapkan stopwatch dan diseting
selama 5 menit,lalu tunggu hingga 5 menit.
Setelah 5 menit, lalu diangkat dan diukur
kembali dengan menggunakan penggaris
(panjang dan lebar),lalu hasilnya dicatat.

Melihat Terjadinya Osmosis :


1.Siapkan 2 buah gelas,lalu teteskan 1 tetes
betadin yang berisi air,dan siapkan
stopwatch.
2.Untuk gelas yang ke 2,tuangkan sirup
stengah sendok dan stopwatch dan tunggu
sampai airnya tercampur merata.
3.Lalu berapa lama waktu yang diperlukan.

1Melihat Terjadinya Plasmolisis (untuk hasil


pada Melihat foto di bagian Perkenalan)
Buatlah dua perlakuan terhadap Rhoe
discolor dimana perlakuan A adalah daun
segar sedangkan perlakuan B adalah daun
yang telah direndam selama 5 menit dalam
larutan sukrosa 21%.
Sayatlah permukaan bagian daun Rhoe
discolor (bagian yang berwarna ungu
merah) dari dua perlakuan tersebut.
Letakan sayatannya pada kaca objek yang
telah ditetesi aquades/larutan garam dan
tutuplah dengan kaca penutup.
Amati di bawah mikroskop, gambar
dan catatlah semua perbedaan yang
terjadi antara perlakuan A dan B. Apakah
sel mengalami peristiwa plasmolisis.
Melihat Terjadinya Tekanan Turgor
(praktikum mandiri)
Ambil beberapa potong daun alang-alang
dan diamkan dalan suhu kamar sampai
daun tampak menggulung
Potonglah pangkal daun tersebut kurang
lebih 15 cm dan masukkan pangkal daun
alang-alang ke dalam gelas piala yang telah
berisi air.
Tunggu beberapa menit dan amati
perubahan yang terjadi.
Evaluasi :
Bagaimana mekanisme perpindahan
molekul antar sel?
Apa yang akan terjadi jika sel
ditempatkan dalam suatu larutan yang
bersifat hipertonis terhadap sitoplasma
selnya?
Daftar Pustaka
Kimball, J.W. 1997. Biologi. Jilid I. Edisi
ke-5. Penerbit Erlangga. Jakarta.
LAPORAN PRAKTIKUM
DIFUSI, OSMOSIS, PLASMOLISIS DAN
TEKANAN TURGOR

NAMA :

N I M. :

KELOMPOK :

Kegiatan E.6.1. Melihat Terjadinya Difusi


(lakukan secara mandiri dan hasilnya
dicatat pada tabel)
Tabel Pengamatan :

N Volume Penambah Waktu


o air di an larutan yang
dalam diperlukan
gelas untuk
(ml) larutan
tercampur
merata
(menit)
1 200 Syrup 3,02

2 200 Betadin 2,53


3 200 Kecap 3,19

Kegiatan E.6.2. Melihat Terjadinya


Osmosis (lakukan secara mandiri dan
hasilnya dicatat pada tabel)
Tabel Pengamatan :

Bah Larutan sebelum Setelah


an perendam perenda
an 5 man 5
menit menit
Pan leb Pa leb
jan ar nja ar
g ng
Lab 1. Tanpa 5 1 1,1 4,1
u Garam cm cm
Jep
ang
/ 2. 5 1 9,3
ken Garam 1 cm cm 0,9
tan sendok (
g/ ± 10
gram)
3. 5 1 1 1
Garam 2 cm cm
sendok (
± 20
gram)

Kesimpulan:
Peristiwa Difusi :
Difusi dapat dibuktikan dengan
terjadinya proses perpindahan zat dari
daerah dengan konsentrasi dengan
konsentrasi tinggi ke daerah dengan
konsentrasi rendah .Bukti terjadinya difusi
dapat melihat melalui perubahan
konsentrasi di dalam medium ,misalnya
jika kita menambahkan pewarna ke dalam
air maka pewarna tersebut akan secara
perlahan menyebar ke seluruh air
Peristiwa Osmosis
Osmosis dapat dibuktikan dengan
terjadinya dilihat melalui perubahan
volume atau tekanan dalam larutan yang
dapat di pisahkan oleh membran
semipermeanel
Kegiatan E.6.3. Melihat Terjadinya
Plasmolisis (melihat gambar yang ada di
bagian perkenalan pada praktikum ini

Perlakuan A
Perlakuan B
Ke

Gambar Penampang Sayatan daun Rhoe


discolor

Kegiatan E.6.4. Melihat Terjadinya


Tekanan Turgor (lakukan secara mandiri
dan hasilnya dicatat pada tabel)

Tabel Pengamatan :
Potongan daun Potongan daun
alang-alang pada alang-alang dalam
suhu ruang media air

Daun alang alang Daun alang alang


menggulung/ menggulung/
membuka * membuka *
* : Coret yang menurut anda tidak sesuai
dengan percobaan anda

Kesimpulan :
Plasmolisis
Plasmolisis dapat dibuktikan dengan
terjadinya . Penyusutan atau pengkerutan
sel yang terjadi saat plasmolisis dapat
dibuktikan dengan terjadinya perubahan
bentuk dan ukuran sel. Sel yang mengalami
plasmolisis akan terlihat lebih kecil dan
kerut karena kehilangan air dari
sitoplasma. Selain itu, plasmolisis juga
dapat dibuktikan dengan adanya ruang
kosong antara dinding sel dan membran
plasma yang biasanya diisi oleh sitoplasma.
Jika sel ditempatkan kembali dalam
larutan isotonik atau hipotonik, sel yang
mengalami plasmolisis dapat pulih kembali
ke bentuk dan ukuran semula.
Tekanan Turgor
Terjadinya tekanan turgor dapat
dibuktikan dengan
Tekanan turgor dapat dibuktikan dengan
beberapa cara, antara lain:
1. Kekekaran sel: Tekanan turgor
memberikan kekekaran atau kekakuan
pada sel. Ketika sel mengandung air yang
cukup, tekanan turgor akan mendorong
dinding sel ke luar, memberikan kekekaran
pada sel tersebut. Jika tekanan turgor
hilang, sel akan kehilangan kekekaran dan
menjadi lemas.
2. Pembengkakan sel: Tekanan turgor juga
dapat dibuktikan dengan pembengkakan
sel. Ketika sel menyerap air melalui
osmosis, tekanan turgor akan meningkat
dan menyebabkan sel membesar atau
membengkak. Hal ini terlihat pada sel
tumbuhan yang mengalami peningkatan
tekanan turgor saat menyerap air, sehingga
sel-sel tersebut menjadi tegak dan kaku.
3. Turgor pada jaringan tumbuhan:
Tekanan turgor juga dapat diamati pada
jaringan tumbuhan yang terdiri dari
banyak sel. Ketika tekanan turgor dijaga
dengan baik, jaringan tumbuhan akan
terlihat kencang dan tegak. Namun, jika
tekanan turgor berkurang, jaringan
tumbuhan akan menjadi lemas dan layu.
4. Efek tekanan turgor pada pertumbuhan:
Tekanan turgor juga berperan dalam
pertumbuhan sel dan tumbuhan. Ketika
tekanan turgor meningkat, sel-sel
tumbuhan akan memperluas dan
memperpanjang dinding sel, yang pada
gilirannya mempengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan tumbuhan.
Dengan mengamati kekekaran sel,
pembengkakan sel, turgor pada jaringan
tumbuhan, dan efek tekanan turgor pada
pertumbuhan, kita dapat membuktikan
adanya tekanan turgor dalam sel-sel dan
jaring hidup.
Jawaban Evaluasi :
1. perpindahan molekul antar sel dapat
terjadi melalui beberapa mekanisme
tergantung pada sifat molekul dan kondisi
lingkungan -Difus,Osmosis,transport
aktif,Endositosis,
2.Jika sel ditempatkan dalam larutan yang
bersifat hipertonis terhadap sitoplasma
selnya, artinya larutan tersebut memiliki
konsentrasi zat terlarut yang lebih tinggi
daripada dalam sitoplasma sel. Dalam
kondisi ini, beberapa hal dapat terjadi:
1. Perpindahan air keluar dari sel: Karena
larutan hipertonis memiliki konsentrasi zat
terlarut yang lebih tinggi, air akan
cenderung berpindah keluar dari sel
melalui osmosis. Hal ini terjadi karena air
bergerak dari daerah dengan konsentrasi
air tinggi (dalam sitoplasma sel) ke daerah
dengan konsentrasi air rendah (larutan
hipertonis). Akibatnya, sel akan kehilangan
air dan mengalami pengkerutan atau
plasmolisis.
2. Penyusutan sel: Kehilangan air yang
signifikan dapat menyebabkan sel
menyusut atau mengerut. Hal ini terjadi
karena sitoplasma sel yang mengandung
organel-organel dan struktur sel lainnya
menjadi lebih kecil karena kehilangan air.
Selain itu, membran sel juga dapat
berkerut karena kehilangan tekanan turgor
yang biasanya dihasilkan oleh air dalam sel.
3. Kerusakan sel: Jika larutan hipertonis
terlalu kuat atau sel terlalu lama berada
dalam larutan tersebut, dapat terjadi
kerusakan sel yang lebih serius. Kehilangan
air yang berlebihan dapat menyebabkan
kerusakan membran sel, organel-organel
sel, dan fungsi sel secara keseluruhan. Sel
dapat mengalami kematian atau lisis jika
tidak ada upaya untuk memulihkan kesei
reaksi sel terhadap larutan hipertonis dapat
bervariasi tergantung pada jenis sel dan
organisme yang terlibat. Beberapa
organisme memiliki mekanisme adaptasi.
Kupang, 27 November 2023
Mengetahui
Praktikum, Dosen/Teknisi,

( Rikka R.Sir, S.Si, M.Si)


( ................................................)

Anda mungkin juga menyukai