Anda di halaman 1dari 25

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Tujuan Percobaan


1. Mempelajari proses transport dalam tubuh.
2. Memahami proses difusi sederhana dan proses osmosis membran.
1.2 Alat dan Bahan yang Digunakan
1.2.1 Alat
1. Pipet tetes
2. Gelas piala 50 cc,100 cc
3. Penangas air
4. Stop watch
5. Lempeng kaca
6. Tabung Reaksi
7. Benang/tali
8. Bunsen
9. Kantung Selofan
10. Perforator
11. Batang Pengaduk
12. Rak Tabung Reaksi
13. Timbangan Analitik
14. Lap Kain kering

1.2.2 Bahan
1. Kristal KMnO4
2. Aquadest
3. Putih Telur
4. NaCl
5. Agar
6. Pereaksi HNO3
7. Pereksi benedict
8. Larutan Sukrosa 20 % ,40%, 60%
9. Metil jingga
10. Pereaksi AgNO3 1%

1.3 Prosedur Percobaan


Percobaan Difusi
1.1 Difusi Sederhana
-Siapkan 2 beaker glass 100 cc , isi salah satunya dengan air dingin dan yang lainnya
dengan air hangat sebanyak 50 cc ( ukur suhu airnya !)
- Masukkan beberapa butir kristal KMnO4 kedalam beaker glass tersebut secara
bersamaan
- Amati perubahan yang terjadi selama 15 menit sampai 1 jam
- Amati perbedaan dan catat hasilnay serta beri kesimpulan !
1.2 Difusi Melalui Agar Padat
- Buat larutan agar 2 % b/v dalam aquadest
- Didihkan samapai diperoleh larutan bening dan biarkan dingin
- Tuangkan 10-20 ml agar tersebut ke atas permukaan lempeng kaca atau cawan
petri yang telah dibersihkan dengan alkohol dan biarkan agarnya memadat
-Buat lubang dengan jarak + 3 cm pada lempeng agar tadi (2buah )
- Pada lubang agar yang satu di tempatkan kristal KMnO4 sedangkan pada lubang
lain tempatkan metil jingga
- Catat jarak difusi pada t ( 0,5,10,15,30,45,60) menit !
-Gambar grafiknya antara jarak difusi terhadap fungsi waktu dan beri
kesimpulan !

1.3 Difusi Melalui Membran Dialisis

- Buat larutan koloidal terdiri dari air, putih telur, NaCl, glukosa, dan amilum dengan
perbandingan yang sama.
3
- Isikan koloid tersebut ke dalam kantung selofan kurang lebih nya, kemudian
4
ikat yang rapat.
- Gantungkan pada sebuah batang pengaduk dengan tali.
- Celupkan ke dalam beaker glass yang telah berisi aquadest sehingga posisinya
melayang di dalam air, diamkan selama1 jam.
- Uji air dalam beaker glass tadi terhadap adanya NaCl, glukosa, albumin, dan amilum!
o Adanya NaCl : pada 2 cc larutan tambahkan beberapa tetes larutan AgNO 3,
apakah ada endapan putih ?
o Adanya glukosa : pada2 mL larutan tambahkan 2 ml larutan benedict! Amati
selama 10’, panaskan dalam penangas air selama 2’ dan catat
hasilnya!
o Adanya albumin : pada 2 mL larutan tambahkan beberapa tetes HNO3 pekat,
amati apakah larutan terjadi kekeruhan ?
o Adanya amilum : pada 2 mL larutan tambahkan beberapa tetes pereaksi lugol.
Amati perubahan warnanya!
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Cairan dalam Tubuh


Cairan dalam tubuh dibagi dalam cairan diluar sel yang disebut ekstra sel dan cairan
yang didalam sel yang disebut intrasel. Kedua cairan ini berisis bahan nutrisi
(makanan) yang diperlukan oleh sel untuk melakukan metabolisme. Dilain pihak,
komposisi ion-ion di kedua jenis cairan ini berbeda. Membran sel berperan aktif
dalam mempertahankan komposisi anatara cairan ekstrasel dan intrasel melalui
transport membran sel.
2.2 Mekanisme Kerja Obat
Dua mekanisme kerja obat sehingga menimbulkan efek yaitu mekanisme kerja obat
non spesisifik dan mekanisme kerja obat spesifik. Mekanisme kerja obat non spesifik
adalah kerja obat yang tidak diperantarai interaksi obat dengan target obat spesifik
( reseptor) , ini hanya berdasarkan sifat kimia-fisika sederhana. Mekanisme kerja obat
spesifik kerja obat yang diperatarai interaksi obat dengan target obat spesifik
( resptor,kanal ion,enzim, molekul pembawa)
2.3 Sel terdiri atas materi hidup yang disebut dengan protoplasma. Protoplasma sel
dibatasi dari lingkungan sekitarnya oleh selaput sel tipis yang disebut dengan
membran plasma (membrane sel). Membrane ini mempunyai kemampuan untuk
mengatur secara selektif aliran materi dari dan keluar sel. Berdasarkan kemampuan
membrane menyeleksi aliran materi antar sel dan lingkungannya maka membrane
dapat dibedakan menjadi dua jenis. Membrane dikatakan permeable apabila semua
jenis molekul dalam cairan dapat melewati membrane sedangkan suatu membrane
dikatakan semipermeable jika hanya dapat dilewati oleh molekul-molekul tertenu
saja.

Membrane merupakan media pemisah yang bersifat selektif permeable dengan


menahan komponen tertentu dan melewatkan komponen lainnya. Proses pemisahan
dengan menggunakan membrane pada pemisahan fasa cair-cair umumnya didasarkan
atas ukuran partikel dan beda muatan dengan gaya dorong berupa perbedaan tekanan,
medan listrik, dan konsentrasi.

Macam-macam membrane permeabilitas, yaitu :

1. Impermeable (tidak permeable), dimana air maupun zat terlarut didalamnya tidak
dapat melaluinya.
2. Permeable, membrane yang dapat dilalui air maupun zat tertentu yang terlarut
didalamnya.
3. Semi permeable, membrane yang hanya dapat dilalui oleh air tetapi tidak dapat
dilalui oleh zat terlarut, misalnya membrane sitoplasma.

2.4 Transport Aktif


Pada sel-sel akar tumbuhan terdapat penumpukan mineral. Artinya, konsentrasi mineral
di dalam sel lebih tinggi daripada di luar sel, atau potensial air di luar sel lebih tinggi
dibandingkan dengan potensial air di dalam sel. Oleh karena itu, osmosis dari luar sel ke
dalam sel tetap berlangsung untuk mencegah plasmolisis. Akan tetapi, keadaan ini
menghambat pengambilan mineral dari luar ke dalam sel melalui difusi, terutama karena
membran sel memiliki permeabilitas yang sangat rendah. Untuk mengatasi hal tersebut,
diperlukan transpor aktif yang melibatkan energi dari ATP agar ion-ion dapat masuk ke
dalam sel. ATP adalah molekul pembawa energi di dalam sel.

Transpor aktif merupakan transpor partikel-partikel melalui membran semipermeabel


yang bergerak melawan gradien konsentrasi yang memerlukan energi dalam bentuk ATP.
Transpor aktif berjalan dari larutan yang memiliki konsentrasi rendah ke larutan yang
memiliki konsentrasi tinggi, sehingga dapat tercapai keseimbangan di dalam sel. Adanya
muatan listrik di dalam dan luar sel dapat mempengaruhi proses ini, misalnya ion K +, Na+
dan CL -.

2.5 Transpor aktif


Transpor aktif adalah pergerakan atau pemindahan yang menggunakan energy
untuk mengeluarkan dan memasukan ion - ion dan molekul melalui membran sel yang
bersifat parmeabel dengan tujuan memelihara keseimbangan molekul kecil di dalam sel.
Transpor aktif dipengaruhi oleh muatan listrik di dalam dan di luar sel, dimana muatan
listrik ini ditentukan oleh ion natrium (Na+), ion kalium (K+), dan ion klorin (Cl-). Keluar
masuknya ion Na+ dan K+ diatur oleh pompa Na-K. Transpor aktif dapat berhenti jika sel
didinginkan, mengalami keracunan, atau kehabisan energi.

Transpor aktif memerlukan molekul pengangkut berupa protein integral pada


membran, dimana di dalam molekul ini, terdapat situs pengikatan. Proses transport aktif
dimulai dengan pengambilan tiga ion Na+ dari dalam sel dan menempati situs pengikatan
pada protein integral. Energi diperlukan untuk mengubah bentuk protein integral pada
membran yang sebelumnya membuka kearah dalam sel menjadi membuka kebagian luar
sel. Selanjutnya, ion Na+ terlepas dari situs pengikatan dan keluar dari protein integral
menuju keluar sel. Kemudian dari luar sel, dua ion K + menempati situs pengikatan di
protein integral. Bentuk protein integral berubah, dari sebelumnya membuka kearah luar
menjadi membuka kearah dalam sel dan ion kalium dilepaskan kedalam sel.

2.6 Tranport Pasif

Dapat berlangsung karena adanya perbedaan konsentrasi larutan di antara kedua sisi
membran. Pada transpor pasif tidak rnemerlukan energi rnetabolik. Transpor pasif ini
bersifat spontan. Transpor pasif dibedakan menjadi tiga, yaitu difusi sederhana (simple
diffusion), difusi dipermudah atau difasilitasi (facilitated diffusion), dan osmosis.Terdapat
dua proses fisikokimiawi yang penting dalam transport materi dalam sel yaitu difusi dan
osmosis.
Difusi merupakan peristiwa perpindahan melekul dengan menggunakan tenaga kinetik
bebas, proses perpindahan ini berlangsung dari derajat konsentrasi tinggi ke derajat
konsentrasi rendah. Proses ini akan terus berlangsung hingga dicapai titik keseimbangan.
Osmosis merupakan suatu peristiwa perembesan suatu molekul air melintasi membran
yang memisahkan dua larutan dengan potensial air yang berbeda. Proses osmosis
berlangsung dari larutan hipotonik menuju larutan yang hipertonik atau perpindahan air
dari molekul larutan yang potensial airnya tinggi ke potensial yang rendah.
Ketika sel tumbuhan diletakkan pada larutan yang hipertonik/lebih pekat dibanding
konsentrasi plasma selnya maka air yang berada dalam vakoula akan merembes ke luar
sel. Akibatnya protoplasma mengkerut dan terlepas dari dinding sel, peristiwa ini disebut
dengan plasmolisis. Keadaan tersebut dapat kembali seperti semula apabila lingkungan
sel diganti dengan larutan hipotonik. Kembalinya keadaan protoplasma setelah
plasmolisis disebut deplasmolisis. Difusi terfasilitasi juga masih dianggap ke dalam
transpor pasif karena zat terlarut berpindah menurut gradien konsentrasinya.

2.7 Difusi

Difusi merupakan perpindahan partikel zat dari larutan berkonsentrasi tinggi ke larutan
berkonsentrasi rendah. Contoh yang sederhana adalah pemberian gula pada cairan teh
tawar, lambat laun cairan teh menjadi manis.

Peristiwa difusi pada tumbuhan sangat penting untuk keseimbangan hidup tumbuhan.
Karbon dioksida (CO2) dan oksigen (O2) diambil oleh tumbuhan dari udara melalui proses
difusi. Pengambilan air dan garam mineral oleh tumbuhan dari dalam tanah, salah satunya
melalui proses difusi. Difusi zat dari dalam tanah ke dalam tubuh tumbuhan disebabkan
konsentrasi garam mineral di tanah lebih tinggi daripada di dalam sel. Demikian juga gas
CO2 di udara masuk ke dalam tubuh tumbuhan karena konsentrasi CO 2 di udara lebih
tinggi daripada di dalam sel tumbuhan. Sebaliknya, O 2 dapat berdifusi keluar tubuh
tumbuhan jika konsentrasi O2 dalam tubuh tumbuhan lebih tinggi akibat adanya
fotosintesis dalam sel.

Difusi merupakan peristiwa mengalirnya atau berpindahnya suatu zat dalam pelarut dari
bagian berkonsentrasi tinggi ke bagian yang berkonsentrasi rendah, sedangkan osmosis
adalah perpindahan air melalui membran permeabel selektif dari bagian yang lebih encer
ke bagian yang lebih pekat. Contoh peristiwa difusi yang sederhana adalah pemberian
gula pada cairan teh tawar dan contoh peristiwa osmosis adalah kentang yang dimasukkan
ke dalam air garam.
Kecepatan difusi ditentukan oleh : Jumlah zat yang tersedia, kecepatan gerak kinetik
dan jumlah celah pada membran sel. Difusi sederhana ini dapat terjadi melalui dua cara:
a. Melalui celah pada lapisan lipid ganda, khususnya jika bahan berdifusi terlarut lipid
b. Melalui saluran licin pada beberapa protein transpor.
Tekanan osmotik merupakan sifat koligatif, yang berarti bahwa sifat ini bergantung
pada konsentrasi zat terlarut, dan bukan pada sifat zat terlarut itu sendiri.

2.8 Mekanisme difusi

Difusi merupakan proses perpindahan atau pergerakan molekul zat atau gas dari
konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Difusi melalui membran dapat berlangsung
melalui tiga mekanisme, yaitu difusi sederhana (simple difusion),difusi melalui saluran
yang terbentuk oleh protein transmembran (simple difusion by chanel formed), dan difusi
difasilitasi (fasiliated difusion). Difusi sederhana melalui membrane berlangsung karena
molekul-molekul yang berpindah atau bergerak melalui membran bersifat larut dalam
lemak (lipid) sehingga dapat menembus lipid bilayer pada membran secara langsung.
Membran sel permeabel terhadap molekul larut lemak seperti hormon steroid, vitamin A,
D, E, dan K serta bahan-bahan organik yang larut dalam lemak, Selain itu, memmbran sel
juga sangat permeabel terhadap molekul anorganik seperti O,CO2, HO, dan H2O.

Beberapa molekul kecil khusus yang terlarut dalam serta ion-ion tertentu, dapat
menembus membran melalui saluran atau chanel. Saluran ini terbentuk dari protein
transmembran, semacam pori dengan diameter tertentu yang memungkinkan molekul
dengan diameter lebih kecil dari diameter pori tersebut dapat melaluinya. Sementara itu,
molekul-molekul berukuran besar seperti asam amino, glukosa, dan beberapa garam-
garam mineral, tidak dapat menembus membrane secara langsung, tetapi memerlukan
protein pembawa atau transporter untuk dapat menembus membran. Proses masuknya
molekul besar yang melibatkan transporter dinamakan difusi difasilitasi.
2.9 Mekanisme Difusi dan Difasilitasi

Difusi difasilitasi (facilitated diffusion) adalah pelaluan zat melalui rnembran plasrna
yang melibatkan protein pembawa atau protein transporter. Protein transporter tergolong
protein transmembran yang memliki tempat perlekatan terhadap ion atau molekul vang
akan ditransfer ke dalam sel. Setiap molekul atau ion memiliki protein transforter yang
khusus, misalnya untuk pelaluan suatu molekul glukosa diperlukan protein transforter
yang khusus untuk mentransfer glukosa ke dalam sel. Protein transporter untuk grukosa
banyak ditemukan pada sel-sel rangka, otot jantung, sel-sel lemak dan sel-sel hati, karena
sel – sel tersebut selalu membutuhkan glukosa untuk diubah menjadi energi. Faktor yang
mempengaruhi difusi :
1. Suhu, makin tinggi difusi makin cepat
2. BM makin besar difusi makin lambat
3. Kelarutan dalam medium, makin besar difusi makin cepat
4. Perbedaan Konsentrasi, makin besar perbedaan konsentrasi antara dua bagian, makin
besar proses difusi yang terjadi.
5. Jarak tempat berlangsungnya difusi, makin dekat jarak tempat terjadinya difusi, makin
cepat proses difusi yang terjadi.
6. Area Tempat berlangsungnya Difusi, makin luas area difusi, makin cepat proses difusi.

2.10 Dialisis

Dialysis adalah pemisahan partikel zat terlarut kristaloid, yang diameter kurang dari 1
nm (misalnya ion, glukosa,oksigen), dengan berdifusi melalui membrane yang permeable
untuk partikel tersebut, tetapi tidak permeable untuk partikel zat terlarut koloid, yang
berdiameter 1 nm sampai 10 nm (misalnya,protein darah). Prinsip dialysis dipakai dalam
ginjal artifisial (buatan).
BAB 3
PEMBAHASAN

1. Difusi Sederhana

N Beaker Suhu Perubahan yang terjadi pada t menit


O glass (o C)
t0 t5 t10 t15 t30 t45
o
1. I 28 C Agak Sedikit Tidak ada Larut Hampir Tidak ada
V air = lambat larut, perubahan lebih larut perubahan
50 cc melarut endapa yang banyak semuanya, yang
masih n masih signifikan dari endapan signifikan
terdapat ada sebelum sedikit
endapan nya berkurang
endapan dari
sedikit sebelumny
berkutan a
g
o
2. II 76 C Langsung Larut Tidak ada Larut Hampir Tidak ada
V air = larut lebih perubahan lebih larut perubahan
50 cc tetapi banyak yang banyak semuanya, yang
setengah dibandi signifikan dari endapan signifikan
nya ng sebelum sudah
mengend gelas nya, sangat
ap pertam endapan sedikit
a berkuran
g dari
sebelum
nya

Pembahasan

Pada gelas beacker I dengan suhu 28oC terisi 50 cc air dingin, dan pada gelas beacker
II disuhu 76oC dengan volume air yang sama 50 cc air panas keduanya dimasukkan KMnO 4
dengan jumlah yang sama, seujung spatel.
Pada gelas beacker I di t0 KMnO4 melarut tetapi lambat dan terdapat endapan,
sedangkan di gelas beacker II di t0 KMnO4 langsung melarut tetapi setengahnya terdapat
endapan. Pada gelas I di t5 KMnO4 sedikit lebih melarut tetapi tetap ada endapan sedangkan
gelas II di t5 KMnO4 larutan lebih banyak melarut disbanding sebelumnya. Pada t10 gelas I
dan gelas II KMnO4 tidak ada perubahan yang signifikan, namun pada t15 gelas I melarut
lebih banyak dari sebelumnya dan endapan sedikit berkurang, pada gelas II KMnO 4 lebih
banyak melarut dari sebelumnya dan endapan berkurang lebih banyak. Pada t30 gelas I
hampir semunya melarut dan endapan pun berkurang dari sebelumnya dan pada gelas II sama
seperti gelas I mulai larut semua tetapi endapannya sudah sangat sedikit disbanding
sebelumnya.

Pada t45 gelas I dan gelas II KMnO 4 tidak terjadi perubahan yang signifikan. Dari
percobaan ini membuktikan bahwa semakin kecil ukuran partikel, semakin cepat partikel itu
akan bergerak, sehingga kecepatan difusi semakin tinggi.

2. Difusi melalui agar padat

Difusi Melalui membrane agar padat

No Tebal agar Zat Jarak difusi pada t menit (mm)


(mm)

t0 t5 T10 T15 T30 T45 T60


Cawan 10 ml KMnO4 0 1,8 1,9 2,1 2,3 2,5
I
MJ 0 1 1,2 1,3 1,13 1,16
Cawan 15 ml KMnO4 0 0,5 0,9 1,1 2 2,4
II MJ 0 1 2,6 2,8

Dalam percobaan ini, kami menggunakan media larutan agar 2% b/v dalam aquadest, kristal
KMnO4 dan metal jingga (Methyl orange). Setelah agar dipanaskan kemudian dimasukan
kedalam dua cawan petri dengan ketebalan yang berbeda (tebal dan tipis), setelah aga
rmengeras masing-masin agar (cawan petri) diberi dua lubang yang berjarak kemudian
lubang yang satu dimasukkan kristal KMnO4 dan lubang lainnya dimasukkan metil jingga.
Setela hpengamatan dilakukan mulai dari 5 menit sampai 1 jam yang tertera dalam table difus
imelalui agar padat, hasilnya bahwa diameter yang di bentuk kristal KMnO4 selalu lebih luas
dibandingkan dengan diameter yang di bentuk metil jingga. Hal tersebut menunjukan
bahwakristal KMnO4 lebih cepat berdifusi di bandingkan dengan metal jingga.Kecepatan
difusi ini di pengaruhi oleh perbedaan berat molekul antara kristal KMnO4 dan metil jingga.
Berat molekul kristal KMnO4 lebih kecil yaitu 158,03 g/mol di bandingkan berat molekul
metil jingga yaitu 327,33 g/mol, sehingga semakin kecil berat molekul maka kecepatan difusi
akan semakin cepat. Luas permukaan juga mempengaruhi kecepatan difusi,dimana semakin
luas permukaan difusi maka semakin cepat difusi yang terjadi.

1.3 Difusi Melalui Membran Dialisis

Tabung Hasil
Pereaksi
No NaCl Glukosa Albumin Amilum
1 AgNO3 5 tts +
2 Benedict 2 mL -
3 HNO3(p) 9 tts -
4 Lugol 10 tts -
Keterangan :

+ : mengandung zat yang di periksa

- : tidak mengandung zat yang di periksa

Pembahasan
Pada difusi melalui membran dialisis, setelah dibuatnya larutan koloidal yang berisi 50 ml air,
0,5% albumin, 1% NaCL, dan 2 % amilum) dan dimasukkan ke dalam kantung selofan serta
dibiarkan melayang di dalam beaker glass yang berisi aquadest selama 1 jam. Kemudian
dilakukan uji adanya NaCl, glukosa, albumin, dan amilum yaitu sebagai berikut :
o Pada tabung 1, yaitu uji NaCl diisi dengan 2 mL larutan koloid dan ditambahkan 5 tetes
larutan AgNO3. Larutan berubah dari bening membentuk endapan putih yang
menunjukkan bahwa larutan NaCl yang memilikiberat molekul 58,44 g/mol dapat
menembus kantong selofan yang bersifat seperti membran semipermeable.
o Pada tabung 2, yaitu uji glukosa diisii dengan 2 mL larutan koloid dan 2 mL larutan
benedict. Diamati selama 10 menit yang kemudian di panaskan dalam penangas air
selama 2 menit. Selelah itu dilakukan pengamatan akhir yang menunjukkan bahwa tidak
ada perubahan yang tejadi selama pemanasan yang seharusnya larutan mulai berubah
warna menjadi hijau kemudian merah bata tetapi pada percobaan ini tidak terjadi apa-apa
yang berarti dalam larutan koloid itu glukosa tidak dapat menembus kantung selofan yang
diibartkan sebagai membran. Mungkin dikarenakan pada saat pemanasan suhunya
kurang.
o Pada tabung 3, yaitu uji albumin diisi dengan 2 mL larutan koloid dan 9 tetes HNO 3
pekat. Uji tidak menunjukkan perubahan atau reaksi apapun ketika ditetesi HNO3 pekat,
larutan masih tetap bening. Hal ini membuktikan bahwa larutan koloid dalam beaker
glass tidak mengandung albumin, karena albumin merupakan suatu protein yang tidak
tahan terhadap perubahan pH yang ekstrim sehingga strukturnya akan rusak dan tidak
dapat berdifusi serta tidak dapat menembus kertas selofan karena berat molekul albumin
adalah 66,2-66,3 Kd.
o Pada tabung 4, yaitu uji amilum diisi 2 mL larutan koloid dan di tambahkan 10 tetes
pereaksi lugol. Larutan tidak menunjukkan adanya perubahan warna setelah ditetesi
pereaksi lugol. Sehingga negatif amilum, sedangkan yang positif amilum larutan akan
berwarna biru kehitaman. Hal ini menunjukkan bahwa koloid tidak menembus kantung
selofan karena amilum memiliki berat molekul mulai dari 50.000-200.000.
o Pada difusi melalui membrane dialysis, hanya larutan NaCl yang dapat menembus
kantung selofan karena memiliki berat yang kecil tetapi tidak berlaku pada glukosa
dikarenakan beberapa fakor lain. Sedangkan pada albumin dan amilum juga tidak dapat
menembus kantung selofan karena memiliki berat molekul yang besar.

1.3 Target Kerja Obat

N Nama Dagang Zat Aktif Mekanisme Kerja Target Kerja


O Obat
Non Spesifik
Spesifik
1 Ranin Ranitidine √ -H2 Reseptor Sel
-Parental
150 mg
Lambung
2 Ponstan Asam √ -Menghangi efek
Mefenamat enzim
siklooksigenase
3 Acitral Al (OH3) √ -Mesterilisasi
Mg(OH)2
Asam Lambung
-Mengurangi
keasaman asam
lambung
- Mengurangi
aktvitas pepsin
4 Amoxan Amoxicillin √ -Mengganggu rx
Trihydrate
trans peptidase
sintesis dinding
sel bakteri
5 Combatrin Pirantel √ - Pelepasan
Pamoat 125
asetil koline
mg - Penghambat
kolinestrese

6 Molafet Sucralfate √ -Melapisi


500 mg 15 membran mukosa
ml lambung

1. Ranitidine adalah obat untuk saluran cerna. Termasuk sebagai obat H2


reseptor bloker. Bekerja dengan Mengurangi produksi asam lambung. Secara
umum penggunaan Ranitidine dua kali sehari. Obat ranitidine diantaranya
digunakan untuk mengatasi ulkus lambung, dyspepsia, pencegahan ulkus, dan
GERD (gastrointestinal reflux disease).
Berikut ini beberapa merek dagang obat yang mengandung Ranitidine :
Zantac/Acran
Aldin
Anitid
Chopintac/Chopintac Forte
Conranin
Fordin
Gastridin
Hexer
Radin
Rancus
Ranin
Ranitidin Hexpharm
Ranticid
Rantin
Ratinal
Renatac
Scanarin 150/Scanarin 300
Tricker 150
Ulceranin
Wiacid
Xeradin
Zantadin
Zumaran

MEKANISME AKSI RANITIDINE (RANITIDIN)


1. Menghambat secara kompetitif histamin pada reseptor H2 sel-sel parietal
lambung, yang menghambat sekresi asam lambung; volume lambung dan
konsentrasi ion hidrogen berkurang. Tidak mempengaruhi sekresi pepsin,
sekresi faktor intrinsik yang distimulasi oleh penta-gastrin, atau serum gastrin.

2. H2 antagonis adalah inhibitor kompetitif histamin pada reseptor H2 sel


parietal. Mereka menekan sekresi asam normal (alami) oleh sel parietal dan
sekresi asam yang dirangsang makan. Mereka melakukannya dengan dua
mekanisme: histamin yang dilepaskan oleh sel-sel ECL dalam perut diblokir
dari pengikatan dengan reseptor H2 sel parietal yang merangsang sekresi
asam, dan zat lain yang meningkatkan sekresi asam (seperti gastrin dan
asetilkolin) efek yang dimiliki pada sel parietal dikurangi ketika reseptor H2
diblokir.
3. Penghambatan kompetitif histamin pada H2-reseptor sel parietal lambung,
yang menghambat sekresi asam lambung, Volume lambung, dan konsentrasi
ion hidrogen berkurang. Tidak mempengaruhi sekresi pepsin, faktor intrinsik
stimulasi sekresi pentagastrin, atau serum gastrin.

2. Asam Mefenamat
Prototipikal NSAID; Derivat Asam antranilat (fenamate); struktural dan
farmakologis berkaitan dengan meclofenamate sodium.

KELAS TERAPI ASAM MEFENAMAT:


Agen Nonsteroidal Anti-inflamasi (NSAID)
SIFAT FISIKA KIMIA ASAM MEFENAMAT :
Berbentuk serbuk putih keabuan. Tidak larut dalam air. Sedikit larut dalam
alkohol.
pKa : 4.2

FARMAKOLOGI MEKANISME AKSI ASAM MEFENAMAT


Menghambat sintesa prostaglandin dengan menghambat kerja isoenzim COX-
1 & COX-2

Kerja Asam mefenamat adalah seperti obat golongan AINS lain yaitu
menghambat sintesa Prostaglandin dengan menghambat kerja enzim
cyclooxygenase/PGHS (COX-1 & COX-2). Efek anti inflamasi, analgetik &
antipiretik merupakan dipercaya dari kerja menghambat COX-2. Efek anti
inflamasi mungkin juga dihasilkan dari kerja menghambat biosintesis dari
mukopolisakarida. Efek antipiretik diduga akibat hambatan sintesa
prostaglandin di CNS.
• Menghambat siklooksigenase-1 (COX-1) dan COX-2,
• tindakan farmakologis mirip dengan NSAID lainnya; berperan dalam
aktivitas anti-inflamasi, analgesik, dan antipiretikj.

SEDIAAN ASAM MEFENAMAT :


Kapsul 250 mg, Kaplet 500 mg

MEREK / NAMA DAGANG ASAM MEFENAMAT :


Ponstel®
Ponstan
Ponstel
Analspec
Asam Mefenamat
Asimat
Benostan
Cetalmic
Corstanal
Dolfenal
Dolodon
Dolos
Dystan
Fargetix
Gitaramin
Grafamic
dll
NAMA GENERIK:
Asam mefenamat

NAMA KIMIA ASAM MEFENAMAT:


N- (2,3-xylyl) asam antranilat

3. Amoxicillin
Amoksisilin adalah turunan dari ampisilin dan memiliki spektrum antibakteri
yang serupa yaitu termasuk antibakteri spectrum luas. Diserap Lebih baik
daripada ampisilin ketika diberikan melalui oral, Memberikan konsentrasi
plasma dan jaringan yang lebih tinggi; tidak seperti ampisilin, penyerapan
tidak dipengaruhi oleh adanya makanan di perut.

Beberapa Merek dagan / nama dagang obat yang mengandung antibiotik


Amoxicillin : Abdimox, Aclam, Amobiotic, Amocomb, Amosine, Amoxil,
Amoxillin, Amoxan, Ancla, Arcamox, Auspilin, Bannoxillin, Ballacid dll

MEKANISME ASKSI AMOKSISILIN


1. Menghambat sintesis dinding sel bakteri dengan mengikat satu atau lebih
pada ikatan penisilin-protein (PBPs – Protein binding penisilin’s), sehingga
menyebabkan penghambatan pada tahapan akhir transpeptidase sintesis
peptidoglikan dalam dinding sel bakteri, akibatnya biosintesis dinding sel
terhambat, dan sel bakteri menjadi pecah (lisis).
2. Aksi Farmakologi Amoksisilin Menghambat sinteris dinding sel bakteri
dengan mengikat satu atau lebih protein mengikat penisilin (PBP
(Penicillin-binding-protein) yang pada gilirannya menghambat langkah
akhir transpeptidasi, sintesis peptidoglikan pada dinding sel bakteri,
sehingga menghambat biosintesis dinding sel. Bakteri akhirnya lisis akibat
aktivitas enzim autolitik dinding sel yang sedang berlangsung (autolysins
dan murein hidrolase) sementara perakitan dinding sel dihambat.
3. Amoksisilin mengikat ikatan protein penisilin 1A (PBP-1A) terletak di
dalam dinding sel bakteri. Penisilin acylate domain transpeptidase
sensitive penisilin C-terminal dengan membuka cincin laktam. Inaktivasi
enzim mencegah pembentukan cross-link dari dua helai peptidoglikan
linear, menghambat tahap ketiga dan terakhir dari sintesis dinding sel
bakteri. Sel lisis ketika dimediasi oleh enzim autolitik dinding sel bakteri
seperti autolysins; mungkin bahwa amoxicllin mengganggu inhibitor
autolysin.

Amoksisilin telah dilaporkan untuk lebih aktif dalam In vitro dari


ampisilin terhadap Enterococcus faecalis, Helicobacter pylori, dan
Salmonella spp., namun kurang aktif melawan Shigella spp.
Amoksisilin tidak aktif oleh beta laktamase dan resistansi silang
lengkap telah dilaporkan antara amoksisilin dan ampisilin. Spektrum
aktivitas amoksisilin dapat diperpanjang dengan menggunakan bersama
inhibitor beta lactamase seperti asam klavulanat (p.250). Seperti demikian
juga sebagai membalikkan resistensi terhadap amoksisilin pada beta
lactamase memproduksi strain spesies sensitif lain, asam klavulanat juga
telah dilaporkan untuk meningkatkan aktivitas amoksisilin terhadap
beberapa spesies yang tidak secara umum dianggap sensitif. Hal ini
termasuk Bacteroides, Legionella, dan Nocardia spp., Haemophilus
influenzae, Moraxella catarrhalis (Branhamella catarrhalis), dan
Burkholderia pseudomallei (pseudoefedrin domonas pseudomallei).
Namun, Ps. aeruginosa, Serratia marcescens, dan banyak bakteri Gram-
negatif lainnya tetap tahan (resisten). Transferable Resistensi dilaporkan
pada H. pylori.

4. Mekanisme Kerja Sukralfat

Sukralfat adalah kompleks antara aluminium hidroksida dan sukrosa octasulfate.


Sukralfat merupakan substansi yang bekerja lokal pada lingkungan asam (pH<4).
Mekanisme kerja sukralfat adalah sukralfat bereaksi dengan asam hidroklorik dalam
lambung membentuk sebuah cross-linked yang memiliki konsistensi kental seperti
bahan perekat yang mampu bereaksi sebagai buffer asam untuk waktu yang lama,
yaitu 6-8 jam setelah diminum dalam dosis tunggal. Sukralfat membentuk kompleks
ulser adheren dengan eksudat protein seperti albumin dan fibrinogen pada sisi ulser
dan melindunginya dari serangan asam, membentuk barier viskos pada permukaan
mukosa di lambung dan duodenum, serta menghambat aktivitas pepsin dan
membentuk ikatan garam dengan empedu. Perlindungan fisik atau kompleks itu
besifat melindungi permukaan ulkus dan mencegah kerusakan lebih lanjut oleh asam,
pepsin dan empedu. Kemungkinan sukralfat juga mencegah kembalinya difusi ion
hidrogen, penyerapan pepsin dan asam empedu, dan dapat menstimulasi peningkatan
protaglandin E2, epidermal growth factors (EGF),fibroblast growth factor dan
mukus lambung. Sukralfat sebaiknya dikonsumsi pada saat perut kosong untuk
mencegah ikatan dengan protein dan fosfat.

5. Pirantel Pamoat
Nama Obat

Pirantel Pamoat Nama dagang pirantel pamoat yang beredar di Indonesia bermacam-
macam, ada Combantrin, Pantrin, Omegpantrin, dan lain-lain.

Golongan kelas terapi

Obat Anti helmintes

Khasiat obat

Pirantel pamoat dapat membasmi berbagai jenis cacing di usus. Beberapa diantaranya
adalah cacing tambang (Necator americanus dan Ancylostoma duodenale), cacing
gelang (Ascaris lumbrocoides), dan cacing kremi (Enterobius vermicularis)

Mekanisme kerja nitrogliserin

Cara kerja pirantel pamoat adalah dengan melumpuhkan cacing. Cacing yang lumpuh
akan mudah terbawa keluar bersama tinja. Setelah keluar dari tubuh, cacing akan
segera mati.Pirantel pamoat dapat diminum dengan keadaan perut kosong, atau
diminum bersama makanan, susu atau jus.

6. Antasida Doen
Antasida yang mengandung alumunium atau magnesium yang relatif tidak larut dalam air
seperti magnesium karbonat, hidroksida, dan trisilikat serta alumunium glisinat dan
hidroksida, bekerja lama bila berada dalam lambung sehingga sebagian besar tujuan
pemberian antasida tercapai .Sediaan yang mengandung magnesium mungkin dapat
menyebabkan diare, sedangkan yang mengandung aluminium mungkin menyebabkan
konstipasi. Antasida yang mengandung magnesium dan alumunium dapat mengurangi efek
samping pada usus besar ini .
a) Alumunium hidroksida
Zat koloidal ini sebagian terdiri dari alumunium hidroksida dan sebagian lagi sebagai
alumunium oksida terikat pada molekul air. Zat ini berkhasiat adstringens, yakni menciutkan
selaput lendir berdasarkan sifat ion alumunium yang membentuk kompleks dengan protein.
Juga dapat menutupi tukak lambung dengan suatu lapisan pelindung . Dosis yang digunakan
adalah 1-2 tablet dikunyah 4 kali sehari dan sebelum tidur atau bila diperlukan dan sediaan
suspensi 1-2 sachet (7-14 mL), 3-4 kali sehari, anak dibawah 8 tahun 1/2-1 sachet, 3-4 kali
sehari.
Contoh obat yang mengandung alumuniumhidroksida antara lain: Alumunium hidroksida,
Alumunium hidroksida dan Magnesium trisilikat, Antasida DOEN, Decamag, Hufamag,
Magasida, Mylanta, Promag, Stopmag, Waisan.
b) Magnesium hidroksida
Magnesium hidroksida memiliki daya netralisasi kuat, cepat dan banyak digunakan dalam
sediaan terhadap gangguan lambung bersama alumunium hidroksida, karbonat, dimetikon,
dan alginat.
Dosis yang digunakan 1-2 tablet dikunyah 4 kali sehari dan sebelum tidur atau bila
Diperlukan dan sediaan suspensi 5 mL, 3-4 kali sehari.
Contoh obatnya adalah Alumunium hidroksida dan Magnesium trisilikat, Antasida DOEN,
Decamag, Hufamag, Magasida, Mylanta,Promag, Stopmag, Waisan.

Daftar Pustaka

Alkatiri S. 1996. Kajian Ringkas Biologi. Surabaya : Airlangga University Press

Kimball, J.W. 1999. Biologi Umum. Jakarta : Erlangga

Kustiyah. 2007. “Miskonsepsi Difusi dan Osmosis Pada Siswa MAN Model Palangkaraya”.
Jurnal Ilmiah Guru Kanderang Tingang.

Loveless, A.R. 1991. Prinsip-Prinsip Biologi Tumbuhan Untuk Daerah Tropik I. Jakarta : PT
Gramedia Pustaka Utama

Parjatmo. 1987. Biologi Jilid 1 Edisi Kedelapan. Jakarta : Erlangga

Sloane, Ethel. 2004. Anatomi dan Fisiologi Untuk Pemula. Jakarta : EGC
Lampiran

Difusi sederhana

(1) (2) (3) (4)

(5) (6) (7)

(8) (9)

Keterangan :

(1) Pengukuran pada air panas dengan suhu = 78o C dengan volume air 50 cc

(2) Pengukuran pada air dingin dengan suhu = 28o C dengan volume air 50 cc

(3) Penandaan air panas dengan air dingin

(4) T0 penuangan KMnO4


(5) T5 penuangan KMnO4

(6) T10 penuangan KMnO4

(7) T15 penuangan KMnO4

(8) T30 penuangan KMnO4

(9) T45 penuangan KMnO4

Difusi Membran Contoh obat

Difusi melalui agar padat


1.) Tonisitas Cairan Tubuh

a. Jika diketahui maksimal tonisitas sediaan dekstrosa yang dapat diberikan ke dalam
tubuh adalah 0,5%, apa yang saudara lakukan jika di tempat penyimpanan hanya
tersedia glukosa 5%?

Bagaimana cara membuat 100 ml larutan glukosa 0,5% dari larutan glukosa 5%?
Dik : V1 = 100 ml ● Untuk membuat larutan glukosa 0,5%,
n1 = 0,5/100 ambil 10 ml larutan glukosa 5%
Dit : V2 ? larutkan dengan air hingga 100 ml
n2 ?
Jawab : V1 . n1 = V2 . n2
100 . 0,5/100 = V2 . 5/100
V2 = 10 ml
10 ml glukosa 5% ad 100 ml

b. Jika diketahui maksimal tonisitas sediaan NaCl yang dapat diberikan kedalam tubuh
0,9%, apa yang saudara lakukan jika di tempat penyimpanannya hanya tersedia NaCl
3% ?

Bagaimana cara membuat 500 ml larutan NaCl 0,9% dari larutan NaCl 3%?
Dik : V1 = 500 ml ● Untuk membuat 500 ml larutan NaCl
n1 = 0,9/100 0,9% ambil 150 ml larutan NaCl 5%
n2 = 3/100 larutkan dengan air hingga 500 ml
Dit : V2 ?
Jawab : V1 . n1 = V2 . n2
V2 = 500 . 0,9/100 . 3/100
V2 = 150 ml
150 ml NaCl 3% ad 500 ml

2.) Dosis

a. Dosis lazim dewasa parasetamol adalah 500 mg. Berapa dosis untuk anak usia 5
tahun menurut Young dan Ausberger?

n
- Rumus Young : x Dosis dewasa
n+12

5
: x 500
5+ 12
: 147,058 mg

- Rumus Ausberger : (4n+20)% x Dosis dewasa


: (4.5 + 20)% x 500mg
: 40% x 500 mg
: 200 mg
b. Dosis lazim dewasa asetosal adalah 500 mg, berapa dosis anak 5 tahun dengan BB
20 kg berdasarkan perhitungan Clark?
- Rumus Clark
W
Dosis Anak = x Dosis dewasa
68
20 kg
= x Dosis dewasa
68
= 147,058 mg

c. Seorang anak berusia 10 tahun menderita sakit gigi, dokter memberikan resep
asam mefenamat. Dosis lazim asam mefenamat adalah 300 mg. Berapa dosis anak
tersebut?
n
- Rumus Diling = x Dosis dewasa
20
10
= x 300 mg
20
= 150 mg
d. Seorang anak usia 10 tahun dengan BB 20 kg dan tinggi badan 125 cm menerima
tablet ibuprofen. Dosis ibuprofen dewasa 10 mg. Berapa dosis anak tersebut?
Berat Badan
- Rumus Thermich-Frer = x Dosis dewasa
70
20
= x 10 mg
70
= 2,857 mg
n
- Rumus Diling = x Dosis dewasa
20
10
= x 10 mg
20
= 5 mg
e. Dosis glibenklamid 5 mg. Untuk wanita uur 88 tahun, berapa dosisnya?
2
x Dosis dewasa
3
2
x 5 mg=3,33 mg
3
f. Dosis luminal 10 mg, untuk pria berumur 60 tahun, berapa dosis yang harus
digunakan?
4
x Dosis dewasa
5
4
x 10 mg=8 mg
5
g. Lansia berusia 79 tahun menggunakan diazepam. Dosis lazim diazepam adalah 2
mg. Berapa dosis yang harus digunakan lansia tersebut?
3
x Dosis dewasa
4
3
x 2 mg=1,5 mg
4

Anda mungkin juga menyukai