Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM

ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA

TUBUH SEBAGAI SATU KESATUAN

Oleh :
PRILI REGINA PADJA
NPM : 201FF04011

UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA BANDUNG


FAKULTAS FARMASI
PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI
2020
LAPORAN PRAKTIKUM
MODUL 1
TUBUH SEBAGAI SATU KESATUAN

I. TUJUAN PRATIKUM

1. Menjelaskan dan memahami mekanisme sistem transport pada sel.


2. Mengetahui dan memahami faktor-faktor yang mempengaruhi difusi dan osmosis.
II. PRINSIP
Berdasarkan transport zat pada sel :
1. Berdasarkan transport pasif sel difusi
2. Berdasarkan transport pasif seara osmosis

III. DASAR TEORI


Secara struktural sel merupakan satua terkecil makhluk hidup yang dapat
melaksanakan kehidupan, yang merupakan unit terkecil penyusun makhluk hidup.
Secara fungsional, sel berfungsi untk menjalankan fungsi kehidupan
(menyelenggarakan kehidupan jika sel-sel penyusunnya berfungsi), kemudian
membetuk organisme.
Pada tingkat organisasi kehidupan, manusia, hewan maupun tumbuhan, sel
menmpai urutan tingkat organisasi yang terendah. Secara singkat, organisasi dalam
organisme dapat diambarkan sebagai berikut : (Suharsono, 2017)

Sel Jaringan Organ Sistem organ Tubuh

Untuk beraktivitas, sel yang merupakan unit fungsional terkecil tubuh memerlukan
asupan materi dari luar. Aktivitas sel menghasilkan buangan yang harus dikeluarkan.
Masuk dan keluarnya materi pada sel memerlukan proses transport. Pada kenyataanya
dalam sistem transport manusia, hewan dan tumbuhan dapat dilakukan melalui dua
macam transport yaitu transport aktif dan transport pasif.

Transport Pasif, merupakan mekanisme perpindahan molekul atau zat yang tidak
melewati selaput membran semipermeable dan tidak membutuhkan energi, dan
Transpor aktif merupakan transpor partikel- partikel melalui membran semipermeabel
yang bergerak melawan gradien konsentrasi yang memerlukan energi dalam bentuk
ATP. ATP adalah molekul pembawa energi di dalam sel. Transpor aktif berjalan dari
larutan yang memiliki konsentrasi rendah ke larutan yang memiliki konsentrasi tinggi,
sehingga dapat tercapai keseimbangan di dalam sel. (Darmadi, 2012 dalam Suharsono
2017).

Transpor pasif dibagi menjadi dua jenis yaitu difusi dan osmosis.(Alkatiri 1996)
Difusi adalah proses berpindahnya zat dalam pelarut yang berkonsentrasi tinggi ke
bagian yang berkonsentrasi rendah tanpa melewati membran 10 semipermeabel.
Sedangkan osmosis adalah proses difusi air melalui membran semipermeabel dari
pelarut yang berkonsentrasi tinggi (memiliki banyak air) kepelarut yang berkonsentrasi
rendah (sedikit air ) proses osmosis akan berhenti jika konsentrasi didalam dan diluar
sel telah seimbang (Hamdi, 2013 dalam Suharsono, 2017).

IV. Alat dan Bahan

a. Alat
1. Gelas piala 50 ml dan 100 ml 7. Cawan Petri
2. Selofan 8. Tali
3. Tabung reaksi dan rak 9. Pipet Tetes
4. Penangas Air 10. Bunsen
5. Batang Pengaduk 11. Alat pelubang
6. Kaki tiga

b. Bahan :

1. Larutan benedict 10. Agar


2. Larutan Glukosa 5% 11. Putih Telur
3. AgNO3 1% 12. Air Hangat
4. NaCl 0,9% 13. eter
5. Kristal Metil Jingga 14. Asam asetat
6. Kristal KMnO4 15. Metil Jingga
7. HNO3 16. Air suling
8. Larutan Sukrosa 20%, 40%,60%
9. Pembuatan larutan Benedict : 17,3 g CuSO4.2H2O + 173 g Na-
sitrat + 100 g Na2CO3 + aquadest ad 1000 ml
V. PROSEDUR KERJA
a. Percobaan Difusi
Dalam percobaan ini akan diamati 2 macam sistem transport pasif yang
merupakan aktivitas sel, yaitu difusi dan osmosis.
1. Difusi sederhana
1) Siapkan sebuah gelas piala yang setengahnya telah terisi air
2) Masukkan beberapa butir Kristal KMnO4
3) Amati selama 1 jam
4) Ulangi percobaan dengan menggunakan air hangat
5) Amati perbedaannya

2. Difusi sederhana
1) Buat larutan agar 25 dalam air suling pada gelas piala. Agar
tersebut dididihkan sampai diperoleh larutan bening
2) Tuangkan larutan agar sebanyak 5ml ke cawan petri dan biarkan
memadat
3) Buat 2 buah lubang dengan jarak 3 cm pada agar yang telah
memadat
4) Letakkan kristal KMnO4 pada salah satu lubang dan kristal metil
jingga pada lubang yang lain.
5) Catat jarak difusi KMnO4 dan metil jingga sebagai fungsi waktu
3. Difusi Melalui Membran
1) Buatlah larutan kolodial yang terdiri dari air, putih telur, natrium
klorida 0,9 % dan glukosa 5%.
2) Masukan larutan kolodial ke dalam kantong selofan ¾ penuh
kemudian diikat rapat
3) Gantungkan kantong selofan pada batang pengaduk dengan tali
4) Celupkan kantong selofan tersebut ke dalam gelas piala berisi air
suling dalam posisi melayang, diamkan selama 1 jam.
5) Setelah 1 jam, uji air suling dalam gelas piala terhadap adanya
NaCl, albumin dan glukosa
6) Siapkan 9 buah tabung reaksi dan beri nomor 1 sampai 9 untuk
pengujian difusi melalui membran

3.1 Pengujian
3.1.1 Uji terhadap NaCl
1) Ke dalam tabung reaksi 1 masukan 3 ml cairan yang berasal
dari gelas piala di atas
2) Ke dalam tabung reaksi 2 masukan 3 ml air suling
3) Ke dalam tabung reaksi 3 masukan 3 ml larutan NaCl 0,9%
4) Ke dalam tabung reaksi 1, 2 dan 3 tambahkan beberapa
tetes AgNO3
5) Amati perbedaan yang terjadi pada ketiga tabung (hasil
positif ditunjukkan dengan adanya endapan putih).
3.1.2 Uji terhadap glukosa
1) Ke dalam tabung reaksi 4 masukan 3 ml cairan yang berasal
dari gelas piala di atas
2) Ke dalam tabung reaksi 5 masukan 3 ml air suling
3) Ke dalam tabung reaksi 6 masukan 3 ml larutan glukosa
4) Ke dalam tabung reaksi 4, 5, dan 6 tambahkan 3 ml
larutan Benedict
5) Didihkan tabung 4, 5 dan 6 selama beberapa menit,
kemudian dinginkan
6) Amati perbedaan yang terjadi pada ketiga tabung (hasil
positif ditunjukan dengan adanya endapan hijau, kuning atau
merah)
3.1.3 Uji terhadap albumin
1) Ke dalam tabung reaksi 7 masukan 3 ml cairan yang berasal
dari gelas piala di atas
2) Ke dalam tabung reaksi 8 masukan 3 ml air suling
3) Ke dalam tabung reaksi 9 masukan 3 ml putih telur
4) Ke dalam tabung reaksi 7, 8 dan 9 tambahkan beberapa
tetes HNO
5) Amati perbedaan yang terjadi pada ketiga tabung (hasil
positif ditunjukkan dengan adanya kekeruhan)

b. Percobaan Osmosis
1. Siapkan 5 kantong selofan berukuran sama
2. Kedalam kantong-kantong tersebut isikan masing-masing :
1) Kantong 1: air hangat 10 ml
2) Kantong 2: larutan sukrosa 20% 10 ml
3) Kantong 3 : larutan sukrosa 40% 10 ml
4) Kantong 4 : larutan sukrosa 60% 10 ml
5) Kantong 5 : air suling hangat 10 ml
3. Semua kantong ditutup dan diikat dengan tali sehingga tidak terdapat
udara dalam kantong
4. Timbang bobot tiap kantong
5. Celupkan kantong 1 sampai 4 ke dalam gelas piala berisi air hangat
(satu kantong dicelupkan dalam satu gelas piala)
6. Celupkan kantong 5 ke dalam gelas piala berisi larutan sukrosa 60%
7. Setelah 15 menit, angkat kantong-kantong tersebut dan keringakan
bagian luarnya
8. Timbang bobot tiap kantong
9. Celupkan kembali kantong-kantong tersebut ke dalam gelas piala
masing-masing
10. Ulangi pada menit ke-30, 45, 60 dan 75.
Bagan kerja
a. Difusi Sederhana

Disiapkan gelas Dimasukan butir Diamati selama 1


piala yang terisi Kristal KMnO4 jam
air

Diamati
Diulang percobaan
perbedaan antara dengan air hangat
keduanya

b. Difusi Agar

Dibuat larutan agar Dituangkan larutan Dibuat 2 lubang dg


25 didalam air agar dalam cawan jarak 3cm pada agar
suling dalam gelas petri 5ml dan yang sudah
piala didiamkan memadat

Diamati perbedaan
jarak antara Diletakan KMnO4 pd
salah 1 lubang dan
KMnO4 dan metil
metil jinggga pada
jingga lunang lainnya

c. Difusi Melalui Membran

Dibuat larutan Dimasukan larutan


Kantong slofan
klorida dari air + klorida pada
digantungkan pada
putih telur + NaCl kantung slofan ¾
batang pengaduk
0,9% + glukosa 5% penuh dan diikat

Dibuat larutan agar Kantong slofan Dibuat larutan agar


25 didalam air dicelupkan k dlm 25 didalam air
suling dalam gelas gelas piala berisi air suling dalam gelas
piala dg posisi melayang piala

Di uji air pada gelas


piala untuk
mengetahui adanya Disiapkan 9 tabung
Didiamkan selama NaCl, glukosa, reaksi dan diberi
1 jam albumi albumin penomoran
1. Uji terhadap NaCl

Reaksi 1
Reaksi 2 Reaksi 3
Dimasukan cairan
Dimasukan 3ml air Dimasukan 3ml
yang berasal dari
suling larutan NaCl 0,9%
gelaspiala diatas

Dimasukan larutan
Diamati perbedaan AgNO3 bbrp tetes pada
tabung reaksi 1,2,3
pada 3 tabung, ada
tidaknya endapan Dibuat larutan
putih klorida dari air +
putih telur + NaCl
0,9% + glukosa 5%

2. Uji terhadap Glukosa

Reaksi 4 Reaksi 6
Reaksi 5
Dimasukan cairan Dimasukan cairan
Dimasukan cairan
yang berasal dari 3ml larutan
3ml air suling
gelaspiala diatas gkukosa

Diamati perbedaan Ditambahkan 3ml


Tabung 4,5,6
pada 3 tabung ada larutan benedict
didihkan bbrp menit
tidak endapan pada tabung reaksi
dan di dinginkan
kuning,hijau,merah 4,5,6

3. Uji terhadap Albumin

Reaksi 7
Reaksi 8 Reaksi 9
Dimasukan cairan
Dimasukan 3ml air Dimasukan 3ml
yang berasal dari
suling putih telur
gelaspiala diatas

Diamati perbedaan Ditambahkan bbrp


pada 3 tabung ada tetes HNO pada
tidaknya kekeruhan tabung 7,8,9
4. Percobaan Osmosis

Kantong 1 diisi air hangat 10ml

Kantong 2 diisi lar sukrosa 20% 10ml


Disiapkan 5
kantong slofan Kantong 3 diisi lar sukrosa 40% 10ml
berukuran sama Kantong 4 diisi lar sukrosa 60% 10ml

Kantong 5 diisi air suling hangat 10ml

Diikat dan ditutup


Disiapkan 5 semua kantong
Ditimbang bobot dengan tali
kantong slofan
tiap kantong sehingga tidak ada
berukuran sama
udara

Dicelupkan Dicelupkan Ditiap menit ke 15


kantong 1-4 ke kantong 5 ke dalam kantong diangkat
dalam gelas piala gelas piala berisi dan dikeringkan
berisi air hangat sukrosa 60% luarnya

Dicelupkan
Ditimbang bobot
kembali masing2
tiap kantong
kantong dan
diulangi tiap menit
ke 30,45,60, dan 75
VI. HASIL PRAKTIKUM

DATA PENGAMATAN KEL 1

A. DIFUSI SEDERHANA

TABUNG WAKTU
DIFUSI
Air hangat 40 detik
Air (ruangan) 2 menit 30
detik

B. DIFUSI AGAR

Diameter difusi (CM)


W5 W10 W15 W20 W25 W30
KMnO4 1.8 2.05 2.35 2.64 2.97 3.21
Metil jingga 1.5 1.71 2.03 2.46 2.68 2.96

C. DIFUSI MEMBRAN

Tabung ke Hasil
1 Terdapat sedikit endapan putih
2 Tidak ada endapan putih
3 Terdapat endapan putih
4 Tidak berwarna
5 Tidak berwarna
6 Terdapat warna hijau
7 Tidak terdapat kekeruhan
8 Tidak terdapat kekeruhan
9 Terdapat sedikit kekeruhan

D. OSMOSIS

Bobot tiap kantong (gram)


W15 W30 W45 W60 W75
Kantong I 6.31 4.65 2.99 3.33 3.42
Kantong II 8.61 7.43 6.56 6.78 7.12
Kantong III 9.41 9.37 9.29 9.23 9.20
Kantong IV 9.78 9.74 9.65 9.60 9.58
Kantong V 8.92 8.73 8.54 8.37 8.21

VII. PEMBAHASAN

Pada percobaan difusi sederhana, tabung 1 yang berisi air hangat


ditambahkan dngan KMnO4 dan pada tabung 2 yang berisi air dengan suhu
ruang ditambahkan metil jingga. Setelah diamati, hasil yang didapatkan pada
waktu ke 40 detik air hangat yang telah ditabahkan KMnO4 (tabung 1)
berdifusi lebih cepat ditandai dengan perubahan warna air yang lebih pekat
dibandingkan pada air dengan suhu ruang yang ditamahkan dengan metil
jingga (tabung 2) terjadi perubahan warna air yang lebih pekat pada waktu ke
2 menit 30 detik. Suhu merupakan salah satu faktor yang dapat
memepengaruhi difusi. Sehingga dari hasil diatas dapat disimpulkn bahwa
semakin tinggi suhu maka kecepatan difusi semakin cepat.
Pada percobaan difusi agar, dibuat media agar didalam cawan petri,
lubangi kedua sisi agar dngan jarak 3 cm, lubang 1 ditambahkan KMnO4 dan
lubang 2 ditambahkan metil jingga. Setelah diamati setiap 5 menit selama 30
menit diameter hasil yang dapatkan adalah lubang pada cawan yang sudah
dimasukkan KMnO4 terbentuk lebih luas dibandingkan dengan diameter yang
dibentuk oleh metil jingga. Kecepatan difusi ini dipengaruh oleh berat
molekul terhadap kecepatan difusi, KMnO4 lebih cepat berdifusi karena
memiliki berat molekul yang lebih ringan jika dibandingkan dengan berat
molekul metil jingga. Berdasarkan Farmakope Indonesia edisi III BM
KMnO4 : 158,03 dan BM Metil Jingga : 327,33. Dari hasil datas dapat
disimpulkan bahwa KMnO4 lebih cepat berdifusi dibandingkan dengan metil
jingga. Semakin ringan berat molekul suatu zat maka semakin cepat berdifusi,
sehingga berat molekul berbanding terbalik dengan kecepatan berdifusi.
Pada percobaan difusi membran, setelah dibuat larutan koloidal (putih
telur + NaCl 0,9% + glukosa 5%) yang dibungkus dalam kantong selofan dan
diredam dalam gelas piala yang berisi air suling dengan posisi melayang
selama 1 jam, kemudian dilakuakan uji air suling dalam gelas beaker terhadap
NaCl, glukosa dan albumin.

Pada uji NaCl, tabung 1 dimasukkan 3 ml air suling dari difusi


membran, tabung 2 dimasukkan 3 ml air suling dan tabung 3 dimasukkan 3 ml
larutan NaCl, lalu ketiga tabung reaksi ditambahkan beberapa tetes AgNO3.
Hasil yang didapatkan yaitu terdapat endapan sedikit endapan pada tabung 1
dan terdapat endapan pada tabung 3. Terbentuk sedikit endapan putih pada
tabung 1 karena terdapat larutan NaCl dalam larutan koloidal yang telah
dicelupkan ke dalam air suling difusi membran. Hal ini bisa terjadi karena
tidak menjalankan prosedur dengan baik sehingga larutan NaCl dapat keluar
dari selofan atau permukaan bagian luar dari selofan tidak dibersihkan
sehingga kemungkinan terdapat sedikit larutan NaCl yang bercampur dengan
air suling difusi membran, kemudian saat ditambahkan AgNO3 akan bereaksi
dengan NaCl dalam difusi air suling difusi membra tersebut dan menghasilkan
sedikit endapan putih. Tabung 3 menunjukan bahwa NaCl + AgNO 3 AgCl
dan NaNO3 yang membentuk endapan putih. Dapat disimpulkan bahwa
larutan NaCl dapat berdifusi dengan menembus kantong selofan yang bersifat
seperti membran semipermeabel.
Pada uji glukosa, tabung 4 dimasukkan 3 ml air suling dari difusi
membran, tabung 5 dimasukkan 3 ml air suling dan tabung 6 dimasukkan
larutan 3 ml glukosa lalu ketiga tabung reaksi ditambahkan beberapa tetes
pereaksi benedict, kemudian dipanaskan tabung selama beberapa menit. Hasil
yang didapat pada tabung 4 dan 5 tidak mengalami perubahan warna sedangkan
pada tabung 6 terdapat perubahan warna menjadi warna hijau. Dari hasil
tersebut dapat disimpulkan bahwa glukosa dapat berdifusi dengan menembus
kantong selofan yang bersifat membran semipermeabel.
Pada uji albumin, tabung 7 dimasukkan 3 ml air suling dari difusi
membran, tabung 8 dimasukkan 3 ml air suling dan tabung 9 dimasukkan
larutan 3 ml albumin lalu ketiga tabung reaksi ditambahkan beberapa tetes
HNO3, kemudian ketiga tabung dikocok. Setelah diamati tabung 7 yang berisi
air suling dari dfiusi membran dan tabung 8 yang berisi air suling tidak terdapa
kekeruhan. Itu berarti tabung 7 dan 8 tidak dapat melewati selaput membran.
Sedangkan tabung 9 yang berisi larutan albumin terdapat sedikit kekeruhan.
Kekeruhan terjadi dikarenakan adanya reaksi antara albumin dan HNO3.
Albumin merupakan protein yang memiliki pH 7,4, albumin tidak tahan
terhadap perubahan pH yang ekstrim sehingga penambahan HNO3 yang
merupakan asam kuat. Oleh sebab itu struktur albumin akan rusak dan
rusaknya struktur tersebut ditandai dengan adanya endapan putih.
NaCl, glukosa, dan albumin, memiliki ukuran molekul yang berbeda, NaCl
memiliki ukuran molekul lebih kecil dibandingkan dengan glukosa dan albumin.
Albumin memiliki ukuran molekul yang paling besar dibandingkan NaCl dan glukosa.
Jadi dari percobaan difusi membran membuktikan bahwa larutan yang dapat
menembus kertas selofan adalah larutan yang memiliki ukuran molekul yang
kecil seperti NaCl dan glukosa.
Pada percobaan osmosis, setiap kantong mengalami perubahan berat
yang tidak menentu. Pada kantong 1 dan 2 menunjukkan pertambahan berat
pada tiap kantongnya. Pada kantong 2 menunjukkan pertambahan yang cukup
signifikan pada menit ke 45-75 paling banyak sehingga semakin tinggi
perbedaan konsentrasi maka akan semakin cepat teradi osmosis. . Hal ini
menunjukkan konsentrasi yang ada didalam kantong selofan lebih tinggi
dibandingkan konsentrasi zat terlarut diluar kantong (hipertonis).
Pada kantong 3,4 dan 5 terjadi pengurangan berat pada tiap kantongnya,
ini berarti pada kantong tersebut terjadi proses hipotonis, hal itu disebabkan
karena konsentrasi zat terlarut diluar kantong lebih tinggi dari pada di dalam
kantong. Maka dapat disimpulkan bahwa pada kantong 3,4, dan 5 tidak terjadi
proses osmosis dikarenakan konsentrasi zat terlarut diluar kantong tidak sama
dengan konsentrasi yang ada didalam kantong (isotonis).

VIII. KESIMPULAN
1. Salah satu fungsi dari membran sel adalah sebagai lalu lintas molekul dan
ion secara dua arah yaitu transport pasif dan aktif. Transort pasif dibedakan
menjadi difusi dan osmosis sedangkan transport aktif dibedakan menjadi
endositosis dan eksositosis.
2. Dapat dilhat bahwa suhu, jarak, ukuran partikel, ketebalan membran dan
perbedaan kosentrasi mempengaruhi terjadinya difusi da osmosis.

IX. DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1979. Farmakope Indonesia, Edisi III, Departemen Kesehatan Republik.


Indonesia: Jakarta

Suharsono Hamong, Transportasi Membran, Universitas Udayana : Denpasar

Anda mungkin juga menyukai