Anda di halaman 1dari 3

ANALISIS DATA

2. Pengukuran Potensial Air Umbi Kentang Solanum tuberosum

Pada percobaan ke dua ini yang dilakukan dengan prosedur menyiapkan larutan gula
dengan konsentrasi 0%, 5%, 10%, 15%, dan 20% masing-masing sebanyak 100 ml dan
masukkan ke dalam 5 botol aqua . kemudian membuat silinder-silinder umbi dengan alat
pengebor gabus berdiameter 5 mm. Potong silinder dari umbi kentang tersebut sepanjang 3
cm . Kemudian dimasukkan potongan silinder umbi kentang tersebut dalam botol aqua berisi
larutan sukrosa lalu ditutup dan ditunggu selama 2 jam. Selanjutnya diukur panjang silinder
potongan kentang. Hasilnya sebagai berikut :
Rata-rata Panjang umbi kentang dari Tiap Konsentrasi Larutan yang Digunakan

Konsentrasi Panjang Ulangan Rata-rata


awal
1 2 3 4
0% 3 cm 3,05 cm 3,05 cm 3,02 cm 3,1 cm 3,1 cm
5% 3 cm 3,6 cm 3,6 cm 3,6 cm 3,6 cm
10% 3 cm 2,9 cm 2,8 cm 2,8 cm 2,7 cm 2,8 cm
15% 3 cm 2,8 cm 2,8 cm 2,8 cm 2,8 cm
20% 3 cm 2,7 cm 2,7 cm 2,7 cm 2,6 cm 2,65 cm

Analisis data hasil pengamatan yakni pada konsentrasi 0% masing-masing kentang


ada yang mengalami perubahan panjang . Kentang mengalami pemanjang masing-masing
0,05 cm; 0,05 cm; 0,02 cm; dan 0,1 cm sehingga rata-rata perubahan panjang kentang sebesar
0,1 cm. Pada konsentrasi 5 % masing-masing kentang bertambah panjang sebesar 0,6 cm;
0,6 cm; 0,6 cm sehingga rata-rata pertambahan panjang kentang sebesar 0,6 cm. Pada
konsentrasi 10% masing-masing kentang berkurang panjang sebesar 0,1 cm; 0,2 cm; 0,2 cm;
0,3 cm sehingga rata-rata pengurangan panjang kentang sebesar 0,2 cm. Pada konsentrasi 15 %
masing-masing kentang berkurang panjang sebesar 0,2 cm; 0,2 cm; 0,2 cm sehingga rata-
rata pengurangan panjang kentang sebesar 0,2 cm. Pada konsentrasi 20% masing-masing
kentang berkurang panjang sebesar 0,3 cm; 0,3 cm; 0,3 cm; 0,4 cm sehingga rata-rata
pengurangan panjang kentang sebesar 0,35 cm.
PEMBAHASAN

2. Pengukuran Potensial Air Umbi Kentang Solanum tuberosum

Adanya peristiwa osmosis menyebabkan adanya perpindahan cairan sel keluar dari
dalam sel, sehingga berpengaruh terhadap volume dari sel tersebut. Percobaan kali ini
menggunakan umbi kentang (Solanum tuberosum) yang terlebih dahulu di buat silinder
menggunakan pengebor gabus dengan panjang 3 cm. Setelah itu dimasukkan ke dalam
larutan sukrosa dengan berbagai konsentrasi.
Pada percobaan pertama umbi kentang direndam di dalam larutan sukrosa 0%
diperoleh data bahwa umbi kentang mengalami perubahan ukuran menjadi lebih panjang 0,1
cm, hal ini menunjukkan adanya potensial osmosis cairan sel, air murni cenderung
memasuki sel. Sebaliknya potensial turgor di dalam sel mengakibatkan air meninggalkan sel.
Adanya pertambahan panjang disebabkan adanya potensial osmotik. Umbi kentang yang
telah direndam dalam larutan sukrosa 5% selama 2 jam mengalami perubahan mengalami
pemanjangan . pemanjangan ini sebesar 0,6 cm dari panjang awal. Perbedaan hasil dengan
teori yang ada memungkinkan telah terjadinya kesalahan dalam proses pembuatan bahan .
Lain halnya pada kentang yang direndam dalam dalam larutan sukrosa konsentrasi 10%, 15%,
dan 20% semuanya mengalami penyusutan, yang mana semakin tinggi konsentrasi larutan
sukrosa semakin besar penyusutan yang terjadi pada umbi kentang. Salah satu faktor yang
mempengaruhi potensial osmotik adalah konsentrasi larutan, meningkatnya konsentrasi
larutan akan menurunkan nilai potensial osmotik sehingga mengakibatkan umbi kentang
memendek bukan memanjang
Menurut Tjitrosomo (1987), jika sel dimasukan ke dalam larutan gula, maka arah
gerak air neto ditentukan oleh perbedaan nilai potensial air larutan dengan nilainya didalam
sel. Jika potensial larutan lebih tinggi, air akan bergerak dari luar ke dalam sel, bila potensial
larutan lebih rendah maka yang terjadi sebaliknya, artinya sel akan kehilangan air. Apabila
kehilangan air itu cukup besar, maka ada kemungkinan bahwa volume sel akan menurun
demikian besarnya sehingga tidak dapat mengisi seluruh ruangan yang dibentuk oleh dinding
sel.
Perendaman kentang dengan larutan sukrosa tidak selalu meningkatkan bobotnya.
Terkadang justru bobot kentang yang telah mengalami perendaman menjadi lebih kecil
daripada bobot kentang semula. Hal ini diakibatkan oleh keluarnya air dari sel kentang secara
osmosis pula. Keluarnya air ini disebabkan oleh larutan sukrosa tersebut memiliki potensial
air yang lebih negatif daripada potensial air sel, sehingga air akan berpindah dari dalam sel ke
larutan sukrosa. Air meninggalkan sel, dan volume sel mengecil. Potensial air sel akan terus
menurun sehingga mencapai kesetimbangan dengan potensial air larutan sukrosa. Terdapat
beberapa faktor yang menyebabkan bobot kentang setelah perendaman menjadi berkurang
selain perbedaan potensial air yang telah dijelaskan di atas (Sunaryono, 2008 ).
Faktor yang menyebabkan kesalahan pada praktikum ini antara lain kurangnya
ketelitian praktikan dalam membuat larutan sukrosa dengan menimbang konsentrasi gula
masing-masing, kurangnya ketelitian dalam memotong ukuran kentang yang tidak sama
panjang, durasi waktu yang dipakai dalam proses perendaman.

Daftar rujukan

Tjitrosomo.1987. Botani Umum 2. Bandung: Penerbit Angkasa.

Sunaryono. A. R., 2008. Prinsip-Prinsip Biologi Tumbuhan Untuk Daerah Tropik. Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai