Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI

TRANSPOR MEMBRAN SEL

Disusun Oleh :

Kelompok 4

Akhior Nugraha Pamurdawan ( 01 )


Ishma Lutvia Rahma ( 18 )
Ninda Nafika Amanda ( 25 )
Sintya Gati Hananingtyas ( 30 )

KELAS XI MIPA 2
SMAN 2 KEBUMEN
2022
A. Topik Praktikum
Transpor membran sel.

B. Tujuan Praktikum
Untuk mengetahui macam transpor pada membran sel.

C. Alat dan Bahan Praktikum


 Praktikum Osmosis Kentang
Alat - Alat Praktikum: Bahan - Bahan Praktikum:
1. Timbangan digital satu buah 1. Irian kentang 1 x 3 x 1 cm
2. Gelas ukur 100 mL satu buah 2. Larutan garam ( 25% dan 50% )
3. Cawan petri satu buah 3. Aquades / Air secukupnya
4. Pisau / pinset satu buah
5. Penggaris satu buah
6. Stopwatch satu buah

 Praktikum Osmosis Telur Ayam


Alat - Alat Praktikum: Bahan - Bahan Praktikum:
1. Sedotan plastik kecil satu buah 1. Telur ayam 1 butir
2. Stopwatch satu buah 2. Aquades / Air secukupnya
3. Lilin & pemantik satu buah
4. Pisau / pinset / cuttter satu buah
5. Penggaris
 Praktikum Plasmolisis Rhoeo discolor
Alat - Alat Praktikum: Bahan - Bahan Praktikum:
1. Mikroskop satu buah 1. Daun Rhoeo discolor
2. Stopwatch satu buah 2. Aquades / Air secukupnya
3. Pisau / pinset / cuttter satu buah 3. Larutan glukosa 25%
4. Pipet tetes satu buah
5. Gelas benda dan penutup kaca satu buah

 Praktikum Krenasi dan Hemolisis Sel Darah Merah


Alat - Alat Praktikum: Bahan - Bahan Praktikum:
1. Mikroskop satu buah 1. Darah praktikan satu tetes
2. Stopwatch satu buah 2. Larutan garam 10%
3. Blood lancet satu buah 3. Alkohol 70%
4. Stopwatch satu buah

D. Cara Kerja
 Praktikum Osmosis Kentang
1. Irisan kentang dibuat berbentuk balok dengan ukuran 1 x 3 x 1cm sebanyak 3 buah.
2. Irisan kentang tersebut diukur panjang dan lebarnya, lalu ditimbang.
3. Pada masing - masing gelas petri diberikan penanda / kode “A1, A2, dan A3”.
4. Untuk kode A1, dimasukkan sebanyak 50 mL aquades.
5. Untuk kode A2, dimasukkan sebanyak 50 mL larutan garam 25%.
6. Untuk kode A3, dimasukkan sebanyak 50 mL larutan garam 50%.
7. Percobaan didiamkan selama 30 menit.
8. Masing - masing kentang diambil dengan pinset secara hati - hati, lalu diukur
panjang, lebar, dan tingginya, kemudian ditimbang.
 Praktikum Osmosis Telur Ayam
1. Bagian tumpul telur ayam dikelupas secara hati - hati.
2. Bagian lancip telur ayam dilubangi seukuran diameter sedotan plastik kecil hingga
menembus bagian kuning telur.
3. Bagian lancip telur ayam dimasukkan sedotan plastik, lalu ditambalkan dengan lilin
panas hingga seluruh permukaan lubang tertutupi.
4. Bagian atas dari air mineral kemasan gelas dilubangi sebesar badan telur ayam.
5. Bagian tumpul telur ayam ditempatkan di permukaan lubang sehingga badan telur
ayam setengah terendam air.
6. Ketinggian larutan di dalam sedotan diukur selama 5, 10, & 30 menit dengan
penggaris.

 Praktikum Plasmolisis Rhoeo discolor


1. Dua sayatan tipis epidermis bawah daun Rhoeo discolor dibuat denggan pisau /
cutter.
2. Letakkan sayatan tipis epidermis bawah daun Rhoeo discolor di atas gelas benda,
tambahkan beberapa tetes air, lalu ditutup dengan gelas penutup ( cover glass ).
3. Sayatan tersebut diamati di bawah lensa mikroskop.
4. Preparat diteteskan dengan larutan glukosa 25%.
5. Proses yang terjadi diamati dengan mikroskop.

 Praktikum Krenasi Sel Darah Merah


1. Alkohol diteteskan pada kapas / tisu. Jari yang ingin ditusuk dielapkan dengan
kapas / tisu tersebut.
2. Jari tangan ditusuk dengan blood lancet. Darah yang keluar diteteskan ke permukaan
gelas benda.
3. Gelas benda ditutup dengan penutup gelas.
4. Preparat diamati di bawah lensa mikroskop.
5. Larutan garam sebesar 10% diteteskan di luar gelas benda. Preparat diamati di bawah
lensa mikroskop.
6. Waktu terjadinya proses krenasi dihitung dengan stopwatch.
E. Tinjauan Pustaka
Transportasi pasif adalah perpindahan zat - zat mengikuti aliran perbedaan konsentrasi,
sedangkan transportasi aktif adalah perpindahan zat - zat melawan aliran perbedaan
konsentrasi dan memerlukan energi. Transportasi pasif berlangsung melalui proses difusi dan
osmosis. Adapun transportasi aktif berlangsung melalui proses transpor aktif, eksositosis, dan
endositosis.

F. Hasil
Tabel 1. Hasil percobaan osmosis kentang

Pengukuran

No. Percobaan Sebelum Setelah

Berat Berat
Panjang Lebar Tinggi Panjang Lebar Tinggi
(gram) (gram)

Kelompok 1

1. Kentang rendam A1 3 1 1 2,87 3,1 1,2 1 2,90

2. Kentang rendam A2 3 1 1 3,17 2,7 0,8 0,6 2,46

3. Kentang rendam A3 3 1 1 2,71 2,9 0,9 0,8 2,60

Kelompok 5

1. Kentang rendam A1 3 1 1 3,75 3,1 1,1 1,1 3,81

2. Kentang rendam A2 3 1 1 3,32 2,9 0,9 0,9 2,73

3. Kentang rendam A3 3 1 1 3,62 2,7 0,9 0,8 2,94


Tabel 2. Hasil percobaan osmosis telur ayam

Pengamatan

Percobaan (cm)

5 menit 10 menit 30 menit

Kelompok 2 2,1 2,9 5,6

Kelompok 6 1,3 2,4 6

Tabel 3. Hasil percobaan plasmolisis Rhoeo discolor

Penampang Rhoeo discolor


Percobaan
Diteteskan aquades / air Diteteskan larutan glukosa

Kelompok 3
Kelompok 7

Tabel 4. Hasil percobaan krenasi sel darah merah

Sebelum diteteskan larutan garam Setelah diteteskan larutan garam


10% 10%

Kelompok 4
Kelompok 8

G. Pembahasan
Praktikum transpor membran sel telah berhasil dilaksanakan oleh kelompok 4 kelas
XI MIPA 2 Praktikum ini terdiri dari empat percobaan, yaitu: percobaan osmosis pada
kentang, osmosis pada telur ayam, plasmolisis Rhoeo discolor, dan krenasi sel darah merah.

 Percobaan Osmosis Kentang


Percobaan ini memperlihatkan hasil bahwa terjadi proses osmosis yaitu
perpindahan molekul dari konsentrasi rendah ke konsentrasi tinggi melalui membran
semipermabel. Dari hasil pengamatan dapat kita ketahui bahwa sel - sel kentang
mengalami perubahan ukuran, ada yang pertambahan ukuran atau pengurangan ukuran
sesuai dengan media pelarutannya itu sendiri. Hasil yang kami peroleh ini sudah sesuai
dengan teori yang ada. Hal tersebut disebabkan oleh kentang di dalam wadah yang berisi
air akan bersifat keras dan menggembung. Hal ini terjadi karena air merupakan larutan
hipotonik, akibatnya air masuk ke dalam sel sehingga sel menjadi menggembung dan
menjadi lebih keras dari sebelumnya, proses ini disebut dengan turgid.
Jika kentang dimasukkan dalam wadah yang bersifat hipertonik seperti larutan
garam akan mengakibatkan kentang lebih lunak dari sebelumnya. Hal ini terjadi karena
plasma sel pada kentang menjadi bergerak keluar meninggalkan inti sel. Akibatnya sel -
selnya menjadi bergerak keluar meninggalkan inti sel.
Pendapat kami tersebut didukung oleh pengertian dan cara proses osmosis pada
sel tumbuhan yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan jika dilarutkan larutan
hipotonik dan larutan hipertonik.
 Percobaan Osmosis Telur Ayam
Percobaan ini memperlihatkan hasil cairan yang terdapat dalam telur semakin
lama semakin naik ke atas melawan arah gravitasi. Hasil yang kami peroleh ini sudah
sesuai dengan teori yang ada. Hal tersebut disebabkan oleh air merupakan pelarut yang
memiliki konsentrasi rendah ( hipotesis ) akan berpindah ke cairan telur yang memiliki
konsentrasi lebih tinggi ( hipertosis ) melewati selaput membran telur yang bersifat
selektif semipermeable dengan melewati gradien konsentrasi melalui proses osmoregulasi
yang menyebabkan tekanan pada cairan telur sehingga cairan dapat naik ke atas melawan
arah gravitasi.
Pendapat kami tersebut didukung oleh teori transport pasif osmosis yang
menyatakan bahwa osmosis adalah perpindahan air melalui membran permeabel selektif
dari bagian yang lebih encer ke bagian yang lebih pekat. Membran semipermeabel harus
dapat ditembus oleh pelarut, tapi tidak oleh zat terlarut, yang mengakibatkan gradien
tekanan sepanjang membran. Osmosis merupakan suatu fenomena alami, tapi dapat
dihambat secara buatan dalam air yang jernih dibandingkan semuanya yang sangat pekat
berfungsi diamatinya bersama diangkat di tanah bertinggi (Pratiwi, 2006).

 Percobaan Plasmolisis Rhoeo discolor


Percobaan ini memperlihatkan hasil bahwa adanya perbedaan antara sel daun
Rhoeo discolor saat diteteskan aquades dan larutan glukosa. Saat ditetesi larutan aquades,
sel daun Rhoeo discolor berjumlah normal. Namun saat ditetesi larutan glukosa, sel
berlipat ganda. Hasil yang kami peroleh ini sudah sesuai dengan teori yang ada. Hal
tersebut disebabkan oleh terjadinya proses plasmolisis sel daun Rhoeo discolor ketika
konsentrasi pelarut di luar sel lebih rendah dibandingkan di dalam sel epidermis Rhoe
discolor. Sebagai akibatnya, air yang terdapat di dalam sel akan keluar dari sel.
Selanjutnya, sel mengalami proses dehidrasi dan terjadi pelepasan membran sel dari
dinding sel. Pendapat kami tersebut didukung oleh teori terjadinya plasmolisis oleh
organisme berdinding sel yang menyatakan bahwa plasmolisis adalah proses lepasnya
protoplasma dari dinding sel karena keluarnya sebagian air dari vakuola. Jika sel
tumbuhan dimasukkan ke dalam larutan yang hipertonik terhadap sel tersebut maka air
dalam sel akan terhisap keluar atau berpindah ke lingkungan sehingga menyebabkan sel
mengerut (Morina Wati, 2022).

 Percobaan Krenasi Sel Darah Merah


Percobaan ini memperlihatkan hasil perbandingan kecepatan krenasi antara sel
darah merah yang diteteskan dengan larutan garam 10% dan yang tidak diteteskan. Hasil
yang kami peroleh ini sudah sesuai dengan teori yang ada. Hal tersebut disebabkan oleh
kontraksi yang terjadi di sekitar pinggir sel setelah dimasukkan ke dalam larutan karena
kehilangan air melalui osmosis yang menyebabkan pergerakan air keluar dari sel
sehingga volume sitoplasmanya berkurang yang membuat sel mengkerut. Pendapat kami
tersebut didukung oleh teori osmotik sel darah merah yang menyatakan bahwa sel darah
merah / eritrosit mempunyai membran sel yang bersifat semi permiabel terhadap
lingkungan sekelilingnya yang berada diluar eritrosit, dan mempunyai batas - batas
fisiologi terhadap tekanan dari luar eritrosit (Siswanto, 2014).

H. Kesimpulan
Berdasarkan kegiatan praktikum di laboratorium yang kelompok kami telah lakukan,
dapat kami simpulkan bahwa hemolisis merupakan peristiwa pecahnya sel darah merah
ketika berada di lingkungan hipotonik dan krenasi merupakan peristiwa pengkerutan pada sel
darah ketika berada di lingkungan hipertonik.

DAFTAR PUSTAKA
Muhammad Reza. 2021. “Mekanisme Transpor Membran : Difusi, Osmosis, Transpor Aktif,
Eksositosis, dan Endositosis”, https://www.mandandi.com/2021/08/mekanisme-transpor-
membran-difusi.html, diakses pada 22 Agustus 2022 pukul 20.58.

Irnaningtyas dan Yossa Istiadi. 2014. Buku Siswa BIOLOGI untuk SMA/MA Kelas XI,
Jakarta: Erlangga.
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai