5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum ini yaitu:
a. Pengaruh cairan lingkungan terhadap cairan tubuh hewan ialah bahwa akibat
adanya perbedaan tekanan osmotik antara cairan pada tubuh dengan cairan
pada lingkungan dapat menyebabkan membran sel yang permeabel merupakan
tempat lewatnya beberapa substansi bergerak semakin cepat. Semakin jauh
perbedaan tekanan osmotik antara cairan tubuh dengan cairan lingkungan,
maka semakin banyak energi metabolisme yang dibutuhkan untuk melakukan
osmoregulasi sebagai upaya adaptasi untuk menjaga keseimbangan cairan
tubuh. Hal itu dilakukan untuk menjaga keseimbangan konsentrasi cairan
tubuh hewan tetap seimbang dengan konsentrasi cairan disekitar
lingkungannya.
b. Larutan dikatakan hipertonik terhadap cairan lingkungan apabila larutan
tersebut memiliki konsentrasi zat terlarut lebih tinggi dari pada zat pelarutnya
yaitu air, sehingga air bergerak dari larutan yang konsentrasi zat terlarut rendah
ke konsentrasi zat terlarut tinggi (air bergerak keluar dari sel ke lingkunganya).
Larutan dikatakan isotonik terhadap cairan lingkungan apabila larutan tersebut
memiliki konsentrasi zat terlarut sama besarnya dengan konsentrasi zat pelarut,
sehingga kedua larutan tersebut dalam keadaan setimbang. Larutan dikatakan
hipotonik terhadap cairan lingkungan apabila larutan tersebut memiliki
konsentrasi zat terlarut lebih rendah dari pada zat pelarut, sehingga air bergerak
dari larutan konsentrasi zat terlarut rendah ke konsentrasi zat terlarut tinggi (air
bergerak masuk kedalam sel dari lingkungan luar).
5.2 Saran
Adapun saran dari praktikum ini yaitu:
a. Sebaiknya praktikan menyiapkan sampel yang dibutuhkan untuk praktikum.
b. Sebaiknya praktikan memahami prosedur percobaan.
c. sebaiknya praktikan menjaga etika ketika praktikum di laboratorium.
d. Sebaiknya laboratorium selanjutnya dapat menyediakan alat dan bahan
praktikum.
e. Sebaiknya laboratorium selanjutnya memiliki fasilitas yang nyaman untuk
praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Baldisserotto B, Mancera JM, Kapoor BG. 2018. Fish Osmoregulation. New York:
CRC Press. Pages: 1, 2, 20.
Campbell NA, Reece JB, urry LA, Cain ML, Wasserman SA, Minorsky PV, Jackson
RB. 2010. Biologi Edisi 8 Jilid 3. Jakarta: Erlangga. Halaman: 117-120.
Hyndman KA, Pannabecker TL. 2015. Sodium and Water Homeostatis. USA:
Springer. Pages: 2, 3, 7.
Jayanti SLL, Atjo AA, Fitria R, Lestari D, Nur M. 2022. Pengaruh Perbedaan Salinitas
terhadap Pertumbuhan dan Sintasan Larva Udang Vaname (Litopenaeus
vannamei). Journal Aquatic Fish Science, 1(1): 40-48.
Khairunnisa, Sofyan R, Abidin LDB. 2019. Uji Adaptasi Benih Ikan Nila Merah
(Oreochromis niloticus) Berbagai Ukuran Bobot yang Dipelihara pada
Salinitas Air Laut. Media Akuatik, 4(1): 19-24.
Rezeki S, Furi CA, Aeiyati RW. 2019. Pengaruh Salinitas yang Berbeda terhadap
Kelulushidupan dan Pertumbuhan Rajungan (Portunuspelagicus) pada Stadia
Crab Muda. Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan, 18(1): 46-62.
Salindeho IRN. 2022. Kemampuan Adaptasi Ikan Gobi Amfidromus terhadap
Perubahan Salinitas. Jurnal Budidaya Perairan, 10(2): 282-293.
Shafry MF, Yuniar I, Nuhman. 2022. Pengaruh Perbedaan Salinitas terhadap
Kelangsungan Hidup dan Pertumbuhan Benih Ikan Nila Merah (Oreochromis
sp.). Jurnal Perikanan dan Ilmu Kelautan, 4(1): 19-27.
Sinyo Y. 2022. Mekanisme Osmoregulasi T. navalis di Habitat Mangrove. Jurnal Tata
Lingkungan dan Kebijakan, 1(1): 1-6.
Lampiran
Pipet Tetes
Lampiran 2. Foto Bahan
Crassius helleri
Lampiran 3. Foto Kerja
Sampel
Hasil