Anda di halaman 1dari 36

I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Osmoregulasi merupakan proses penggaturan konsentrasi cairan dengan

menyeimbangkan pemasukan serta pengeluaran cairan tubuh oleh sel atau

organisme hidup. Ikan sebagai organisme air yang mempunyai kapasitas

osmoregulasi melalui membran yang merupakan insang. Insang berfungsi sebagai

alat pernapasan serta dapat pula berfungsi sebagai alat ekskresi garam-garam,

penyaring makanan, alat pertukaran ion, dan osmoregulator. (Pamungkas, 2011).

Osmoregula juga dapat mengontrol keseimbangan air dan ion antara

tubuh dan lingkungannya, atau suatu proses tekanan osmosis. Osmosis sendiri

merupakan difusi atau aliran substansi melalui membran (Ghufran dan Khordi,

2008).

Proses osmoregulasi terbagi atas tiga pola regulasi ion dan air yaitu

hiperosmotik, hipoosmotik dan isoosmotik. ikan air laut memiliki konsentrasi

cairan tubuh yang lebih rendah dari konsentrasi media, sehingga perlu melakukan

osmoregulasi dengan pola hippoosmotik. Hipoosmotik merupakan pengaturan

secara aktif konsentrasi cairan tubuh dari konsentrasi media (Fujaya, 1999).

Ikan-ikan air laut (oseanodrom) yang bersifat hipoosmotik terhadap

lingkungannya, dengan osmoregulasi antara lain air mengalir secara osmose dari

dalam tubuhnya melalui ginjal, insang dan kulit ke lingkungan, sedangkan ion-ion

masuk ke dalam tubuhnya secara difusi (Fujaya, 1999)


3

Berdasarkan latar belakang inilah sehingga praktikum osmoregulasi

dilaksanakan karena kita dapat mengetahui bagaimana cara organisme akuatik

menyeimbangkan dirinya. Praktikum ini sebagai salah satu praktek yang wajib

dalam mata kuliah fisiologi biota air. Untuk mengetahiu proses dan tingkah laku

yang terjadi pada saat proses osmoregulasi

1.2. Tujuan dan Kegunaan

Tujuan dari praktikum mengenai osmoregulasi yaitu untuk mengetahui

tingkah laku dan adaptasi ikan laut Sersan Mayor ((Abudefduf Saxsatilis ) yang

diuji pada media yang salinitasnya sengaja diturunkan secara berangsur-angsur.

Sedangkan kegunaan dari praktikum mengenai osmoregulasi ini yaitu agar

mahasiswa dapat mengetahui bagaimana proses osmoregulasi ikan air laut Sersan

Mayor ((Abudefduf Saxsatilis ) jika diuji pada media yang salinitasnya yang

cukup rendah.

.
4

II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Klasifikasi Ikan gabus (Channa striata)

Gambar 1. Ikan gabus (Channa striata)


Sumber : george (1998).

2.2 Kualitas air (salinitas)

2.3. Osmoregulasi

Osmoregulasi adalah upaya hewan air untuk mengontrol keseimbangan air

dan ion antara tubuh dan lingkungannya, atau suatu proses penganturan tekanan

osmose. Hal ini penting dilakukan terutama oleh organisme perairan karena: (1).

Harus terjadi keseimbangan antara substansi tubuh dan lingkungan; (2). Membran

sel yang permeabel merupakan tempat lewatnya beberapa substansi yang bergerak

cepat; (3). Adanya perbedaan tekanan osmose antara cairan tubuh dan linkungan

(Pamungkas 2012).

Perbedaan Osmoregulasi pada ikan air laut dan ikan air tawar, pada ikan air

tawar air secara terus menerus masuk ketubuh ikan melalui insang ini berlangsung

secara pasif melalui suatu proses osmosis yaitu terjadi akibat kadar garam dalam

tubuh ikan lebih tinggi dibandingkan dengan lingkugannya. Sedangkan ikan yang

hidup di air laut memiliki tekanan osmotik lebih kecil dari lingkugannya sehingga

garam-garam cenderung masuk kedalam tubuh dan air akan keluar.

Menurut Palallo (2010) menyatakan bahwa ikan murupakan ikan sersan

mayor (Abudefduf sexatilis) jenis euryhaline yaitu Suatu sifat kehidupan ikan
5

dimana dapat hidup di air tawar dan air laut atau kadar garam yang berubah-ubah.

Ikan sersan mayor bisa hidup di perairan laut dan payau.

2.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Osmoregulasi

Osmoregulasi merupakan suatu fungsi fisiologi yang dikontrol oleh

penyerapan selektif ion-ion melewati insang dan beberapa tubuh lainnya dikontrol

oleh pembuangan yang selektif terhadap garam-garam. Kemampuan osmoregulasi

tergantung suhu, musim umur, kondisi fisiolois, jenis kelamin, dan perbedaan

genotip (funjaya, 1999).


6

III. METODE PRAKTEK

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum Fisiologi Biota Air yang mengenai osmoregulasi dilaksanakan

pada Hari jumat,06 Oktober 2017 pukul 08.00 wita Bertempat di Laboratorium

Perikanan Fakultas Peternakan dan Perikanan, Universitas Tadulako.

3.2 Alat dan Bahan

Tabel 1. Alat dan Bahan Praktikum Fisiologi Biota Air


No Alat / Bahan Jumlah Fungsi
1 Akuarium 1 Buah Wadah pengamatan ikan
Untuk mengukur waktu
2 Stop watch 1 Buah pengamatan bukaan
ingsang
3 Air laut 5 Liter Media hidup ikan
4 Air Tawar 2,75 Liter Media hidup ikan
Untuk mengukur berat
5 Timbangan 1 Buah
badan ikan
Untuk mengukur salinitas
6 Refraktometer 1 Buah
air

3.3 Prosedur Kerja

1. Menyiapkan bahan bahan praktek, kemudian mengisi air laut kedalam

akuarium sebanyak 5 liter dan memasukan ikan kedalam akuarium yang

berisi air laut

2. Selanjutnya mengukur salinitas air laut dan air tawar yang ingin digunakan.

3. Kemudian memasukan air tawar kedalam akuarium yang berisi ikan sebanyak

25 ml

4. lalu menghitung bukaan ikan selama 3 menit dan mengukur salinitas air

dalam akuarium
7

5. Selanjutnya melakukan percobaan yang sama hingga 10 kali.


8

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

1.1 Hasil

4.1.1 BobotIkan

Berdasarkanhasilpraktikumtentangosmoregulasimakadidapatkanbobotikany

aituterterapadatabel 2.

Tabel 2.Bobotikan

JenisIkan BeratAwal (gram) BeratAkhir (gram)

IkanGabus 50.3 49.7

4.1.2 RespirasidanTingkahlakuikan

Berdasarkanhasilpraktikummengenaiosmoregulasimakadidapatkanrespirasid

antingkalakuikanyaituterterapadatabel 3.

Tabel 3.RespirasidanTingkahlakuikan
Penambahan Salinitas
Air Tawar (ppm) JumlahRespirasiIkan TingkahLakuIkan
(ml)
250 153
4 Bergerakaktifterkadangdiam

500 4 167 Bergerakaktifterkadangdiam

750 5 169 Bergerakaktifterkadangdiam

1000 4 160 Bergerakaktifterkadangdiam

1250 3 175 Tidakaktiv/Diam

1500 3 153 Tidakaktiv/Diam


9

1750 3 129 Tidakaktiv/Diam

2000 3 155 Tidakaktiv/Diam

2250 3 156 Tidakaktiv/Diam

2500 3 126 Tidakaktiv/Diam

2750 3 125 Tidakaktiv/Diam

3000 3 115 Tidakaktiv/Diam

4.2 Pembahasan
10

V. SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Hasil praktikum fisiologi biota air yang mengenai osmoregulasi dapat

disimpulkan bahwa:

5.2 Saran

Saran penulis agar pada praktikum selanjutnya, pembimbing harus selalu

mengarahkan praktikan agar praktikum berjalan dengan lancar sesuai dengan

buku pedoman yang di berikan.


11

I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Fisiologi dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang fungsi,

mekanisme dan cara kerja dari organ-organ respirasi. didalam perairan akan

berbeda dengan pernapasan diudara tergantung densitas medium. jaringan dan sel

organisme dalam kegiatan kehidupan bergantung pada fenomena fisika dan kimia

yang mempengaruhi seluruh proses kehidupan ikan. Fisiologi ikan mencakup

proses osmoregulasi, sistem sirkulasi, sistem respirasi, bioenergetik dan

metabolisme, pencernaan, organ-organ sensor, sistem saraf, sistem endokrin dan

reproduksi (Fujaya, 2004).

Pernapasan adalah proses pengikatan oksigen dan proses pengeluaran

karbondiksida oleh darah melalui permukaan alat pernapasan. Proses pengikatan

oksigen tersebut, selain di pengaruhi struktur alat pernapasan, juga di pengaruhi

oleh perbedaan tekanan parsial O2 antara perairan dengan darah. Perbedaan

tekanan tersebut menyebabkan gas-gas berdifusi ke dalam darah atau ke luar

melalui ala pernapasan (Fujaya, 2004).

Praktikum respirasi dilaksanakan untuk menambah wawasan serta tentang

tingkah laku ikan terhadap perubahan suhu yang terjadi dilingkugan sekitar.

Sehingga Berdasarkan latar belakang inilah praktikum ini dilaksanakan dengan

proses respirasi.
12

1.2 Tujuan dan Kegunaan

Tujuan praktikum Fisiologi Biota Air dalam pengamatan kali ini yaitu untuk

mengetahui bagian-bagian organ tubuh pada ikan beserta fungsinya dalam

perubahan suhu yang terjadi. Kegunaan pratikum ini yaitu, untuk menambah

wawasan dan pengetahuan baru tentang bagaimana mempelajari proses respirasi

yang terjadi pada percobaan ikan mas.


13

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Klasifikasi dan Morfologi

Menurut penelitian yang dilakukan oleh (Sumantadinata, 1995) dengan

kedudukan sistematik ikan mas menurut Saanin (1980). Dengan karakteristik

berikut ini

Kelas : pisces

Subkelas : Teleostei

Ordo : Ostariophysi

Family : Cyprinidae

Genus : Cyprinus

Spesies : Cyprinus Carpio

Gambar 1. Morfologi Ikan Mas (Cyprinus carpio)

Morfologi ikan mas (Cyprinus carpio)merupakan jenis ikan Ikan Mas

(Cyprinus carpio ) mempunyai ciri-ciri badan memanjang dan agak pipih, lipatan

mulut dengan bibir yang halus, dua pasang kumis kadangkadangyang satu
14

diantaranya rudimenter, ukuran dan warna badan sangat beragam (Sumantadinata

1984 dalam Shindu 2005).

2.2 Habitat Ikan Ikan Mas (Cyprinus carpio)

Ikan mas hidup di perairan yang dangkal dengan arus yang tidak deras, baik

di sungai, danau maupun genangan air lainnya, serta tumbuh optimal pada suhu

20-25 0C dan pH berkisar 7-8. Ikan mas dikenal sebagai pemakan segala, antara

lain memakan serangga kecil, siput, cacing, sampah dapur, potongan ikan dan

lain-lain (Asmawi, 1986 dalam Shindu 2005).

2.3 Respirasi

Menurut Fujaya (2004), Proses respirasi terjadi secara terus-menerus.

insang pada ikan tersimpan dalam rongga insang yang terlindung oleh tutup

insang (operkulum). Tutup insang terdapat gill arch, gill rackers, dan gill fillamen.

Sedangkan di dalam fillamen ini tersusun dari jaringan. kapiler-kapiler darah dan

merupakan cabang dari arteri insang yang merupakan tempat terjadinya

pertukaran gas antara CO2 dan O2. Saat ikan mengambil gas oksigen dari gas

oksigen yang terlarut dalam air melalui insang secara difusi. Kemudian insang,

oksigen diangkut darah melalui pembuluh darah keseluruh jaringan tubuh.

Selanjutnya dari jaringan tubuh, gas CO2 diangkut darah menuju jantung

selanjutnya insang akan melakukan pertukaran gas.

2.4 Hubugan suhu dan Sistem Respirasi

Suhu adalah suatu besaran fisika yang menyatakan jumlah bahang (heat)yang

terkandung dalam suatu benda (Weyl, 1967 dalam Holiludin, 2009). suhu secara

langsung mempengaruhi laju fotosintesis fitoplankton dan proses fisiologi hewan,


15

terutama metabolisme dan siklus reproduksi serta jugamempengaruhi daya larut

oksigen yang digunakan dalam proses respirasiorganisme laut. Sedangkan

menurut Kordi (2004), Suhu diperairan mempengaruhi aktivitas metabolisme

organisme. Suhu tinggi lebih meningkat kan laju respirasi karena jaringan

memerlukan lebih banyak oksigen pada suhu tersebut dibandingkan pada suhu

rendah.Suhu optimum untuk ikan diperairan adalah 25-52oC karena ikan tidak

dapat hidup diperairan yang bersuhu rendah yang menyebabkan kurangnya nafsu

makan sedangkan suhu tinggi akan membuat patogen mudah hidup pada ikan.

2.5 Hubungan suhu dan tingkah laku ikan

Pertumbuhan ikan mas tergntung pada beberapa faktor yaitu sifat.nya

genetis, yang memiliki kemampuan dalam memanfaatkan makanan Salah satu

kendala dalam usaha budidaya ikan mas yaitu tingkat kelangsungan hidup yang

rendah dan pertumbuhan ikan yang relatif lambat. Kondisi ini salah satunya

disebabkan oleh adanya perubahan suhu atau tidak stabilnya suhu, sehingga ikan

mas menjadi stres dan mati. Selain tidak stabilnya suhu juga dapat mengakibatkan

pertumbuhan ikan menjadi lambat. Hal ini disebabkan suhu sangat berpengaruh

terhadap proses metabolisme dan proses metabolisme akan berpengaruh terhadap

pertumbuhan ikan. Perubahan suhu air bisa mengakibatkan perubahan kebiasaan

ikan. Semakin dingin suhu didalam perairan maka nafsu makan dan pertumbuhan

ikan justru semakin melambat.


16

III. METODE PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat

Praktikumfisiologi biota airdilaksanakan pada hari Rabu 08 Maret 2017

pukul 10.00 WITA sampai selesai yang bertempat di Laboratorium Budidaya

Perairan, Fakultas Peternakan dan Perikanan, Universitas Tadulako, Kota Palu.

3.2. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum fisiologi biota air tertera

pada tabel 1 dan tabel 2.

Tabel 1. Alatyang digunakan


No Alat Kegunaan

1 Botol plastik 500 mL Untuk mengukur air tawar

2 Ember Untuk menyimpan air es

3 Aquarium Untuk tempat meletakkan air

4 Timbangan analitik Untuk mengukur ikan

5 Stopwatch Untuk mengukur waktu saat ikan diberi air

tawar

6 Thermometer Untuk mengukur suhu

Bahan yang digunakan dalam praktikum sistem respirasi adalah, Es batu,

Air Tawar, dan ikan Mas.


17

3.3. Prosedur Kerja

Prosedur kerja dalam praktikum respirasi adalah sebagai berikut.

1) Membawa ikan yang masih hidup

2) Menimbang ikan sebelum dimasukkan kedalam aquarium

3) Memasukkan air tawar sebanyak 5 Liter kedalam aquarium dan mengukur

suhunya

4) Memasukkan ikan kedalam aquarium, lalu menambahkan air es sebanyak 500

mL setiap 1 menit, setelah itu mengaduk hingga air tercampur dengan rata dan

mengukur suhunya serta menghitung pernapasan ikan, kemudian melihat dan

mencatat tingkah laku ikan.

5) Mengulang prosedur nomor 4 sampai mencapai penambahan air tawar

sebanyak 5000 MLSetelah itu menimbang kembali ikan dan mengukur

suhunya

6) Ulangi perlakuan tadi hingga penambahan air es sebanyak 10 kali.


18

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.1.1 Bobot Ikan

Hasil pengukuran bobot ikan yang diamti pada praktikum Fisiologi Biota

Air tertera pada Tabel 2 yaitu sebagai berikut :

Tabel 2. Hasil pengukuran Bobot ikan


No. Jenis Ikan Bobot awal (gr) Bobot akhir (gr)
1 Ikan mas 88,5 87,5

4.1.2 Pernapasan dan Tingkah Laku Ikan

Hasil pengukuran pernapasan dan tingkah laku ikan yang kami dapatkan

pada praktikum Fisiologi Biota Air tertera pada Tabel 3 yaitu sebagai berikut:

Tabel 3. Hasil pengukuran pernapasan dan tingkah laku ikan


Menit Jumlah penambahan Jumlah
Tingkah laku Ikan
ke- air es (ml) pernapasan
1 500 46/1 menit Aktif
2 1000 38/1 menit Aktif
3 1500 26/1 menit Aktif
4 2000 25/1 menit Kurang Aktif
5 2500 19/1 menit Kurang Aktif
6 3000 24/1 menit Pasif
7 3500 12/1 menit Pasif
8 4000 10/1 menit Pasif
9 4500 15/1 menit Pasif
10 5000 14/1 menit Pasif
19

50
45
40
35
30
25
20
15
10
5
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Suhu 26 25 24 23 22 21 20 19 18 18
Respirasi 46 38 26 25 19 24 12 10 15 14
20

4.2 Pembahasan

4.2.1. Hubungan bobot dengan suhu

Pada suhu awal 28oC berat ikan mencapai 88,5 gram setelah dilakukan

perlakuan sebanyak 10 kali percobaan maka dapat terlihat perubahan yang terjadi

pada ikan mas pengukuran suhu pada penambahan air es ke 5000 ikan mengalami

penurunan berat badan menjadi 87,5 gram sedangkan pada berat awal ikan mas

memiliki berat 88.5 gram jadi dapat disimpulakn bahwa penurunan berat ikan mas

hanya mencapai 1 ons sja. Mengapa demikian, karna adanya perubahan suhu

yang terjadi secara drastis sehingga ikan tersebut harus memaksa organ tubuhnya

untuk bekerja dan beradaptasi dengan lingkugannya. Hal ini sesuai dengan

pernyataan ( Santoso 1996 dalam Rudiyanti 2009), kisaran kelayakan temperatur

air bagi ikan mas adalah 14-38 C. Hasil pengukuran oksigen terlarut (DO)

berkisar antara 3,40-5,19 mg/L.

4.2.2. Suhu Dan Jumlah pernafasan

Suhu awal sebelum dilakukannya proses respirasi pada ikan memiliki bobot

88,5 setelah adanya perlakuan yang dilakukan jumlah pernapasan pada ikan mas

menurun sampai penambahan 5000 jumlah pernapasan pada ikan mencapai 14/ 1

menit dengan suhu 180C dengan tingkah laku ikan berubah menjadi pasif.

Sedangkan pada penambahan air es sebanyak 500 ml dengan suhu 280C ikan

masih aktif untuk bergerak. Tetapi terjadi penaikan di penabahan air es ke 3000

dengan jumlah pernapasan 24 dengan suhu 21oC. Hal ini sesuai dengan

Pernyataan (Santoso 1996 dalam Rudiyanti 2009), kisaran kelayakan temperatur

air bagi ikan mas adalah 14-38 C.


21

4.2.3. Suhu dan tingkah laku

Suhu sangat mempengaruhi terhadap tingkah laku ikan dengan adanya

penambahan air es kedalam akuarium sampai suhu 26-18oC ikan mas masih tetap

hidup tetapi pergerakannya menjadi pasif karna adanya perubahan lingkugan

sehingga ikan mas harus beradaptasi dengan lingkugan tersebut. Hal ini sesuai

dengan pernyataan Rudiyanti (2009), bahwa semakin tinggi konsentrasi yang

dilarutkan pada media ikan maka tingkat kelangsungan hidup akan semakin

rendah tingkat kelangsungan hidup ikan dan konsentrasi sudah mengalami stres

yang berat sehingga kemampuan ikan untuk beradaptasi semakin berkurang dan

akhirnya menyebabkan kematian.


22

V SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

1 jumlah respirasi pada ikan mas yang tertinggi mencapai 46 bukaan mulut

dengan suhu 260C dan yang terendah mencapai 14 bukaan mulut dengan

suhu 180C dengan tingkah laku menjadi pasif

3 berat awal ikan mas menjadi 88,5 gram dan bobot akhir mencapai 87,5

gram

4 pada data grafik suhu yang tertinggi mencapai 260C dengan penambahan

air 500 ml dan turun pada suhu 180C dengan penambahan air 5000 ml.

5.2 Saran

Diharapkan agar pratikum berikutnya lebih baik lagi dan lebih maksimal

dalam praktikum yang akan dilakukan.


23

I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ikan merupakan salah satu hewan vertebrata yang berdarah dingin

(poikilotherm). air sebagai tempat kehidupannya, ciri khas dari ikan memiliki

pergerakan dan kesetimbangan pada badannya terutama ikan berenang

menggunakan sirip, dan umumnya ikan bernapas dengan menggunakan insang

(Omar, 2011).

Ikan gabus (Channa striata) merupakan salah satu komoditas air tawar

yang mempunyai nilai ekonomis tinggi yang dimanfaatkan untuk memenuhi

kebutuhan protein hewani, ikan ini sangat berpotensi untuk dikembangkan sebagai

komoditas budidaya(Saputra dkk, 2015).

Ikan gabus memiliki senyawa-senyawa penting yang berguna bagi tubuh

salah satu,nya adalah protein. Ikan Gabus mengandung tiga jenis protein,

diantaranya protein miofibril, sarkoplasma, dan stroma(Santoso, 2009). Ikan

memiliki sistim peredaran darah tunggal, yang artinya darah mengalir dari jantung

menuju ke insang lalu keseluruh tubuh kemudian kembali lagi ke jantung. Jantung

ikan terletak pada posterior lengkung insang, yang berfungsi memompa darah

dengan cara menguncupkan jantung. Otak ikan berukuran kecil yang terbagi atas

lima bagian dari anterior ke arah posterior, yaitu telensefalon, diensefalon,

mesensefalon, metensefalon dan mielensefalon.

Praktikum Fisiologi Biota Air dilaksanakan untuk mengetahui tentang ikan

dalam melakukan sistem kerja peredaran darah dan sistem kerja otak ikan
24

sehingga ikan dapat melangsungkan hidupnya. Berdasarkan latar belakang inilah

sehingga praktikum ini dilakukan.

1.3 Tujuan dan Kegunaan

Tujuan praktikum ini dilakukan untuk mengetahui sistem peredaran darah dan

otak pada ikan. Kegunaan dalam praktikum ini yaitu agar mahasiswa dapat

mengetahui cara peredaran darah yang dilakukan oleh ikan dan sistem kerja otak

ikan.
25

II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Klasifikasi dan Morfologi Ikan Gabus (Channa Striata)

Adapun Klasifikasi dari ikan Gabus menurut Rahayu (1992), sebagai berikut:

Kingdom : Animalia

Phylum : Chordata

Class : Actinopterygii

Order : Perciformis

Family : Channidae

Genus : Channa

Species : Channa striata

Ikan Gabus mempunyai tubuh dan kepala yang ditutupi oleh sisik sikloid dan

stenoid. Bentuk badan hampir bundar di bagian depan dan pipih tegak ke arah belakang

sehingga disebut ikan berkepala ular (snake head), Bagian punggung cembung, perut

rata dan kepala pipih seperti ular (snake head). Warna tubuh pada bagian

punggung hijau kehitaman dan bagian perut berwarna krem atau putih. Sirip ikan
26

gabus tidak memiliki jari-jari keras, mempunyai sirip punggung dan sirip anal

yang panjang dan lebar, sirip ekor berbentuk setengah lingkaran, sirip dada lebar

dengan ujung membulat. Ikan Gabus dapat mencapai panjang 90 110 cm.

Sedangkan Menurut (Allington 2002 dalam Ulya 2014), di alam panjang ikan

Gabus dapat mencapai 1 meter dengan ukuran rata-rata mencapai antara 60 - 75

cm. (Makmur, 2003).

2.2 Kerja Jantung dan Sirkulasi Darah

2.2.1 Komponen dalam Sistem Peredaran Darah pada Ikan

Sitem peredaran darah merupakan sitem peredaran darah tunggal yang

berarti bahwa darah mengalir dari jantung ke insang kemudian mengalir keseluruh

tubuh dan akhirnya kembali ke jantung. sistem peredaran darah ikan terdiri dari

dua komponen yaitu, komponen statis dan dinamis. Bagian dinamis adalah darah

dengan semua bagian penyusunnya yang mengalir terus menerus ke seluruh tubuh

ikan. Sedangkan Bagian statis adalah, jantung pembuluh darah dan arteri yang

menuju dari kapiler yang menghubungkan arteri dan dinamis. (Rahardjo dkk,

2011).

2.2.2. Bagian-bagian Jantung pada Ikan

Pada ikan, jantung umumnya terletak di belakang insang. Ikan bertulang

sejati (Osteichthyes) memiliki letak jantung relatif lebih ke depan dibandingkan

dengan ikan bertulang rawan (Chondrichthyes). Jantung disusun oleh otot jantung

yang bekerja tidak di bawah pengaruh rangsangan (involuntary). Bagian-bagian

jantung terdiri atas ; Sinus venosus, berdinding tipis dan berwarna merah coklat,
27

terdapat pada bagian caudo-dorsal pada bagian jantung yang lain darah dari vena

hepatica dan ductus( 0mar 2011).

2.2.3 Mekanisme Kerja Jantung Pada Ikan

Mekanisme kerja jantung adalah memompa darah dengan cara

menguncupkan jantung akibat kontraksi otot jantung atau sistole (pengosongan

darah di jantung) dan pengenduran otot atau diastole (pengisian darah ke

jantung) untuk menyalurkan darah keseluruh tubuh (Rahardjo dkk, 2011). menurut

Omar (2011), Jantung dan sistem peredaran darah pada ikan saling berhubungan.

Karena umumnya jantung adalah organ utama dari sistem peredaran darah pada

ikan.

2.3 Otak Ikan

2.3.1 Bagian-Bagian Otak

Otak ikan hanya dapat dilihat jika tulang-tulang pembungkusnya telah dibuka.

Untuk itu maka perlu terlebih dahulu dilakukan pembedahan secara hati-hati

terhadap bagian kepala ikan agar otak yang akan diamati dapat terlihat dengan

jelas. adapun bagian-bagian otak yaitu, Telencephalon, Diencephalon,

Mesencephalon, Metencephalon, Myelencephalon, Otak merupakan pusat

kegiatan saraf, terletak di dalam rongga neurocranium, berbentuk seperti bunga

karang berwarna putih tulang cenderung kekuningan. Fungsi otak pada dasarnya

untuk setiap makluk hidup sama, yaitu sebagai bagian input, otak menerima dan

menafsirkan informasi dari semua alat indera, internal maupun eksternal, sebagai

bagian output, otak mengirim peringatan terkoordinir ke semua bagian tubuh,


28

2.3.2 Mekanisme Kerja Otak

System saraf berperan dalam emperoleh implus atau informasi dar

lingkungan dan memberikan respon balik. Respon yang di berikan dengan cara

melepaskan implus ke jaringan otot atau kelenjar. Sistem saraf dikelompokan

menjadi dua yaitu, sistem berdasarkan pengendaliannya, yakni siste serebrospinal

dan otonomik. Dala sistem saraf ini terdapat sistem saraf pusat yang

mengumpulakan informasi dari lingkungan. Saraf tersusun dari sel-sel yang

dimaksud neuron. Sistem neuron ini berada didalam otak (Rahardjo dkk, 2010)

2.3.3 Fungsi Otak

Fungsi otak pada dasarnya sebagai bagian input, otak menerima dan

menafsirkan informasi dari semua alat indera, internal maupun eksternal, sebagai

bagian output, otak mengirim peringatan terkoordinir ke semua bagian tubuh,

dapat sebagai simpul saraf atau hormon, sebagai perpaduan dari kedua aspek

fungsi otak tersebut. (Omar, 2011).


29

III. METODE PRAKTEK

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum Fisiologi Biota Air tentang Kerja Jantung dan sirkulasi darah

serta otak ikan dilaksanakan pada hari Rabu 15 Maret 2017 pada pukul 10.00

WITA sampai selesai, bertempat di Laboratorium Akuakultur, Fakultas

Peternakan dan Perikanan, Universitas Tadulako Palu.

3.2 Alat dan Bahan

Alat beserta kegunaannya yang digunakan pada saat praktikum matakuliah

Fisiologi Biota air tertera pada Tabel 1.

Tabel 1. Alat dan kegunaan


No Nama Alat Kegunaan
1. Pingset Untuk menjepit
2. Cater Untuk membedah ikan
3. Baki Untuk menyimpan ikan
4. Mistar Untuk mengukur panjang ikan
5. Stopwatch Menentukan waktu

Bahan yang digunakan pada saat praktikum Fisiologi Biota air adalah ikan

air tawar (Ikan Gabus).

3.3 Prosedur Kerja

Prosedur kerja yang dilakukan dalam praktikum Fisiologi biota air tentang

kontraksi otot jantung dan otak ikan pada ikan mujair yaitu sebagai berikut :

1. Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan.

2. Mengukur panjang total ikan

3. Menimbang berat ikan


30

4. Membedah ikan kemudian mengamati detak jantung dan menghitung

kecepatan jantung ikan berdetak permenit.

5. Memotong bagian ventrikel dan aorta ikan dan mengamati proses darah yang

terjadi saat ventrikel dan aorta dipotong

6. Menghitung ketahanan jantung ikan saat dipotong bagian ventrikel dan aorta.

7. Memotong bagian kepala ikan kemudian mengamati otak ikan

8. Mengeluarkan ikan dan meletakkan otak ikan pada cawan petri kemudian

mengamati otak ikan tersebut

9. Mencatat hasil yang didapat.


31

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.1.1. Kerja Jantung dan Sirkulasi Darah

Berdasarkan hasil praktikum Fisiologi Biota Air maka didapatkan kerja

jantung dan sirkulasi darah tertera pada tabel 1

Tabel 1 Kerja jantung dan sirkulasi darah


Denyut
No. Jenis Ikan Perlakuan Ket.
Jantung/menit
Ikan Gabus
Mengeluarkan
1. (Chianna -- 66/1 menit
darah
Striata)
Memotong Mengeluarkan
726/11menit
ventrikel darah
Jantung
Memotong aorta 990/15menit berdenyut
terus menerus

Denyut Jantung Permenit


1000
900 900
800
700 726
600
500
Denyut Jantung
400
Permenit
300
200
100
66
0
Sebelum Memotong Memotong
Perlakuan Bagian Ventrikel Bagian Auorta
32

Chart Title
350
300
250
Axis Title

200
150
100
50
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Salinitas (ppm) 30 29 27 26 26 25 24 23 22 22 21 20
Jumlah Respirasi Ikan 309 243 219 203 189 183 177 165 159 153 150 148

4.1.2. Otak Ikan

Berdasarkan hasil praktikum Fisiologi Biota Air maka didapatkan otak ikan

tertera pada tabel 2

Tabel 2 Otak ikan


Ket :
a. Telensefalon
b. Mesensefalon
a c. Metensefalon
e
b d. Mielensefalon
e. Diensefalon
f c

g d
33

4.2 Pembahasan

4.2.1. Kerja Jantung dan Sirkulasi Darah

Berdasarkan hasil yang diperoleh saat pengamatan denyut jantung pada

Ikan Gabus (Chianna Striata) yaitu pembuluh darah aorta yang memompa darah

ke ventrikel untuk mengisinya. dengan darah yang kemudian dibawah keinsang.

Saat pemotongan ventrikel darah memancar keluar yang disebabkan oleh aliran

darah dari atrium yang menuju kebagian ventrikel terputus. Hal ini sesuai dengan

pernyataan Rahardjo dkk, (2011) yang menyatakan bahwa atrium berhubungan

langsung dengan ventrikel yang berfungsi mengatur aliran darah dari atrium ke

ventrikel. Setelah jantung dipisahkan dari tubuh ikan dalam waktu 11 menit

jantung berdenyut sebanyak 726 kali hingga mengeluarkan darah. Ventrikel

berfungsi sebagai alat pemompa utama jantung dan ventral aorta berfungsi

sebagai mengalirkan darah ke insang dan ke seluruh tubuh, Penurunan denyut

jantung ikan terjadi ketika ventikel digunting karena ventrikel berperan dalam

memompa darah. ketika ventral aorta digunting Denyut jantung ikan gabus masih

berdenyut ketika dipisahkan dari tubuhnya. karena jantung ikan Gabus masih

memiliki komponen darah yang mengalir di jantung yang menyebabakan

jantungnya berdenyut terus menerus.

hal ini menunjukkan bahwa peredaran darah ikan Gabus merupakan

peredaran darah tunggal yang berarti bahwa darah mengalir dari jantung ke insang

yang kemudian dialirkan keseluruh tubuh dan akhirnya kembali ke jantung. Hal

ini sesuai dengan pernyataan (Castro dan Huber dalam Dwijayanti 2011)

peredaran darah pada ikan dimulai dari jantung, menuju insang untuk
34

melalukan pertukaran gas. Selanjutnya darah dialirkan menuju ke dorsal aorta

dan ke segenap organ-organ tubuh (kepala, otot badan, ginjal, dan semua organ

pencernaan melalui kapiler).

4.2.2. Otak Ikan

Berdasarkan hasil yang diperoleh saat pengamatan otak ikan pada Ikan

Gabus (Chianna Striata), yaitu otak pada ikan terdiri dari beberapa bagian yaitu

telensefalon, mesensefalon, metensefalon, mielensefalon dan diensefalon.

aloisoleusin, prolin, asam aspartat, dan glutamin. pada ikan gabus BCAA sangat

penting. BCAA merupakan asam amino yang disintesis di otot, karena itu,

keberadaan asam amino ini menunjukkan bahwa ikan gabus dapat membantu

mencegah kerusakan jaringan otot dan pertumbuhan otot. Selain itu, BCAA juga

digunakan untuk menyeimbangkan pelepasan hormon dan fungsi otak. Hal ini

sesuai dengan pernyataan Chasanah dkk, (2015) dan Raharjo (2011) yang

menyatakan bahwa otak ikan terbagi atas lima bagian yaitu telensefalon,

mesensefalon, metensefalon, mielensefalon dan diensefalon.


35

VI SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil praktikum tentang kontraksi otot jantung dan otak ikan

dalam air, maka dapat ditarik beberapa simpulan yaitu sebagai berikut :

1. Ikan memiliki sistim peredaran darah tunggal, yang artinya darah mengalir dari

jantung yang menuju ke insang lalu keseluruh tubuh kemudian kembali lagi ke

jantung. Jantung ikan terletak pada posterior lengkung insang, yang berfungsi

memompa darah dengan cara menguncupkan jantung.

2. Otak ikan berukuran kecil yang terbagi atas lima bagian dari anterior ke arah

posterior, yaitu telensefalon, diensefalon, mesensefalon, metensefalon dan

mielensefalon.

3. Ikan Gabus setelah dilakukan penghitungan denyut jantung selama 11 menit

berjumlah 726 kali.

4. Ikan Gabus setelah dilakukan pengamatan pada otak ikan yang berukuran

kecil terbagi atas 5 bagian dari anterior ke arah posterior, yaitu telensefalon,

diensefalon, mesensefalon, metensefalon, dan mielensefalon.

5.2. Saran

Sebaiknya pada ruangan praktikum lebih ditertibkan lagi agar praktek dapat

berjalan dengan baik, dan ikan yang akan digunakan untuk mengamati sistem

perdaran darah dan otak ikan seharusnya tidak terlalu kecil sehingga lebih

mempermudah dalam pengamatannya.


36

DAFTAR PUSTAKA

Alfarisy., Ulya.,M. 2014. pengaruh jenis kelamin dan ukuran terhadap kadar
albumin pada ikan gabus (channa striata). Jurusan Biologi Fakultas
Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Surabaya
2014.

Chaniago Ardiansyah. 2003. Respon ikan serson mayor (Abudefduf Saxatilis)


terhadap pembiusan dengan biji teh (Saponin) dan potasium
Sianinda (Kcn). Skripsi. Fakultas perikanan dan ilmu kelautan
Institut pertanian bogor.

Fujaya Y., 2004. Fisiologi Ikan, dasar pengembangan teknik perikanan. Penerbit
Rineka Cipta.179 Halaman.

Fujaya, 1999. Fisiologi Ikan. Rineka Cipta. Jakarta.

Omar, S. A. 2011. Iktiologi. Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan. Universitas


Hasanuddin Makassar

Palallo, 2010. Proses Osmoregulasi ikan. Bandung.

Pamungkas Wahyu. 2012. Aktivitas osmoregulasi Respons pertumbuhan dan


Energenetic cost pada ikan yang dipelihara dalam lingkugan yang
bersalinitas. Jurnal media kultur. Volume 7 (1).

Rahardjo, M.F., Sjafei, S.D., Affandi, R dan Sulistiono. 2011. Iktiology. Penerbit :
CV. Lubuk Agung. Bandung.

Saanin,H. 1980. Taksonomi dan Kunci Identifikasi ikan. Bina Cipta Bandung

Saputra.,A. Muslim.Fitriani.,M. 2015. Pemijahan ikan Gabus(Channa Striata)


Dengan Rangsagan Hormon Gonadotropin Sintetik Dosis Berbeda.
Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia. Fakultas Pertanian. Vol 3 (1) hal. 1-
9.
Sumantadinata. 1995. Present State of common carp(Cyprinus Carpio L) Stocks
In Indonesian. Aquacultur. 205-209p
37

Zultamin.,M.Y. 2014. pematangan gonad ikan gabus betina (channa striata)


menggunakan hormon human chorionic gonadotropin dosis berbeda. .
Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia. Fakultas Pertanian. Vol 2 (2) hal. 162-
174

Chassanah.,E. Mala.,N.Purnasari.,R.A. Dhini., Fitrianii.2015.komposisi kimia


kadar albumin dan bioktifitas Ekstra protein Ikan Gabus. Jurnal
kelautan dan perikanan. Fakultas perikanan dan ilmu kelautan
Institut Pertanian Bogor . Vol 10 No 2 Hal 123-132.

Anda mungkin juga menyukai