Anda di halaman 1dari 25

Review Praktikum

Osmoregulasi
dan
Termoregulasi
Kelompok 1 dan 6
Anggota Kelompok

Sel Vira Aprilia Yevi Widia Kurniati M Khasin Li Ulil Azmi Herlin Nur Aulia Irfan Akbar Suryana
2108016073 2108016082 2108016086 2108016088 2108016090

Zalza Nabila A Aulya Arum k Elsa Novatiani Mia Claudia A


2108016091 2108016098 2108016101 2108016106
Pokok Pembahasan
1 Tujuan 3 Hasil dan Pembahasan

2 Metode (Alat dan 4 Kesimpulan


Bahan, Cara Kerja)
5 Daftar Pustaka
Tujuan
1. Mengetahui kemampuan osmoregulasi pada ikan air tawar.
2. Membuktikan bahwa osmoregulasi ikan dipengaruhi oleh salinitas
lingkungan.
3. Mengetahui pengaruh kenaikan suhu lingkungan terhadap suhu tubuh
hewan poikiloterm
4. Mengetahui pengaruh penurunan suhu lingkungan terhadap suhu tubuh
hewan poikiloterm
METODE
Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu Bak
plastik, toples plastik, termometer, timbangan analitik, serok ikan,
DO meter, gelas piala 1 liter, stopwatch, Indikator universal,
salinometer, ikan, air biasa, air panas, dan garam (NaCl)
Cara Kerja
1. Osmoregulasi

1. Siapkan bak plastik, kemudian isi dengan air tawar


2. Masukkan 2 ikan yang berukuran sama besar ke dalam bak plastik tersebut.
3. Hitung kecepatan respirasi ikan dengan cara memperhatikan gerak
operkulumnya selama satu menit. Satu respirasi adalah satu kali operkulum
membuka dan satu kali operkulum menutup.
4. Masukan ikan ke dalam bak plastik dengan kadar salinitas 5%, 10%, 15% dan
20%.
5. Perhatikan dan hitung kecepatan respirasinya.
Cara Kerja
2. Termoregulasi
1. Timbang ikan. Gelas beaker 250 mL diisi air hingga setengahnya, kemudian
ditimbang sebagai berat awal. Masukkan ikan ke dalam gelas beaker tersebut,
kemudian ditimbang lagi sebagai berat akhir. Berat ikan adalah selisih antara
berat akhir dengan berat awal.
2. Gelas beaker 1 L diisi air hingga setengahnya, kemudian masukkan ikan yang
sudah ditimbang ke dalamnya. Beri tanda batas atas air dengan spidol besar
atau kertas label. Hitung gerak operculum ikan dalam 1 menit. Ulangi
penghitungan hingga mendapat 3 kali ulangan.
3. Naikkan suhu air sebanyak 3oC dengan menambahkan air panas. Hindari
terkena langsung pada ikan. Pertahankan batas atas air agar tetap sama
seperti sebelumnya. Hitung gerak operculum ikan dalam 1 menit. Ulangi
penghitungan hingga
4. mendapat 3 kali ulangan. Lanjutkan menaikkan suhu air hingga ikan mulai
kehilangan keseimbangan.
Hasil dan Pembahasan
Tabel 1. Hasil Pengamatan Osmoregulasi
Ikan Mas (C. carpio)
Konsen Jumlah Gerak
No Keterangan Foto
trasi Operkulum

Bergerak
1. 0% 99 kali sangat cepat
(sangat aktif)
Tabel 1. Hasil Pengamatan Osmoregulasi
Ikan Mas (C. carpio)

Bergerak cepat
2. 5% 84 kali
(masih aktif)

Bergerak mulai
3. 10% 73 kali
lambat
Tabel 1. Hasil Pengamatan Osmoregulasi
Ikan Mas (C. carpio)

Bergerak lambat
4. 20% 54 kali
(kurang efektif)
Tabel 2. Hasil Pengamatan Termoregulasi
Ikan Mas (C. carpio)
Jumlah Gerak
No Suhu Keterangan Foto
Operkulum

Operkulum
bergerak
1. 30°C 65 kali cepat dan ikan
berada di
dasar air
Tabel 2. Hasil Pengamatan Termoregulasi
Ikan Mas (C. carpio)
Gerak operkulum
semakin cepat dan
2. 33°C 68 kali
ikan berada di
permukaan air

Gerak operkulum
sangat cepat dan
3. 36°C 88 kali
ikan berada di
permukaan air
a. Kemampuan Osmoregulasi Ikan Mas (C. carpio)
Osmoregulasi adalah kemampuan organisme untuk menjaga keseimbangan air dan
elektrolit di dalam tubuhnya. Pada ikan air tawar, osmoregulasi sangat penting
karena mereka hidup di lingkungan yang memiliki konsentrasi ion dan kepadatan
air yang berbeda dengan tubuh mereka. Ikan air tawar harus mengatasi masalah
osmotik yang mencakup penyerapan air berlebihan dan kehilangan ion.
Salah satu contoh ikan air tawar yang memiliki kemampuan osmoregulasi yang
baik adalah ikan nila (Oreochromis niloticus). Studi yang dilakukan oleh Fakulti
Sains dan Teknologi Makanan, Universiti Putra Malaysia pada tahun 2016
menunjukkan bahwa ikan nila mampu mengatur keseimbangan air dan elektrolit di
dalam tubuhnya saat berada dalam lingkungan air tawar.
Salinitas lingkungan dapat merubah pengaruh osmoregulasi, kontrol hormonal, energi
metabolisme dan pertumbuhan. Salinitas lingkungan secara langsung mempengaruhi
fisiologi organisme akuatik dan oleh karena itu, salinitas merupakan faktor ekologi yang
sangat penting (Urbina dan Glover, 2015). Salinitas merupakan faktor yang mempengaruhi
tekanan osmosis, dimana semakin tinggi salinitas maka akan semakin tinggi pula tekanan
osmosisnya (Maulana et al., 2013).
Dari hasil praktikum didapatkan hasil bahwa semakin tinggi konsentrasi maka jumlah gerak
operculum semakin menurun. Hasil yang didapatkan secara berturut - turut konsentrasi,
jumlah gerak operculum dan keterangan adalah :
0% , 99 kali, bergerak sangat cepat ( sangat aktif )
5%, 84 kali, bergerak cepat ( masih aktif )
10%, 73 kali, bergerak mulai lambat.
20%, 54 kali, bergerak lambat ( kurang efektif )
b. Pembuktian Osmoregulasi Ikan Dipengaruhi Salinitas Lingkungan
Osmoregulasi adalah proses untuk menjaga keseimbangan antara
jumlah air dan zat terlarut yang ada dalam tubuh hewan. Ikan mas akan
berusaha menyeimbangkan tubuhnya jika terjadi perbedaan salinitas air
dengan tubuhnya. Hal ini dapat dilihat dari tingkah laku ikan yang
bergerak kepermukaan dan jumlah gerakan operkulum yang semakin
cepat pada konsentrasi 0%, pada konsentrasi 20% gerakan operkulum
ikan mas semakin rendah. Hal ini terjadi karena aktivitas metabolisme
dalam tubuh ikan lambat, maka respirasinya pun berjalan dengan
lambat karena kebutuhan O2 menurun (Pamungkas, 2012).
C. Pengaruh Kenaikan Suhu Lingkungan terhadap Suhu
Tubuh Hewan Poikiloterm
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, menurut kelabora 2010 jika
perlakuan pada suhu semakin tinggi maka aktivitas gerak renang atau
berpindah tempat Menjadi cepat, ikan berenang cepat tidak beraturan dengan
menabrak gelas dan sering muncul ke permukaan dan ke dasar air yang
menunjukkan tanda kritis tingkah laku ikan mas terhadap kenaikan suhu. Suhu
di Atas kisaran normal akan menaikkan laju metabolisme dengan kebutuhan
oksigen Yang bertambah, namun dengan suhu yang tinggi akan menurunkan
jumlah oksigen terlarut dalam lingkungan air sehingga ikan akan kesusahan
bernapas dan gerakan renang tidak beraturan (Kelabora, 2010).
d. Pengaruh Penurunan Suhu Lingkungan terhadap Suhu
Tubuh Hewan Poikiloterm

Apabila suhu air mengalami penurunan yang dapat


mengakibatkan bukaan operculum melambat dan ikan cenderung
berada di dasar medium. Saat suhu air menurun, ikan masih dapat
melakukan proses metabolisme karena pada suhu rendah
kelarutan oksigen lebih tinggi.
d. Pengaruh Penurunan Suhu Lingkungan terhadap Suhu
Tubuh Hewan Poikiloterm
Hal ini sesuai dengan pernyataan Nybakken (1992), bahwa pada
dasarnya suhu rendah memungkinkan air mengandung oksigen lebih
tinggi, tetapi suhu rendah menyebabkan stres pernapasan pada ikan
berupa menurunnya laju pernapasan dan denyut jantung. Sehingga
dalam kondisi suhu yang lebih rendah, metabolisme ikan mas akan
melambat dan yang ditandai dengan melambatnya gerakan
operculum, selain itu penurunan suhu lingkungan dapat
mengakibatkan penurunan suhu tubuh.
Kesimpulan
1. Kemampuan osmoregulasi pada ikan air tawar dipengaruhi oleh kondisi
salinitas lingkungannya. Osmoregulasi dilakukan untuk mengatur
perbedaan tekanan osmotik antara intra sel dan ekstrasel serta ekstrasel
dan lingkungannya.
2. Pembuktian osmoregulasi Ikan dipengaruhi salinitas lingkungan dapat
dibuktikan dengan pengamatan ikan pada air berkadar garam yang
bervariasi seperti 0%, 5%, 10%, dan 20%. dengan menghitung jumlah
gerakan operculum ikan. Semakin tinggi kadar salinitas air akan semakin
banyak gerakan operculum ikan
Kesimpulan
3. Suhu lingkungan yang meningkat dapat mempengaruhi aktivitas
metabolisme hewan poikiloterm, hal ini dapat berdampak konsumsi oksigen
yang meningkat
4. Suhu lingkungan yang menurun dapat menyebabkan metabolisme ikan
melambat yang ditandai dengan melambatnya gerakan operculum pada
ikan sebagai hewan poikiloterm.
Daftar Pustaka
Kelabora, D.M. 2010.Pengaruh Suhu Terhadap Kelangsungan Hidup dan
pertumbuhan Larva Ikan Mas (Cyprinus carpio).Jurnal Berkala perikanan Terubuk
38 (1) : 71-81.
Kelabora, D.M. 2010.Pengaruh Suhu Terhadap Kelangsungan Hidup dan
pertumbuhan Larva Ikan Mas (Cyprinus carpio).Jurnal Berkala perikanan Terubuk
38 (1) : 71-81.

Kelabora, D.M. 2010.Pengaruh Suhu Terhadap Kelangsungan Hidup dan


pertumbuhan Larva Ikan Mas (Cyprinus carpio).Jurnal Berkala perikanan Terubuk
38 (1) : 71-81.
Daftar Pustaka
Urbina MA, Glover CN. 2015. Effect of salinity on osmoregulation, metabolism and
nitrogen excretion in the amphidromous fish, inanga Galaxias maculatus). Journal
of Experimental Marine Biology and ecology 473:7–15.

Wulangi, V. (2001). Fisiologi Hewan. Jakarta: Rineka Cipta.

W. Pamungkas, “AKTIVITAS OSMOREGULASI, RESPONS PERTUMBUHAN,


DAN ENERGETIC COST PADA IKAN YANG DIPELIHARA DALAM
LINGKUNGAN BERSALINITAS,” Media akuakultur, vol. 7, 2012.
Terima kasih
Any Questions?

Anda mungkin juga menyukai