Osmoregulasi
dan
Termoregulasi
Kelompok 1 dan 6
Anggota Kelompok
Sel Vira Aprilia Yevi Widia Kurniati M Khasin Li Ulil Azmi Herlin Nur Aulia Irfan Akbar Suryana
2108016073 2108016082 2108016086 2108016088 2108016090
Bergerak
1. 0% 99 kali sangat cepat
(sangat aktif)
Tabel 1. Hasil Pengamatan Osmoregulasi
Ikan Mas (C. carpio)
Bergerak cepat
2. 5% 84 kali
(masih aktif)
Bergerak mulai
3. 10% 73 kali
lambat
Tabel 1. Hasil Pengamatan Osmoregulasi
Ikan Mas (C. carpio)
Bergerak lambat
4. 20% 54 kali
(kurang efektif)
Tabel 2. Hasil Pengamatan Termoregulasi
Ikan Mas (C. carpio)
Jumlah Gerak
No Suhu Keterangan Foto
Operkulum
Operkulum
bergerak
1. 30°C 65 kali cepat dan ikan
berada di
dasar air
Tabel 2. Hasil Pengamatan Termoregulasi
Ikan Mas (C. carpio)
Gerak operkulum
semakin cepat dan
2. 33°C 68 kali
ikan berada di
permukaan air
Gerak operkulum
sangat cepat dan
3. 36°C 88 kali
ikan berada di
permukaan air
a. Kemampuan Osmoregulasi Ikan Mas (C. carpio)
Osmoregulasi adalah kemampuan organisme untuk menjaga keseimbangan air dan
elektrolit di dalam tubuhnya. Pada ikan air tawar, osmoregulasi sangat penting
karena mereka hidup di lingkungan yang memiliki konsentrasi ion dan kepadatan
air yang berbeda dengan tubuh mereka. Ikan air tawar harus mengatasi masalah
osmotik yang mencakup penyerapan air berlebihan dan kehilangan ion.
Salah satu contoh ikan air tawar yang memiliki kemampuan osmoregulasi yang
baik adalah ikan nila (Oreochromis niloticus). Studi yang dilakukan oleh Fakulti
Sains dan Teknologi Makanan, Universiti Putra Malaysia pada tahun 2016
menunjukkan bahwa ikan nila mampu mengatur keseimbangan air dan elektrolit di
dalam tubuhnya saat berada dalam lingkungan air tawar.
Salinitas lingkungan dapat merubah pengaruh osmoregulasi, kontrol hormonal, energi
metabolisme dan pertumbuhan. Salinitas lingkungan secara langsung mempengaruhi
fisiologi organisme akuatik dan oleh karena itu, salinitas merupakan faktor ekologi yang
sangat penting (Urbina dan Glover, 2015). Salinitas merupakan faktor yang mempengaruhi
tekanan osmosis, dimana semakin tinggi salinitas maka akan semakin tinggi pula tekanan
osmosisnya (Maulana et al., 2013).
Dari hasil praktikum didapatkan hasil bahwa semakin tinggi konsentrasi maka jumlah gerak
operculum semakin menurun. Hasil yang didapatkan secara berturut - turut konsentrasi,
jumlah gerak operculum dan keterangan adalah :
0% , 99 kali, bergerak sangat cepat ( sangat aktif )
5%, 84 kali, bergerak cepat ( masih aktif )
10%, 73 kali, bergerak mulai lambat.
20%, 54 kali, bergerak lambat ( kurang efektif )
b. Pembuktian Osmoregulasi Ikan Dipengaruhi Salinitas Lingkungan
Osmoregulasi adalah proses untuk menjaga keseimbangan antara
jumlah air dan zat terlarut yang ada dalam tubuh hewan. Ikan mas akan
berusaha menyeimbangkan tubuhnya jika terjadi perbedaan salinitas air
dengan tubuhnya. Hal ini dapat dilihat dari tingkah laku ikan yang
bergerak kepermukaan dan jumlah gerakan operkulum yang semakin
cepat pada konsentrasi 0%, pada konsentrasi 20% gerakan operkulum
ikan mas semakin rendah. Hal ini terjadi karena aktivitas metabolisme
dalam tubuh ikan lambat, maka respirasinya pun berjalan dengan
lambat karena kebutuhan O2 menurun (Pamungkas, 2012).
C. Pengaruh Kenaikan Suhu Lingkungan terhadap Suhu
Tubuh Hewan Poikiloterm
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, menurut kelabora 2010 jika
perlakuan pada suhu semakin tinggi maka aktivitas gerak renang atau
berpindah tempat Menjadi cepat, ikan berenang cepat tidak beraturan dengan
menabrak gelas dan sering muncul ke permukaan dan ke dasar air yang
menunjukkan tanda kritis tingkah laku ikan mas terhadap kenaikan suhu. Suhu
di Atas kisaran normal akan menaikkan laju metabolisme dengan kebutuhan
oksigen Yang bertambah, namun dengan suhu yang tinggi akan menurunkan
jumlah oksigen terlarut dalam lingkungan air sehingga ikan akan kesusahan
bernapas dan gerakan renang tidak beraturan (Kelabora, 2010).
d. Pengaruh Penurunan Suhu Lingkungan terhadap Suhu
Tubuh Hewan Poikiloterm