Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH TENTANG

TERMOREGULASI DAN OSMEREGULASI

PADA HEWAN VERTEBRATA

OLEH

NAMA : MARYANI A UTMONA

NPM : 0310131038

KLS /SEMESTER : B/XIII (Tiga belas)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN

DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KHAIRUN TERNATE

2019
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb.....

Puji syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia
Nya saya dapat menyelesaian makalah tentang Termoregulasi dan osmeregulasi pada hewan
Vertebrata. Tujuan penulisan Makalah Fisiologi Hewan tentang Termoregulasi dan
Osmeregulasi pada Hewan Vertebrata ini adalah untuk melengkapi tugas Mata Kulia
Fisiologi Hewan.

Adapun makalah ini tersususn dengan baik tidak lepas dari bantuan berbgai pihak.
Untuk itu saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu
saya mengharapkan saran, kritik, maupun petunjuk dari segala pihak untuk kesempurnaan
laporan yang saya sajikan ini.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Ternate, 11 Oktober 2019

Penulis
A. Tujuan
1. Mengetahui proses respirasi yang menghasilkan karbondioksida (CO2).
2. Mengetahui pengaruh penurunan dan kenaian jumlah O2 di lingkungan
3. Mengetahui osmeregulasi pada ikan air tawar
4. Membuktikan bahwa osmeregulasi ikan dipengaruhi oleh salinitas lingkungan.

B. Metode
 Waktu dan tempat

Praktikum Fisiologi Hewan tentang Termoregulasi dan Osmeregulasi ini


dilaksanakan pada hari kamis 10 Oktober 2019 bertempat di Laboratorium Biokimia.

 Alat dan Bahan

Pada praktikum ini digunakan alat yaitu gelas beker, baskom, neraca, analitik, cawan
petri, spatula, kaca pengaduk, timer, kommpor, dan panci.

Bahan yang digunakan adalah Ikan Mas (cyprinus carpio), garam, air, dan es batu.

 Prosedur kerja
a. Osmeregulasi

Pertama – tama disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan, timbang gram
dengan jumlah 10 gr, 20 gr, dan 30 gr volume air di samaratakan 1 liter. Perlakukan pertama
ikan dimasukan kedalam gelas yang sudah dicampurkan garam sebanyak 10 gr. Dihitung
pergerakan operkulum ikan dengan handcounter selama 1 menit dengan 3 kali ulang. Hal
tersebut juga dilakukan pada air dengan salinitas gram 20 gr dan 30 gr. Selain dihitung
pergerakan operkulumnya juga diamati pergerakan ikannya.

b. Termoregulasi

Pertama – tama disiapkan alat dan bahan praktikum dalam mengukur termoregulasi
pada ikan mas dilakukan 3 perlakuan suhu. Perlakuan pertama ikan dimasukan pada beker
glass dengan air bersuhu normal 29𝑂 𝐶. Selama ikan berenang, di hitung pergerakan
operkulumnya selama 1 menit dengan 3 kali ulang. Pada perlakuan ketiga, suhu air dinaikan
menjadi 32𝑜 C, lalu dihitung pergerakan operkulumnya juga diamati pergerakan ikannya.
c. Respirasi

Pertama – tama disiapkan alat dan bahan praktikum, dalam praktikum ini dilakukan
dua perlakuan. Perlakuan pertama ikan mas dimasukan dalam beker glass terbuka, dihitung
pergerakan operkulumnya selama 1 menit dengan 5 kali ulangan. Perlakuan kedua, ikan mas
dimasukan dalam beker glass tertutup, lalu dihitung pergerakan operkulumnya selama 1
menit dengan 3 kali ulangan. Lalu dibandingkan hasilnya dengan perlakuan satu.
HASIL DAN PEMAHASAN

Dari pengamatan yang telah dilakukan, maka diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 1.1 Hasil Pengamatan Osmoregulasi

NO PERLAKUAN GERAKAN KEADAAN IKAN


OPERKULUM

Kontrol Ikan A Ikan B Ikan A Ikan B


1 168 168 dibawah Dibawah

2 0,5 % 222 189 dibawah Dibawah


3 1% 242 161 diatas Dibawah
4 2% 291 228 diatas ke dari tengah
tengah ke bawah
5 3% 174 192 dari dari tengah
tengah ke ke atas
atas

Tabel 1.2 Hasil Pengamatan Termoregulasi


Berat Ikan 2,37 gram
Volume air 1 liter

NO SUHU AIR JUMLAH GERAK KETERANGAN


OPERKULUM
1 29 141 Dibawah tenang
2 29 138 Dibawah tenang
3 29 136 Dibawah tenang
4 26 121 Dibawah tenang
5 26 121 Dibawah tenang
6 26 83 Dibawah tenang
7 32 120 Dibawah tenang
8 32 141 Dibawah tenang
9 32 129 Dibawah tenang
10 39 152 Agresif
Tabel 1.3 Hasil Pengamatan Respirasi

NO PERLAKUAN JUMLAH
RESPIRASI PADA
MENIT KE
1 2 3 4 5
1 Terbuka 489 479 467 431 382
2 Tertutup 338 319 248 263 263

PEMBAHASAN

Klasifikasi ikan mas adalah sebagai berikut;[3]


Kingdom : Animalia
Filum : Cordata
Kelas : Pisces
Ordo : Cypriniformes
Famili : Cyprinidae
Genus : Cyprinus
Spesies : Cyprinus carpio L

Osmoregulasi
Pada pengamatan osmoregulai ikan dilakukan dengan lima perlakuan yaitu, air
control, air bersalinitas 0,5%, 1%, 2% dan 3%. Berdasarkan hasil pengamatan, diperoleh
bahwa ikan dalam keadaan air control akan berenang seperti biasa didasar, dan ditengah air.
Diperoleh hasil pergerakkan operkulum antara ikan A dan ikan B adalah 168 kali.
Saat ikan dimasukkan dalam air bersalinitas, maka akan terjadi beberapa perubahan tingkah
laku dan jumlah pergerakkan operkulumnya juga akan semakin banyak. Saat dimasukkan
dalam air bersalinitas 3% maka tingkah laku ikan semakin agresif. Ikan sering muncul ke
permukaan air untuk mengambil okigen. Hal ini dilakukan ikan mas karena sebagai adaptasi
ketika salinitas berubah menjadi lebih tinggi. Hal ini sesuai dengan (Isnaeni, 2006) bahwa
ikan akan sering membukamulut atau operkulumnya untuk memaukkan air dan ion yang
mengandung oksigen. Sedangkan menurut penelitian (Tawar, 2010) bahwa ikan mas
(Cyprinus carpio) masih bertahan hidup pada salinitas 12 ppt.
Termoregulasi
Berdasarkan hasil pengamatan, diperoleh hasil bahwa suhu lingkungan
mempengaruhi metabolisme tubuh ikan. Hal ini dapat dilihat dari jumlah pergerakkan
operkulumnya. Pada perlakuan kontrol terlihat perubahan gerakan operkulum tiap menitnya
yaitu 141, 138, dan 136. Pada percobaan ini, walaupun frekuensi gerakan operkulum berubah
dari menit satu ke menit kedua, tetapi perubahannya sangat sedikit maka dapat dikatakan
konstan. Apabila dikaitkan dengan aktivitas metabolisme dalam tubuh, maka ketika ikan
berada pada suhu normal aktivitas metabolisme ikan tersebut juga normal sehingga
respirasinya pun berjalan dengan baik.
Selain itu, pada suhu normal molekul air bergerak secara normal dan kandungan
oksigen (O2) terlarut juga dalam keadaan normal (seimbang). Ikan mas beradaptasi dengan
lingkungan yang memiliki kandungan oksigen (O2) yang cukup sehingga respirasi ikan mas
berjalan dengan normal pula ditandai dengan frekuensi gerakan operkulum ikan tersebut.
Berdasarkan pengamatan, aktivitas ikan dilingkungan air yang memiliki suhu normal adalah
tenang dan tidak mengalami kejang-kejang.
Pada perlakuan kedua dengan suhu lebih rendah, yakni sebesar 26oC. Gerakan
operkulum pada menit pertama 121 hingga pada menit ke 3 mencapai 83. Hal ini terjadi
karena aktivitas metabolisme dalam tubuh ikan lambat, maka respirasinya pun berjalan
dengan lambat karena kebutuhan O2 menurun. Selain itu pada suhu yang rendah, gerakan
molekul airnya lambat sehingga kandungan oksigen (O2) terlarutnya tinggi. Hal tersebut akan
membuat ikan cenderung beradaptasi dengan lingkungan yang memiliki kandungan oksigen
(O2) terlarut tinggi. Sehingga dengan bernapas lambat pun, ikan mas tersebut masih dapat
memenuhi kebutuhan oksigen.
Perlakuan ketiga, suhu air dinaikkan menjadi 32oC bahkan sampai 39oC. dalam hal
ini gerakan operkulum ikan semakin meningkat jumlahnya. Gerakan operkulum ikan mas
dari menit pertama ke menit kedua mengalami perubahan, tetapi hanya sedikit sehingga dapat
dianggap konstan. Gerakan operkulum yang lebih cepat dibandingkan dengan gerakan
operkulum pada suhu normal terjadi karena aktivitas metabolisme dalam tubuh ikan
meningkat, maka respirasinya pun berjalan dengan cepat karena kebutuhan oksigennya
meningkat.
Respirasi

Pada praktikum respirasi dilakukan dengan dua perlakuan, yaitu dengan media
tertutup dan media terbuka. Pada gelas beker yang terbuka, ikan akan berespirasi dengan
normal. Karena selain memperoleh O2 dari dalam air juga akan mendapatkan O2 dari
lingkungan elsternalnya. Dan CO2 yang dikeluarkan ikan pun akan terlepas ke lingkungan.
Sedangkan pada gela beker yang tertutup, terlihat jumlah gerakan operkulumnya lebih
sedikit dibandingkan pada gela beker yang terbuka. Hal ini karena pada gelas beker tertutup
tidak ada fentilasi untuk membuang gas CO2, sehingga gas CO2 akan terkurung didalam
gelas beker. Sehingga jumlah CO2 akan semakin banyak dan jumlah O2 akan semakin
sedikit. Hal ini sesuai dengan (Campbell, 2004) bahwa dalam proses respirasi dibutuhkan O2
dan akan menghasilkan gas CO2.
KESIMPULAN

Beradasarkan hasil pengamatan, dapat disimpulkan bahwa Ikan mas akan berusaha
menyeimbangkan tubuhnya jika terjadi perbedaan salinitas air dengan tubuhnya. Hal ini dapat
dilihat dari tingkah laku ikan yang bergerak kepermukaan dan jumlah gerakan operkulum
yang semakin cepat. Ikan mas juga akan melakukan termoregulasi ketika berada pada suhu
yang berbeda. Pada suhu dingin, gerakan operkulum ikan mas semakin rendah. Hal ini terjadi
karena aktivitas metabolisme dalam tubuh ikan lambat, maka respirasinya pun berjalan
dengan lambat karena kebutuhan O2 menurun. Sedangkan pada suhu tinggi, gerakan
operkulum ikan akan semakin cepat dan tingkah laku ikan menjadi sangat agresif.

Gerakan operkulum yang lebih cepat dibandingkan dengan gerakan operkulum pada
suhu normal terjadi karena aktivitas metabolisme dalam tubuh ikan meningkat, maka
respirasinya pun berjalan dengan cepat karena kebutuhan oksigennya meningkat. Ikan mas
akan berespirasi normal pada gelas beker terbuka karena hasil repirasi berupa gas CO2 akan
keluar kelingkungan sehingga tidak menumpuk didalam gelas beker. Hal ini juga terlihat dari
jumlah gerakan operkulum yang lebih banyak pada gelas beker terbuka dibanding pada gelas
beker tertutup.
DATAR PUSTAKA

[1] Isnaeni, Wiwi. 2006. Fisiologi Hewan. Yogyakarta: PT Kanisius


[2] Praseno, O., Krettiawan, H., Asih, S., Sudradjat, A., Budidaya, P. R. P.,
Pemuliaan, L. R., & Tawar, B. R. P. B. A. (2010). Uji Ketahanan Salinitas Beberapa
Strain Ikan Mas Yang Dipelihara Di Akuarium. Pusat Riset Perikanan Budidaya.
Jakarta.
[3]http://digilib.unila.ac.id/12499/11/II.pdf diakses pada 21 Maret 2019 pukul 17.21
[4] Campbell, N. A., Reece, J. B. 2004. Biologi. Jakarta: Erlangga.
[5] Heltonika, B. (2014). Pengaruh Salinitas Terhadap Penetasan Telur Ikan Jambal
Siam (Pangasius hypohthalmus). Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia, 2(1), 13-23.
[6] Fitria, A. S. (2012). Analisis Kelulushidupan dan pertumbuhan benih ikan nila
larasati (Oreochromis niloticus) F5 D30-D70 pada berbagai salinitas.

Anda mungkin juga menyukai