Disusun Oleh :
Putra Ramadhani 442020003
Dosen Pengajar :
Eka Rizki Meiwinda, S.Pi, M.Si
Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Sholawat dan taslim senantiasa tercurah atas
junjungan Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam. Berkat curahan rahmat dan kasih
sayang Allah Subhanahu Wa Ta’ala jualah, sehingga laporan praktikum sebagai tugas praktikum
mata kuliah Avertebrata dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Proses penyusunan hingga penyelesaian laporan ini, diperoleh banyak pengalaman dan
pelajaran yang sangat berharga. Berkat bantuan, bimbingan, dan dorongan dari berbagai pihak,
Alhamdulillah laporan akhir praktikum Fisiologi Hewan Air ini dapat diselesaikan. Atas semua
bantuan, bimbingan dan arahan yang telah diberikan, hanya Allah Subhanahu Wa Ta’ala saja
yang dapat membalas semua kebaikan dan menggantinya dengan sesuatu yang lebih baik.
Akhirnya, saran dan kritik yang konstruktif sangat diharapkan demi perbaikan laporan
berikutnya. Semoga Allah Subhanahu Wa Ta’ala senantiasa memberikan bimbingan, kemudahan
kelancraan dan keberuntungan serta berkah bagi kita semua, Aamiin ya rabbal’Alamin.
Penyusu
i
BAB I
METODE PRATIKUM
1.1 Waktu dan Tempat
Waktu : 16:00 WIB s/d Selesai
Hari/Tanggal : Jumat, 23 Desember 2022
Tempat : Laboratorium Basah Akuakultur Fakultas Pertanian UMPalembang
1.2 Alat
Akuarium
Termometer
Alat bedah
Mistar
Sterofom
Stopwatch
1.3 Bahan
Ikan Patin
Air Panas
Es Batu
Air
1
Setelah ikan di masukan kedalam air biasa, amati apa yang terjadi/reaksi pada ikan
Setelah pengamatan operculum dan reaksi pemindahan, bedah ikan untuk
mgengamati perbedaam panjang usus/membedakan ikan karnivora dan herbovira
Pertama bunuh ikan menggunakan gunting pada pagian belakang tulang kepala atau
tempurung kepala ikan, tunggu sampai ikan benar-benar mati
Lalu bedah ikan, dengan sistem bedah melalui punggung, pertama bedah lurus mulai
pada ujung anus ke atas punggung ikan, lalu di bagian bawah insang ikan ke atas
kepala, setelah itu bedah mulai dari bagian punggung yang potong tadi sampai ke
potongan bagian kepala, bedah kedalam/kebawah menyusuri tulang ikan sampai
bagian perut ikan, jika terdapat tulang perut yang keras potong menggunakan gunting
Setelah bagian perut terbuka, potong bagian lubang anus dan pangkal usus dan dari
bagian paling awal usus ikan
Setelah itu ukur panjang usus untuk mengamati perbedaan ikan karnivora dan
herbivora
2
BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN
3
2.2 Pembahasan
Faktor pembatas yang menjadi salah satu faktor dominan penentu ciri-ciri
kelangsungan hidup hidup adalah suhu. Suhu merupakan salah satu faktor abiotik atau faktor
lingkungan yang membatasi persyaratan mahluk hidup untuk melangsungkan kehidupan di
berbagai habitat sesuai kisaran toleransi yang dimiliki setiap mahluk hidup (Azwar dkk,
2016:61).
Ikan merupakan kelompok vertebrata yang tergolong hewan ektotermi dengan
perubahan suhu tubuh bergantung suhu lingkungan sekitarnya (Ratnasari, 2019:82).
Perbedaan suhu lingkungan diberbagai tempat menyebabkan ikan beradaptasi dengan kisaran
toleransi suhu yang beragam. Kisaran toleransi suhu ikan umumnya dapat hidup normal
dengan suhu 20oC-30oC. Suhu dibawah 20oC dan diatas 30oC menyebabkan perubahan
perilaku ikan (Nugraha, 2012).
4
bergerak tidak beraturan atau liar, setelah ± 2 menit ikan nampak melemah dan posisi
tubuh menggeletak di dasar akuarium.
5
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Suhu berpengaruh terhadap gerakan operkulum ikan. Perubahan suhu berbanding lurus
pada perubahan gerakan operkulum ikan. Perlakuan suhu air yang tinggi menyebabkan
gerakan operkulum pada ikan meningkat. Hal ini terjadi karena peningkatan suhu
menyebabkan rendahnya kadar oksigen terlarut sehingga ikan meningkatkan frekuensi
bukaan operkulumnya untuk memperoleh oksigen. Perlakuan pemberian suhu dingin
menyebabkan penurunan frekuensi bukaan operkulum ikan, karena suhu dingin
menyebabkan peningkatan kadar oksigen terlarut dan penurunan metabolisme pada ikan.
Perubahan suhu air diatas dan dibawah kisaran suhu normal, akan mempengaruhi daya
adaptasi ikan yang menurun sehingga kelangsungan hidup ikan akan cepat menurun
(Wangni, 2019).
3.2 Saran
Dalam praktikum selanjutnya, perhitungan gerakan operkulum ikan perlu dilakukan
secara teliti agar data yang diperoleh sesuai dengan apa yang didapatkan. Selain itu juga,
penangan ikan perlu dilakukan dengan baik sebelum diberikan perlakuan agar ika tidak
mengalami stres berlebihan yang dapat berperngaruh terhadap validitas dan hasil pengamatan
6
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, M., Emiyarti., dan Yusnaini. 2016.Critical Thermal dari Ikan Zebrasoma scopas yang
Berasal dari Perairan Pulau Hoga Kabupaten Wakatobi. Jurnal Sapa Laut 1 (2) : 60-66.
Deniro., Baru Sadarun., dan Yusnaini. 2017. Pengaruh Kenaikan Suhu Air Laut Terhadap
Tingkah Laku Ikan Karang (Amblyglyphidodon curacao) pada Wadah Terkontrol. Jurnal
Sapa Laut 2 (3) : 61-67.
Kelabora, D.M. 2010.Pengaruh Suhu Terhadap Kelangsungan Hidup dan Pertumbuhan Larva
Ikan Mas (Cyprinus carpio).Jurnal Berkala Perikanan Terubuk 38 (1) : 71-81.
Mulyanti, Y., Boesono, H., & Sardiyatmo. (2018). Analisis survival rate tawes (Barbonymus
gonionotus) terhadap perbedaan salinitas sebagai alternatif umpan hidup pada
penangkapan cakalang. Journal of Fisheries Resources Utilization Management and
Technology, 7(1).
Nugraha, D., Supardjo, M.N., dan Subiyanto. 2012. Pengaruh Perbedaan Suhu Terhadap
Perkembangan Embrio, Daya tetas Telur dan Kecepatan Penyerapan Kuning Telur Ikan
Black Ghost (Apteronotus albifrons) pada Skala Laboratorium. Journal of Management
of Aquatic Resources 1 (1) : 1-6.
Ratnasari, D. 2019. Identifikasi Jenis Ikan Air Tawar di Pasar Masuka Sintang Kalimantan
Barat.Jurnal Keguruan dan Ilmu Pendidikan 3 (2) : 82-87.
Wangni, G.P., Prayogo, S. dan Sumantriyadi. 2019. Kelangsungan Hidup dan Pertumbuhan
Benih Ikan Patin Siam (Pangasius hypophthalmus) pada Suhu Media Pemeliharaan yang
Berbeda.Jurnal Ilmu-Ilmu Perikanan dan Budidaya Perairan 14 (2) : 21-28.
ii
LAMPIRAN
iii