Anda di halaman 1dari 5

PENGARUH PERUBAHAN SUHU TERHADAP THERMOREGULASI

IKAN BADUT (Amphiprion sp.)

Zakiah Wahdania. Sy / L011171531


Email: zakiahwahdania@gmail.com
Jurusan Ilmu Kelautan, Departemen Ilmu Kelautan
Universitas Hasanuddin

ABSTRAK

Suhu merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam mengatur proses
kehidupan dan penyebaran organisme. Suhu berhubungan erat dengan termoregulasi hewan
air. Thermoregulasi merupakan ilmu yang mempelajari mengenai suatu pengaturan panas
tubuh hewan mengenai keseimbangan produksi panas dan kehilangan panas sehingga suhu
tubuh dapat dipertahankan secara konstan. Pengamatan ini bertujuan untuk mengetahui
perubahan fisiologis yang terjadi pada ikan (Amphiprion sp). terhadap perubahan suhu.
Praktikum ini menggunakan analisa metode eksperimen dan pengolahan data secara
deskriptik, dengan menggunakan 8 perlakuan yang berbeda perlakuan pada penurunan suhu
mulai dari 28°C, 26°C, 24°C hingga 22°C. adapun perlakuan pada kenaikan suhu yaitu pada
kisaran suhu 30°C, 32°C, 34°C hingga 36°C. Suhu berpengaruh terhadap fisiologis, proses
fisiologis yang dilakukan sebagai adaptasi terhadap perubahan suhu adalah dengan melakukan
termoregulasi.

Kata kunci: Suhu, Thermorgulasi, ikan (Amphiprion sp).

PENDAHULUAN berperan penting dalam pengaturan kondisi


homeostatis yang diperlukan untuk
Untuk dapat bertahan hidup
pertumbuhan dan reproduksi biota perairan
organisme harus memiliki tingkat
(Tunas, 2005).
toleransinya masing-masing terhadap
Suhu merupakan parameter yang sangat
kumpulan-kumpulan variabel lingkungan
penting dalam lingkungan laut dan
yang dihadapi organisme. Artinya bahwa
berpengaruh secara langsung maupun tidak
setiap organisme harus mampu
langsung terhadap lingkungan laut. Bahwa
menyesuaikan diri terhadap kondisi
suhu adalah salah satu sifat fisika air laut
lingkungannya. Adaptasi tersebut berupa
yang dapat mempengaruhi metabolisme
respon morfologi, fisiologi, dan tingkah laku
dan pertumbuhan organisme perairan,
pada organisme. Pada lingkungan perairan,
disamping itu suhu sangat berpengaruh
faktor fisik, kimiawi dan biologis sangat
terhadap jumlah oksigen terlarut dalam air suhu pada proses termoregulasi ikan badut
(Rasyid J, 2010). (Amphiprion sp).
 Menurut pendapat para ahli menurut
Sverdrup, et al, (1942) suhu merupakan METODE PRAKTIKUM
parameter yang penting dalam lingkungan Waktu dan Tempat
laut dan berpengaruh secara langsung Praktikum Pengaruh suhu terhadap
maupun tidak langsung terhadap kehidupan fisiologi ikan badut (Amphiprion sp.)
di laut. Pengaruh suhu secara langsung dilakukan pada hari Jumat, 29 Maret 2019
terhadap kehidupan di laut adalah dalam di Laboratorium Penangkaran dan
hal laju fotosintesa tumbuh-tumbuhan dan Rehabilitas Ekosistem, Fakultas Ilmu
proses fisiologi hewan, khususnya aktivitas Kelautan dan Perikanan, Universitas
metabolisme dan siklus reproduksi. Secara Hasanuddin, Makassar.
tidak langsung suhu berpengaruh terhadap
Alat dan Bahan
daya larut oksigen yang digunakan untuk
Alat yang digunakan ialah aquarium,
respirasi biota laut. Daya larut oksigen
kanebo, stopwatch, handrefractometer,
berkurang, jika suhu naik, dan sebaliknya
timba skala, alat tulis menulis, handcounter,
kandungan kabondioksida bertambah.
timbangan analitik, termometer, pemanas
Mengingat betapa pentingnya
listrik, saringan dan mangkok.
mengetahui bagaimana ikan
Adapun bahan yang digunakan ialah
menyeimbangkan suhu yang ada dari
ikan badut (Amphiprion sp), tissue, air laut
dalam tubuh dengan suhu lingkungannya itu
salinitas 35ppt, es batu, dan air panas.
sendiri agar ikan tetap dapat
melangsungkan kehidupannya, maka Prosedur Kerja
praktikum ini menjadi begitu penting artinya
Prosedur kerja yang dilaksanakan
untuk dilaksanakan.
dalam praktikum pengaruh perubahan suhu
terhadap ikan badut (Amphiprion sp) yaitu
TUJUAN DAN KEGUNAAN
dengan dua per-lakuan. Pertama
Praktikum ini bertujuan untuk
mengamati proses osmoregulasi terhadap
mengamati proses osmoregulasi pada ikan
pe-ningkatan suhu. Dalam pengamatan ini,
badut (Amphiprion sp) terhadap perubahan
hal pertama yang dilakukan yaitu
suhu.
menyiapkan aquarium kecil yang telah
Kegunaan dari praktikum ini ialah
bersih sebanyak 3 buah lalu mengisinya
agar mahasiswa mampu mengetahui dan
dengan 5 Liter air. Kemudian mengukur
melakukan pengamatan terhdap pengaruh
suhu awal air laut dengan menggunakan
thermometer sembari menimbang berat diperlukan yakni 22oC, 24oC, 26oC dan
awal ikan badut di dalam timbangan analitik 28°C. Lalu mengamati dan menghitung
yang sudah di kalibrasi, Lalu masukkan bukaan operculum menggunakan
masing-masing satu ekor ikan badut ke handcounter dan menghitung waktu
dalam 3 aquarium tersebut. Kemudian menggunkan Stopwatch. Setelah itu
mengamati adaptasi dan tingkah laku pada menimbang bobot akhir ikan kemudian
ikan badut di menit ke 0-5. Selanjutnya mencatat hasil pengamatan. Merapikan alat
untuk perlakuan pertama, memasukkan air dan bahan yang telah digunakan.
panas ke dalam kantong plastik, lalu di
masukkan ke dalam aquarium, serta HASIL DAN PEMBAHASAN
mengukur kembali suhu yang sesuai Berdasarkan hasil pengamatan yang
dengan suhu yang diperlukan yakni 32oC, telah dilakukan dalam peraktikum pengaruh
34oC, dan 36oC. Lalu selanjutnya perubahan suhu terhadap thermoregulasi
mengamati dan menghitung bukaan pada Ikan Badut (Amphiprion sp.), maka
operculum dengan menggunakan data yang diperoleh adalah sebagai berikut.
handcounter dan Stopwatch. Setelah itu
Tabel 1. Hasil pengamatan tingkah laku
menimbang bobot akhir ikan yang telah ikan dan bukaan operkulum terhadap
penurunan suhu
diberikan perlakuan. Merapikan alat dan
bahan yang telah digunakan. Suhu(⁰C Bukaan
Keaktifan
) Operkulum
Untuk perlakuan kedua yaitu 28 +++ -
26 ++ 403
mengamati proses osmoregulasi terhadap 1
24 + 1990
penurunan suhu pada ikan. Hal yang 22 + 1374
pertama yaitu mengisi aquarium kecil 28 + -

dengan 5 Liter air, kemudian mengukur 26 ++ 297


2
24 ++ 356
suhu awal pada air laut dengan
22 + 658
menggunakan thermometer. Selanjutnya, 28 ++ -
menimbang bobot awal ikan menggunakan 26 ++ 640
3
24 + 742
timbangan analitik yang sudah di kalibrasi,
22 + 1335
Kemudian mengamati adaptasi dan tingkah
Keterangan:
laku pada ikan badut untuk menit ke 0-5. +++ : Sangat Aktif
Kemusian selanjutnya di beri perlakuan ++ : Aktif
+ : Pasif
dengan memasukkan es batu kedalam
Menurut Effendi (2003), Penurunan
aquarium kemudian mengukur kembali
suhu rendah akan menghambat proses
suhunya sesuai dengan suhu yang
fisiologis bahkan menyebabkan hewan tidak
aktif, sebab pada suhu yang ekstrim darah organisme perairan. Semakin banyak
pada ikan dapat membeku. bukaan operculum ikan, maka semakin
banyak pula jumlah oksigen yang dihirup
Tabel 2. Hasil pengamatan suhu kontrol dan
tingkah laku (Irfan, 2014) dan (Irawan, 2009).
Bukaan Bila suhu menetap, maka laju
Menit Keaktifan
operkulum metabolisme ikan akan menetap sehingga
1 ++ -
gerakan membuka dan menutupnya
0-5 2 + -
3 +++ - operculum ikan akan normal karena tidak
1 ++ 711 terjadi perubahan suhu.
5 - 15 2 + 1435
3 ++ 2020 Tabel 3. Hasil pengamatan tingkah laku
1 +++ 860 ikan dan bukaan operkulum terhadap
20 – 30 2 + 1403 kenaikan suhu
3 ++ 484 Suhu Bukaan
1 ++ 770 Keaktifan
(⁰C) Operkulum
35 – 45 2 + 1434 28 + -
1
3 ++  1242 30 + 1072
 
32 ++ 1143
Keterangan:  
+++ : Sangat Aktif 34 +++ 1073
++ : Aktif 30 +++ -
2
+ : Pasif 32 ++ 1004
 
Peningkatan suhu dapat 34 ++ 1410
 
36 + 1648
menyebabkan penurunan kadar oksigen
30 ++ -
terlarut dalam perairan, dimana pada 3
32 ++ 627
 
perairan banyak faktor yang mempengaruhi 34 +++ 984
 
peningkatan suhu salah satunya adalah 36 ++ 756

pemanasan global, dimana kita ketahui Keterangan:


bahwa pemanasan global akan +++ : Sangat Aktif
++ : Aktif
meningkatkan suhu pada perairan sehingga + : Pasif
penurunan kadar oksigen pada perairan Menurut teori yang Sebenarnya
yang akan berakibat bagi organisme bahwa semakin tinggi suhu, maka bukaan
sekitarnya terutama ikan Amphiprion operclum juga akan semakin banyak
ocellaris di perairan. Dan sebaliknya, jika (Fujaya, 1999). Namun Dilihat dari hasil
suhu pada suatu perairan menurun, maka pengamatan yang telah dilkakukan,
kadar oksigen di perairan tersebut akan diperoleh hasil bukaan operclum yang tidak
meningkat dan apabila oksigen banyak sesuai dengan teori tersebut, ini
akan menimbulkan gangguan pada
dikarenakan kesalahan pengamat pada terhadap fisiologis biota laut. Proses
saat mengamati bukaan operculum. fisiologis yang dilakukan sebagai adaptasi
terhadap perubahan suhu adalah dengan
Tabel 4. Hasil Pengamatan Perubahan
Bobot Ikan melakukan termoregulasi. Termoregulasi

Bobot ikan (gram) yang diamati adalah bukaan operculum,


Perlakuan
Awal Akhir pola tingkah laku serta perubahan bobot
1 2,61 1,82
Penaikan tubuh ikan Amphiprion sp.
2 5.44 5.24
suhu
3 3,57 3,08
1 5,18 6,25 SARAN
Suhu
2 4,22 3,81
Normal
3 2,53 2,52 Saran untuk Praktikum Fisi-ologi
1 2,61 3,91 Biota Laut untuk kedepannya agar waktu
Penurunan
2 3.50 3.49
suhu pengamatan dalam laboratorium dapat
3 1,54 1,50
optimal.
Berdasarkan tabel diatas, hal
tersebut menunjukkan bahwa bahwa suhu DAFTAR PUSTAKA
tinggi menyebabkan kekeringan sel akibat
Abd. Rasyid J. 2010. Distribusi Suhu
penguapan, sehingga kekentalan Permukaan Pada Musim
protoplasma meningkat. Hal ini sesuai Peralihan Barat-Timur Terkait
Dengan Fishing Ground Ikan
dengan hasil pengamatan bahwa terjadi Pelagis Kecil Di Perairan
penurunan bobot tubuh pada setiap Spermonde Torani (Jurnal
kelautan dan
aquarium, dengan demikian peningkatan perikanan).20(1).2010:1-7
suhu dapat menyebabkan penguapan air
Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air bagi
dalam sel sehingga bobot tubuh ikan
Pengelolaan Sumber Daya dan
berkurang (Efendi, 2003).
Lingkungan Perairan. Kansius:
Perbedaan bobot sebelum dan Jakarta.
sesudah perlakuan diduga akibat adanya Fujaya, Y. 1999. Dasar Pengembangan
pemasukan dan pengeluaran ion-ion dan air Teknik Perikanan. Rineka Cipta:
dari media ke dalam tubuh ikan atau Jakarta.
sebaliknya.
Sverdrup, H.U., M.W. Johnson and R.H.
Fleming, 1942: The Oceans,
KESIMPULAN Their Physics, Chemistry, and
General Biology. Prentice Hall,
Berdasarkan praktikum toleransi New York, 1087 pp.
ikan Amphiprion sp. terhadap perubahan
Tunas, A, W. 2005. Patologi Ikan Toloestei.
suhu yang telah dilakukan dapat Yogjakarta. Universitas Gadjah Mada.
disimpulkan bahwa suhu berpengaruh

Anda mungkin juga menyukai