Anda di halaman 1dari 7

Sapa Laut Mei 2016. Vol.

1 (2) 60-66 E-ISSN 2503-0396

CRITICAL THERMAL DARI IKAN Zebrasoma scopas YANG BERASAL DARI


PERAIRAN PULAU HOGA KABUPATEN WAKATOBI

The critical thermal of Zebrasoma scopas from Hoga Island Wakatobi Regency

Muh. Azwar1), Emiyarti2) dan Yusnaini2)


1,2)
Jurusan/Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Halu Oleo.
Kampus Hijau Bumi Tridharma Anduonohu Kendari 93232
1)
e-mail: muhamadazwar018@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2015. Sampel Ikan Zebrasoma scopas diambil di
perairan Pulau Hoga. Serangkaian uji labolatorium dilakukan di Laboratorium Basah Pulau
Hoga dengan tujuan untuk mengetahui suhu letal serta perubahan tingkah laku ikan Zebrasoma
scopas akibat pengaruh kenaikan suhu air laut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode Critical Thermal dengan menggunakan 10 ekor ikan Zebrasoma scopas sebagai
hewan uji. Hasil penelitian menunjukan bahwa secara umum suhu perairan Pulau Hoga berkisar
antara 29-32oC. Ikan Zebrasoma scopas mengalami kondisi kritis/letal yang disebabkan oleh
kenaikan suhu air pada kisaran suhu rata-rata 37,9oC dengan lama waktu pemaparan sebesar
41.01 menit. Perubahan tingkah laku ikan tersebut dimulai dari ikan mulai bernafas dengan
cepat yang diindikasikan dengan pergerakan operculum ikan semakin cepat, ikan mulai gelisah
dengan menunjukan pergerakan naik turun dari permukaan sampai dasar aquarium, serta
pergerakan ikan mulai tidak seimbang yaitu ikan mulai berenang miring hingga menabrak
dinding aquarium.

Kata Kunci : Critical Thermal, Ikan Zebrasoma scopas, Kenaikan suhu air laut, Tingkah
laku

Abstract
This research has been carried out on July 2015 with research object is Zebrasoma scopas that
taken from Hoga Island Wakatobi. a laboratory experiment will be carried out to analyze the
lethal temperature and behavioral changes of Zebrasoma scopas. a “Critical thermal” method
was done with 10 (ten) fishes were selected as sample animal. Research showed that generally
water temperature of Hoga Island ranged from 29-32o C. The Z. scopas have critical impact of
temperature in 37,9oC with time average is 41.01 second. The changed of fish behavior for
instance breathing with rapidly (the moving of fish operculum become more faster), the fish get
nervous and shows the movement of going up and down to the surface of the water, and the last
unstable moving by obliquely and swim against the aquarium.

Keywords: Critical Thermal, Fish behavior, Sea temperature increase, Zebrasoma scopas

PENDAHULUAN berdampak terhadap naiknya permukaan air


Pemanasan global adalah suatu laut yang bisa menyebabkan tenggelamnya
proses naiknya suhu permukaan bumi. beberapa pulau kecil dan terjadinya
Pemanasan global yang terjadi saat ini telah kenaikan suhu air laut.
membawa perubahan dalam sistem Kenaikan suhu air laut yang
kebumian atau dikenal dengan perubahan disebabkan oleh pemanasan global ini
iklim. Pemanasan global yang terjadi pada sangat berpengaruh terhadap kehidupan
beberapa tahun terakhir ini sangat biota-biota serta ekosistem yang ada di laut.
berdampak pada lingkungan, ekosistem, Kisaran suhu normal pada perairan tropis
biota baik yang ada di darat maupun yang khususnya Indonesia adalah 27-32oC. Suhu
ada di laut. Pemanasan global juga sangat ini adalah kisaran suhu tropis yang

http://ojs.uho.ac.id/index.php/jsl
Sapa Laut Mei 2016. Vol. 1 (2) 60-66

mendekati ambang batas penyebab pergerakan operculum ikan. Kisaran


kematian biota laut. Oleh karena itu toleransi suhu antara spesies ikan satu
peningkatan suhu yang kecil saja dari suhu dengan spesies yang lain, misalnya pada
alami dapat menimbulkan kematian atau ikan Salmonid suhu terendah yang dapat
paling tidak gangguan fisiologis biota laut menyebabkan kematian berada tepat di atas
tersebut. titik beku, sedangkan suhu tinggi dapat
Suhu merupakan faktor penting menyebabkan gangguan fisiologis ikan
dalam ekosistem perairan (Ewusie, 1990). (Tunas, 2005).
Kenaikan suhu air laut akan menimbulkan Pulau Hoga adalah salah satu pulau
kehidupan ikan dan hewan air lainnya kecil yang terletak di sebelah timur pulau
terganggu (Afrianto dan Liviawaty, 2005). Kaledupa Kabupaten Wakatobi. Pulau Hoga
Air memiliki beberapa sifat termal yang adalah pulau yang terkenal dengan
unik, sehingga perubahan suhu dalam air keindahan bawah lautnya dengan berbagai
berjalan lebih lambat dari pada udara. keanekaragaman terumbu karang.
Selanjutnya Soetjipta menambahkan bahwa Ekosistem terumbu karang ini memiliki
walaupun suhu kurang mudah berubah di berbagai jenis ikan karang salah satunya
dalam air daripada di udara, namun suhu adalah ikan Zebrasoma scopas.
merupakan faktor pembatas utama, oleh Ikan Zebrasoma scopas adalah ikan
karena itu makhluk akuatik sering memiliki yang memiliki habitat di daerah terumbu
toleransi yang sempit. karang. Ikan Zebrasoma scopas umumnya
Suhu merupakan salah satu faktor mampu hidup di kedalaman 1-60 m dengan
yang penting dalam pengaturan seluruh suhu perairan berkisar 26-29oC. Ikan
proses kehidupan dan penyebaran Zebrasoma scopas adalah salah satu jenis
organisme, dan proses metabolisme tejadi ikan herbivora dimana ikan ini umumnya
hanya dalam kisaran tertentu. Di laut suhu memakan alga merah dan hijau.
berpengaruh secara langsung pada laju Berdasarkan latar belakang tersebut, maka
proses fotosintesis dan proses fisiologi perlu dilakukan penelitian ini tentang
hewan (derajat metabolisme dan siklus pengaruh kenaikan suhu terhadap critical
reproduksi) yang selanjutnya berpengaruh thermal ikan Zebrasoma scopas. Tujuan
terhadap cara makan dan pertumbuhannya. dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
Ikan merupakan hewan ektotermik critical thermal ikan Zebrasoma scopas
yang berarti yang berarti tidak akibat pengaruh kenaikan suhu air laut dan
menghasilkan panas tubuh, sehingga suhu mengetahui perubahan tingkah laku ikan
tubuhnya tergantung atau menyesuaikan tersebut akibat kenaikan suhu air laut.
suhu lingkungan sekelilingnya (Tunas
2005). Sebagai hewan air, ikan memiliki METODE PENELITIAN
beberapa mekanisme fisiologis yang tidak Waktu dan Tempat
dimiliki oleh hewan darat. Perbedaan Penelitian ini dilaksanakan pada
habitat menyebabkan perkembangan organ- bulan Juli 2015. Sampel Ikan Zebrasoma
organ ikan disesuaikan dengan kondisi scopas diambil dari Perairan Pulau Hoga
lingkungan. Secara keseluruhan ikan lebih untuk selanjutnya diuji di Laboratorium
toleran terhadap perubahan suhu air, Basah Pulau Hoga Kabupaten Wakatobi.
beberapa spesies mampu hidup pada suhu Lokasi penelitian selengkapnya disajikan
air mencapai 29oC, sedangkan jenis lain dalam Gambar 2.
dapat hidup pada suhu air yang sangat
dingin, akan tetapi kisaran toleransi
individual terhadap suhu umumnya terbatas
(Sukiya, 2005).
Ikan yang hidup di dalam air yang
mempunyai suhu relatif tinggi akan
mengalami kenaikan kecepatan respirasi
(Afrianto dan Liviawaty, 2005). Hal
tersebut dapat diamati dari perubahan

Critical thermal dari ikan Zebrasoma scopas (M. Azwar et al.) 61


Sapa Laut Mei 2016. Vol. 1 (2) 60-66

Gambar 1. Peta lokasi penelitian

Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 1.

Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Critical Thermal atau pemanasan kritis.
Sedangkan tahapan penelitian secara umum dibagi menjadi 4 tahap, yaitu :
1. Pengambilan sampel
Pengambilan sampel yang dimaksud dalam penelitian ini adalah menangkap ikan
Zebrasoma scopas. Pengambilan sampel ini dilakukan di daerah terumbu karang tempat
ikan Zebrasoma scopas tinggal. Pengambilan sampel ini menggunakan alat tangkap jaring.
2. Pemeliharaan ikan sebelum melakukan uji coba Laboaratorium.
Setelah ikan Zebrasoma scopas ditangkap dari laut, kemudian disimpan dalam aquarium
untuk pemeliharaan dan uji perlakuan. Dalam tahap pemeliharaan, ikan diberi makan berupa
rumput laut jenis alga dan ganggang merah. Perlakuan ini dilakukan selama 1-2 hari dengan
tujuan untuk menstabilkan kembali kondisi ikan setelah mengalami stress akibat
penangkapan.

Tabel 1. Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian di Laboratorium Basah Pulau Hoga
Kabupaten Wakatobi.
No Alat dan Bahan Satuan Kegunaan
1 Alat
- Heater - Memberi panas pada air
- Aerator Memberi oksigen
o
- Thermometer C Mengukur suhu
- Jangka Sorong cm Mengukur panjang ikan
- Timbangan analitik gram Mengukur berat tubuh ikan
- Stopwatch det Menghitung waktu
- Aquarium - Wadah untuk percobaan
- Kamera Dokumentasi
- Glas-Col Unit Mengontrol kenaikan suhu

2 Bahan
- Ikan Zebrasoma scopas - Sampel yang akan diteliti

Critical thermal dari ikan Zebrasoma scopas (M. Azwar et al.) 62


Sapa Laut Mei 2016. Vol. 1 (2) 60-66

3. Parameter yang diamati suhu panas dengan tujuan agar yang diuji
a. Kenaikan suhu air laut sudah kembali normal.
Dalam pengambilan data kenaikan suhu air d. Pengukuran berat tubuh ikan
laut yang ada di wadah terkontrol dengan Pengukuran berat tubuh ikan dilakukan
menggunakan heater. Suhu dinaikan secara dengan menggunakan alat ukur timbangan
merata, dimana kenaikan suhu secara analitik. Pengukuran berat tubuh ikan
merata ini diatur dengan menggunakan dilakukan setelah melakukan pengukuran
Glas-col. Glas-col adalah alat yang suhu panas dan pengukuran panjang ikan.
digunakan untuk mengontrol suhu panas Pengukuran berat tubuh ikan dilakukan
pada heater. Pengukuran suhu dimulai dari setelah 20-30 menit setelah pengukuran
suhu awal air laut sampai dengan suhu akhir suhu panas dengan tujuan agar yang diuji
dimana ikan mulai kritis. Rata-rata kenaikan sudah kembali normal.
suhu diukur tiap 5 menit dengan alat
Thermometer. HASIL DAN PEMBAHASAN
b. Pengamatan tingkah laku ikan Suhu Permukaan Perairan Pulau Hoga
Dalam proses kenaikan suhu air laut, ikan Berdasarkan Gambar 2 diketahui
yang mulai tidak tahan dengan suhu yang bahwa suhu Perairan Pulau Hoga berkisar
panas mulai mengalami perubahan tingkah antara 29-32oC. Sebaran suhu perairan di
laku dibandingkan suhu normalnya. Pulau Hoga di perairan dangkal yang lebih
Tingkah laku yang diamati pada ikan adalah dekat dengan daratan lebih tinggi suhunya
pergerakan ikan serta perubahan tingkah (32oC) sedangkan perairan yang dalam
laku yang dapat dilihat dengan dimana jauh dari daratan lebih rendah
menggunakan kasat mata. Dalam suhunya (29oC). Perbedaan kedalaman
pengamatan tingkah laku ikan ini dibagi perairan sangat dipengaruhi oleh topografi
menjadi dua kategori, yaitu normal (N) dan perairan dan berhubungan dengan intensitas
kritis (K) cahaya matahari sebagai salah satu sumber
 Normal, tahap normal yang dimaksud panas dalam periaran tersebut. Hal ini
disini yaitu pada ikan yang sudah diberi sesuai dengan pernyataan Hutabarat (1985)
perlakuan panas masih belum mengalami bahwa faktor yang memengaruhi suhu
perubahan, baik itu perubahan pada gerak permukaan laut adalah letak ketinggian dari
renang ikan maupun pergerakan
permukaan laut (Altituted), intensitas
operculum pada ikan.
 Kritis, sebelum ikan mengalami kematian cahaya matahari yang diterima, musim,
yang diakibatkan oleh suhu panas, ikan cuaca, kedalaman air, sirkulasi udara, dan
tersebut akan memperlihatkan pergerakan penutupan awan. Kisaran suhu perairan di
atau tingkah laku yang berbeda dari Pulau Hoga masih dapat dikatakan normal
biasanya. Gerakan renang akan tidak bagi kehidupan biota laut. Hal ini sesuai
beraturan dan arahnyapun akan tidak dengan pernyataan Rasyid (2010) bahwa di
menentu. Adakalanya pergerakan yang perairan tropis perbedaan/variasi suhu air
dialami akan membentur dinding laut sepanjang tahun tidak besar; suhu
aquarium yang akan mengakibatkan
permukaan laut Nusantara berkisar antara
timbul luka pada permukaan tubuh ikan.
Sehingga akan mempercepat kematian 27° dan 32°C. Kisaran suhu ini adalah
ikan dalam aquarium. Selain itu normal untuk kehidupan biota laut di
pergerakan operculum ikan semakin perairan Indonesia.
cepat yang menunjukan bahwa ikan Suhu perairan merupakan salah satu
mulai susah bernafas (Purbayanto, dkk faktor yang penting dalam pengaturan
2010). seluruh proses kehidupan dan penyebaran
C. Pengukuran panjang ikan organisme, dan proses metabolism terjadi
Pengukuran panjang ikan dilakukan dengan hanya dalam kisaran tertentu. Di laut suhu
menggunakan alat ukur jangka sorong. berpengaruh secara langsung pada laju
Pengukuran panjang ikan dilakukan setelah proses fotosintesis dan proses fisiologi
melakukan pengukuran suhu panas. hewan (derajat metabolism dan siklus
Pengukuran panjang tubuh ikan dilakukan reproduksi) yang selanjutnya berpengaruh
setelah 20-30 menit setelah pengukuran terhadap cara makan dan pertumbuhannya

Critical thermal dari ikan Zebrasoma scopas (M. Azwar et al.) 63


Sapa Laut Mei 2016. Vol. 1 (2) 60-66

pada biota laut. Hal ini sesuai dengan dan pengambilan makanan, aktivitas tubuh,
pernyatan Laevastu dan Hela (1970), bahwa seperti kecepatan renang, serta dalam
pengaruh suhu terhadap ikan adalah dalam rangsangan syaraf.
proses metabolisme, seperti pertumbuhan

Gambar 2. Peta sebaran suhu permukaan air laut di Pulau Hoga

Hasil Pengamatan Kenaikan Suhu Panas sampai dua kali lipat, walaupun hukum ini
Terhadap Ikan tidak selalu berlaku. Misalnya saja proses
Berdasarkan Tabel 2 menunjukan metabolisme akan naik sampai puncaknya
bahwa ikan Zebrasoma scopas hanya dengan kenaikan suhu tetapi kemudian
mampu mentoleransi kenaikan suhu air laut menurun lagi. Setiap perubahan suhu
dengan rata-rata suhu 37.9oC dalam waktu cenderung untuk memengaruhi banyak
41.01 menit dengan suhu awal 28oC. Hal ini proses kimiawi yang terjadi secara
menunjukan bahwa ikan Zebrasoma scopas bersamaan pada jaringan tanaman dan
tidak mampu menahan suhu panas yang hewan.
mengalami kenaikan sampai dengan 10oC
selama kurang lebih 45 menit. Tanda-tanda Berdasarkan hasil pengamatan
kritis tersebut yaitu ikan sudah tidak mampu tingkah laku ikan Zebrasoma scopas masih
lagi mentoleransi suhu panas. Hal ini sesuai mengalami pergerakan normal pada suhu
dengan pernyataan Davis (2008) bahwa dengan kisaran 27-36oC dalam waktu 0-35
kenaikan suhu air akan menyebabkan menit. Pada fase ini ikan masih bisa
jumlah oksigen terlarut di dalam air mentoleransi suhu panas dimana dilihat
menurun. Hal ini ditambah adanya pada pergerakan renang ikan maupun
manipulasi dan modifikasi lingkungan, pergerakan operculum pada ikan belum
seperti kepadatan tebar dan bahan pakan mengalami perubahan. Hal ini sesuai
yang digunakan sehingga berdampak dengan pernyataan Rasyid (2010) yang
terhadap penurunan kualitas air. Kondisi ini mengemukakan bahwa di perairan tropis
berakibat terjadinya stres pada ikan. perbedaan/variasi suhu air laut sepanjang
Stres pada ikan dapat menyebabkan tahun tidak besar. Suhu permukaan Laut
menurunnya produktivitas dan daya tahan Nusantara berkisar antara 27-32°C. Kisaran
tubuh serta meningkatnya angka kematian suhu ini adalah normal untuk kehidupan
pada ikan. Hal ini diperkuat juga dengan biota laut di perairan Indonesia. Nugraha
hukum Van't Hoff dalam pernyataan Foster (2012) juga menyatakan bahwa organisme
(2006) bahwa kenaikan suhu sampai dengan perairan seperti ikan maupun udang mampu
10°C dapat menaikkan kecepatan reaksi hidup baik pada kisaran suhu 20-30oC.

Critical thermal dari ikan Zebrasoma scopas (M. Azwar et al.) 64


Sapa Laut Mei 2016. Vol. 1 (2) 60-66

Perubahan suhu dibawah 20oC atau di atas yang biasanya diikuti oleh menurunnya
30oC menyebabkan ikan mengalami stress daya cerna.

Tabel 2. Hasil penelitian pengaruh kenaikan suhu air laut terhadap panas kritis ikan Zebrasoma
scopas yang berasal dari perairan pulau Hoga
Waktu (menit) Suhu °C
Uji ke- Ikan Panjang Berat
no (Cm) (Gram) N K N K
1 1 9,3 37, 6 0-40 45 27-36 37.8
2 11 57,8 0-40 47 27-36 38
2 3 7,9 24,5 0-40 43 27-36 37.7
4 11,3 63,3 0-40 44 27-36 37.9
3 5 11 50,2 0-35 39,3 27-36 38
6 11,6 58,2 0-35 40 28-36 38.1
4 7 9,4 36,3 0-35 39,4 28-36 38
8 10,9 56,3 0-35 41,2 28-36 38.5
5 9 9,5 39 0-30 35,2 28-36 37.3
10 8,8 31,9 0-30 36 28-36 37.7

Rata-rata 41.01 37.9


Ket : N (normal); K (kritis)

Pada suhu rata-rata 37.9oC dengan yang mematikan terlampaui, ikan dan
waktu rata-rata 41 menit ikan Zebrasoma hewan air lainya mungkin ikut mati
scopas sudah mengalami fase kritis.
Dimana pada fase kritis ini ikan Zebrasoma SIMPULAN
scopas memperlihatkan pergerakan atau Berdasarkan hasil dan pembahasan
tingkah laku yang berbeda dari biasanya. dalam penelitian ini, maka dapat ditarik
Gerakan renang akan tidak beraturan dan kesimpulan yaitu ikan Zebrasoma scopas
arahnyapun akan tidak menentu. mengalami tingkat kritis pada suhu rata-rata
Adakalanya pergerakan yang dialami akan 37,9oC dengan waktu lama paparan sebesar
membentur dinding aquarium yang akan 41.01 menit. Pengaruh Kenaikan suhu air
mengakibatkan timbul luka pada permukaan laut terhadap tingkah laku ikan yaitu ikan
tubuh ikan. Selain itu pergerakan operculum mulai bernafas dengan cepat yang ditandai
ikan semakin cepat yang menunjukan dengan pergerakan operculum ikan semakin
bahwa ikan mulai susah bernafas. Hutabarat cepat pergerakan ikan naik turun permukaan
(1985) menyatakan bahwa Kisaran suhu air dan pergerakan ikan mulai tidak
normal pada perairan tropis khususnya seimbang, berenang miring dan menabrak
Indonesia adalah 27oC-32oC. Suhu ini dinding media pemeliharaan.
adalah kisaran suhu tropis yang mendekati
ambang batas penyebab kematian biota laut. Ucapan Terimakasih
Oleh karena itu peningkatan suhu yang Penulis mengucapan terimakasih
kecil saja dari alami dapat menimbulkan kepada bapak Prof. Wayne Bennet yang
kematian atau paling tidak gangguan telah melakukan kerjasama dari Universitas
fisiologis biota laut. Afrianto dan Liviawaty Florida dengan Universitas Halu Oleo
(2005) menyataan bahwa Kenaikan suhu air sehingga penulis bisa melakukan penelitian
akan menyebabkan beberapa akibat, ini. Penulis juga mengucapkan terimakasih
diantaranya Jumlah oksigen terlarut kepada Abdul Gani dan Deniro yang telah
didalam air menurun, kecepatan reaksi berkontribusi dalam pengambilan data di
kimia meningkat, kehidupan ikan dan labolatorium..
hewan lainnya terganggu. Jika batas suhu

Critical thermal dari ikan Zebrasoma scopas (M. Azwar et al.) 65


Sapa Laut Mei 2016. Vol. 1 (2) 60-66

DAFTAR PUSTAKA Rachmawati, F. R., Susilo U., Sistina Y.,


Afrianto, E. dan E. Liviawaty. 2005. Pakan 2010. Respon fisiologis nila,
Ikan. Kanisius. Yogyakarta. 148 Oreochromis niloticus, yang
hlm distimulasi dengan daur
Arfah, H., S. Mariam dan Alimuddin. 2005. pemuasaan dan pemberian pakan
Pengaruh Suhu Terhadap kembali. J. Seminar Nasional
Reproduksi dan Nisbah Kelamin Biologi 7: 492-499.
Ikan Gapi (Poecilia reticulata Rasyid, Abdul. 2010. Distribusi Suhu
Peters). Jurnal Akuakultur Permukaan Pada Musim Peralihan
Indonesia, 4(1): 1-4. Barat-Timur Terkait Dengan
Ewusie. 1990. Pengantar Ekologi Tropika. Fishing Ground Ikan Pelagis Kecil
Bandung. Penerbit Institut Di Perairan Supermonde. Torani
Teknologi Bandung (Jurnal Ilmu Kelautan dan
Hutabarat, S. Evans, S. 1985. Pengantar Perikanan). 20 (1): 1-7.
Oseanografi. Penerbit UI-Press. Manembu.I, L. Adrianto, D.G. Bengen, F.
Jakarta. Yulianda. 2012. Distribusi Karang
Laevastu, T. I. Hela. 1970. Fisheries dan Ikan Karang Di Kawasan Reef
Oceanography and ecology. Ball Teluk Buyat Kabupaten
Fishing News. Books Ltd. Minahasa Tenggara. Jurnal
London. Perikanan dan Kelautan Tropis. 1
Mirea, C. C., V. Cristea, Iulia R. G., Lorena (8).
D., 2013. Influence of Different Sugito, Nurliana, D. Aliza, Samadi. 2014.
Water Temperature on Intensive Diferensial Leukosit dan
Growth Performance of Nile Ketahanan Hidup Pada Uji
Tilapia (Oreochromis niloticus, Tantang Aeromonas hidrophila
Linnaeus, 1758) in a Recirculating yang diberi Stres Panas dan
Aquaculture System. Lucrãri Suplementasi Tepung Daun Jaloh
Ştiinţifice-Seria Zootehnie, Vol. Dalam Pakan. Jurnal Kedokteran
60. Hewan. 2 (8).
Nugraha, D., M.N. Suparjo. dan Subiyanto. Sukiya. 2005. Biologi Vertebrata.
2012. Pengaruh Perbedaan Suhu Universitas Negeri Malang.
Terhadap Perkembangan Embrio, Malang, hlm 14-15.
Daya Tetas Telur Dan Kecepatan Tunas, Arthama Wayan. 2005. Patologi
Penyerapan Kuning Telur Ikan Ikan Toloestei. Yogjakarta.
Black Ghost (Apteronotus Penerbit Universitas Gadjah
albifrons) Pada Skala Mada
Laboatorium. Journal Of Zamani.P.N, 2012, Pengaruh Peningkatan
Management Of Aquatic Suhu Terhadap Adaptasi Fisiologi
Resources, 1 (1): 1-6. Anemon Pasir (Heteractis malu):
Purbayanto. Ari, M. Riyanto, A.D.P. Fitri. Skala Laboratorium. Jurnal Ilmu
2010. Fisiologi dan tingkah laku dan Teknologi Kelautan Tropis. 1
ikan. IPB. Bandung. (4): 135-144.

Critical thermal dari ikan Zebrasoma scopas (M. Azwar et al.) 66

Anda mungkin juga menyukai