Anda di halaman 1dari 11

PENGARUH BERUBAHAN SUHU TERHADAP PROSES TERMOREGULASI

IKAN KAKAP PUTIH (Lates calcarifer bloch)


A.NURFADILLAH / L011211106 / KELOMPOK II
Email: andinurulfadilah@gmail.com
ASISTEN:
SITTI MAGFIRAH M. HAMBALI
LABORATORIUM PENANGKARAN DAN REHABILITASI EKOSISTEM
DEPARTEMEN ILMU KELAUTAN
FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2023

ABSTRAK
Termoregulasi merupakan proses yang melibatkan mekanisme homeostatis yang
mempertahankan suhu tubuh dalam kisaran normal, yang dicapai dengan
mempertahankan keseimbangan antara panas yang dihasilakan dalam tubuh dan
panas yang dikeluarkan. Praktikum ini bertujuan mengamati proses termoregulasi pada
ikan kakap putih (Lates calcarifer bloch) yang dipengaruhi oleh perbedaan suhu.
Metode yang digunakan dalam pengamatan pengaruh perbedaan suhu terhadap
proses termoregulasi ikan kakap putih (Lates calcarifer bloch) adalah dengan
menaikkan suhu menggunakan air panas serta menurunkan suhu menggunakan es
batu. Hasil dari pengamatan tersebut adalah pada peningkatan suhu menyebabkan
ikan membuka lau dengan aktif akibat kurangnya oksigen saat suhu meningkat.
Sementara itu, pada penurunan suhu operculum ikan menjadi semakin menurun
disebabkan oleh menurunnya metabolisme ikan akibat suhu yang menurun dan juga
meningkatnya kadar oksigen sehingga bukaan operculum ikan juga menjadi semakin
menurun.

Kata Kunci: termoregulasi, ikan kakap putih, suhu

PENDAHULUAN

Ikan kakap putih (Lates calcarifer karena memiliki nilai nutrisi yang tinggi
bloch) merupakan salah satu komuditas (seperti ikan salmon). (Irmawati et al.,
budidaya laut unggulan di Iundonesia, 2019). Ikan kakap putih (Lates
karena memiliki pertumbuhan yang calcarifer bloch) termasuk ke dalam
relatif besar. Ikan kakap putih (Lates hewan ektoterm yang pengaturan suhu
calcarifer bloch) adalah jenis ikan tubuhnya bergantung dari suhu
katadromus dan recreational fish yang lingkungan dan melakukan tingkah laku
mendapat julukan “Salmon Asia” yang membuatnya dapat beradaptasi
terhadap perubahan suhu di dengan menggunakan termometer pita
lingkungan. Perubahan suhu di metal ganda yang dilengkapi dengan
berbagai lingkungan membuat ikan kertas grafik yang khusus dirancang
beradaptasi dengan kisaran toleransi untuk itu. Suhu udara harian rata-rata
suhu yang beragam Ikan merupakan dihitung berdasrkan rata-rata suhu
hewan yang bersifat poikilotermik, yaitu pada beberapa kali pengamatan dalam
suhu tubuhnya mengikuti suhu setiap periode 24 jam (Putri, 2013).
lingkungan. Bagi hewan akuatik, suhu Suhu tubuh hewan terdiri dari dua
media air merupakan faktor pembatas. komponen yaitu suhu inti tubuh dan
Oleh karena itu, perubahan suhu media suhu perifer tubuh. Suhu inti tubuh
air akan mempengaruhi kandungan mencerminkan total keseluruhan panas
oksigen terlarut, yang akan berakibat dalam tubuh. Suhu inti tubuh diukur dari
pada laju pernafasan dan laju suhu trunkus dan kepala, sedangkan
metabolisme hewan akuatik tersebut. suhu perifer tubuh diukur dari suhu
(Fajar, 2021). ekstrimitas. Termoregulasi bekerja
Suhu merupakan ukuran dingin dengan menjaga suhu inti tubuh dalam
atau panasnya keadaan atau sesuatu rentang 1-2 C untuk menjaga sel
yang lainnya. Satuan ukur suhu yang berfungsi dengan normal. Panas
banyak digunakan di Indonesia adalah diproduksi dan dihilangkan dari tubuh
derajat Celcius, dan yang banyak supaya tubuh tetap berada dalam
digunakan di luar negeri adalah keadaan normotermia agar fisiologi
Fahrenheit (Boby, 2019). Suhu udara berjalan normal (Delfita, 2019).
adalah ukuran energi kinetic rata-rata Termoregulasi adalah proses yang
dari pergerakan molekul-molekul. Suhu terjadi pada hewan untuk mengatur
adalah keadaan yang menentukan suhu tubuhnya agar tetap konstan.
kemampuan benda untuk Hewan yang mampu mempertahankan
memindahkan panas benda ke benda suhu tubuhnya homoiterm, sedangkan
lain. Jika panas dialirkan pada suhu hewan yang tidak mampu
benda, maka suhu benda itu akan turun mempertahankan suhu tubuh disebut
jika benda yang berkaitan kehilangan poikiloterm (A’ tourrohman, 2019).
panas. Hubungan panas suhu dengan Perubahan suhu sangat
satuan panas tidak merupakan suatu berpengaruh terhadap proses
konstanta, karena besarnya termoregulasi ikan kakap putih (Lates
peningkatan suhu akibat penerimaan calcarifer bloch) karena suhunya
panas yang dimiliki oleh benda bergantung pada lingkungan di
penerima tersebut. Pengukuran suhu sekitarnya. Sehingga, apabila suhu
udara secara kontinu dapat dilakukan lingkungan berubah ikan tersebut harus
berusaha menyesuaikan suhu terhadap pengaruh perbedaan suhu
tubuhnya dengan lingkungan agar pada proses termoregulasinya.
dapat beradaptasi. Suhu Kegunaan dari praktikum ini agar
mempengaruhi aktivitas enzim. Pada mahasiswa dapat mengetahui proses
suhu yang rendah reaksi enzimatis termoregulasi pada ikan kakap putih
berlangsung lambat, dan kenaikan (Lates calcarifer bloch).
suhu akan mempercepat reaksi, hingga
suhu optimum tercapai dan reaksi METEDOLOGI PRAKTIKUM
enzimatis mencapai maksimum. Hal ini
A. Waktu dan Tempat
terjadi karena struktur tiga dimensi
enzim mulai berubah, sehingga Praktikum Fisiologi Biota Laut
substrat tidak dapat berikatan dengan “pengaruh perubahan salinitas
sisi aktif enzim akibatnya proses katalis terhadap proses osmoregulasi Ikan
tidak dapat berlangsung secara Badut (Amphiprion sebae)”.
sempurna. Masing-masing Dilaksanakan pada hari Jumat, 30
mikroorganisme memiliki sifat-sifat Maret 2023 pada pukul 13.30-15.00
khusus dan kondisi lingkungan optimal WITA di Laboratorium Penangkaran
berbeda yang mempengaruhi aktivitas dan Rehabilitasi Ekosistem,
enzim fosfatase (Nurkhotimah et al, Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas
2017). Ilmu Kelautan dan Perikanan,
Berdasarkan uraian diatas, maka Universitas Hasanuddin, Makassar.
perlu dilakukannya praktikum ini agar
B. Alat dan Bahan
kita dapat memahami dan melihat
Alat-alat yang digunakan dalam
secara langsung dampak dari
praktikum ini yaitu akuarium yang
perubahan suhu terhadap proses
digunakan sebagai wadah untuk
termoregulasi ikan kakap putih (Lates
menampung ikan kakap putih (Lates
calcarifer bloch).
calcarifer bloch) yang akan diamati.
Lalu, timbangan analitik yang
TUJUAN DAN KEGUNAAN
digunakan untuk mengukur massa
Praktikum ini bertujuan agar berat ikan dan air yang akan digunakan
mahasiswa dapat mengetahui pada praktikum ini. Hand counter yang
pengaruh dari suhu ikan kakap putih digunakan untuk menghitung bukaan
(Lates calcarifer bloch), perubahan operculum ikan, kanebo yang
tingkah laku, bobot ikan dan adaptasi digunakan untuk mengeringkan dan
ikan kakap putih (Lates calcarifer bloch) membersihkan akuarium serta meja
kerja setelah selesai melakukan
pengamatan, gayung yang digunakan Peningkatan suhu
untuk mengambil air dan memindahkan
Prosedur kerja pada peningkatan suhu
air pada akuarium, wadah plastik yang
yaitu menyiapkan 1 buah akuarium yang
digunakan untuk meletakkan ikan dan
telah terisi dengan mengukur
air pada saat akan ditimbang, alat tulis
salinitasnya terlebih dahulu, ukur suhu
menulis yang digunakan menulis hasil
dan oksigen terlarut awal air laut dengan
pengamatan pada saat praktikum, tisu
menggunakan thermometer dan DO
yang digunakan untuk membersihkan
meter, timbang berat awal hewan uji
alat-alat yang telah digunakan selama
menggunakan timbangan analitik
pengamatan, pemanas air yang
kemudian catat hasilnya. Masukkan
digunakan untuk memanaskan air
hewan uji pada akuarium, Pada suhu
untuk melakukan pengamatan
awal 27°C yang akan dinaikkan
peningkatan suhu air, stopwatch yang
menjadi 29°C diberikan air panas yang
digunakan untuk menghitung waktu
telah dibungkus kantong plastik lalu
selama melakukan pengamatan,
dimasukkan ke dalam akuarium
termometer yang digunakan untuk
bersamaan dengan menyalakan
mengukur suhu air pada saat
stopwatch. Kemudian lakukan
pengamatan, label yang digunakan
pengamatan tingkah laku dan aktivitas
untuk memberi keterangan pada wadah
hewan uji selama peningkatan suhu.
dan akuarium yang digunakan pada
Apabila suhu yang diinginkan telah
saat pengamatan, handrefractometer
dicapai maka air panas dalam kantong
yang digunakan untuk mengukur
plastik dikeluarkan dari dalam akuarium
salinitas air, DO meter yang digunakan
dan memulai menghitung bukaan
untuk mengukur kadar oksigen terlarut
operculum menggunakan Hand counter
di dalam air dan jaring yang digunakan
sekaligus mengamati tingkah laku
untuk mengambil ikan yang akan
hewan uji selama 2 menit. Kemudian
menjadi hewan uji.
dicatat berapa lama waktu yang
Adapun bahan yang digunakan
diperlukan untuk mencapai suhu
dalam pengamatan ini yaitu ikan kakap
tersebut.
putih (Lates calcarifer bloch) sebagai
jumlah bukaan operculum serta tingkah
hewan uji, es batu yang digunakan
laku hewan uji selama 2 menit.
untuk menurunkan suhu air pada
Lakukan lagi pengamatan dan
pengamatan peningkatan suhu air.
pengukuran dengan suhu yang
C. Prosedur Kerja berbeda pada suhu 31°C seperti halnya
yang dilakukan sebelumnya. Pada
percobaan peningkatan suhu dilakukan
dengan menaikkan 2°C dari suhu awal Kontrol
hingga suhu 37°C. Kemudian ukur
Prosedur kerja pada praktikum ini
oksigen terlaut menggunakan DO
yaitu dengan kontrol. Langkah awal
meter dan timbang berat akhir hewan
yang harus dilakukan yaitu dengan
uji serta catat hasil yang diperoleh pada
menyiapkan 1 buah akuarium yang
pengamatan tersebut.
berisi air laut sebanyak 3 liter, ukur suhu,
Penurunan suhu salinitas dan oksigen terlarutnya.
Kemudian timbang bobot air sebelum
Prosedur kerja pada penurunan
dan sesudah dimasukkan ikan.
suhu yaitu dengan menyiapkan 1 buah
Masukkan ikan kedalam akuarium yang
akuarium yang berisi air laut sebanyak
telah disiapkan dan amati tingkah laku
3 liter. Ukur salinitas, suhu dan oksigen
dan hitung bukaan operculum pada
terlarut pada air dan masukkan hewan
hewan uji selama 2 menit. Langkah
uji pada akuarium yang telah
terakhir yaitu dengan mengukur kadar
disiapkan. Pada suhu awal 27°C yang
oksigen akhir pada akuarium tersebut
akan diturunkan menjadi 25°C
diberikan es batu yang telah HASIL DAN PEMBAHASAN
dibungkus kantong.
A. Hasil
Lakukan pengamatan tingkah laku dan
aktivitas hewan uji selama penurunan Tabel 1. Rata-rata bukaan operkulum
suhu. Apabila suhu yang diinginkan ikan kakap putih (Lates calcarifer bloch)

telah dicapai maka es batu dalam Bukaan


Perlakuan Suhu Operculum
kantong plastik dikeluarkan dari dalam 27 85
akuarium dan memulai menghitung 29 119.5
peningkatan 31 147
bukaan operculum menggunakan
suhu 33 180
Handcounter sekaligus mengamati 35 353
tingkah laku hewan uji selama 2 menit. 37 194.5
27 64.5
Kemudian dicatat berapa lama waktu
kontrol 27 95.5
yang diperlukan untuk mencapai suhu 27 144
tersebut dan jumlah bukaan operculum 27 160
25 124
serta tingkah laku hewan uji selama 2 penurunan 23 131.5
menit. Lakukan lagi pengamatan dan suhu 21 111
19 75
pengukuran dengan suhu yang berbeda 17 73.5
pada suhu 23°C seperti halnya yang
dilakukan sebelumnya. Pada percobaan Grafik 1. Pembukaan operculum dan
peningkatan suhu dilakukan dengan peningkatan suhu
menaikkan 2°C dari suhu awal hingga 17°C
27 160
Bukaan Operculum 25 124
Peningkatan Suhu 23 131.5
penurunan suhu
500 21 111
0 19 75
27 29 31 33 35 37 17 73.5
Suhu

Keterangan:
Grafik 2. Bukaan Operculum Kontrol
+++ = Sangat aktif
Bukaan Operculum ++ = Sedang
Kontrol
+ = Pasif
200

Tabel 3. Perhitungan bobot tubuh ikan


0
27 27 27 kakap putih (Lates calcarifer bloch)
Suhu
Bobot awal Bobot akhir
Perlakuan Selisih
(gram) (gram)
Grafik 3. Pembukaan operculum dan peningkatan
372.91
peningkatan suhu suhu
kontrol 261.2 213.4 47.8
penurunan
Bukaan Operculume 327.58
suhu
Penurunan Suhu
200
Tabel 4. Perhitungan oksigen terlarut
100 ikan kakap putih (Lates calcarifer bloch)
0 Perlakuan DO awal DO akhir selisih
27 25 23 21 19 17
peningkatan
Suhu 7.9 6.5 1.4
suhu
kontrol 7.9
Tabel 2. Perubahan tingkah laku ikan penurunan
7.9
suhu
kakap putih (Lates calcarifer bloch)

Perlakuan Suhu Bukaan Operculum Keterangan:


27 85
29 119.5 +++ = Sangat aktif
peningkatan 31 147 ++ = Sedang
suhu 33 180
35 353 + = Pasif
37 194.5
B. Pembahasan
27 64.5
kontrol 27 95.5
Hasil pengamatan dari bukaan
27 144
operculum pada ikan badut selama 2 enzim dalam tubuh ikan bekerja cepat
menit setiap pengamatan menyebabkan gerakan bukaan
peningkatan suhu menunjukkan operkulum membuka dengan cepat
bahwa pada suhu 27°C sebanyak 85 untuk membantu insang dalam
bukaan, suhu 29°C sebanyak 119,5 pengambilan oksigen yang terlarut
bukaan operculum, pada suhu 31°C dalam air aquarium supaya ikan tetap
sekitar 147 bukaan, suhu 33°C dapat melakukan respirasi. Namun,
menunjukkan sebanyak 180 bukaan, perlakuan suhu yang tinggi selain
suhu 35°C sebanyak 353 dan suhu membuat gerakan operkulum
37°C menunjukkan 194,5 bukaan membuka dengan cepat juga
operculum, dimana rata-rata bukaan menurunkan tingkat kelangsungan

operculum pada peningkatan suhu hidup ikan dengan stres yang

yaitu 101,3. Pada pengamatan dihadapi ikan mas untuk beradaptasi

kontrolbukaan operculum yang dengan suhu yang tinggi dan jumlah

diperoleh pada suhu 27°C yaitu 64,5, oksigen yang berkurang sehingga

95,5 dan 144 bukaan, dimana nilai perlahan akan membuat ikan

rata-rata bukaan pada kontrol adalah kelelahan, susah bernapas dan

112,5. Sementara pada pengamatan bergerak tidak beraturan.


Tingkah laku
penurunan suhu, bukaan operculum
yang dihasilkan pada suhu 27°C Pada praktikum tersebut juga
sebanyak 160 bukaan, pada suhu mengamati tingkah laku pada ikan
25°C sekitar 124 bukaan, 23°C kakap putih di suhu yang berbeda-
sebanyak 131,5, pada suhu beda yaitu pengamatan peningkatan
21°C menunjukkan 111 bukaan, suhu suhu, pada suhu 27°C, 29°C, 31°C,
19°C sebanyak 75 dan suhu 17°C 33°C dan 37°C menunjukkan tingkah
diperoleh sebanyak 73,5 bukaan, laku yang sama yaitu kurang aktif
dimana nilai rata-rata pada sementara pada suhu 35°C diperoleh
pengamatan penurunan suhu yang tingkah laku aktif biasa. Pengamatan
diperoleh yaitu sekitar 179,8. Dari hasil kontrol suhu 27°C pada ulangan
pengamatan yang telah dilakukan pertama diperoleh tingkah laku aktif
mengenai bukaan operculum pada biasa sementara pada ulangan kedua
ikan yang berbeda-beda suhunya dan ketiga diperoleh tingkah laku
menunjukkan hasil bukaan yang kurang aktif. Pengamatan penurunan
bervariasi dari menit ke menit, suhu, pada suhu 27°C, 25°C, 23°C,
sesuai dengan pendapat Fajar (2021) 21°C dan 19°C diperoleh hasil tingkah
Suhu di atas kisaran normal membuat laku yang kurang aktif, sementara
pada suhu 17°C menunjukkan tingkah Oksigen terlarut ikan
lakuyang aktif.
Sebelum dan setelah
Suhu lingkungan yang rendah pengamatan, kadar oksigen terlarut
menyebabkan degenerasi sel darah pada air berubah. Pada peningkatan
merah sehingga proses respirasi suhu, kontrol dan penurunan suhu,
terganggu, laju metabolisme turun, ikan kadar oksigen terlarut awal sekitar 7,9
menjadi pasif cenderung tidak aktif dan ppm. Oksigen terlarut peningkatan
enggang berenang. Perubahan suhu suhu akhir adalah 6,5 ppm. Oksigen
air di atas dan di bawah kisaran suhu terlarut akhir pada kontrol yaitu 8,5
normal ikan, akan mempengaruhi daya ppm dan oksigen terlarut akhir pada
adaptasi ikan yang menurun sehingga penurunan suhu yaitu 8,9 ppm.
kelangsungan hidup ikan akan cepat Hal ini sesuai dengan pendapat
menurun (Fajar, 2021). Salfia dkk (2018) bahwa Dengan
peningkatan suhu akan menyebabkan
Bobot tubuh ikan konsentrasi oksigen akan menurun
Sebelum dan setelah pengamatan, dan sebaliknya suhu semakin rendah
bobot pada ikan mengalami akan meningkatkan konsentrasi
perubahan. Dari hasil pengamatan oksigen terlarut semakin tinggi.
pada peningkatan suhu, bobot ikan PENUTUP
sekitar 4,37 gram. Pada pengamatan A. Kesimpulan
kontrol bobot ikan juga sekitar 5,01
Hasil percobaan praktikum yang
gram dan pada mengamatan
telah dilakukan dapat disimpulkan
penurunan suhu bobot ikan menjadi
bahwa ikan Kakap Putih (Lates
3,09. Hal ini dikarenakan
calcarifer bloch) golongan ikan
Suhu rendah menyebabkan enzim
katamodromus. merupakan salah satu
tidak optimal bahkan tidak bekerja
jenis ikan dengan kemampuan
sama sekali dan hormon pertumbuhan
beradaptasi sangat cepat. Suhu sangat
tidak disekresi dengan optimal. Suhu
mempengaruhi proses termoregulasi.
akan mempengaruhi aktivitas enzim
Semakin tinggi tingkatan suhu maka
dimana kenaikan suhu akan
ikan semakin aktif pada lingkungannya.
menyebabkan penurunan pH enzim
dan pada pH rendah enzim-enzim
Kemampuan termoregulasi
pencernaan akan lebih mudah
pada ikan dipengaruhi oleh
menghancurkan materi- materi kasar
peningkatan suhu yang dimana
yang berasal dari pakan yang
semakin meningkat suhunya maka ikan
dikonsumsi (Ridwantara dkk,2019).
kakap putih ini akan sangat aktif pada Temperature On Stress On
lingkungannya. Malay Catfish (Hemibagrus
Nemurus)). Asian Journal of
B. Saran Environment, History and
Saran untuk praktikum fisiologi biota Heritage, 2,(1).
laut ini yaitu diharapkan penempatan
Wulandari, R. 2021. identifikasi
ruangan diperluas agar praktikan tidak
Ikan Kakap Putih (Lates
kesulitan dalam bergerak pada saat
calcalifer bloch). Fakultas
melakukan praktikum.
perikanan dan ilmu
DAFTAR PUSTAKA kelautan. Universitas
Padjajaran.
A’tourrohman, M. 2019. Termoregulasi,
Respirasi dan Osmoregulasi.
Fakultas Ilmu Kelautan dan LAMPIRAN

Perikanan. Universitas Haluleo. kontrol 179.8


Kendari. peningkatan
suhu 101.3
Adnan, S. H. (2022). Adnan, Nur, Syarif penurunan
Hidayat Amrullah, and Hamka suhu 112.5

Hamka. "Teknik pemeliharaan


induk ikan kakap putih (Lates
calcarifer) di Balai Perikanan
Budidaya Air Payau (BPBAP)
Takalar, Sulawesi Selatan.
Filogeni: Jurnal Mahasiswa
Biologi. Vol,2. halaman 69-75.

Pramana, S. d. (2016). Pengontrolan


Suhu Air pada kolam
pendederan dan pembenihan
ikan nila berbasis arduino. Gambar 1.Proses pengamatan
Universitas Maritim Raja Ali peningkatan suhu
Haji. Kepulauan Riau.

Usman M.Tang, N. A. (2018). Pengaruh


Suhu Terhadap Stres Pada Ikan
Baung (Hemibagrus
Nemurus)(Effect Of
Gambar 2. proses pengamatan
peningkatan suhu

Anda mungkin juga menyukai