Anda di halaman 1dari 3

Pembahasan

Suhu adalah parameter yang menggambarkan derajat panas suatu benda. Semakin
tinggi panas suatu benda, maka semakin tinggi pula suhunya. Panas yang dipancarkan
atau dirambatkan oleh suatu benda merupakan bentuk energi yang dibebaskan oleh
suatu benda melalui proses tranformasi energi. Dengan demikian secara tidak
langsung suhu dapat dipakai sebagai indikator tentang besarnya energi yang
dibebaskan oleh suatu benda (Swasta, 2003).
Berdasarkan daya toleransi pada suhu, hewan dapat dikelompokkan menjadi
hewan Eurythermal dan hewan Stenothermal. Hewan Eurythermal adalah hewan yang
mampu hidup pada suhu lingkungan dalam kisaran yang luas. Ini artinya selisih antara
suhu maksimum dan minimum sangat luas. Hewan Stenothermal adalah hewan yang
mampu hidup pada suhu lingkungan dalam kisaran yang sempit. Ini artinya selisih
suhu antara suhu maksimum dan minimum sempit. Sehingga ikan kepala timah
dikelompokkan menjadi ikan Eurythermal karena selisih antara suhu maksimum dan
minimum luas. Setiap hewan (organisme) memiliki titik kardinal yang berbeda
dengan hewan lainnya.
Pada praktikum kali ini dilakukan uji titik kardinal suhu pada ikan kepala timah.
Dimana, titik kardinal suhu merupakan titik yang menyatakan suhu maksimum, suhu
optimum, dan suhu minimum suatu makhluk hidup. Praktikum mengenai titik
kardinal menggunakan ikan kepala timah, karena ikan kepala timah memiliki populasi
yang cukup banyak, mudah ditemukan dan didapatkan karena ikan kepala timah bisa
didapatkan pada parit-parit yang berada disekitar lingkungan, serta harganya yang
murah. Ikan kepala timah juga memiliki fisiologi yang cukup sederhana dan memiliki
ukuran tubuh yang sedang (tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil) sehingga
membantu praktikan dalam melakukan praktikum. Pemanfaatan ikan untuk
mengetahui titik kardinal suhu lebih ekonomis dibandingkan menggunakan hewan
yang hidup di darat. Percobaan dengan menggunakan hewan darat memerlukan
ruangan khusus serta perlengkapan yang mahal. Disamping itu secara tidak langsung
ikan-ikan kepala timah banyak digunakan sebagai agen bioidikator (pengendali

hayati) , misalnya dipelihara untuk membasmi jentik nyamuk di tempat penampungan


air. Pemahaman yang lebih dalam terkait suhu kardinal diharapkan mampu menambah
wawasan bagi orang-orang yang membudidayakan ikan kepala timah.
Percobaan ini menggunakan waskom yang besar dengan sekat pemisah di
dalamnya. Sekat ini berfungsi untuk membentuk ruangan-ruangan kecil dalam
waskom. Ruangan kecil ini akan memudahkan peneliti untuk mengobservasi jumlah
ikan yang mati. Celah yang terdapat diantara ruangan juga harus ditutup dengan kapas
agar ikan tetap berada dalam ruangnya masing-masing. Pemanasan maupun
pendinginan dilakukan secara bertahap, agar suhu air dalam waskom juga naik atau
turun secara bertahap. Penaikan atau penurunan suhu secara drastis tidak akan
menggambarkan titik kardinal suhu yang sebenarnya. Ikan harus diberikan
kesempatan beradaptasi secara bertahap sesuai dengan perubahan suhu air. Dengan
demikian titik kardinal suhu akan didapat sesuai dengan keadaan semestinya.
Proses pemindahan ikan dari tempat penampungan

ke waskom hendaknya

dilakukan dengan hati-hati. Diusahakan proses pemindahan tidak mengganggu proses


fisiologi ikan dan tidak menimbulkan suatu trauma. Bila memindahkan menggunakan
tangan, hendaknya tangan dicuci dengan bersih agar terbebas dari zat kimia yang
berbahaya. Ikan yang terlihat lemah akibat proses pemindahan hendaknya diganti
dengan ikan yang lain.
Percobaan penentuan titik kardinal suhu ini berusaha mencari data tentang suhu
maksimum dan suhu minimum berdasarkan Letal Concentration (LC) 50 %. LC 50 %
artinya suatu kondisi faktor lingkungan (dalam hal ini adalah suhu) yang
menyebabkan 50% dari populasi hewan tidak mampu bertahan atau mati. LC 50% ini
digunakan sebagai ketentuan untuk mengetahui suhu maksimum maupun suhu
minimum karena sesuai dengan pengertian dan kesepakatan suhu maksimum dan
minimum dalam ekologi hewan. Pengertian suhu maksimum dalam ekologi hewan
adalah suhu tertinggi yang masih memungkinkan hanya 50% anggota populasi suatu
hewan bertahan hidup. Suhu minimum adalah

titik suhu terendah yang

memungkinkan hanya 50% anggota populasi suatu hewan bertahan hidup (Swasta,

2003).
Berdasarkan hasil pengamatan didapatkan bahwa suhu awal air sebelum
dipanaskan yaitu 300C, setelah dipanaskan secara bertahap dalam waktu 5 menit, 50
% (25 ekor) ikan dalam waskom mati di suhu 43 0C. Hal ini membuktikan bahwa titik
maksimum pada ikan timah adalah 430C dilihat dari terdapat 50 % (25 ekor) ikan
kepala timah yang masih mampu bertahan hidup. Sedangkan suhu minimumnya
adalah 80C hal ini dilihat dari terdapat 50 % (25 ekor) ikan kepala timah yang masih
mampu bertahan hidup dalam suhu minimum.
Dalam suatu ekosistem, suhu sangatlah penting karena dapat mengatur
pertumbuhan dan penyebaran hewan yang hidup didalamnya. Proses ini terjadi karena
suhu mempengaruhi unsur fisik dan fisologis tubuh hewan. Suhu yang terlalu tinggi
dapat merusak enzim, sel, jaringan, organ, permiabilitas membran, hormon serta
menguapkan cairan tubuh (Jelantik,dkk. 2002). Sedangkan suhu yang terlalu rendah
dapat menghambat kerja enzim, hormon metabolisme dan pembekuan protoplasma.

Jelantik, dkk. 2002. Buku Ajar Fisiologi Hewan. Singaraja : Jurusan Pendidikan
Biologi FMIPA IKIP Negeri Singaraja.
Swasta, Ida Bagus Jelantik. 1999. LKM Ekologi Hewan. Singaraja : IKIP Negeri
Singaraja.
Swasta, Ida Bagus Jelantik. 2003. Diktat Ekologi Hewan. Jilid I dan II. Singaraja :
IKIP Negeri Singaraja.

Anda mungkin juga menyukai