Disusun oleh :
A. Tujuan
1. Untuk mengamati pengaruh temperature sekeliling pada katak.
2. Untuk mengamati perubahan suhu pada katak.
3. Untuk mengetahui faktor pengaruh perubahan suhu pada tubuh katak.
B. Dasar Teori
Pengaturan suhu tubuh (termoregulasi), pengaturan cairan tubuh
dan ekskresi merupakan bagian dari homeostasis. Secara termoregulasi
diketahui ada hewan berdarah dingin dan hewan berdarah panas. Namun
para ahli biologi lebih suka menggunakan istilah ektoterm dan endoterm
yang merujuk pada sumber panas utama tubuh hewan (Wulangi, 1993).
Ektoterm adalah hewan yang panas tubunya berasal dari
lingkungan (menyerap panas lingkungan). suhu tubuh hewan ektoterm
cenderung berfluktuasi, tergantung pada suhu lingkungan. Hewan dalam
kelompok ini adalah anggota invertebrate, ikan, amfibi, dan reptilian.
Sedangkan endoterm adalah hewan yang panas tubunya berasal dari hasil
metabolisme. Suhu tubuh hewan ini lebih konstan. Endoterm umum
dijumpai pada kelompok burung, dan mamalia. Pengaruh suhu pada
lingkungan, hewan dibagi menjadi dua golongan, yaitu poikiloterm dan
homoiterm (Ville, 1988).
Pada hewan poikiloterm temperaturnya dapat berubah-ubah
tergantung temperatur sekelilingnya. Temperatur hewan pokiloterm seperti
ikan, katak, dan reptilia sedikit diatas temperatur sekelilingnya. Pada
hewan homoioterm temperatur badan dapat dikatakan konstan karena
mempunyai pusat pengaturan temperatur yang cukup baik (Nofiana,
2023).
Suhu merupakan faktor penting dalam ekosistem perairanKenaikan
air dapat akan menimbulkan kehidupan ikan dan hewan air lainnya
terganggu. Air memiliki beberapa sifat termal yang unik, sehingga
perubahan suhu dalam air berjalan lebih lambat dari pada
udara.Selanjutnya Soetjipta menambahkan bahwa walaupun suhu kurang
mudah berubah di dalam air dari pada di udara, namun suhu merupakan
faktor pembatas utama, oleh karena itu, makhluk akuatik sering
memilikitoleransi yang sempit (Sumanto, 1996).
Metabolisme sangat sensitif terhadap perubahan suhu
lingkunganinternal seekor hewan, seperti laju respirasi seluler meningkat
seiring peningkatan suhu sampai titik tertentu dan kemudian menurun
ketika suhuitu sudah cukup tinggi sehingga mulai mendenaturasi enzim.
Sifat-sifatmembran juga berubah seiring dengan perubahan suhu.
Meskipun spesieshewan yang berbeda telah diadaptasikan terhadap kisaran
suhu yang berbeda-beda, setiap hewan mempunyai kisaran suhu optimum.
Banyak hewan dapat mempertahankan suhu internal yang konstan
meskipun suhueksternalnya berfluktuasi. Thermoregulasi adalah
pemeliharaan suhutubuh di dalam suatu kisaran yang membuat sel-sel
mampu berfungsisecara efisien (Campbell dkk , 2004).
Thermoregulasi merupakan suatu proses homeostatis untuk
menjaga agar suhu tubuh suatu hewan tetap dalam keadaan stabil
dengancara mengatur dan mengontrol keseimbangan antara banyak energi
(panas)yang diproduksi dengan energi yang dilepaskan. Thermogenesis
yangterdapat pada hewan diperoleh dari hewan sendiri atau dari absorbsi
panaslingkungan. Hewan diklasifikasikan menjadi dua berdasarkan
kemampuanuntuk mempertahankan suhu tubuh, yaitu poikiloterm dan
homoiterm.Hewan poikiloterm yaitu hewan yang suhu tubuhnya selalu
berubah seiring dengan berubahnya suhu lingkungan. Sementara hewan
homoitermyaitu hewan yang suhu tubuhnya selalu konstan atau tidak
berubahsekalipun suhu lingkungannya sangat berubah (Isnaeni, 2006).
Hewan poikilotermik juga dapat disebut hewan ektoterm karena
suhu tubuhnya ditentukan dan dipengaruhi oleh suhu lingkungan luarnya.
Meskipun homoioterm dapat disebut endoterm karena suhu tubuhnya
diatur oleh produksi panas dalam tubuh, terkadang kita dapat menemukan
pengecualian, misalnya pada serangga. Serangga dikelompokkan ke dalam
hewan ekotermik, namun ditemukan bahwa beberapa serangga, seperti
lalat, dapat menghasilkan panas tambahan dengan cara mengontraksikan
otot (Isnaeni, 2006).
Hewan mengalami pertukaran panas dengan lingkungansekitarnya,
atau dapat dikatakan berinteraksi panas. Interaksi tersebutdapat
menguntungkan ataupun merugikan. Hewan ternyata dapatmemperoleh
manfaat yang besar dari peristiwa pertukaran panas ini.Interaksi panas
tersebut ternyata dimanfaatkan oleh hewan sebagai carauntuk mengatur
suhu tubuh mereka, yaitu untuk meningkatkan danmenurunkan pelepasan
panas dari tubuh, atau sebaliknya untuk memperoleh panas. Interaksi atau
pertukaran panas antara hewan danlingkungannya dapat terjadi melalui
empat cara, yaitu konduksi, konveksi,radiasi, dan evaporasi (Bloom dan
Fawcet, 2002).
C. Alat dan Bahan
a. Alat
1. Termometer
2. Tempat air
3. Styrofoam
4. Logbook
5. Buku panduan praktikum
6. Alat tulis
b. Bahan
1. Katak sawah (Fejervarya cancrivora)
2. Air suhu hangat
3. Air suhu es
D. Cara Kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Mengukur suhu badan katak dengan cara memasukkan termometer ke
dalam esophagus selama 5 menit.
3. Memasukkan katak ke dalam air es dan diukur dengan termometer
selama 5 menit.
4. Memasukkan katak ke dalam air hangat dan diukur dengan termometer
selama 5 menit.
5. Mengamati dan mencatat hasil pengamatan.
E. Hasil Pengamatan