Anda di halaman 1dari 13

Senin, 27 November 2023

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN


ACARA IV
PENGARUH TEMPERATUR SEKELILING PADA KATAK

Disusun oleh :

Febri Bimo Putra Johana


(2201070008)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2023
ACARA IV
PENGARUH TEMPERATUR SEKELILING PADA KATAK

A. Tujuan
1. Untuk mengamati pengaruh temperature sekeliling pada katak.
2. Untuk mengamati perubahan suhu pada katak.
3. Untuk mengetahui faktor pengaruh perubahan suhu pada tubuh katak.

B. Dasar Teori
Pengaturan suhu tubuh (termoregulasi), pengaturan cairan tubuh
dan ekskresi merupakan bagian dari homeostasis. Secara termoregulasi
diketahui ada hewan berdarah dingin dan hewan berdarah panas. Namun
para ahli biologi lebih suka menggunakan istilah ektoterm dan endoterm
yang merujuk pada sumber panas utama tubuh hewan (Wulangi, 1993).
Ektoterm adalah hewan yang panas tubunya berasal dari
lingkungan (menyerap panas lingkungan). suhu tubuh hewan ektoterm
cenderung berfluktuasi, tergantung pada suhu lingkungan. Hewan dalam
kelompok ini adalah anggota invertebrate, ikan, amfibi, dan reptilian.
Sedangkan endoterm adalah hewan yang panas tubunya berasal dari hasil
metabolisme. Suhu tubuh hewan ini lebih konstan. Endoterm umum
dijumpai pada kelompok burung, dan mamalia. Pengaruh suhu pada
lingkungan, hewan dibagi menjadi dua golongan, yaitu poikiloterm dan
homoiterm (Ville, 1988).
Pada hewan poikiloterm temperaturnya dapat berubah-ubah
tergantung temperatur sekelilingnya. Temperatur hewan pokiloterm seperti
ikan, katak, dan reptilia sedikit diatas temperatur sekelilingnya. Pada
hewan homoioterm temperatur badan dapat dikatakan konstan karena
mempunyai pusat pengaturan temperatur yang cukup baik (Nofiana,
2023).
Suhu merupakan faktor penting dalam ekosistem perairanKenaikan
air dapat akan menimbulkan kehidupan ikan dan hewan air lainnya
terganggu. Air memiliki beberapa sifat termal yang unik, sehingga
perubahan suhu dalam air berjalan lebih lambat dari pada
udara.Selanjutnya Soetjipta menambahkan bahwa walaupun suhu kurang
mudah berubah di dalam air dari pada di udara, namun suhu merupakan
faktor pembatas utama, oleh karena itu, makhluk akuatik sering
memilikitoleransi yang sempit (Sumanto, 1996).
Metabolisme sangat sensitif terhadap perubahan suhu
lingkunganinternal seekor hewan, seperti laju respirasi seluler meningkat
seiring peningkatan suhu sampai titik tertentu dan kemudian menurun
ketika suhuitu sudah cukup tinggi sehingga mulai mendenaturasi enzim.
Sifat-sifatmembran juga berubah seiring dengan perubahan suhu.
Meskipun spesieshewan yang berbeda telah diadaptasikan terhadap kisaran
suhu yang berbeda-beda, setiap hewan mempunyai kisaran suhu optimum.
Banyak hewan dapat mempertahankan suhu internal yang konstan
meskipun suhueksternalnya berfluktuasi. Thermoregulasi adalah
pemeliharaan suhutubuh di dalam suatu kisaran yang membuat sel-sel
mampu berfungsisecara efisien (Campbell dkk , 2004).
Thermoregulasi merupakan suatu proses homeostatis untuk
menjaga agar suhu tubuh suatu hewan tetap dalam keadaan stabil
dengancara mengatur dan mengontrol keseimbangan antara banyak energi
(panas)yang diproduksi dengan energi yang dilepaskan. Thermogenesis
yangterdapat pada hewan diperoleh dari hewan sendiri atau dari absorbsi
panaslingkungan. Hewan diklasifikasikan menjadi dua berdasarkan
kemampuanuntuk mempertahankan suhu tubuh, yaitu poikiloterm dan
homoiterm.Hewan poikiloterm yaitu hewan yang suhu tubuhnya selalu
berubah seiring dengan berubahnya suhu lingkungan. Sementara hewan
homoitermyaitu hewan yang suhu tubuhnya selalu konstan atau tidak
berubahsekalipun suhu lingkungannya sangat berubah (Isnaeni, 2006).
Hewan poikilotermik juga dapat disebut hewan ektoterm karena
suhu tubuhnya ditentukan dan dipengaruhi oleh suhu lingkungan luarnya.
Meskipun homoioterm dapat disebut endoterm karena suhu tubuhnya
diatur oleh produksi panas dalam tubuh, terkadang kita dapat menemukan
pengecualian, misalnya pada serangga. Serangga dikelompokkan ke dalam
hewan ekotermik, namun ditemukan bahwa beberapa serangga, seperti
lalat, dapat menghasilkan panas tambahan dengan cara mengontraksikan
otot (Isnaeni, 2006).
Hewan mengalami pertukaran panas dengan lingkungansekitarnya,
atau dapat dikatakan berinteraksi panas. Interaksi tersebutdapat
menguntungkan ataupun merugikan. Hewan ternyata dapatmemperoleh
manfaat yang besar dari peristiwa pertukaran panas ini.Interaksi panas
tersebut ternyata dimanfaatkan oleh hewan sebagai carauntuk mengatur
suhu tubuh mereka, yaitu untuk meningkatkan danmenurunkan pelepasan
panas dari tubuh, atau sebaliknya untuk memperoleh panas. Interaksi atau
pertukaran panas antara hewan danlingkungannya dapat terjadi melalui
empat cara, yaitu konduksi, konveksi,radiasi, dan evaporasi (Bloom dan
Fawcet, 2002).
C. Alat dan Bahan
a. Alat
1. Termometer
2. Tempat air
3. Styrofoam
4. Logbook
5. Buku panduan praktikum
6. Alat tulis

b. Bahan
1. Katak sawah (Fejervarya cancrivora)
2. Air suhu hangat
3. Air suhu es
D. Cara Kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Mengukur suhu badan katak dengan cara memasukkan termometer ke
dalam esophagus selama 5 menit.
3. Memasukkan katak ke dalam air es dan diukur dengan termometer
selama 5 menit.
4. Memasukkan katak ke dalam air hangat dan diukur dengan termometer
selama 5 menit.
5. Mengamati dan mencatat hasil pengamatan.
E. Hasil Pengamatan

Pengaruh keliling Suhu kamar Air es Air hangat

Temperatur suhu tubuh katak 25º C 12º C 33º C


F. Pembahasan
Pada praktikum kali ini bertujuan mengetahui pengaruh temperatur
sekeling pada katak. Suhu dibedakan menjadi tiga, yaitu suhu kamar, suhu
es dan suhu air hangat. Berdasarkan pengamatan hasil yang di dapatkan
adalah suhu tubuh katak pada suhu kamar adalah 25º C , suhu es adalah
12º C , dan suhu air hangat adalah 33º C.
Proses pelepasan panas pada katak. Hasil pengamatan suhu pada
katak menunjukkan perbedaan suhu yang sangat signifikan. Katak dalam
keadaan biasa atau suhu kamar, suhunya adalah 25º C, mendekati suhu
lingkungan yaitu 25-27º C. Suhu tubuh katak menunjukkan angka 12º C
ketika dimasukkan pada air es yang bersuhu 10º C dan ketika dimasukkan
pada air hangat bersuhu 40º C suhu katak menunjukkan angka 33º C, ini
membuktikan bahwa katak termasuk hewan poikiloterm dimana suhu
lingkungan sedikit banyak mempengaruhi suhu tubuhnya. Menurut teori
pada lingkungan yang dingin, katak akan menyesuaikan diri dengan
lingkungannya, yaitu dengan menurunkan suhu tubuhnya, demikian pula
pada keadaan panas maka katak akan meningkatkan suhu tubuhnya.
Menurut teori sebagian besar enzim mempunyai suhu optimum yang sama
dengan suhu normal sel organisme tersebut. Suhu optimum enzim pada
hewan poikiloterm di daerah dingin biasanya lebih rendah daripada enzim
pada hewan homoiterm. Contohnya, suhu optimum pada manusia adalah
37º C, sedangkan pada katak 25º C.
Pada hewan poikilotermik darat, misalnya katak, keong dan
serangga, suhu tubuhnya dapat lebih mendekati suhu udara lingkungan.
Input radiasi panas dari matahari atau sumber lain mungkin meningkatkan
suhu tubuh di atas suhu lingkungan, dan penguapan air melalui kulit dan
organ-organ respiratori menekan suhu tubuh beberapa derajat di bawah
suhu lingkungan. Hewan darat dapat memelihara keseimbangann tubuh
dengan mengurangi penguapan dan kehilangan panas lewat konduksi dan
memaksimalkan penambahan panas melalui radiasi dan panas metabolik
(Trueb, 1986).
Katak termasuk dalam kelas amfibi. Amfibi merupakan hewan
poikiloterm. Suhu tubuh hewan poikiloterm ditentukan oleh
keseimbangannya dengan kondisi suhu lingkungan dan dapat berubah
seiring dengan perubahan kondisi lingkungan. Hewan tersebut mampu
mengatur suhu tubuhnya agar mendekati suhu lingkungan dengan
menggunakan radiasi dari sumber panas disekitarnya sehingga suhu
tubuhnya lebih tinggi dari suhu lingkungan. Pengaturan suhu dilakukan
melalui kulit dan sistem pernapasan. Hal ini juga disebabkan karena katak
tidak memiliki pusat pengaturan suhu sehingga tidak dapat menjaga
kestabilan suhu tubuhnya. Begitu pula pada suhu lingkungan yang hangat
(Trueb, 1986).
G. Kesimpulan
1. Ektoterm adalah hewan yang panas tubunya berasal darilingkungan
(menyerap panas lingkungan).
2. Contoh hewan ektoterm invertebrate, ikan, amfibi, dan reptilian.
3. Endoterm adalah hewan yang panas tubunya berasal dari hasil
metabolisme.
4. Contoh hewan endoterm kelompok burung, dan mamalia.
5. Hewan poikiloterm temperaturnya dapat berubah-ubah tergantung
temperatur sekelilingnya.
6. Thermoregulasi merupakan suatu proses homeostatis untuk menjaga
agar suhu tubuh suatu hewan tetap dalam keadaan stabil dengancara
mengatur dan mengontrol keseimbangan antara banyak energi
(panas)yang diproduksi dengan energi yang dilepaskan.
H. Daftar Pustaka

Campbell, N. J. (2004). Biologi Edisi Kelima Jilid 3.Penerbit Erlangga.


Jakarta: Erlangga.

Fawcet, B. d. (2002). Bahan Ajar Histologi. Jakarta: Penerbit Buku


Kedokteran EGC.

Isnaeni, W. (2006). Fisiologi Hewan. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Noviana, M. (2023). Petunjuk Praktikum Fisiologi Hewan. Purwokerto:


Universitas Muhammdiyah Purwokerto.

Sumanto. (1996). Fisiologi Hewan. Surakarta: UNS Press.

Trueb. (1986). Biology of Amphibians. New York: Mc Graw Hill


Company.

Ville. (1988). Zoology umum Edisi Keenam Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Wulangi, K. (1993). Prinsip-prinsip Fisiologi Hewan. Jakarta:


DepDikBud.
I. Lampiran

Mengukur temperatur katak sawah Mengukur temperatur katak


(Fejervarya cancrivora) pada suhu sawah (Fejervarya cancrivora)
ruang pada suhu es

Mengukur temperatur katak sawah (Fejervarya cancrivora) pada suhu


air hangat
Logbook

Anda mungkin juga menyukai