Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

MEKANISME HIBERNASI DAN TORPOR PADA KATAK


Mata Kuliah Ekologi Hewan

DOSEN PENGAMPU
Ari Hepi Yanti, S.Si, M.Sc

DISUSUN OLEH
Fitria Dea Utami
H1041201080

PROGRAM STUDI BIOLOGI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK
2022
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Endoterm merupakan hewan dengan mengatur panas tubuhnya berasal dari


dalam tubuh, yaitu sebagai hasil dari proses metabolisme sel tubuh. Suhu tubuh pada
hewan endoterm dipertahankan agar tetap konstan, walupun suhu lingkungannya
akan selau berubah, hewan endoterm meliputi burung dan mamalia. Pada hewan
endoterm dapat kita temukan adanya variasi pada suhu tubuh yang cukup besar.
Sebagai contoh yaitu, platipus (mamlia monotermata, Ornithorhynchus) memiliki
suhu tubuh sekitar 30o C, sedangkan suhu tubuh hewan pelatuk dapat mencapai 42o C
(Lailatul, 2020).

Binatang endotherm mampu melangsungkan termoregulasi melalui


mekanisme penyesuaian perilaku dan pengaturan fisiologi. Melalui mekanisme
pengaturan fisiologi, binatang tersebut mampu meningkatkan produksi panas
metabolisme sekaligus menekan kehilangan panas tubuhnya bila mereka disituadi
lingkungan yang dingin. Begitu juga sebaliknya, produksi panasnya akan ditekan dan
kehilangan panas tubuhnya akan ditingkatkan bila mereka berada dalam lingkungan
yang panas. Supaya untuk mempertahankan temperatur tubuh agar selalu berada
dalam kisaran normal. Mereka juga mampu melakukan penyesuaian perilaku dengan
berbagai macam cara (Siswanto,2015).

Katak merupakan hewan yang dapat melakukan hibernasi. Katak akan


melakukan hibernasi di sekitar dasar sungai. Kemudian katak akan hibernasi di
kolam, dimana airnya tidak dingin dan tidak membeku. Katak woodland ditemukan
di bawah kotoran dan di bawah daun-daun hal ini bertujuan untuk menjaga suhu
tubuh mereka agar tetap hangat. Selama musim dingin, mereka akan membeku
(Hernawati, 2015).

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada makalah ini yaitu


1. Apa yang dimaksud dengan hibernasi?

2. Apa yang dimaksud dengan torpor?

3. Bagaimana mekanisme hewan Endoterm memproduksi panas?

1.3 Tujuan

Tujuan pada makalah ini yaitu

1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan hibernasi.

2. Mengetahui apa yang dimaksud dengan torpor.

3. Mengetahui mekanisme hewan Endoterm memproduksi panas.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Hibernasi

Hibernasi merupakan suatu keadaan fisiologis kelangsungan hidupatau


mempertahankan kelangsungan hidup selama periode panjang suhu dingin dan
persediaan makanan yang berkurang, di mana metabolisme menurun, sistem denyut
jantung dan pernapasan menurun, serta suhu tubuh dipertahankan pada position yang
lebih rendah dibandingkan dengan normal. Hewan yang mempunyai kemampuan
untuk menyesuaikan diri dengan dalam waktu yang panjang pada cuaca yang tidak
menguntungkan. Misalnya beberapa hewan dapat menghindari kondisi tersebut
dengan migrasi atau beberapa hewan lainnya bertahan pada kondisi yang tidak
menguntungkan tersebut dengan memasuki fase dormansi yang disebut aestivasi pada
temperatur yang tinggi dan hibernasi pada waktu temperatur yang rendah
( McFarland, 1993; Schmidt- Nielsen, 1995).

Hibernasi terjadi pada sebagian hewan yang berada di wilayah garis lintang
utara, yaitu hewan-hewan kemungkinan menghindari musim dingin yang sebaliknya
membutuhkan energi yang berlebih. Selama dormansi parsial, temperatur tubuh
beruang akan turuh kira-kira 38oC menjadi kira-kira 30oC, tetapi suhu tubuh dibawah
15oC menyebabkan kematian. Hibernasi yang sebenarnya yaitu suhu tubuh dapat
turun sampai 2oC. Hibernasi sebenarnya merupakan karakteristik hewan mammal
kecil, namun katak juga dapat melakukan hibernasi (McFarland, 1993).

Hewan- hewan yang mengalami hibernasi sering memilih tempat tidur selama
hibernasi dan meningkatkan fase tidurnya. Hibernator sering menyimpan lemak
coklat yang mempunyai fungsi utama menghasilkan panas, selain yang dihasilkan
dari produksi energi nutrien yang terjadi ketika sebagian cadangan lemak
dimobilisasi. Lemak coklat terutama penting selama periode thrill dari hibernasi,
ketika suhu tubuh ditingkatkan secara cepat ( McFarland, 1993).
2.2 Torpor

Torpor merupakan suatu keadaan fisiologis alternatif dimana metabolisme


menurun, sistem denyut jantung dan sistem pernapasan mengalami perlambatan.
Banyak hewan endotermik memasuki keadaan torpor saat suhu tubuhnya menurun.
Termostat tubuh diturunkan, sebagai upaya untuk menghemat energi pada saat
persediaan makanan berkurang dan suhu lingkungan menjadi ekstrem (Hernawati,
2015).

Hewan endotermik akan melakukan torpor harian mempunyai ukuran tubuh


relatif kecil. Ketika aktif, hewan tersebut mempunyai laju metabolisme yang tinggi
dan dengan demikian laju konsumsi energi yang sangat tinggi pula. Selama beberapa
hari ketika hewan- hewan tidak dapat makan, periode harian torpor itu membuat
mereka mampu bertahan hidup dengan cadangan energi dalam jaringan tubuhnya
( Campbell, et al. 2004).

Siklus harian aktivitas dan torpor pada seekor hewan merupakan yang
diperoleh secara dikontrol oleh jam biologis. Mekanisme homeostatis torpor
melibatkan suatu perubahan yang relatif luas dalam fungsi tubuh. Berdasarkan uraian
di atas, maka makalah ini dibuat untuk membahas mengenai peranan jaringan adiposa
coklat pada hewan yang mengalami hibernasi (Hernawati, 2015).

2.3 Produksi Panas Pada Hewan Endoterm

Produksi panas pada hewan endoterm terjadi melalui mekaniseme sebagai

berikut.

1. Meningkatkan produksi panas metabolik dalam otot rangka yaitu harus ada
kontraksi otot, antara lain dengan cara menggigil. Menggigil merupakan gerakan
yang tidak teratur dan tidak mempunyai tujuan pergerakan tertentu. Kontraksi otot
dapat terjadi secara sadar( misalnya dengan menggerakan kaki/ tangan) atau tanpa
sadar( dengan menggigil, misalnya saat dingin).

2. Mekanisme pembentukan panas yang bukan berasal dari proses menggigil,


meliputi berbagai proses sebagai berikut.

a. Metabolisme jaringan lemak cokelat, seperti yang dilakukan oleh golongan


mamalia eutherina( mamalia berplasenta). Jaringan lemak cokelat dibungkus oleh
selaput yang dipersarafi dengan baik oleh sistem saraf simpatis. Jika jaringan lemak
coklat dirangsang, lemak akan dimetabolisme dalam mitokondria sel lemak, dan
panas akan dihasilkan.kelemahan cara tersebut adalah membutuhkan banyak oksigen
sehingga hewan harus meningkatkan pasokan oksigen.

b. Meningkatkan sekresi hormon tiroid( T3 adan T4), yang dapat meningkatkan


metabolisme dalam sel.

c. Menyerap radiasi panas matahari.

d. Menegakkan rambut/ bulu sehingga pelepasan panas secara konveksi dapat


diperkecil.

e. Mengurangi aliran darah ke organ perifer dengan vasokonstriksi menyempitkan


pembuluh darah.

f. Memberikan berbagai tanggapan perilaku, antara lain berselimut, berjaket,


berjemur, dan menggosok- gosokkan kedua telapak tangan.

2.4 Termoregulasi Pada Katak

Amfibia yang hidup di air (amfibia akuatik) mempunyai aktivitas


termoregulasi sangat mirip dengan yang berlangsung pada ikan. Katak hampir
sepenuhnya bergantung kepada pemilihan bagian lingkungan untuk mempertahankan
temperatur tubuhnya agar tetap berada dalam kisaran temperatur yang dapat
ditolerirnya. Katak yang hidup di darat mengatur temperatur tubuhnya terbatas
melalui penyesuaian perilaku.
Dalam beberapa hal, katak mampu menahan temperatur rendah (dingin)
dalam jangka waktu lama dengan melakukan hibernasi (hibernation), yaitu tidur
dengan menekan proses fisiologi yang berlangsung dalam tubuhnya sampai batas
minimum (Siswanto,2016).

Bagi sejumlah besar amfibia yaitu katak, upaya pengaturan panasnya untuk
mengatasi temperatur tinggi (panas) berlangsung dengan sangat efektif karena
kulitnya yang basah sehingga memungkinkan terjadinya penguapan air (kehilangan
panas melalui evaporasi). Namun, ketika katak kehilangan air dari dalam tubuhnya
pada giliran berikutnya akan merupakan faktor penghambat. Kehilangan air secara
berlebihan akan mengakibatkan binatang tersebut mengalami dehidrasi dan mungkin
saja menyebabkan kematian (Siswanto,2016).
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Hibernasi atau torpor, yaitu penurunan suhu pada tubuh yang berkaitan
dengan adanya penurunan laju metabolisme, laju denyut jantung, laju respirasi, dan
sebagainya. Periode hibernasi tergantung dari hewan maupun suhu mulai dari
beberapa jam hingga beberapa minggu, bahkan beberapa bulan. Berakhirnya
hibernasi dapat dicapai dengan kebangkitan spontan melalui peningkatan laju
metabolisme dan suhu tubuh secara cepat, yang akan segera mengembalikannya
kekeadaan normal.

Mekanisme roduksi panas pada hewan endoterm terjadi melalui,


meningkatkan produksi panas metabolik dalam otot rangka( harus ada kontraksi otot,
antara lain dengan cara menggigil), dan metabolisme jaringan lemak cokelat.
DAFTAR PUSTAKA

Champbell NA, Reece JB, Mitchell LG. 2004. Biologi. Edisi Kelima. Alih
Bahasa:Wamen Manalu. Jakarta: Erlangga.

Hernawati, 2015, Peranan Jaringan Adiposa Coklat (Brown Adipose Tissue) Pada
Hewan Yang Mengalami Hibernasi, Pendidikan Biologi Fpmipa Universitas
Pendidikan Indonesia, 022-2001937

Koneri, Sumarto, 2016, Fisiologi Hewan, Manado, Isbn 978-602-60134-2-2

Siswanto,2016, Thermoregulasi, Mata Kuliah Fisiologi Veteriner Fakultas


Kedokteran Hewan Universitas Udayana

Anda mungkin juga menyukai