I.
Tujuan Praktikum :
1. Mengetahui titik kardinal suhu pada ikan kepala timah.
2. Melatih ketrampilan menggunakan alat-alat laboraturium.
II.
Dasar Teori
Suhu adalah parameter yang menggambarkan derajat panas suatu benda.
Semakin tinggi panas suatu benda, maka semakin tinggi pula suhunya, dan begitu
pula sebaliknya. Panas yang dipancarkan atau dirambatkan oleh suatu benda
merupakan bentuk energi yang dibebaskan oleh suatu benda merupakan bentuk
energi yang dibebaskan oleh benda melalui proses transformasi energi. Dengan
demikian, secara tidak langsung suhu dapat dipakai sebagai indikator tentang
besarnya energi yang dibebaskan oleh benda (I Gusti Ngurah Rai, 1998).
Keberhasilan hewan, baik hewan darat maupun akuatik dalam menghadapi
suhu habitatnya, adalah mungkin diakibatkan oleh salah satu dari dua sebab.
Penyebab yang dimaksud adalah hewan tersebut memang sesuai dengan suhu itu
atau karena hewan tersebut berhasil melakukan adaptasi baik structural,
fungsional maupun adaptasi prilaku. Untuk bertahan pada suhu habitatnya,
hewan-hewan sesuai dengan jenisnya dapat memilih salah satu dari dua
mekanisme yaitu thermoregulasi atau thermoconformer. Hewan-hewan yang
menempuh mekanisme thermoregulasi disebut sebagai regulator, sedangkan
hewan-hewan yang menempuh mekanisme thermoconformer disebut sebagai
conformer. Regulator merupakan kelompok hewan yang memiliki mekanisme
pengaturan suhu tubuh di dalam tubuhnya sehingga suhu tubuhnya relatif konstan.
Conformer merupakan kelompok hewan yang tidak memiliki mekanisme
pengaturan suhu tubuh di dalam tubuhnya, sehingga suhu tubuh berfluktuasi
mengikuti fluktuasi suhu lingkungannya (I Gusti Ngurah Rai, 1998).
Berdasarkan daya toleransinya terhadap suhu, maka hewan-hewan dapat
dikelompokkan dalam kedua kelompok yaitu hewan eurythermal dan hewan
stenothermal. hewan eurythermal adalah hewan yang mampu hidup pada suhu
lingkungan dalam kisaran yang luas 5oC - 35 oC. sedangkan hewan stenothermal
adalah hewan yang hanya mampu hidup pada suhu lingkungan dalam kisaran
sempit 5oC - 15oC (I Gusti Ngurah Rai, 1998).
Titik kardinal suhu adalah titik-titik yang menunjukkan batas suhu maksimum,
suhu optimum, dan batas suhu minimum yang masih dapat diterima oleh mahluk.
Suhu maksimal adalah suhu tertinggi yang masih memungkinkan hanya 50%
anggota populasi mahluk hidup bertahan hidup. Suhu minimum suhu terendah
yang masih memungkinkan hanya 50% anggota populasi mahluk hidup bertahan
hidup. Suhu optimum adalah nilai suhu yang memungkinkan populasi suatu
mahluk menjalani hidup paling baik dan menghasilkan keturunan yang banyak (I
Gusti Ngurah Rai, 1998).
III.
IV.
Prosedur Kerja
4.1 Prosedur kerja untuk menentukan suhu maksimum
1. Mengisi Waskom alumunium dengan air tawar sebanyak 15 liter.
2. Meletakkan sekat di dalam waskom sehingga terbagi menjadi 10 ruangan.
Bila terdapat celah-celah antar ruangan maka dapat menutupnya dengan
menggunakan kapas agar ikan tetap pada ruangannya.
3. Meletakkan 5 ekor ikan pada masing-masing ruangan sehingga ikan
berjumlah 50 ekor.
4. Meletakkan termometer ke dalam waskom sehingga dapat diukur suhu
awal dan suhu selama pemanasan.
5. Memanaskan air waskom dengan menggunakan 24 batang lilin yang sudah
dinyalakan, dan waskom ditopang oleh kaki tiga.
2
V.
Waktu
Suhu
28.52
42oC
30.00
46oC
30.04
46oC
30.05
46oC
30.23
46oC
30.23
46oC
30.55
46oC
31.00
46oC
31.00
46oC
10
31.00
46oC
Jumlah : 25 ekor
Gambar
Waktu
Suhu
02.18
20oC
02.50
19oC
03.11
18oC
03.56
17oC
04.13
16oC
20
05.37
15 oC
Jumlah : 25 ekor
Gambar
5.2 Pembahasan
Pada praktikum mengenal titik kardinal suhu kami menggunakan ikan
kepala timah, ikan ini banyak terdapat di sungai sehingga mudah untuk
digunakan sebagai specimen. Ikan ini kami dapatkan di Tukad Mungga
Singaraja. Ikan kepala timah memiliki ukuran tubuh yang kecil sehingga dapat
ditampung di setiap sekat dan ikan ini mudah diamati. Langkah-langkah yang
kami lakukan yaitu dengan menyiapkan alat dan bahan terlebih dahulu.
Selanjutnya kami mengukur suhu minimum, untuk mengukur suhu minimum
dan maksimum dilakukan dengan langkah-langkah yang sama, namun
perbedaanya yaitu bahan es batu untuk menurunkan suhu dan lilin untuk
menaikkan suhu. Langkah selanjutnya, kami menyiapkan air 15 liter di dalam
5
Simpulan
Adapun yang dapat saya simpulkan dari pembahasan di atas adalah sebagai
berikut.
1. Semakin tinggi suhu maksimum maka tidak memerlukan waktu yang
cukup lama untuk ikan mati mencapai 50%.
2. Semakin tinggi suhu minimum maka semakin cepat ikan untuk mati
mencapai 50%.
VII.
Daftar Pustaka
Rai, I.G.N., Bagus Jelantik, Nyoman Wijana, Komang Maharta. 1998. Buku Ajar
Ekologi Hewan. Singaraja: Program Studi Pendidikan Biologi.