Anda di halaman 1dari 14

PROPOSAL TUGAS AKHIR

A. Judul Tugas Akhir


Variasi Temperatur Pengeringan Ikan Terhadap Besaran Ikan

B. Ruang Lingkup
Termodinamika Teknik Dasar, Perpindahan Panas Dasar, Teknologi Tepat
Guna, dan Teknik Pengering.

C. Latar Belakang
Aceh menyimpan potensi kelautan dan perikanan yang sangat besar, baik
sumberdaya yang dapat diperbaharui maupun sumberdaya yang tidak dapat
diperbaharui.  Kerena itu, sektor kelautan dan perikanan menjadi sektor unggulan
yang akan memberikan kontribusi besar pada pembangunan Provinsi Aceh,
apabila pemanfaatannya dilakukan secara optimal. [1]. Sumber daya perikanan
menjadikan sektor utama bagi perekonomian masyarakat Aceh. Tangkapan
ikan yang melimpah, membuat para nelayan tidak bisa menyimpan hasil
tangkapannya terlalu lama, hal inilah yang membuat banyak kerugian pada
lingkungan nelayan seperti pembusukan ikan. Pada saat musim hujan, ikan
tidak dapat dijemur dengan cahaya matahari, sedangkan pada saat musim
hujan ikan paling banyak didapatkan. Untuk itulah diperlukan sebuah metode
pengawetan ikan untuk waktu yang lama. Ada beberapa cara untuk proses
pengolahan ikan agar tidak membusuk, salah satunya dengan cara
pengeringan.

Arief Zaini melakukan penelitian sistem pengeringan ikan dengan kapasitas 10


kg. Dalam penelitian ini menggunakan ikan talang dengan berat ikan rata-rata
300 gram, yang dikeringkan dengan variasi waktu 6 jam, 9 jam, dan 11 jam,
dengan temperatur yang dihasilkan dari matahari mencapai temperatur 30℃
sampai 50℃ , sedangkan dengan menggunakan gas, mencapai temperatur 55
℃ sampai 65℃ . Dimana proses pengeringan yang terbaik dihasilkan oleh

1
pengeringan dengan bahan bakar gas yang hanya memerlukan waktu 9 jam,
sedangkan matahari memerlukan waktu 11 jam. Pengeringan dengan cara
tradisional (menggunakan cahaya matahari) menghabiskan waktu lebih lama
mencapai 48 jam saat cuaca cerah dan saat cuaca kurang cerah dapat mencapai
96 jam [2]. Muhammad Thaib Hasan melakukan penelitian Kaji Ekperimental
Karakteristik Pengeringan Ikan Bandeng Pada Alat Pengering Berbahan Bakar
Gas dengan variasi waktu Yaitu pada temperatur 80 °C lamanya 120 menit,
sedangkan pada temperatur 75 °C , 70 °C , 65 °C dan 60 °c masing-masing
lamanya 60 menit. Perubahan kadar air ikan pada dua jam pertama yaitu pada
temperatur 80 °C dimana penurunan kadar air pada ikan lebih cepat
dibandingkan pada proses berikutnya dengan temperatur yang lebih rendah
atau dibawah 80 °C. Dengan demikian terlihat bahwa semakin tinggi
temperatur udara pengering pada ruang pengeringan di awal proses
pengeringan maka semakin banyak air yang terserap pada permukaan bahan
atau semakin cepat penyerapan kadar air pada ikan [3]. Oleh karena itu dalam
penelitian tugas akhir ini, akan melakukan pengujian pengeringan ikan
berbahan bakar gas yang berkapasitas 10 kg dengan variasi temperature :
Sampel Ikan 1 (40℃ ), Sampel Ikan ll (50℃ ) , Sampel Ikan lll (65℃ ) ,
Sampel Ikan lV (80℃ ) , Sampel Ikan V (90℃ ) saat proses pengeringan
terhadap kadar air (25%) dan cita rasa pada ikan.

D. Perumusan Masalah
Masalah pada penilitian ini adalah bagaimana pengaruh variasi temperatur
dan variasi ukuran ikan pada pengeringan ikan dengan metode cabinet dryer
menggunakan bahan bakar gas terhadap kadar air dan cita rasa pada ikan.
Pada saat musim hujan, ikan tidak dapat dikeringkan dengan matahari,
sehingga dilalukan pengeringan dengan alat pengering berbahan bakar gas.

2
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Mendapatkan sistem pengeringan ikan yang lebih efisien, dan untuk
mengetahui temperatur terhadap penurunan kadar air pada ikan.
2. Manfaat Penelitian

Menghindari pembusukan ikan pada saat musim hujan karena tidak bisa
dikeringkan, dan menghasilkan cita rasa yang lebih baik dari perbedaan
ukuran ikan dengan variasi temperature dalam proses pengeringan ikan .

F. Batasan Masalah
Pengujian pengeringan ikan berbahan bakar gas , dengan variasi temperatur
yang berbeda dari setiap jenis ikan yang berbeda ukuran . Adapun variasi
suhunya : Sampel Ikan 1 (40℃ ), Sampel Ikan ll (50℃ ) , Sampel Ikan lll
(65℃ ) , Sampel Ikan lV (80℃ ) , Sampel Ikan V (90℃ ) saat proses
pengeringan terhadap kadar air dan cita rasa pada ikan.

G. Tinjauan Pustaka
1. Ikan Tongkol (Euthynnus affinis)
Ikan tongkol merupakan salah satu ikan yang paling banyak dijumpai di
perairan Indonesia. Ikan tongkol merupakan sumber yang kaya akan protein
dan asam lemak yang baik untuk tubuh. Tuna mengandung vitamin, mineral,
dan senyawa organik yang semuanya berperan penting untuk kesehatan.

Ikan tongkol juga merupakan salah satu ikan konsumsi yang memiliki
harga ekonomis tinggi .kandungan gizi per 100 gram yang tediri dari air
69,40 g ,lemak 1,50g , protein 25,00 g dan karbohidrat 0,03 g .

3
2. Proses Pengeringan
Pengeringan merupakan suatu metode untuk mengeluarkan atau
menghilangkan sebagian kadar air dari suatu bahan dengan menggunakan
energi panas sehingga tingkat kadar air kesetimbangan dengan kondisi udara
normal. Dari pengeringan yang pernah dilakukan bahwa pengeringan
pengaturan temperatur bertujuan agar kadar air yang terdapat pada ikan tidak
langsung turun secara cepat yang dapat terjadinya kerusakan pada bahan yang
di keringkan [4].
Proses pengeringan pada prinsipnya adalah proses mengurangi kadar air
dalam
ikan. Untuk mencegah bakteri dan enzim bekerja dalam ikan, selain
mengurangi kadar air dalam ikan, diperlukan juga pengendalian temperature.
Kadar air ikan bervariasi antara 50% - 80% untuk mengurangi aktivitas
bakteri dan enzim, kadar air ikan sebaiknya dijaga dibawah 25%[5]
Dasar proses pengeringan adalah terjadinya penguapan air bahan ke udara
karena perbedaan kandungan uap air antara udara dengan bahan yang
dikeringkan. Agar suatu bahan dapat menjadi kering, maka udara harus
memiliki kandungan uap air atau kelembaban yang lebih rendah dari bahan
yang akan dikeringkan [6].
Kecepatan pengeringan suatu bahan dipengaruhi beberapa faktor, antara lain:
sifat fisik bahan, karakteristik alat pengering (efisiensi perpindahan panas),
sifat-sifat dari lingkungan alat pengering (temperatur, kelembaban dan
kecepatan udara) [7].
Dalam pengeringan, ada 2 metode pengeringan yang di gunakan untuk
mengeringkan suatu bahan, yaitu: pengeringan alamiah dengan menggunakan
sinar matahari sebagai energi panas, dan pengeringan buatan (artificial
drying) dengan menggunakan alat pengering. Jenis pengeringan buatan dapat

4
di bedakan menjadi 2 kelompok, yaitu pengeringan adiabatik dan
pengeringan isothermik.
Pengeringan adiabatik adalah pengeringan dimana panas di bawa ke alat
pengering oleh udara panas. Udara yang telah di panaskan memberi panas
pada bahan pangan yang akan di keringkan dan sekaligus mengangkut uap air
yang di keluarkan oleh bahan. Udara panas dapat berupa hasil pembakaran
kayu, minyak atau pemanasan dengan tenaga listrik. Jenis alat pengering ini
antara lain: cabinet dryer, bed dryer, maupun vertical down flow concurrent
dryer.
Pengeringan isothermik adalah pengeringan yang di dasarkan atas adanya
kontak langsung antara bahan pangan dengan lembaran (plat) logam yang
panas. Dalam hal ini ada juga yang menggunakan pompa vakum untuk
mengeluarkan uap air bahan. Alat-alat pengeringan yang termasuk dalam
kelompok ini antara lain: drum dryer dan vaccum [8].
3. Pengeringan Menggunakan Energi Panas Pembakaran
Pengeringan pembakaran merupakan suatu cara untuk mengeluarkan atau
menghilangkan sebagian besar air dari bahan dengan menggunakan energi
panas yang berasal dari bahan bakar gas. Pengeringan pembakaran ini dapat
dioperasikan tanpa hambatan iklim, kualitas pengeringan dapat terkontrol,
hemat tenaga kerja, dan waktu pengeringan dapat atur.
Pembakaran merupakan bagian sangat penting dalam kegiatan industri yang
memanfaatkan bahan bakar sebagai sumber energi. Proses pembakaran adalah
proses reaksi kimia antara bahan bakar dan oksidator dengan melibatkan
pelepasan energi dalam bentuk panas dalam jumlah signifikan. Segala jenis
pembakaran memerlukan tiga elemen agar pembakaran tersebut dapat
berlangsung. Elemen-elemen tersebut adalah bahan bakar (Fuel), udara
(Oxidizer) dan sumber panas (Source of heat). Jika salah satu dari tiga elemen
ini dihilangkan, tidak akan terjadi proses pembakaran. Pembakaran bisa
didefinisikan sebagai reaksi secara kimiawi yang berlangsung dengan cepat
antara oksigen dengan unsur yang mudah terbakar dari bahan bakar pada suhu

5
dan tekanan tertentu [9]. Pada penelitian ini, proses pengeringan ikan
menggunakan gas LPG. Tabel 2 merupakan data dari nilai kalori bahan bakar.

Tabel 2 Nilai kalori dari bahan bakar


No Bahan Bakar Nilai Kalori Satuan
1 Gas alam 8.988 Kkal/m3
2 Solar 9.063 Kkal/l
3 Elpiji 11.900 Kkal/kg
4 Kerosine (minyak tanah) 10.720 Kkal/kg
5 Arang 8.000 Kkal/kg
6 Kayu bakar 4.000 Kkal/kg
4. Perpindahan Panas
Perpindahan panas dapat di definisikan sebagai perpindahan energi dari satu
daerah ke daerah lainnya akibat adanya perbedaan temperatur (gradient
temperatur). Ketika sebuah fluida dengan temperatur tertentu mengalir
melalui sebuah permukaan yang termperaturnya berbeda, maka panas di
pindahkan dari daerah satu ke daerah yang lain [10].
Perpindahan panas terdiri tiga metode, yaitu: perpindahan panas konduksi,
perpindahan panas konveksi, dan perpindahan panas radiasi
a. Perpindahan Panas Konduksi
Konduksi adalah perpindahan panas yang mengalir dari suatu titik
bertemperatur lebih tinggi ke titik temperature lebih rendah dalam satu
medium (padat, cair atau gas) atau antara medium medium berlainan
yang bersinggungan secara langsung [11].
b. Perpindahan panas konveksi
Konveksi adalah proses perpindahan energi panas antara permukaan
dengan fluida (cair atau gas) yang mengalir diatas permukaan laluan
karena perbedaan temperatur [12].
c. Perpindahan panas radiasi
Radiasi perpindahan panas yang terjadi karena pancaran sinaran radiasi
gelombang elektro-magnetik, tanpa memerlukan media perantara. Bila
energi radiasi menimpa permukaan atau suatu bahan, maka sebagian

6
dari radiasi itu akan dipantulkan (refleksi), sebagian diserap (absorbs),
dan bagian lagi diteruskan (transmisi) [13].

5. Termodinamika untuk proses pengeringan


Proses pengering sangat memerlukan energi panas sebagai pengurangan
kadar air yang ada pada bahan /material yang akan dikeringkan. Untuk
pengeringan ikan, proses termodinamika meliputi pemberian energi panas
pada ikan yang akan dikeringkan. Kemudian energi panas yang akan
diterima ikan akan mengurangi kandungan air didalam ikan.
6. Penentuan Kadar air
Kadar air suatu bahan dapat dinyatakan dengan dua cara yaitu berdasarkan
bahan kering (dry basis) dan berdasarkan bahan basah (wet basis) adalah
perbandingan antara berat air didalam bahan tersebut dengan berat bahan
basah. Persamaan untuk menetukan kadar air [15].
Wb−Wk
KA ( bb ) = ×100 %
Wb

Dimana : KA(bb)= kadar air bahan berdasarkan bahan basah (%)


Wb = berat bahan basah atau sebelum pengeringan (kg)
Wk = berat bahan kering atau setelah pengeringan (kg)

H. Metodologi
1. Tempat dan Waktu
Penelitian dilakukan di Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala, dimulai
dari perencanaan alat pengering, pembuatan, pengambilan data dan
pengolahan data. Untuk waktu penelitian ini, dimulai dari penulisan
proposal tugas akhir, seminar usulan, pengambilan data, pengolahan data
serta sampai sidang akhir mengabiskan waktu lebih kurang 5 (lima) bulan.

7
2. Bahan dan Peralatan
a. Bahan pengujian
Bahan yang digunakan sebagai penelitian ini adalah ikan tongkol
dengan berat ikan 1000 gram per variasi ukuran ikan yang berbeda
beda.
b. Bahan peralatan pengujian
Kompor gas dan gas elpiji
c. Alat ukur penelitian
Termometer untuk mengukur temperatur, stopwatch untuk mengukur
waktu, timbangan untuk mengukur berat.
3. Rancangan Penelitian
a. Literatur
Pengujian pengeringan ikan berbahan bakar gas yang berkapasitas 10
kg dengan variasi Sampel Ikan 1 (40℃ ), Sampel Ikan ll (50℃ ) ,
Sampel Ikan lll (65℃ ) , Sampel Ikan lV (80℃ ) , Sampel Ikan V (90
℃) dan setiap 3 jam dikurangi 5° C sehingga bisa ditentukan
temperature yang sesuai untuk penurunan kadar air dan cita rasa pada
ikan.
b. Perumusan masalah
Pengaruh variasi temperatur dan variasi ukuran ikan pada
pengeringan ikan dengan metode cabinet dryer menggunakan
bahan bakar gas cita rasa pada ikan
c. Rancangan peralatan
Mengubah penampang pada rak
d. Pengujian peralatan
Alat pengering dipanaskan dengan beban kosong sampai
temperatur 40°C , 50°C , 65°C, 80°C, 90°C .

8
e. Ambil data
Pengambilan data diambil selama 180 menit sekali untuk dilihat
penurunan kadar air.
f. Analisa data
Menganalisa kadar air yang terdapat pada ikan setelah
dikeringkan, dan menguji cita rasa ikan mana yang lebih baik.
g. Kesimpulan
h. Penulisan tugas akhir

4. Peralatan pengujian
Alat pengering yang digunakan adalah cabinet dryer. Seperti yang
ditunjukkan pada Gambar 2 berikut.

80 cm

Cerobong asap
Rak pengering

100 cm
Saluran udara
panas

Sudu pengarah

100 cm

9
Gambar 2 Skema Alat Pengering

5. Proses pengambilan data


Proses pengambilan data dalam penelitian ini, yaitu:
1. Mempersiapkan ikan basah yang sudah dibeli terlebih dahulu
2. Ikan basah yang akan di keringakan memiliki variasi ukuran
yang berbeda beda
3. Ikan dibelah menjadi dua bagian untuk dibuang isi perutnya
4. Sebelum pengujian, dilakukan kalibrasi pada alat ukur
penelitian
5. Persiapkan alat dan komponen yang dibutuhkan saat
melakukan pengujian
6. Panaskan lemari pengering tanpa beban dengan menggunakan
bahan bakar gas mencapai temperatur yang akan digunakan,
Sampel Ikan 1 (40℃ ), Sampel Ikan ll (50℃ ) , Sampel Ikan
lll (65℃ ) , Sampel Ikan lV (80℃ ) , Sampel Ikan V (90℃ )
7. Masukkan ikan kedalam alat pengering dengan cara di disusun
pada rak
8. Pengambilan data dimulai dengan waktu setiap 180 menit
dengan pengurangan temperatur 5°C .
9. Data yang diambil berupa pengukuran temperatur dan
pengurangan kadar air pada ikan
10. Selanjutnya ikan yang sudah di keringkan, ditimbang beratnya
untuk mengetahui jumlah kadar air terakhir

10
I. Diagram Alir

Mulai

Studi Literatur

Persiapan alat dan bahan

Pengujian

Pengambilan data

Analisa data

ω ≤ 25% Tidak

Kesimpulan

Selesai

11
J. Jadwal Kegiatan

Bulan
Aktifitas 12 1 2 3 4
Minggu
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Studi literatur                                      
Persiapan alat
Pengambilan                                      
Data
Penulisan                                        
TGA
Seminar                                        

12
Daftar Pustaka

[1].Pikiran Merdeka, 2017.Optimalisasi Potensi Kelautan dan Perikanan


Aceh. 17 Oktober.Dikutipdari
https://www.pikiranmerdeka.co/news/optimalisasi-potensi-kelautan-dan-
perikanan-aceh/
[2].Zaini, Arief, 2015. Studi Sistem Pengering Ikan Dengan Energi Hibrid
(Energi Matahari Dan Energi Bahan Bakar). Electronic theses and
dissertations (ETD)
[3].Syuhada, Ahmad, 2012. Kaji Experimental Karakteristik Pengeringan
Ikan Bandeng pada Alat Pengerini Berbahan Bakar Gas. Banda Aceh :
E-Journal Universitas Syiah Kuala.
[4].Syuhada, Ahmad, 2012. Kaji Experimental Karakteristik Pengeringan
Ikan Bandeng pada Alat Pengerini Berbahan Bakar Gas. Banda Aceh :
E-Journal Universitas Syiah Kuala.
[5].Sophyan, Nur Fadhilah,2016. Rancang Bangun Alat Pengering Ikan Tipe
Rak Menggunakan Kolektor Surya,UIN Alauddin ,makassar
[6].Trayball E. Robert. 1981. Mass-transfer operations
[7]. Buckle, K.A, R.A. Edward, G.H. Fleet, dan M. Wooton, 1985. Ilmu
Pangan. UI-Press.Jakarta
[8].Susanto, Tri dan Budi Saneto, 1994. Teknologi Pengolahan Hasil
Pertanian. Bina Ilmu. Surabaya.
[9].Yeliana, 2004. Bahan Bakar dan Teknik Pembakaran Bahan Bakar,
Diktat Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Udayana.
Denpasar.

13
[10]. Mahadi, 2007, Model Sistem dan Analisa Pengering Produk Makanan,
USU Reposity Journal, Universitas Sumatra Utara, Medan.
[11]. Bergman, T.L, DeWitt, D. P. 2007 Fundamentals of Heat and Mass
Transfer, Edisi ke-6, Jhon Wiley and Sons, USA.

[12]. Holman, J.P., 1997. Perpindahan Kalor edisi ke-6, alih bahasa, Ir. E.
Jasfi M.Sc. Lemigas Erlangga, Jakarta.
[13]. Winarno, F.G., 1993. Pengantar Teknologi Bahan, PT. Gramedia,
Jakarta.

14

Anda mungkin juga menyukai