Prodi : TPPP/2
NIT : 20.4.04.078
Pada masa lalu, kapal penangkap ikan memiliki jangkauan berlayar yang terbatas karena
hasil tangkapan mereka harus segera berlabuh sebelum membusuk. Pengenalan refrigerasi dan
teknologi pembekuan memperluas jangkauan dan ukuran kapal penangkap ikan hingga mereka
mampu berlayar ke tengah samudera dan membawa kembali belasan ton ikan. Pengawetan ikan
juga mengubah cara pemasaran ikan sehingga daerah yang jauh dari laut dapat menerima ikan
dan produk ikan.
Pengawetan ikan merupakan salah satu cara dalam meningkatkan nilai tambah hasil
tangkapan dan budi daya sehingga nelayan dan petambak dapat memperoleh penghasilan
tambahan jika dibandingkan dengan menjual dalam bentuk segar. Selain itu, usaha pengawetan
ikan dapat membuka lapangan kerja baru
Pengendalian temperature
Penurunan temperatur akan membuat aktivitas metabolisme mikrob dan enzim autolisis dapat
dikurangi atau dihentikan. Hal ini dapat dilakukan dengan pendinginan di mana temperatur
diturunkan hingga menjadi dingin atau beku. Metode ini banyak digunakan pada kapal
penangkap ikan untuk menjaga kesegaran ikan yang ditangkap sehingga kapal dapat berada di
laut lebih lama sebelum berlabuh. Efisiensi energi dan ukuran ruang penyimpanan merupakan
faktor penting dalam mendesain pendingin di dalam kapal penangkap ikan
Aktivitas air adalah rasio antara tekanan uap air di dalam suatu bahan (dalam hal ini, daging
ikan) dengan tekanan uap air murni pada tekanan udara dan temperatur yang sama. Air di dalam
tubuh ikan dapat dimanfaatkan oleh bakteri untuk tumbuh dan berkembang biak serta berperan
dalam reaksi enzimatis.
Pengendalian air
Secara fisik
Secara kimiawi
Menyadari akan besarnya peranan suhu dingin pada daya awet hasil perikanan inilah yang
mendorong manusia mengaitkan hasil perikanan itu dengan usaha refrigerasi, yakni
memanfaatkan teknologi refrigerasi guna mendinginkan suhu atau menurunkan suhu hasil
tangkapan agar panjang daya awetnya. Kegiatan refrigerasi hasil tangkapan adalah usaha
mendinginkan ikan agar awet guna memperoleh manfaat biologis (gizi) dan ekonomis yang
setinggi-tingginya.
Dalam kehidupan sehari-hari, teknologi refrigerasi lebih dikenal dalam bentuk produknya
yang berupa es, lemari dingin (refrigerator rumah tangga), kamar dingin (chillroom), gudang
atau kamar beku (cold storage), pabrik es dan lain-lain. Di kota-kota besar produk refrigerasi
yang umum dikenal adalah alat pendingin ruangan (AC). Teknologi refrigerasi memiliki peranan
khusus dalam produksi dan distribusi pangan manusia dan hewan. Teknologi ini tidak hanya
diterapkan dalam pemanfaatan pasca-panen (sesudah panen) tetapi juga dalam produksi pangan
pra-panen (dalam budidaya tanaman, ternak, ikan, dan lain-lain) jadi diterapkan dalam seluruh
mata rantai mulai dari produksi sampai pada penanganan, pengolahan, dan distribusi serta
konsumsi pangan.
Pada tahun 1974 G. Lorenzen, menyatakan bahwa produksi pangan di dunia saat itu
diperkirakan 3.000 juta ton. Sekitar 45% dari produksi itu adalah kelompok pangan cepat busuk
(perisable foods) yang memerlukan usaha pengawetan, yang menggunakan teknik refrigerasi.
Dalam dunia perikanan secara umum dapat dikemukakan bahwa penerapan teknik refrigerasi
dalam bentuk pendinginan dan khususnya pembekuan, memberi keuntungan sebagai berikut:
Sumber:
https://id.wikipedia.org/wiki/Pengawetan_ikan
https://www.lalaukan.com/2016/03/manfaat-refrigerasi-pada-industri.html