Anda di halaman 1dari 9

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ........................................................................................................ i


DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1
1.2 Tujuan ........................................................................................................ 2
BAB II METODE PRAKTIKUM ........................................................................ 3
2.1. Waktu Dan Tempat .................................................................................... 3
2.2. Alat Dan Bahan ......................................................................................... 3
2.3. Prosedur Praktikum ................................................................................... 3
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 4
3.1. Lemari Pengering Lampu Pijar .................................................................. 4
3.2. Persiapan Sampel Pengeringan .................................................................. 4
3.3. Pengeringan Kerupuk Ikan Menggunakan Lemari Pengering Lampu Pijar . 5
BAB IV PENUTUP ............................................................................................. 6
4.1. Kesimpulan ............................................................................................... 6
4.2. Saran ......................................................................................................... 6
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 7
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Lemari pengering lampu pijar ............................................................. 4


Gambar 2. Kerupuk ikan yang telas diiris ............................................................. 4
Gambar 3. Penimbangan kerupuk ikan ................................................................. 5
Gambar 4. Menyusun kerupuk di atas nampan ..................................................... 5

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kabupaten kepulauan sangihe yang berada di wilayah perbatasan Filipina


merupakan bagian dari wilayah Sulawesi Utara yang menghadap langsung ke
Samudra Pasifik serta memiliki produktivitas tinggi di bidang perikanan. Menurut
Data Dinas Kelautan Dan Perikanan Kabupaten Kepulaun Sangihe jenis ikan
tangkapan nelayan terdiri dari ikan tuna, cakalang, tongkol dan ikan layang yang
mencapai 12.000 ton (Dinas KKP Kab. Sangihe, 2019). Ketersediaan sumber daya
perikanan yang melimpah memberikan peluang usaha pengembangan produk
olahan hasil perikanan bagi masyarakat di kabupaten sangihe. Salah satu usaha
pengembangan produk hasil perikanan yaitu kerupuk ikan, menurut Salam et
al.,(2018) daging ikan dan udang merupakan bahan baku yang dapat ditambahkan
dalam pembuatan kerupuk sebagai penambah rasa dan penambah gizi. Kerupuk
ikan adalah makanan ringan yang dibuat dari adonan berbahan baku tepung
tapioka dan campuran ikan lalu dibentuk lonjoran kemudian dikukus, didinginkan
semalam dan dipotong tipis-tipis kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari
suntuk selanjutnya digoreng. Kerupuk ikan oleh masyarakat Sangihe umumnya
dikeringkan secara alami dengan memanfaatkan panas sinar matahari.
Pengeringan merupakan suatu proses yang dilakukan untuk mengurangi
kadar air pada bahan dengan bantuan energi panas baik secara koveksi maupun
konduksi dalam ruangan tertutup atau terbuka (Basmal, et al., 2013). Pengeringan
dilakukan pada suatu produk perikanan dengan tujuan untuk memperpanjang
masa simpan dengan kandungan nutrisi yang tetap terjaga (Indrawati, et al.,
2018). Pengeringan secara alami memiliki beberapa kekurangan karena proses
pengeringan sangat bergantung pada cuaca, memerlukan waktu yang cukup lama,
memerlukan lahan yang luas untuk penjemuran, dan mudah terkontaminasi debu,
serangga maupun hewan lainnya (Daulay, 2005).
Berdasarkan hal tersebut maka pengeringan menggunaka listrik menjadi
salah satu solusinya. Pengeringan menggunakan alat bertenaga listrik tipe rak

1
dapat menghindari kerusakan dan kontaminasi dari produk yang dikeringkan.
Pada praktikum ini alat pengering tipe ini menggunakan lampu pijar (10 watt)
sebagai sumber energi panas. Penggunaan lampu sebagai sumber panas memiliki
beberapa keuntungan diantaranya umur lampu tahan lama dan dapat mengalirkan
panas tanpa bantuan blower.

1.2 Tujuan

Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui bagian-bagian dari lemari


pengering lampu pijar dan mengetahui kemampuan alat pengering tipe lemari
lampu pijar untuk mengeringkan kerupuk ikan.

2
BAB II
METODE PRAKTIKUM

2.1. Waktu Dan Tempat

Praktikum dilaksanakan di workshop penanganan dan pengolahan hasil laut


politeknik negeri nusa utara, pada tanggal 10 – 11 desember 2021.

2.2. Alat Dan Bahan

1. Sampel percobaan : kerupuk ikan


2. Alat pengering lemari lampu pijar
3. Termometer
4. Nampan stainless
5. Timbangan analitik

2.3. Prosedur Praktikum

1. Persiapan sampel berupa irisan kerupuk ikan


2. Menimbang bobot kerupuk ikan sebelum dan setelah pengeringan
3. Menyusun irisan kerupuk diatas nampan stailess
4. Memgkodisikan alat pengering dengan memanasakan suhu lemari
pengering mencapai suhu 35˚ C.
5. Tingkatan suhu dalam alat dilihat pada termometer
6. Meletakan kerupuk ikan pada rak-rak didalam alat pengering lampu pijar
7. Bolak balik kerupuk ikan setiap 1 jam
8. Mengamati perubahan kadar air dan waktu lama pengeringan

3
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Lemari Pengering Lampu Pijar

Lemari pengering memiliki panjang tinggi 3 meter. Bahan baku pembuatan


lemari pengering lampu pijar dipilih dari material triplek yang dirasa lebih
ekonomis dan mudah didapatkan. Bagian dalam lemari pada setiap sisinya dilapisi
dengan plat aluminium yang bertujuan mengoptimalkan suhu panas didalam alat
pengering. Pada lemari pengeirng dibuat 5 rak untuk meletakkan bahan yang akan
dikeringkan dimana pada setiap rak terdapat lampu pijar dibagian kanan dan kiri
sisi lemari. Sebagai pemanas, alat ini menggunakan 10 buah lampu pijar dengan
daya 10 watt pada setiap lampu. Lampu dipasang di dinding kanan dan kiri lemari
kemudian setiap kabel yang menghantarkan arus listrik dibuat masing-masing
menjadi 1 saklar pada setiap sisi lemari. Untuk mengukur suhu dalam alat
pengering digunakan termometer air raksa yang ditempatkan di pintu lemari
pengering lampu pijar.

Gambar 1. Lemari pengering lampu pijar

3.2. Persiapan Sampel Pengeringan

1. Kerupuk ikan yang telah didiamkan semalam kemudian diiris tipis

Gambar 2. Kerupuk ikan yang telas diiris

4
2. Selanjutnya kerupuk ditimbang untuk menentukan berat awal sampel. Berat
total sampel yaitu 1.723 gram

Gambar 3. Penimbangan kerupuk ikan

3. Irisan kerupuk disusun diatas nampan stainless

Gambar 4. Menyusun kerupuk di atas nampan

3.3. Pengeringan Kerupuk Ikan Menggunakan Lemari Pengering Lampu Pijar

Suhu pengeringan adalah derajat panas yang diperlukan pada pengeringan.


panas selama proses pengeringan disuplai dari radiasi lampu pijar. Panas yang
dihasilakn oleh radiasi lampu sangat berpengaruh terhadap bahan yang
dikeringkan. Pengeringan dilakukan selama 34 jam dengan suhu 35˚ C, perubahan
suhu dan kelembapan lingkungan dapat mempengaruhi suhu di dalam alat
pengering karena udara lingkungan dapat masuk kedalam alat pengering melalui
celah-celah kecil yang ada pada pintu.
Susut bobot pada sampel merupakanpenurunan berat bahan yang
dikeringkan karena menguapnya kadar air akibat proses pengerigan (Wahyudi et
al., 2012). Menurut Redinova (2011) kadar air merupakan faktor penting pada
bahan pengolahan pangan karena air dapat mempengaruhi tekstur, cita rasa,
perubahan penampakan, dan keawetan bahan olahan pangan. Pengukuran susut
bobot selama pengeringan 34 jam dengan suhu 35˚ C adalah dengan menimbang
kembali seluruh kerupuk ikan, didapatkan berat total dari kerupuk ikan setelah
pengeringan adalah 1.023 gram. Alat pengering lampu pijar mampu
mengeringkan sampai susut bobot 700 gram dengan suhu 35˚ C selama 35 jam.

5
BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Alat pengering lampu pijar berbahan dasar triplek dengan ketinggian 3


meter memiliki komponen pendukung berupa 5 rak untuk tempat meletakkan
bahan yang akan dikeringkan dan menggunakan 10 buah lampu pijar berdaya 10
watt sebagai sumber panas. Dari praktikum pengeringan kerupuk ikan
menggunakan alat pengering lemari lampu pijar dapat disimpulkan bahwa alat ini
mampu mengeringkan kerupuk ikan dalam waktu 35 jam dengan suhu 35˚ C,
dimana berat awal kerupuk ikan 1.723 gram berkurang menjadi 1.023 gram
setelah mengalami proses pengeringan.

4.2. Saran

Perlu dilakukan uji laboratorium untuk menguji tingkat kadar air, sensori
dan tekstur sehingga didapatkan produk hasil pengeringan yang sesuai standar.
Perlu juga dilakukan perhitungan banyak daya yang digunakan selama proses
pengeringan.

6
DAFTAR PUSTAKA

B. Ginting, “Model Pemberdayaan Nelayan Tradisional : Analisis Kemiskinan


Nelayan Tradisional Desa Percut Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten
Deli Serdang Sumatera Utara,” 2018,

Makkun, Y., Dan Dana, S. 2016. Pembuatan Alat Pengering Ikan Ramah
Lingkungan Dengan Menggunakan Panel Surya. Jurnal Ilmiah Flash. Vol. 2.
No. 2.

Santoso, M.H., Hutabarat, K.I., Wuei, D.K., Dan Lubis J.H. 2020. Smart Industry:
Inkubator Otomatis Produk Pengering Ikan Ain Berbasis Arduino. Jurnal
Mahajana Informasi. Vol. 5. No. 2.

Ubed, R.S., Rharjo, T. Dan Yudanto, A.A. 2020. Pengering Ekonomis Untuk
Optimalisasi Kapasitas Produksi Rengginan. Jurnal Pengabdian Kepada
Masyarakat. Vol. 4. No. 1. Hal 43-39.

Wahyudi, Mursidi, R., Dan Kuncoro, E.A. 2012. Pengeringan Chip Lenjeran
Menggunakan Pemanas Lampu Halogen Dan Lampu Pijar. Jurnal Teknik
Pertanian Sriwijaya. Vol. 1. No. 2.

Anda mungkin juga menyukai