Oleh:
Golongan 5
1. Oktrisa Reski Adinda (202210587)
2. Wingga (202210599)
Dosen Pembimbing :
1. Ir. Mulyatni Nizar, M.Kes
2. Heriyenni, S.Pd, M.Si
3. Zulkifli, SKM, M.Si
4. Defniwita Yuska, SKM, M.Biomed
Tujuan Praktikum : 1. Memahami prinsip pengeringan bahan pangan hewani dan nabati
2. Mampu mengolah makanan dengan cara pengeringan
3. Memahami tahap-tahap pengolahan dengan pengeringan
4. Mengenal ciri-ciri makanan hasil olahan dengan pengeringan
Tinjauan Pustaka :
Bahan :
1. Ikan Tongkol ¼ kg
2. Air 700 ml
3. Air Kelapa Muda
4. Ketumbar 3 gram
5. Jintan 3 gram
6. Kemiri 8 gram
7. Gula merah 18 gram
8. Bawang merah 18 gram
9. Bawang putih 18 gram
10. Garam 10 gram
11. Daun salam 1 lembar
12. Air asam jawa
13. Minyak goreng
Alat :
1. Pisau
2. Baskom
3. Timbangan
4. Wajan
5. Talenan
6. Panci
7. Ulekkan
Prosedur Praktikum :
1. Cuci ikan hingga bersih
2. Rebus ikan yang sudah bersih selama 1 jam dengan garam, lengkuas, dan daun
salam, kemudian diremah dengan tangan.
3. Tambahkan gula merah, serta rempah-rempah yang telah dihaluskan (lengkuas,
bawang merah, bawang putih, ketumbar, jintan).
4. Rendam ikan yang sudah di bumbui dengan air asam jawa dan air kelapa muda
selama 15 menit.
5. Goreng ikan yang sudah di bumbui sampai kering.
6. Angkat dan tiriskan.
Hasil Praktikum :
Pembahasan :
Dalam praktikun pembuatan abon ikan ini menggunakan ikan tongkol, langkah
pertama yang dilakukan yaitu membersihkan ikan dan merebusnya menggunakan garam,
lengkuas dan daun salam selama 1 jam. Setelah itu ikan diremah dan direndam dengan air
kelapa muda, air asam jawa dan diberi bumbu halus (laos, bawang merah, bawang putih,
ketumbar, kemiri, jinten) lalu di diamkan selama 15 menit. Setelah itu abon ikan digoreng
sampai kering. Tujuan dari penggorengan hingga kering ini yaitu untuk mengurangi kadar air
(aw) dari ikan sehingga tidak memungkinkan lagi mikroba untuk melakukan aktivitasnya dan
abon ikan akan awet.
Ikan tongkol yang digunakan sebanyak 250 gram dan saat sudah menjadi abon ikan
beratnya hanya 150 gram. Hal ini berarti terjadi penurunan kadar air setelah ikan dibuat
menjadi abon. Penurunan ini diduga dipengaruhi oleh proses pengolahan yakni pada tahap
penggorengan. Pada saat daging ikan digoreng, terjadi pindah panas dari sumber panas
penggoreng ke daging melalui media pindah panas, yaitu minyak goreng. Akibat proses
pemanasan tersebut, daging ikan akan melepaskan uap air yang dikandungnya. Hal ini sesuai
dengan pernyataan Winarno (2008), menyatakan bahwa air bebas yang terdapat dalam bahan
langsung diuapkan oleh panas wajan dan minyak sebagai media perantara, sehingga sebagian
air bebas yang terdapat dalam jaringan bahan dapat menguap atau berkurang
Kesimpulan :
Ada 2 tujuan utama pengeringan bahan pangan, yaitu meningkatkan umur simpan dan
mengurangi berat atau volume bahan. Pada praktikum yang telah dilakukan terbukti bahwa
berat ikan yang awalnya 250 gram menjadi 150 gram, terjadi penyusutan berat ikan
dikarenakan proses pengolahan yakni pada tahap penggorengan. Pada saat daging ikan
digoreng, terjadi pindah panas dari sumber panas penggoreng ke daging melalui media
pindah panas, yaitu minyak goreng. Akibat proses pemanasan tersebut, daging ikan akan
melepaskan uap air yang dikandungnya. Umur simpan pada abon ikan yang telah kami buat
juga tahan sampai laporan ini dibuat yaitu 1 hari pada suhu ruang. Namun selain kedua
tujuan utama tersebut ada tiga tujuan lain yang bisa di capai dengan mengeringkan bahan
pangan, yaitu:
1. Mengurangi risiko kerusakan karena aktivitas mikroba. Mikroba memerlukan air
untuk pertumbuhannya. Bila kadar air bahan berkurang, maka aktivitas mikroba dapat
dihambat atau dimatikan.
2. Menghemat ruang penyimpanan atau pengangkutan.
3. Untuk mendapatkan produk yang lebih sesuai dengan penggunaannya.
Umumnya abon digolongkan sebagai sumber protein. Akan tetapi hasil penelitian yang
telah dilakukan di laboratorium menunjukkan bahwa setelah ikan diolah menjadi abon, secara
nyata daya cerna proteinnya menurun. Penurunan nilai cerna protein ini terutama disebabkan
karena terjadinya reaksi penciklatan (Milliard) selama proses penggorengan, dimana protein
(asam amino) ikan bereaksi dengan (produksi) yang ditambahkan sebagai bumbu.
Daftar Pustaka :