Komoditas perikanan merupakan produk yang mudah rusak dan busuk. Tubuh ikan
memiliki kadar air yang tinggi dan pH tubuh mendekati netral, sehingga tubuh ikan jadi media
yang baik dalam pertumbuhan bakteri pembusuk maupun organisme lain. Cara penanganan
ikan ini memiliki beberapa metode. Salah satunya adalah pendinginan es (Anggraini
dkk,2027).
Dalam proses pendinginan dengan cara penambahan es batu tanpa melalui perhitungan
(sitasi). Maka bisa jadi kelebihan atau kekurangan es batu yang mengakibatkan kerusakan ikan
segar sebelum sampai kepada konsumen. Untuk itu perlu adanya pendampingan dalam
menghitung kebutuhan es batu yang efektif and effisien (Wirantomo dkk, 2020)
1.2Tujuan
Mengacu kepada standar mutu ikan segar berdasarkan SNI 2729:2013, ciri-ciri ikan
yang berkualitas baik antara lain dapat dilihat dari : mata (bola mata cembung, kornea dan
pupil jernih, mengkilap spesifik jenis ikan), insang (warna insang merah tua atau coklat
kemerahan, cemerlang, dengan sedikit lendir transparan), lendir (lapisan lendir jernih,
transparan, mengkilap, cerah), daging (sayatan daging sangat cemerlang, spesifik jenis,
jaringan daging sangat kuat), bau (sangat segar, spesifik jenis kuat), tekstur (padat, kompak,
elastis).
Ikan merupakan komoditi pangan yang sangat cepat mengalami perubahan mutu jika
tidak ditangani segera setelah mati. Penerapan suhu rendah dengan cara pendinginan
menggunakan es dan didukung oleh ketersediaan fasilitas dan cara penerapan yang baik dan
benar merupakan cara yang paling efektif untuk menghambat penurunan mutu ikan. Dengan
demikian, penting dipahami bahwa rantai dingin harus dipertahankan sejak ikan mati, selama
distribusi hingga pemasaran (Pandit, 2017).
2.2 Pendinginan Es
Produk perikanan merupakan komoditas yang cepat busuk atau rusak apabila tidak
segera ditangani dengan baik. Agar suatu olahan bermutu baik, khususnya olahan hasil
perikanan, persyaratan mutu bahan baku merupakan syarat utama yang harus dipenuhi.
Apabila bahan makanan yang mengandung protein mengalami kerusakan mikrobiologis,
biasanya akan menghasilkan bau busuk khas protein yang dikenal sebagai bau putrid.
Kerusakan tersebut sering disebut sebagai kerusakan putrefaktif. Mikroba yang paling
berperan dalam kerusakan ini adalah bakteri. Cara kerja bakteri-bakteri tersebut adalah
dengan memecah protein menjadi senyawa-senyawa sederhana seperti cadaverin;
putrescin; skatola; atau H2S dan NH3, yang menyebabkan bau busuk. Ikan yang sudah
busuk biasanya juga mengalami kerusakan struktur jaringan sehingga menjadi lembek dan
membuat cita rasa ikan menjadi tidak enak (gatal) dan berair akibat dari pencairan jaringan
protein (Syafitri dkk, 2016)
BAB IV
KESIMPULAN
Ikan merupakan komoditi pangan yang sangat cepat mengalami perubahan mutu jika
tidak ditangani segera setelah mati. Penggunaan es batu tidak akan menyebabkan kerusakan
padaikan apabila dilakukan dengan benar. Dengan es batu, kondisi tubuh ikan akan tetap
terasadingin dan lembap. Produk perikanan merupakan komoditas yang cepat busuk atau rusak
apabila tidak segera ditangani dengan baik. Agar suatu olahan bermutu baik, khususnya
olahan hasil perikanan, persyaratan mutu bahan baku merupakan syarat utama yang harus
dipenuhi.
DAFTAR PUSTAKA
Anggraini, S. P. A., & Yuniningsih, S. (2017, September). Teknologi asap cair terhadap
kualitasikan segar selama penyimpanan. In Seminar Nasional Sistem Informasi
(SENASIF) (Vol.1, pp. 931-941).
Ibrahim, R., & Dewi, E. N. (2018). Pendinginan ikan bandeng (Chanos chanos Forsk.) dengan
es air laut serpihan (sea water flake ice) dan analisis mutunya. Jurnal Saintek Perikanan,
3(2),27-32.
Pandit, I. (2017). Penerapan Teknik Penanganan yang Berbeda Terhadap Kualitas Ikan Segar
sebagai Bahan Baku Pembuatan Ikan Pindang. Jurnal Perikanan Universitas Gadjah
Mada, 19(2), 89-96. Syafitri, S., Metusalach, M., & Fahrul, F. (2016). Studi kualitas ikan segar
secara organoleptic yang dipasarkan di Kabupaten Jeneponto. Jurnal IPTEKS
Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, 3(6).
Wirantomo, D. P., Muhaenah, Y. S., & Mahdiyah, M. (2020). Pengaruh Teknik Pendinginan
Pada Pembuatan Menchi Katsu Tahu Ikan Terhadap Daya Terima Konsumen.
TEKNOBUGA: Jurnal Teknologi Busana dan Boga, 8(2), 70-75