Proses termal merupakan teknologi yang saat ini banyak digunakan dalam industri pangan. Prinsipnya adalah penggunaan suhu untuk mengurangi sejumlah populasi mikroba yang terdapat dalam produk pangan. 2. Jelaskan mengapa pengolahan dengan suhu tinggi dipengaruhi oleh variasi suhu dan waktu Hal tersebut dilakukan karena untuk mematikan mikroba pembusuk dan mikroba patogen yang paling resisten. Selain itu agar tidak menyebabkan zat gizi dan cita rasa rusak 3. Jelaskan perbedaan penentuan nilai F berdasarkan metode trapesium dan metode microbiological
4. Jelaskan bagaimanan cara saudara untuk mengevaluasi kecukupan proses
termal dalam sistem batch terhadap produk Karakteristik ketahanan panas dinyatakan dengan nilai D dan nilai Z. Untuk mencapai level pengurangan jumlah mikroba yang diinginkan, maka ditentukan siklus logaritma pengurangan mikroba. Kemudian dihitung nilai sterilitasnya pada suhu tertentu (Fo). Nilai Fo ini ditentukan sebelum proses termal berlangsung. Nilai Fo dapat dihitung pada suhu standar atau pada suhu tertentu, dimana untuk menghitungnya perlu diketahui nilai D dan nilai Z. 5. Jelaskan apa yang anda ketahui mengenai syarat produk pangan dikatakan sudah steril komersial untuk mencapai tingkat sterilisasi komersial yg terjamin, jumlah bakteri dalam produk pangan setelah sterilisasi harus mencapai 10-9 cfu/ml (artinya, peluang kebusukan adalah 1 per 1 milyar kaleng). 6. Jelaskan studi kasus yang mengenai penanganan dan pengolahan hasil perikanan dengan metode thermal berikan contohnya, proses mana yang perlu dioptimasi dan parameter ujinya serta apa tujuan yang proses optimasi tersebut? Silahkan jelaskan melalui deskripsi dan diagram alir proses Contoh pengeringan ikan layang Proses : 1. Ikan layang yang berada di cool box 2. Dicuci dengan air bersih dan dibelah 2 sepanjang garis punggung sampai pada bagian perut. Hal ini bertujuan agar daging ikan tidak terlalu tebal 3. Kemudian isi perut dan insang dikeluarkan, setelah itu ikan dicuci bersih agar semua kotoran yang masih melekat, terutama bagian rongga perut dan sisa-sisa pembuluh darah serta selaput yang ada dapat dibersihkan. 4. Setelah itu ikan tersebut direndam dalam larutan air garam dengan konsentrasi 15% yang arti nya 15 gram garam yang di rendam dalam 100 liter air dengan waktu perendaman 30 menit. Ikan kemudian diangkat dan ditiriskan sampai sisa-sisa air hasil rendaman sudah tidak meleleh lagi. 5. Selanjutnya ikan dimasukkan kedalam lemari atau alat pengering surya untuk dilakukan pengeringan. Suhu pengeringan pada siang hari dan berkisar 21-53°C dengan waktu perlakuan selama 8 jam. 6. Setelah pengeringan, ikan tersebut diangkat. Menurut saya proses yang perlu dioptimasi yaitu ketika proses pengeringan. Parameter ujinya yaitu uji organoleptic. Karena, pada proses tersebut perubahan suhu dalam alat pengering sangat ditentukan oleh suhu lingkungan di luar. Dalam hal ini pengaruh sinar matahari yang menembus alat pengering surya yang digunakan.