Laporan FHA
Arif Rahman
PENDAHULUAN
tempat lewatnya beberapa substansi
Salinitas berhubungan erat dengan
yang bergerak cepat, dan adanya
tekanan osmotik dan ionik air, baik air
perbedaan tekanan osmotik antara cairan
sebagai media internal maupun eksternal.
tubuh dan lingkungan (Fujaya, 2004).
Agar sel-sel organ tubuh ikan dapat
Regulasi ion dan air pada ikan
berfungsi dengan baik maka sel-sel
terjadi hipertonik atau isotonik
tersebut harus berada dalam cairan
tergantung pada perbedaan (lebih tinggi,
media dengan komposisi dan konsentrasi
lebih rendah atau sama) konsentrasi
ionik yang sesuai dengan kebutuhannya.
cairan tubuh dengan konsentrasi media
Oleh karena itu diperlukan pengaturan
hidupnya. Perbedaan tersebut dapat
(osmoregulasi) agar tercipta komposisi
dijadikan sebagai strategi dalam
dan konsentrasi ionik cairan dalam sel
menanggani komposisi cairan ekstra
(intraseluler) dengan cairan luar sel
selular dalam tubuh ikan. Untuk ikan
(ekstraseluler) yang hampir sama
potadrom yang bersifat hiperosmotik
(Brown, 1957).
terhadap lingkungannya dalam proses
Osmoregulasi adalah upaya hewan
osmoregulasi air bergerak ke dalam
air untuk mengontrol keseimbangan air
tubuh dan ion ion keluar ke lingkungan
dan ion antara tubuh dan lingkungannya,
dengan cara difusi keseimbangan cairan
atau suatu proses pengaturan tekanan
tubuhnya dapat terjadi dengan cara
osmose. Hal ini penting dilakukan,
meminum sedikit air atau tidak minum
terutama oleh organisme perairan karena
sama sekali. Kelebihan air dalam
harus terjadi keseimbangan antara
tubuhnya dapat dikurangi dengan
substansi tubuh dan lingkungannya,
membuangnya dalam bentuk urin. Untuk
membran sel yang permeabel merupakan
ikan-ikan oseanodrom yang bersifat hipo air tawar, proses meminum juga tetap
asmotik terhadap lingkungannya, air terjadi, meskipun air secara osmosis
mengalir secara osmose dari dalam masuk ke dalam tubuh, namun
tubuhnya melalui ginjal, insang dan kulit jumlahnya sedikit. Proses minum ini
ke lingkungan, sedangkan ion ion masuk dibutuhkan oleh usus untuk mengambil
ke dalam tubuh secara difusi. Sedangkan kembali ion-ion yang hilang melalui
untuk ikan ikan euryhaline memiliki difusi dan juga melalui urin (Fujaya,
kemampuan untuk dengan cepat 2004)
menyeimbangkan tekanan osmotik Tujuan praktikum ini adalah
dalam tubuhnya dengan media untuk mengetahui indikator-indikator
hipoosmotik namun karena kondisi perubahan fisiologis hewan akuatis
lingkungan perairan tidak selalu akibat gangguan osmoregulasi dan untuk
tetap,maka proses osmoregulasi seperti mengetahui efek fisiologis beberapa
halnya ikan patadrom dan oseanodrom senyawa kimia (garam dan detergen)
tetap terjadi (Black, 1957). pada hewan akuatis berupa ikan.
Penurunan salinitas dari air laut
menjadi air tawar dapat mempengaruhi METODE PRAKTIKUM
keseimbangan antara konsentrasi air dan
Waktu dan Tempat
ion dalam tubuh ikan yang berkaitan
Praktikum ini dilaksanakan pada Hari
dengan proses osmoregulasi.
Sabtu 22 Oktober 2015 pukul 08.00-
Osmoregulasi dapat terjadi karena
10.00 WIB di Laboratorium Teaching II,
adanya penyesuaian keseimbangan
Jurusan Biologi, Fakultas Matematika
antara substansi tubuh dan lingkungan
dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Fujaya (2004).
Andalas, Padang.
Peningkatan salinitas air akan
mengakibatkan keadaan hipertonik
berkurang, sehingga ikan akan lebih Alat dan Bahan
banyak menggunakan energi untuk Adapun alat dan bahan yang digunakan
pertumbuhannya. Selain itu salinitas yaitu wadah ikan, gelas ukur, pipet tetes,
juga merupakan fasilitator dari pinset, stopwatch, timbangan, kertas
pertukaran ion-ion antara darah (tubuh) label, air ledeng, larutan NaCl
ikan dan air (lingkungan) yang dapat konsentrasi 1% dan NaCl konsentrasi
menjaga kestabilan regulasi asam basa 10%, larutan detergen, dan ikan mas koki
dalam tubuh (Wedemeyer, 1996). (Carrasius auratus).
Meminum air laut adalah sumber
utama air pada ikan air laut untuk Cara Kerja
mengembalikan air yang hilang melalui a. Efek Salinitas Terhadap Osmoregulasi
difusi insang, ginjal, dan mungkin pula Ikan
melalui kulit. Setelah air masuk ke dalam Disiapkan alat dan bahan terlebih dahulu.
usus, dinding usus aktif mengambil ion- Disediakan larutan garam dengan
ion monovalen (Na+, K+, dan Cl-) dan konsentrasi 1% dan 10% dengan volume
air, sebaliknya membiarkan lebih banyak masing-masing 1000 ml. Lalu
ion-ion divalen (Mg++, Ca++, SO4-) dimasukkan seekor ikan yang masih
tetap di dalam usus sebagai cairan rektal hidup ke dalam larutan 1% dan dicatat
agar osmolaritas usus sama dengan darah. kondisi awal ikan. Dibiarkan selama 5
Hal ini penting dilakukan untuk menit lalu diamati kembali kondisi ikan
menghindarkan air yang telah diserap tersebut di dalam larutan. Setelah selesai,
usus kembali ke dalam rektal. Pada ikan ikan diangkat dan ditempatkan di dalam
air biasa untuk memulihkan kondisinya. masing-masing 1000 ml. Kemudian
Dilakukan selama 5 menit. Setelah dimasukkan seekor ikan pada larutan 1%
ituikan dipindahkan ke dalam larutan dan dicatat kondisi awal ikan dan
garam dengan konsentrasi 10% dan dibiarkan selama 5 menit dan diamati
dicatat kondisi ikan tersebut setelah 5 kembali.Lalu ikan diletakkan di tempat
menit perlakuan. Dilakukan air biasa untuk memulihkan kondisinya
perbandingan antar larutan. selama 5 menit. Setelah itu, ikan
dipindahkan ke larutan garam 10% lalu
b. Efek Deterjen Terhadap Osmolaritas dicatat kondisi awal ikan tersebut setelah
Ikan 5 menit perlakuan. Dibandingkan
Disediakan larutan deterjen dengan perlakuan dengan konsentrasi yang
konsentrasi 1% dan 10% dengan volume berbeda tersebut.
250
200
150
100
50
0
Salinitas 0.1% Salinitas 1% Detergen 0.1% Detergen 1%
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil yang didapatkan
maka dapat disimpulkan:
1. Efek salinitas terhadap osmoregulasi
pada ikan sangat signifikan terjadi dari
keadaan normal pada konsentrasi NaCl
0,1% dibandingkan 1%.
2. Efek detergen terhadap osmoregulasi
pada ikan sangat signifikan terjadi dari
keadaan normal pada konsentrasi NaCl
0,1% dibandingkan 1%.
DAFTAR PUSTAKA
Black, V. S. 1957. Excretion and
Osmoregulation. In M. E.
Brown (Eds.). The Physiology at Fishes.
Vol. I. Academi Press. New
York. Brown, M. E. 1957.
Experimental Studies on Growth,
p: 361 – 399. In M. E. Brown
(Ed). The Physiology of Fis.
Boyd CE. 1982. Water Quality
Management for Fish Culture.
Elsevier Scientific Publishing
Co., Amsterdam.
Brett JR. 1979. Enviromental Factors
and Growth, Fish Physiology
Vol. VIII. Academic Press,
New York. hlm. 559-679.
Cole GA. 1988. Textbook of Limnology.
Third edition. Waveland Press,
Inc., Illinois, USA.