PROPOSAL
Disusun Oleh:
4520034002
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BOSOWA
MAKASSAR
2022
BAB I
PENDAHULUAN
Ikan bandeng merupakan salah satu komoditas unggulan Provinsi Sulawesi Selatan. Hal ini
didukung oleh rasa daging yang enak dan nilai gizi yang tinggi sehingga memiliki tingkat
konsumsi yang tinggi. Penelitian ini dilaksanakan di Tambak air payau di Desa Pasimarennu
Kecamatan Sinjai Timur Kabupaten Sinjai. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
pengaruh frekuensi pemberian pakan yang berbeda terhadap pertumbuhan ikan bandeng.
Untuk mengetahui pengaruh frekuensi pemberian pakan yang berbeda terhadap kelangsunggan
hidup ikan bandeng. Metode penelitian yang digunakan rancangan percobaan yang akan
digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 taraf
perlakuan dan 3 kali pengulangan. Perlakuan Perlakuan A: Frekuensi pemberian pakan satu
kali sehari yaitu pada pukul 08.00 WITA.Perlakuan B: Frekuensi pemberian pakan dua kali
sehari yaitu pada pukul 08.00 WITA dan 20.00 WITA.Perlakuan C: Frekuensi pemberian
pakan tiga kali sehari yaitu pada pukul 08.00 WITA, 12.00 WITA, 20.00 WITA.Perlakuan D:
Frekuensi pemberianpakan empat kali sehari yaitu pada pukul 08.00 WIB, 12.00 WIB, 16.00
WITA dan 20.00 WITA. Dengan analisis statistic dengan menggunakan EXCEL dan SPSS
jika berpengaruh dilakukan uji BNT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelangsungan
hidup ikanbandeng 100%, Rasio Konversi Pakan Ikan Bandeng yang bagus yaitu pada
perlakuan Adengan pemberian 1 kali.
Selain sebagai ikan konsumsi ikan bandeng juga dipakai sebagai ikan umpan hidup pada usaha
penangkapan ikan tuna (Syamsuddin, 2010). Pada tahun 2013, Dinas Kelautan dan Perikanan
Provinsi Sulawesi Selatan mentargetkan peningkatan produksi ikan bandeng sekitar 71.147 ton
dari produksi saat ini rata-rata 55.000 ton per tahun (Anonim, 2010). Setiap tahun permintaan
ikan bandeng selalu mengalami peningkatan, baik untuk konsumsi lokal, ikan umpan bagi
industri perikanan tuna, maupun untuk pasar ekspor. Kebutuhan bandeng untuk ekspor yang
cenderung meningkat merupakan peluang usaha yang positif. Namun, peluang tersebut belum
dapat terpenuhi karena terbatasnya produksi dan diikuti tingginya konsumsi lokal. Ikan
bandeng sebagai komoditas ekspor harus mempunyai standar tertentu, yaitu ukuran sekitar 400
g/ekor, sisik bersih dan mengkilat (penampilan fisik), tidak berbau lumpur (rasa), dan dengan
kandungan asam lemak omega-3 relatif tinggi. Kriteria-kriteria yang dipersyaratkan tersebut
terutama penampilan fisik, tidak berbau lumpur, dan kandungan asam lemak omega-3 yang
1
tinggi dapat dipenuhi dari hasil budidaya bandeng secara semi intensif dalam tambak (Anonim,
2010).
2
1.5 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalahnya adapun tujuan penelitian
1. Ingin mengetahui seberapa berpengaruh frekuensi pemberian pakan yang
berbeda terhadap pertumbuhan ikan bandeng
2. Ingin mengetahui pengaruh frekuensi pemberian pakan yang berbeda terhadap
kelangsungan hidup ikan bandeng
3. Untuk mengetahui apa saja yang menjadi standar komuditas ekspor
3
BAB II
Tinjauan Pustaka
Budidaya Ikan
Bandeng
Frekuensi
Pemberian
pakan
Kelangsung
Pertumbuhan
Hidup
5
BAB III
Metode Penelitian
3.1 Waktu dan tempat
Penelitian ini akan berlangsung selama 3 bulan dengan konsep penelitian offline dan online.
Kegiatan offline berupa pelaksanaan kegiatan penelitian yang akan dilakukan di laboratorium
terpadu Fakultas Pertanian Universitas Bosowa dan Tambak air payau di Desa Pasimarennu
Kecamatan Sinjai Timur Kabupaten Sinjai. Sedangkan kegiatan online berupa konsultasi dengan
dosen pendamping melalui zoom cloud meetings dan mencari literatur yang berkaitan dengan
pengaruh frekuensi pemberian pakan yang berbeda terhadap pertumbuhan ikan bandeng
3.2 Alat dan Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ikan bandeng umur 30 hari sebanyak 20
ekor, yang sudah glondongan yang di peroleh dari petani glondongan bandeng di Kabupaten
Sinjai. Adapun peralatan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah: pH paper untuk
mengukur pH air, Termometer untuk mengukur suhu air, Timbangan digital untuk menimbang
bobot ikan, Ember plastik untuk tempat sampel ikan, Serok halus untuk mengambil sampel
ikan, Sikat untuk membersihkan jaring percobaan, Alat tulis, Kamera digital untuk
dokumentasi, Jaring ukuran 0,5 mm dengan luasan 50x50 cm2 sebanyak 3 buah yang disekat
menjadi 4 petak, dan tongkat penyangga.
3.3 Metode Penelitian
Tahapan yang akan dilakukan dalam pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai berikut:
• Tahapan Persiapan Penelitiann
1. Pengadaan alat – alat yang akan digunakan
2. pengambilan sampel ikan bandeng di Tambak air payau di Desa Pasimarennu
Kecamatan Sinjai Timur, kemudian dibawa ke laboratorium terpadu.
• Tahapan Pelaksanan Penelitian
Tahapan pelaksanaan penelitian meliputi:
1. Pemberian pakan satu kali sehari yaitu pada pukul 08.00 WITA.
2. Pemberian pakan dua kali sehari yaitu pada pukul 08.00WITA dan 20.00 WITA.
3. pemberian pakan tiga kali sehari yaitu pada pukul 08.00 WITA, 12.00WITA, 20.00
WITA.
4. pemberian pakan empat kali sehari yaitu pada pukul 08.00 WITA, 12.00 WITA,
16.00 WITA dan 20.00 WITA.
6
3.4 Perlakuan dan Rancangan Percobaan
Rancangan percobaan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak
Lengkap (RAL) dengan 4 taraf perlakuan dan 3 kali pengulangan. Perlakuan yang dicobakan
adalah tingkat frekuensi pemberian pakan. Perlakuan-perlakuan yang akan digunakan adalah
sebagai berikut:
➢ Perlakuan A: Frekuensi pemberian pakan satu kali sehari yaitu pada pukul 08.00
WITA.
➢ Perlakuan B: Frekuensi pemberian pakan dua kali sehari yaitu pada pukul 08.00
WITA dan 20.00 WITA.
➢ Perlakuan C: Frekuensi pemberian pakan tiga kali sehari yaitu pada pukul 08.00
WITA, 12.00WITA, 20.00 WITA.
➢ Perlakuan D: Frekuensi pemberian pakan empat kali sehari yaitu pada pukul 08.00
WITA, 12.00 WITA, 16.00 WITA dan 20.00 WITA.
7
3.9 Varibel Pengamatan
3.9.1 Laju Pertumbuhan Harian
Merupakan laju petumbuhan harian, persentase pertambahan bobot per hari. Adanya variasi
ukuran pada akhir pemeliharaan terkait dengan pemberian pakan buatan pada media dengan
dosis yang berbeda. Untuk menentukan laju pertumbuhan spesifik sesuai dengan Handajani
dan Widodo (2010):
LnWt − LnWo
SGR = 100%
Keterangan :
SGR : Laju pertumbuhan harian rata – rata ( % )
Wt : Berat rata – rata pada t (g) ( I = minggu I , minggu II , . t )Wo
: Berat rata – rata pada t( g )
T : Periode penanaman ( hari )
Wm = Wt – W0
Keterangan :
Wm : Pertumbuhan Bobot Mutlak Rata-rata (gram)
Wt : Bobot Rata-rata Ikan pada Akhir Penelitian (gram)
W0 : Bobot Rata-rata Ikan pada Awal Penelitian (gram)
𝐿𝑡−𝐿𝑜
Ph = x 100 %
𝑡
8
Keterangan :
Ph : Pertumbuhan panjang harian (%)Lt
: Panjang rata-rata akhir (cm)
Lo : Panjang rata-rata awal (cm)T
: Lama pemeliharaan (hari)
Rasio Konversi Pakan yaitu perbandingan (rasio) antara berat pakan yang telah
diberikan dalam satu siklus periode budidaya dengan berat total (biomass) ikan yang
dihasilkan pada saat itu di rumuskan Kordi, (2013)
FCR = 𝐹
𝑊𝑡−𝑊𝑜
Keterangan :
FCR : Feed Convertion Ratio
9
BAB IV
ORGANISASI dan Jadwal Kegiatan
4.1 Organisasi
Alokasi
No Nama/NIM Program Studi Bidang Ilmu Waktu Uraian Tugas
(jam/
minggu)
1 Andi Albab -Mengkordinir
Shiddiq Budidaya Seluruh kegiatan.
Perikanan
Sudirman/ Perairan -Melakukan
4520034002 Penanganan
Sampel.
Alexander -Mempersiapkan
Amba Madi’ka/ Budidaya Perikanan wadah atau
4
4520034004 Perairan setting wadah
10
4.2 Jadwal Kegiatan
1 2 3
11
BAB V
BIAYA YANG DI PERLUKAN
5.1 Anggaran Kegiatan
No Jenis Pengeluaran Harga
1. pH paper 100.000
2. Termometer 150.000
12
Daftar Pustaka
Affan, J.M. 2012. Identifikasi Lokasi untuk Pengembangan Budidaya Keramba Jaring
Apung (KJA) Berdasarkan Faktor Lingungan dan Kualitas Air di Perairan Pantai
Timur Bangka Tengah. Depik, 1(1) : 78-85.
Dadiono, M.S., S. Andayani, K. Zailanie. 2017.The Effect of Different Dosage ofAnredera
cordifolia (Ten.) Steenis Leaves Extract towards the Survival Rate of African Catfish
(Clarias sp.) Infected by Aeromonas salmonicida.International Journal of ChemTech
Research. Vol. 10 (4) : 669-673..
Handajani dan Widodo. 2010. Kemampuan Mengikat Air oleh Tanah Pasir yang
Diperlukan denganTepung Rumput Laut Gracilaria verrucosa. Laboratorium Biologi Struktur
dan Fungsi Tumbuhan, Jurusan Biologi FMIPA UNDIP Hal.: 32-38.
Karina, S. Rizwan dan Khairunnisak, 2011. Pengaruh Salinitas Dan Daya Apung Terhadap
Daya Tetas Telur Ikan Bandeng. Jurnal Unsyiah. 1 (1) : 22-26.
Kordi, K.M.G.H., 2013. Budidaya Belut Di Pekarangan, Lahan Sempit, Lahan Kritis dan
Minim Air. Sulawesi Selatan.
Mayunar, R. Purba, P.T. Imanto. 1995. Pemilihan lokasi budidaya ikan laut. Prosiding temu
usaha pemasyarakatan teknologi keramba jaring apung bagi budidaya laut, Puslitbang
Perikanan. Badan Litbang Pertanian: 179 – 189.
Rahim, A. R., Herawati, E. Y., Nursyam, H., Hariati, A. M. 2015. Cells Characteristics,
Growth, and Quality of Gracilaria verrucosa Seaweed Production with Different
Doses ofVermicompost Fertilizer. International Journal of Science Technology and
Engineering,Volume 2, Issue 1.
13
Journal of Microbiology, Biotechnology and EnvironmentalSciences. Volume 20, No.
2: 2018: S17 – S23.
Yahya, Happy Nursyam, Yenny Risjani, dan Soemarno. 2014. Karakteristik Bakteri di
Perairan Mangrove Pesisir Kraton Pasuruan. ILMU KELAUTAN Vol. 19. No.1.
Zverlova, V. V., W. Holl, dan H. Schwarz. Enzymes for digestion of cellulose and other
polysaccharides in the gut of longhorn beetle larvae, Rhagium inquisitor L. (Col.,
Cerambycidae). International Biodeterioration & Biodegadation. 51. 2003.
14