Anda di halaman 1dari 9

KONDUKSI

Disusun Oleh :
Akhior Nugraha Pamurdawan ( 01 / XI MIPA 2 )

Apriliana Lintang Maharani Ediyanto ( 05 / XI MIPA 2 )

Diyan Fithri ( 11 / XI MIPA 2 )

Lina Kamila ( 19 / XI MIPA 2 )

Violia Zahrotun Nisa Dwisty ( 34 / XI MIPA 2 )

Zulfah Ainil Mubarokah ( 35 / XI MIPA 2 )

KONDUKSI 1
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat dan hidayah-Nya Tugas Fisika berupa makalah dengan judul “Konduksi”
dapat diselesaikan dengan baik.

Makalah ini membahas mengenai perpindahan kalor secara konduksi. Kami


membuat makalah ini dengan maksud untuk menyelesaikan Tugas Kelompok dari
Bapak R Hady Wahono dalam studi Kalor. Dalam penyusunan makalah ini tentunya
kami tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, kami ingin
menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar - besarnya kepada teman - teman
yang telah banyak membantu dan memberikan motivasinya kepada kami.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran dari teman - teman sangat kami harapkan sebagai langkah
menuju kesempurnaan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami khususnya
juga para pembaca pada umumnya. Semoga makalah ini dapat menjadi pemicu bagi
teman - teman yang lain untuk dapat mengembangkan proses pembelajaran sehingga
lebih menyenangkan.

Kebumen, 1 Oktober 2022

Penulis

KONDUKSI 2
Daftar Isi

Kata Pengantar..................................................................................................2

Daftar Isi...........................................................................................................3

Landasan Teori.................................................................................................4

Penerapan Dalam Bazar Kewirausahaan SMAN 2 Kebumen..........................6

Manfaat.............................................................................................................7

Penutup.............................................................................................................8

Daftar Pustaka...................................................................................................9

KONDUKSI 3
A. Landasan Teori

Konduksi didefinisikan sebagai perpindahan panas yang terjadi di antara suatu


bagian ke bagian lain dalam suatu benda ataupun dalam suatu fluida diam yang
mempunyai perbedaan temperatur pada kedua sisinya. Konduksi juga dapat terjadi di
antara suatu benda ke benda lain, di mana kedua benda tersebut bersatu.

Apabila pada suatu benda terdapat gradien temperatur (perbedaan temperatur),


maka menurut pengalaman akan terjadi perpindahan energi dari bagian yang
bertemperatur tinggi ke bagian yang bertemperatur rendah. Sehingga dapat dikatakan
bahwa perpindahan energi terjadi secara konduksi dan perpindahan panas yang
terjadi berbanding dengan gradien temperatur normal :

q ∂T
( 2.1 )
A ∂x

Jika dimasukkan konstanta proporsionalitas maka persamaan di atas akan


menjadi sebagai berikut :

dT
q=–k.A. ( 2.2 )
dx

dimana : q = laju perpindahan panas ( Watt )

k = konduktivitas panas ( W/m°K )

A = luas penampang yang tegak lurus aliran panas ( m2 )

dT = perbedaaan temperatur ( °K )

dx = jarak kedua sisi ( m )

dT
= gradien temperatur ke arah perpindahan panas ( °K/m )
dx

Tanda minus pada persamaan menunjukkan bahwa perpindahan panas ke


bagian yang bertemperatur lebih rendah. Persamaan (2.2) ini disebut hukum Fourier.

Perpindahan panas yang terjadi pada dinding silinder dengan jari - jari dalam r 1
, jari - jari luar r 0 , dan panjang L, dengan adanya perbedaan temperatur T i – T 0,
seperti pada gambar 2.1, dan dengan mengandaikan bahwa aliran panas berlangsung
menurut arah radial, sehingga koordinat ruang yang diperlukan untuk menentukan
sistem itu hanyalah r. Hukum Forier digunakan lagi dengan menyisipkan persamaan
yang tepat.

KONDUKSI 4
Luas bidang aliran panas dalam sistem silinder adalah :

Ar = 2 . π . r . L , sehingga hukum Fourier menjadi

dT
q r = – k . Ar . , atau
dr

dT
qr = – k . 2 . π . r . L . ( 2.3 )
dr

Jika persamaan (2.3) diintegrasikan dengan syarat batas :

T = T i pada r = r i dan T = T 0 pada r = r 0 , maka persamaan (2.3) akan


menjadi :

2. π . k . L .(T i −T 0)
q= ( 2.4 )
ln (r 0 /r i)

Dan tahanan termal dalam hal ini adalah :

ln (r 0 / r i )
Rth = ( 2.5 )
2. π . k . L

Gambar 2.1

ALIRAN PANAS SATU DIMENSI MELALUI SILINDER BERLUBANG

Konsep tahanan termal dapat juga digunakan untuk dinding lapis rangkap
berbentuk silinder. Untuk sistem tiga - lapis seperti pada gambar 2.2, penyelesaian
untuk konduksinya adalah sebagai berikut :

T ∞ , 1−T ∞ ,4
q r = ln(r 2 /r 1 ) ln( r 3 /r 2) ln ( r 4 /r 3 ) ( 2.6 )
+ +
2 . π . k A . L 2 . π . k B. L 2 . π . kC . L

KONDUKSI 5
B. Penerapan Dalam Bazar Kewirausahaan
SMAN 2 Kebumen

1. Memasak Air Menggunakan Panci Logam


Dalam kehidupan sehari - hari, peristiwa konduksi dapat diamati.
Misalnya pada saat memasak air menggunakan panci logam di atas api
kompor. Aliran panas dari api akan merambat melalui atom - atom dalam
logam. Logam kemudian meneruskan panas yang diterimanya dari api ke
molekul - molekul air. Logam merupakan konduktor panas yang baik
sehingga panas dari api akan cepat dihantarkan dan menyebabkan air segera
mendidih.

2. Sendok Logam Menjadi Panas Saat Digunakan Mangaduk Air Panas


Kamu akan membuat kopi, memasukkan kopi dan air panas ke dalam
cangkir. Lalu kamu menggunakan sendok untuk mengaduk kopi tersebut. Jika
sendok tetap dibiarkan dalam cangkir berisi kopi panas, sendok juga perlahan
akan memanas. Hal ini terjadi karena kopi panas mengalirkan panas ke
setikarnya secara konduksi, termasuk pada sendok logam. Panas akan terus
dialirkan ke lingkungan sekitar oleh kopi panas hingga tercapai
kesetimbangan antara suhu lingkungan dan kopi. Inilah mengapa kopi panas
cepat dingin di daerah bersuhu rendah, karena perpindahan panasnya lebih
cepat.

3. Cangkir yang Terasa Panas Saat Diisi Air Panas


Saat kosong, cangkir tidak terasa panas dan memiliki suhu yang hampir
sama dengan ruangan tempatnya disimpan. Saat dimasukkan air panas,
cangkir perlahan menghangat. Dilansir dari The Physics Classroom, air panas
memiliki energi kinetik yang sangat tinggi dan memengaruhi partikel -
partikel pembentuk cangkir. Partikel cangkir akan ikut bergetar dengan kuat
pada tempatnya dan akan terus menjalar ke seluruh cangkir. Hal ini
menyebabkan cangkir menjadi panas karena perpindahan panas secara
konduksi.

4. Menyentuh Benda
Saat kita menyentuh cangkir panas, tangan kita akan ikut merasakan
panas. Hal ini terjadi karena panas mengalir dari cangkir ke tangan secara
konduksi. Begitu juga saat kita menyentuh api dan benda panas lainnya.

KONDUKSI 6
Panas akan berpindah secara konduksi pada tubuh kita. Panas yang terlalu
tinggi dapat menyebabkan jaringan tubuh rusak dan terbakar.

C. Manfaat

Konduksi bermanfaat untuk mengatasi fenomena berikut :

 Es ditutupi dalam tas goni untuk mencegah pencairan.


 Pakaian wol cocok dipakai di musim dingin karena lebih hangat.
 Kita merasa lebih hangat dalam mantel bulu.
 Dua selimut tipis lebih hangat dari satu selimut dengan ketebalan dua kali lipat.
 Burung sering membengkak bulunya di musim dingin.
 Selimut baru lebih hangat daripada yang lama.
 Ceret dilengkapi dengan gagang kayu.
 Eskimo membuat rumah es berdinding ganda.
 Di musim dingin, kursi besi tampak lebih dingin daripada kursi kayu.

KONDUKSI 7
Penutup

Kesimpulan
Jika sebatang logam yang salah satu ujungnya dipanaskan, dalam selang waktu
tertentu ujung lainnya pun akan terasa panas. Hal tersebut menunjukkan bahwa pada
batang logam tersebut terjadi aliran atau perpindahan kalor dari bagian logam yang
bersuhu tinggi ke bagian logam bersuhu rendah. Perpindahan kalor pada logam yang
tidak diikuti perpindahan massa ini disebut dengan perpindahan kalor secara
konduksi. Jadi, konduksi adalah perpindahan kalor melalui zat perantara dan selama
terjadi perpindahan kalor tidak disertai dengan perpindahan partikel - partikel zat
perantaranya.

Syarat terjadinya konduksi kalor suatu benda adalah adanya perbedaan suhu
antara dua tempat pada benda tersebut. Kalor akan berpindah dari tempat bersuhu
tinggi ke tempat bersuhu rendah. Jika suhu kedua tempat sudah menjadi sama,
rambatan kalor pun akan terhenti.

Berdasarkan kemampuan suatu zat menghantarkan kalor secara konduksi, zat


dapat digolongkan menjadi dua golongan yaitu konduktor dan isolator. Konduktor
adalah zat yang mudah menghantarkan kalor dari satu bagian ke bagiannya yang lain,
sedangkan isolator adalah zat yang sangat sukar menghantarkan kalor. Pada
umumnya, logam termasuk konduktor yang baik, dan bahan bukan logam termasuk
bahan isolator yang baik.

Dari hasil percobaan didapatkan bahwa perpindahan kalor secara konduksi


bergantung pada jenis logam, luas penampang penghantar kalor, perbedaan suhu dari
kedua ujung - ujung logam tempat kalor merambat, serta panjang jalan yang dilalui
oleh kalor tersebut.

KONDUKSI 8
Daftar Pustaka

Ulya, Azza Rahmawati. 2013. “Penerapan Konduksi, Konveksi, dan Radiasi pada
Kehidupan Sehari - Hari”, https://azzarahmawati.blogspot.com/2013/10/penerapan-
konduksi-konveksi-dan-radiasi.html, diakses pada 1 Oktober 2022 pukul 22.07.

Utami, Silmi Nurul. 2021. “Contoh Peristiwa Konduksi Sehari - Hari di Rumah”,
https://www.kompas.com/skola/read/2021/02/03/145322269/contoh-peristiwa-
konduksi-sehari-hari-di-rumah?page=all, diakses pada 1 Oktober 2022 pukul 22.28.

Rahman, Syakir. 2012. “Aplikasi Konduksi, Konveksi, dan Radiasi di Kehidupan


Sehari - Hari”, http://syakir-berbagiilmu.blogspot.com/2012/03/aplikasi-konduksi-
konveksi-dan-radiasi.html, diakses pada 1 Oktober 2022 pukul 22.54.

Pratiwi, Naisha. 2022. “Konduksi Adalah: Pengertian, Contoh, Manfaat, dan Jenis”,
https://adalah.top/konduksi/index.html, diakses pada 1 Oktober 2022 pukul 23.25.

Kamajaya, Ketut. 2016. Buku Siswa Fisika. Bandung: Grafindo Media Pratama.

KONDUKSI 9

Anda mungkin juga menyukai