Anda di halaman 1dari 21

TUGAS PERPINDAHAN PANAS

“ DESKRIPSI TENTANG RPS MATA KULIAH PERPINDAHAN PANAS ”

DISUSUN OLEH :

NAMA : Daryanto Eka Putra

NIM : 4518044035

FAKULTAS TEKNIK KIMIA


UNIVERSITAS BOSOWA

2020
DESKRIPSI RPS PERPINDAHAN PANAS

Panas/Kalor merupakan suatu energi yang berpindah yang diakibatkan perbedaan


suhu. Satuan SI (Satuan Internasional) untuk panas ialah joule. Panas bergerak dari daerah
bersuhu tinggi ke daerah yang bersuhu rendah. Tiap-tiap benda itu mempunyai energi dalam
yang berhubungan dengan gerak acak dari atom-atom ataupun molekul penyusunnya.
Kalor tersebut bisa mengubah suhu suatu zat, misalnya saat seorang membuat
minuman teh hangat untuk dirinya, maka beliau bisa mencampur air panas dengan air dingin
agar teh yang dibuatnya itu dalam kondisi hangat. Saat pencampuran air panas serta air
biasa/dingin, maka air panas itu akan melepaskan energi panas, sedangkan pada air
biasa/dingin itu akan menerima energi panas tersebut.
Benda-benda yang berada disekitar kita ada yang bisa atau dapat menghantarkan
panas dan juga ada yang tidak bisa menghantarkan panas. Benda yang bisa/dapat
menghantarkan panas disebut dengan sebutan konduktor. Contoh dari benda konduktor
misalnya tembaga, besi, air, timah, dan juga alumunium.
Sementara itu, untuk benda yang tidak bisa menghantarkan panas disebut dengan
sebutan isolator. Contoh dari benda isolator ialah plastik, kayu, karet, kertas,  kain,ban, dan
lain sebagainya.
Perpindahan Panas (Kalor) itu terdapat 3, yakni dengan secara konduksi, konveksi
dan radiasi, dibawah ini merupakan penjelasan beserta dengan contohnya, antara lain ialah
sebagai berikut :
 Konduksi
Konduksi merupakana suatu perpindahan panas yang melalui zat padat yang tidak
ikut mengalami perpindahan. Dalam arti, perpindahan Panas (kalor) pada suatu zat itu tidak
disertai dengan adanya perpindahan pada partikel-partikelnya.
 9 Contoh Konduksi:
Benda yang terbuat dari logam akan terasa panas, hangat jika benda tersebut dipanaskan,
contohnya :
1. Knalpot motor yang menjadi panas pada saat mesin motor dihidupkan.
2. Mentega yang dipanaskan pada wajan yang menjadi meleleh disebabkan karena
panas.
3. Tutup panci terasa panas saat panci digunakan untuk memasak
4. Air akan mendidih pada saat dipanaskan dengan menggunakan panci logam dan
sejenisnya
5. Memasak air dengan menggunakan panci logam. Panas panci yang berasal dari
kompor yang digunakan saat memasak.
6. Membuat kopi atau lain sebagainya minuman panas
7. Membakar besi, logam, dan juga sejenisnya
8. Saat menyetrika baju, panas yang berasal dari setrika berpindah ke baju karena
digosokkan dengan secara langsung sehingga baju tersebut menjadi hangat.
9. Pada saat memegang gelas yang panas, maka telapak tangan kita juga akan menerima
panas dari gelas tersebut.

 Konveksi
Konveksi merupakan suatu perpindahan panas dengan melalui aliran yang zat
perantaranya itu ikut juga berpindah. Pada saat partikel itu berpindah dan juga
mengakibatkan kalor merambat, terjadilah suatu konveksi. Konveksi tersebut terjadi pada zat
cair dan juga gas (udara/angin).
 10 Contoh Konveksi :
1. Gerakan naik dan turun air ketika dipanaskan.
2. Gerakan naik dan turun kacang hijau, kedelai dan lainnya ketika dipanaskan.
3. Terjadinya angin darat dan angin laut.
4. Gerakan balon udara.
5. Asap cerobong pabrik yang membumbung tinggi.
6. Ketika kita merebus kacang hijau pada saat airnya sudah memdidih maka ada
pergerakan naik turun dari kacang hijau.
7. Pada saat kita merebus air maka akan ada pergerakan air yang panas naik dan juga
yang dingin turun.
8. Terjadinya angin darat serta jugaangin laut, karena adanya suatu perbedaan pada suhu
di daratan danjuga tentu di lautan.
9. Saat memanaskan air, air akan terlihat seperti diaduk. Itu disebabkan karena, air yang
paling bawah akan pertama kalilebih dulu panas dan juga menjadi akan menjadi lebih
ringan  sehingga saat berpindah ke atas.
10. Proses mencairnya es batu yang dimasukkan ke dalam air panas. Panas pada air
tersebut berpindah secara bersamaan dengan mengalirnya air panas itu ke es batu.
 Radiasi
Perpindahan kalor tanpa zat perantara disebut dengan radiasi. Radiasi merupakan suatu
perpindahan panas tanpa zat perantara. Radiasi tersebut biasanya disertai cahaya.
 6 Contoh radiasi:
1. Panas matahari yang sampai ke bumi walau dengan melalui ruang hampa.
2. Tubuh terasa hangat pada saat berada di dekat sumber api.
3. Menetaskan telur unggas dengan menggunakan lampu.
4. Pakaian menjadi kering pada saat dijemur di bawah terik matahari.
5. warna hitam kusam merupakan penyerap atau pemancar kalor yang baik
6. radiasi neutron cepat atau lambat
TUGAS PERPINDAHAN PANAS
“Makalah Pengenalan Perpindahan Panas”

DISUSUN OLEH :

NAMA : Daryanto Eka Putra

NIM : 4518044035

FAKULTAS TEKNIK KIMIA

UNIVERSITAS BOSOWA

2020
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..........................................................................................................
ISI...........................................................................................................................
1.1 Pengertian Perpindahan Panas...................................................................
1.2 Hukum Pendinginan Atau Pemanasan Newton.........................................
1.3 Mekanisme Perpindahan Panas..................................................................
1.3.1 Konduksi/Hantaran (Conduction)........................................................
1.3.2 Radiasi/Pancaran (Radiation)..............................................................
1.3.3 Konveksi/Ilian (Convection)................................................................
1.4 Hukum-hukum Dasar Perpindahan Panas..................................................
1.5. Mekanisme Perpindahan Panas Gabungan................................................
1.6 Aplikasi Pindah Panas pada Bidang Industri Pangan................................
1.6.1 Evaporasi.............................................................................................
Daftar Pustaka.........................................................................................................
ISI

1.1 Pengertian Perpindahan Panas

Panas telah diketahui dapat berpindah dari tempat dengan temperatur lebih tinggi ke
tempat dengan tempeatur lebih rendah. Hokum percampuran panas juga terjadi karena panas
itu berpindah, sedangkan pada kalorimeter, perindahan panas dapat terjadi dalam bentuk
pertukaran panas dengan luar sistem.

Jadi pemberian atau pengurangan panas tidak saja mengubah temperatur atau fasa zat
suatu benda secara lokal, melainkan panas itu merambat ke atau dari bagian lain benda atau
tempat lain. Peristiwa ini disebut perindahan panas.

Menurut penyelidikan, perpindahan tenaga panas dapat dibagi dalam beberapa


golongan cara perpindahan. Panas itu dapat merambat dari suatu bagian ke bagian lain
melalui zat atau benda yang diam. Panas juga dapat dibawa oleh partikel-partikel zat yang
mengalir. Pada radiasi panas, tenaga panas berpindah melalui pancaran yang merupakan juga
satu cara perindahan panas. Umumnya perindahan panas berlangsung sekaligus dengan
ketiga cara ini.

Perindahan panas melalui cara pertama disebut perpindahan panas melalui kondoksi.
Cara kedua, perindahan panas melalui konveksi dan cara ketiga melalui radiasi. daya panas
melalui penampang tegak lurus kepada arah arus. Oleh sebab itu arus panas rata-rata adalah
rata-rata adalah

∆Q
H=
∆τ

Dengan∆ τ sebagai waktu perpindahan panas yang dipandang.

Karena arus panas dapat berubah-ubah menurut waktu, maka arus panas pada setiap

∆Q dQ
saat adalah H= lim
∆τ→0 ∆τ
= dτ

Perindahan panas dapat ketahui melalui perubahan temperatur. Oleh karenanya perlu
ditentukan hubungan antara arus panas dan perubahan atau perbedaan temperatur.
Bagi kalorimeter yang mengalami pertukaran panas dengan luar sistem, akibat
perpindahan panas, Newton memberikan suatu koreksi yang dikenal sebagai hukum
pendinginan atau pemanasan Newton.

1.2 Hukum Pendinginan Atau Pemanasan Newton

Perubahan temperatur akibat pertukaran panas seperti pada kalorimeter menurut


Newton pada tahun 1701, adalah berbanding lurns dengan waktu. Bila temperatur sistem
lebih tinggi daripada tempeatur sekitarnya, maka akan terjadi pendinginan pada sistem atau
penurunan temperatur dan demikian pun sebaliknya. Perbandingan ini dapat dijadikan
persamaan dengan membubuhi suatu faktor konstanta k, sehingga

∆t
∆τ
= - k(t - ts)

dengan t dan t. masing-masing merupakan temperatur sistem dan temperatur sekitarnya.


Tanda negatif menunjukkan terjadinya penurnnan temperatur bila t > t.. Karena perubahan
temperatur ini dapat berbeda menurut waktu, maka perubahan temperatur setiap saat adalah

dt

= - k(t - ts)

atau dapat juga ditulis

dt
t−t s
= −k dτ

sehingga setelah diintegrasikan diperoleh temperatur sistem setelah waktu τ , sebesar

In (t - tS) = - k τ + C

Jika temperatur pada waktu τ = 0 adalah t0 maka konstanta integrasi C dapat ditentukan,
sehingga diperoleh

t−t
In
t 0−ts
= −k τ atau

t = t0 + (t0 – ts) e -kτ

Apabila perbedaan temperatur sistem dan sekitarnya keeil maka dengan sendirinya
perubahan temperatur pada sistem adalah keeil juga karena perubahan temperatur maksimum
dari sistem adalah menyamai temperatur sekitarnya. Oleh sebab itu dalam hal ini nampak dari
rumus diatas bahwa k τ akan kecil juga harganya. Untuk k τ <<1 dapat diadakan pendekatan
dari rumus diatas dengan menguraikan dulu kedalam deret

(k τ ) 2 (k τ ) 3
t = t0 + (t0 – ts) {l – k τ + – + ...........}
2! 3!

dengan mengabaikan faktor k τ dengan pangkat dua dan lebih, pendekatan ini menjadi

t = to – (to – ts) k τ
atau perubahan temperatur sistem selama waktu τ adalah kira – kira

t - to = – (to – ts) k τ
bagi to > ts terjadi pendinginan yakni penurunan temperature sistem dan bagi to < ts terjadi
pemanasan atau kenaikan temperatur. Jadi untuk perbedaan temperatur sistem dan sekitarnya
yang kecil hubungan rumus di atas dapat digunakan untuk koreksi temperature dana
kalorimeter.

1.3 Mekanisme Perpindahan Panas

Perpindahan panas dapat didefenisikan sebagai berpindahnya energi dari satu daerah ke
daerah lainnya sebagai akibat dari beda suhu antara daerah – daerah tersebut. Hal ikhwal
aliran panas bersifat universal yang berkaitan dengan tarikan gravitasi.

Secara umum ada tiga cara perpindahan panas yang berbeda yaitu : konduksi
(conduction; dikenal dengan istilah hantaran), radiasi (radiation) dan konveksi (convection;
dikenal dengan istilah ilian). Jika kita berbicara secara tepat, maka hanya konduksi dan
radiasi dapat digolongkan sebagai proses perpindahan panas, karena hanya kedua mekanisme
ini yang tergantung pada beda suhu. Sedang konveksi, tidak secara tepat memenuhi definisi
perpindahan panas, karena untuk penyelenggaraanya bergantung pada transport massa
mekanik pula. Tetapi karena konveksi juga menghasilkan pemindahan energi dari daerah
yang bersuhu lebih tinggi ke daerah yang bersuhu lebih rendah, maka istilah “perpindahan
panas dengan cara konveksi” telah diterima secara umum.

1.3.1 Konduksi/Hantaran (Conduction)

Konduksi adalah proses dengan mana panas mengalir dari daerah yang bersuhu
tinggi ke daerah yang bersuhu lebih rendah di dalam satu medium (padat, cair atau gas) atau
antara medium - medium yang berlainan yang bersinggungan secara langsung tanpa adanya
perpindahan molekul yang cukup besar menurut teori kinetik. Suhu elemen suatu zat
sebanding dengan energi kinetik rata – rata molekul – molekul yang membentuk elemen itu.
Energi yang dimiliki oleh suatu elemen zat yang disebabkan oleh kecepatan dan posisi
relative molekul – molekulnya disebut energi dalam. Perpindahan energi tersebut dapat
berlangsung dengan tumbukan elastic (elastic impact), misalnya dalam fluida atau dengan
pembauran (difusi/diffusion) elektron – elektron yang bergerak secara cepat dari daerah yang
bersuhu tinggi kedaerah yang bersuhu lebih rendah ( misalnya logam). Konduksi merupakan
satu – satunya mekanisme dimana panas dapat mengalir dalam zat padat yang tidak tembus
cahaya.

1.3.2 Radiasi/Pancaran (Radiation)

Radiasi adalah proses dimana panas mengalir dari benda yang bersuhu tinggi ke benda
yang bersuhu rendah, bila benda – benda itu terpisah didalam ruang, bahkan bila terdapat
ruang hampa diantara benda – benda tersebut. Semua benda memancarkan panas radiasi
secara terus menerus. Intensitas pancaran tergantung pada suhu dan sifat permukaan . Energi
radiasi bergerak dengan kecepatan cahaya (3x108 m/s) dan gejala – gejalanya menyerupai
radiasi cahaya. Menurut teori elektromagnetik, radiasi cahaya dan radiasi termal hanya
berbeda dalam panjang gelombang masing – masing.

1.3.3 Konveksi/Ilian (Convection)

Konveksi adalah proses transport energi dengan kerja gabungan dari konduksi panas,
penyimpanan energi dan gerakan mencampur. Konveksi sangat penting sebagai mekanisme
perpindahan energi antara permukaan benda padat, cairan atau gas. Perpindahan panas secara
konveksi diklasifikasikan dalam konveksi bebas (free convection) dan konveksi paksa (forced
convection) menurut cara menggerakkan alirannya. Bila gerakan mencampur berlangsung
semata – mata sebagai akibat dari perbedaan kerapatan yang disebabkan oleh gradien suhu,
maka disebut konveksi bebas atau alamiah (natural). Bila gerakan mencampur disebabkan
oleh suatu alat dari luar seperti pompa atau kipas, maka prosesnya disebut konveksi paksa.

Keefektifan perpindahan panas dengan cara konveksi tergantung sebagian besarnya


pada gerakan mencampur fluida . akibatnya studi perpindahan panas konveksi didasarkan
pada pengetahuan tentang ciri – ciri aliran fluida.
1.4 Hukum-hukum Dasar Perpindahan Panas

Konduksi. Hubungan dasar untuk perpindahan panas dengan cara konduksi diusulkan
oleh ilmuan perancis , J.B.J. Fourier, tahun 1882. Hubungan ini menyatakan bahwa qk, laju
aliran panas dengan cara konduksi dalam suatu bahan, sama dengan hasil kali dari tiga buah
besaran berikut :

1. k, konduktivitas termal bahan.

2. A, luas penampang dimana panas mengalir dengan cara konduksi yang harus
diukur tegak lurus terhadap arah aliran panas.

3. dT/Dx, gradien suhu terhadap penampang tersebut, yaitu perubahan suhu T


terhadap jarak dalam arah aliran panas x.

Untuk menuliskan persamaan konduksi panas dalam bentuk matematik, kita harus
mengadakan perjanjian tentang tanda. Kita tetapkan bahwa arah naiknya jarak x adalah arah
aliran panas positif. Persamaan dasar untuk konduksi satu dimensi dalam keadaan tunak
(stedi) ditulis :

dT
qk = −kA dX

Untuk konsistensi dimensi dalam pers. 1-1, laju aliran panas qk dinyatakan dalam
Btu/h*), luas A dalam ft2 dan gradien suhu dT/dx dalam F/ft. Konduktivitas termal k adalah
sifat bahan dan menunjukkan jumlah panas yang mengalir melintasi satuan luas jika gradien
suhunya satu. Jadi
Bahan yang mempunyai konduktivitas termal yang tinggi dinamakan konduktor
(conduktor), sedangkan bahan yang konduktivitas termalnya rendah disebut isolator
(insulator).

Untuk kasus sederhana aliran panas keadaan stedi melalui dinding datar (plane),
gradien suhu dan aliran panas tidak berubah dengan waktu dan sepanjang lintasan aliran
panas luas penampangnya sama :

L Tdingin
qk
A ∫ dx ¿−¿ ∫ kdT
0 Tpanas

Jika k tidak bergantung pada T, setelah integrasi kita mendapat rumus berikut untuk
laju konduksi panas melalui dinding :

Ak ∆T
qk = L ( T panas – Tdingin ) =
L/ Ak

L/Ak setara dengan tahanan termal (thermal resistance) Rk yang diberikan oleh dinding
kepada aliran panas dengan cara konduksi dan kita memperoleh.

L
Rk = Ak

Kebalikan dari tahanan termal disebut konduksi termal (thermal conductance);

Ak
Kk = L
Radiasi, jumlah energi yang meninggalkan suatu permukaan sebagai panas radiasi
tergantung pada suhu mutlak dan sifat permukaan tersebut. Radiator sempurna atau benda
hitam (black body) memancarkan energi radiasi dari permukaan dengan laju q r yang
diberikan oleh

qr = σ A1 T14 Btu / hr

Btu/h, jika A1 luas permukaan dalam ft persegi, T1 suhu permukaan dalam derajat
rankine (R) dan σ konstanta dimensional dengan nilai 0,1714 x 10 -8 Btu/h ft2 R4 dalam satuan
SI laju aliran panas qr mempunyai satuan watt, jika luas permukaan A1 dalam m2, suhu
-8 watt /
mutlak dalam derajat Kelvin, dan σ5,67 x 10 m2 k4 besaran σ dinamakan konstanta
Stefan – Boltzmann.

Jika benda hitam tersebut beradiasi ke sebuah penutup yang sepenuhnya mengurungnya
dan yang permukaanya juga hitam, yaitu menyerap semua energi radiasi yang datang
padanya , maka laju bersih perpindahan panas radiasi diberikan oleh.

qr = σ A1 (T14 - T24)

Dimana T2 adalah suhu permukaan penutup dalam derajat Fahrenheit mutlak. Jika pada
suhu yang sama dengan benda hitam benda nyata memancarkan sebagian yang konstan dari
pancaran benda hitam pada setiap panjang gelombang, maka benda itu disebut benda kelabu
(gray body). Laju bersih perpindahan panas dari benda kelabu dengan suhu T1 ke benda hitam
dengan suhu T2 yang mengelilinginya adalah

qr = σ A1 ε1 (T14 - T24)

Dimana έ1 adalah emitansi (emittance) permukaan kelabu dan sama dengan


perbandingan pancaran (emission) dari permukaan kelabu terhadap pancaran dari radiator
sempurna pada suhu yang sama.

Jika kedua benda tersebut bukan radiator sempurna dan jika kedua benda itu
mempunyai hubungan geometrik tertentu satu sama lain, maka perpindahan panas bersih
diantara kedua benda tersebut diberikan oleh

qr = σ A1 ε1-2 (T14 - T24)

Konveksi. Laju perpindahan panas dengan cara konveksi antara suatu permukaan dan
suatu fluida dapat dihitung dengan hubungan :

qc = hc A ∆T

Dimana qc = laju perpindahan panas dengan cara konveksi, Btu/h;

A = luas perpindahan panas, ft2;

∆T = beda antara permukaan suhu Ts dan suhu fluida T ∞ dilokasi yang


ditentukan (biasanya jauh dari permukaan), F;

hc = Konduktansi termal satuan konveksi rata – rata (sering disebut

koefisien permukaan perpindahan panas atau koefisien


perpindahan panas konveksi), Btu/h ft2 F.
Dengan mempergunakan diatas, kita dapat mendefenisikan konduktansi termal Kc
untuk perpindahan – panas konveksi sebagai

Kc = hc A

Dan tahanan termal terhadap perpindahan – panas konveksi Rc yang sama dengan kebalikan
konduktansi, sebagai

l
Rc =
hcA

1.5.1. Mekanisme Perpindahan Panas Gabungan

Dalam praktek biasanya panas berpindah dalam tahap – tahap melalui sejumlah bagian
yang berbeda yang dihubungkan secara seri, dan untuk bagian tertentu dalam sistem tersebut
perpindahannya seringkali berlangsung dengan dua mekanisme secara paralel.

Contoh; Perpindahan panas dari hasil pembakaran dalam ruang bakar motor roket
melalui dinding tipis ke zat pendingin yang mengalir dalam cincin diluar dinding tersebut
(Gb. 1-4).

Bagian pertama sistem ini panas berpindah dari gas panas ke permukaan dalam dinding
motor roket dengan mekanisme konveksi dan radiasi yang bekerja secarah paralel. Laju total
aliran panas q ke permukaan dinding pada suatu jarak dari nosel adalah :
q = qc + qr

= hc A (Tg – Tsg) + hr A (Tg – Tsg)

q = (hc A + hr A) (Tg – Tsg)

= (Kc + Kr) (Tg – Tsg)

Tg−Tsg
=
R1

Dimana Tg = suhu gas panas ;

Tsg = suhu pada permukaan – dalam dinding;

R1 = tahanan termal kombinasi atau efektif bagian pertama,

R1 = 1/(hr + hc) A.

Bagian kedua; keadaan stedi, panas berkonduksi melalui cangkang (shell), yaitu bagian
kedua sistem tersebut, dengan laju yang sama dengan laju ke permukaan dan

kA
q = qk = (Tsg −¿ Tsc)
L

= Kk (Tsg – Tsc)

Tsg−Tsc
=
R2

Dimana Tsc = suhu permukaan dinding pada zat pendingin

R2 = tahanan termal dalam bagian ketiga sistem.

Bagian ketiga; panas mengalir melalui bagian ketiga sistem tersebut ke zat pendingin
dengan cara konveksi.

q = qc = hc A (Tsc – T)

Tsg−Tsc
=
R3
Dimana: Tc = suhu zat pendingin ;

R3 = tahanan termal dalam bagian ketiga sistem.

Dalam praktek, sering kali yang diketahui hanya suhu gas panas dan suhu
zat pendingin atau;

Tg−Tc ∆ T total
q=
R 1+ R 2+ R 3
= R 1+ R 2+ R 3

Persamaan di atas disederhanakan dengan menggabungkan berbagai tahanan atau


konduktansi sistem termalnya menjadi satu besaran, yang dinamakan konduktansi satuan
keseluruhan (overall unit conductance), transmitansi keseluruhan (overall transmittance), atau
koefisien perpindahan – panas keseluruhan, U atau

Dimana q = U A ∆ Ttotal

1
UA =
R 1+ R 2+ R 3

Untuk aliran panas sepanjang lintasan yang terdiri dari n bagian termal dalam seri,
konduktansi keseluruhan UA sama dengan kebalikan dari jumlah tahanan masing – masing
bagian, atau

1
UA =
R 1+ R 2+… . Rn

1.6 Aplikasi Pindah Panas pada Bidang Industri Pangan

1.6.1 Evaporasi

Evaporasi adalah proses penguapan daripada liquid (cairan) dengan penambahan


panas. Suatu penghantaran panas pada “cairan mendidih” yang banyak terjadi dalam industri
pengolahan adalah evaporasi. Uap dari larutan yang mendidih dihilangkan dan larutan tang
tertinggal mempunyai konsentrasi lebih tinggi dari semula. Panas pada evaporasi dapat
disuplai dengan berbagai cara, misalnya secara alami dan penambahan steam. Proses
evaporasi ini adalah kebalikan dari kondensasi. Umumnya penguapan dapat dilihat dari
lenyapnya cairan secara berangsur-angsur ketika terpapar pada gas dengan volume
signifikan.Evaporasi merupakan suatu proses penguapan sebagian dari pelarut sehingga
didapatkan larutan zat cair pekat yang konsentrasinya lebih tinggi. Tujuan dari evaporasi itu
sendiri yaitu untuk memekatkan larutan yang terdiri dari zat terlarut yang tak mudah
menguap dan pelarut yang mudah menguap. Dalam kebanyakan proses evaporasi , pelarutnya
adalah air. Evaporasi tidak sama dengan pengeringan, dalam evaporasi sisa penguapan adalah
zat cair, kadang-kadang zat cair yang sangat viskos, dan bukan zat padat. Begitu pula,
evaporasi berbeda dengan distilasi, karena disini uapnya biasanya komponen tunggal, dan
walaupun uap itu merupakan campuran, dalam proses evaporasi ini tidak ada usaha untuk
memisahkannya menjadi fraksi-fraksi. Biasanya dalam evaporasi, zat cair pekat itulah yang
merupakan produk yang berharga dan uapnya biasanya dikondensasikan dan dibuang.

Prinsip kerja dari evaporasi adalah untuk menghilangkan sebagian air dari bahan
pangan dengan cara pemanasan.

Fungsi aplikasi utama Aplikasi utama proses evaporasi dalam industry pangan
dilakukannya bertujuan:

a. Untuk pengentalan awal suatu bahan cair sebelum dilakukan proses pengolahan
selanjutnya, misalnya sebelum dilakukan spray drying, drum drying, kristalisasi.

b. Mengurangi volume cairan untuk mengurangi biaya penyimpanan, pengangkutan


dan pengemasan.

c. Menurunkan Aw (Activity Water) dengan meningkatkan kandungan bahan padat


dalam bahan untuk membantu pengawetan, misalnya dalam pembuatan susu
kental. Keadaan yang akan dijumpai selama evaporasi dapat bermacam-macam.
Cairan yang akan diuapkan mungkin lebih kental sehingga sulit mengalir.
Mungkin juga terjadi pengendapan yang membentuk kerak pada permukaan
pemanas, terjadi pembentukan buih, kenaikan titik didih atau terjadi kerusakan
karena suhu tinggi. Selama evaporasi berlangsung sisa cairan akan lebih pekat
menyebabkan titik didih cairan menjadi naik, bila sumber panas masih tetap.
Kenaikan titik didih ini akan menurunkan kecepatan pindah panas. Demikian pula
viscositas cairan juga meningkat, yang akan menaikan koefisien pindah panas dan
memperlambat pendidihan.
A. Gambar dan skema dari evaporator
Daftar Pustaka

Agung, T, Dkk. 2004. Pengukuran Koefisiensi Perpindahan Kalor Evaporasi


Pertozon Rosy 12 Dalam Saluran Halus Horizontal. Jurnal Ilmiah Semesta
Teknika. Vol.7, No.1, Hal: 84-98.

Frank Kreith, 1997., Prinsip Perpindahan Panas, ed 3 , Erlangga, Jakarta

J.P. Holman, 1997 ., Perpindahan Kalor, ed. 6, Erlangga, Jakarta

Necati Ozisik, 1985., Heat Transfer, Mcgraw-Hill, Singapura

http://www.unhas.ac.id/lkpp/Perpindahan.pdf

http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/fisika_ilmu_panas/bab3-
perpindahan_panas.pdf

Anda mungkin juga menyukai