Anda di halaman 1dari 6

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. , No.

, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print)

Co-Pirolisis Batubara Kualitas Rendah (Low Rank) dan


Tandan Kosong Kelapa Sawit
M. Fikri, Bragas Prakasa, H.M. Rachiemoellah, Siti Zullaikah
Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111
E-mail: prof_rachimoellah@yahoo.com

Abstrak— Penelitian ini bertujuan untuk ini adalah minyak yang mengandung senyawa n-alkana
mempelajari pengaruh perbandingan batubara dan rantai pendek, siklopentana, sikloheksana,
tandan kosong kelapa sawit dan temperature terhadap alkilsikloheksana, naftalena, olefin dan aromatik.
perolehan yield tar hasil co-pirolisa. Bahan volatile yang Senyawa-senyawa tersebut memiliki kemiripan sifat
keluar, sebagian akan terkondensasi oleh kondensor dengan senyawa hidrokarbon bahan bakar minyak,
menjadi tar dan sebagian lagi berupa gas-gas
seperti yang diidentifikasi pada light hydrocarbon
noncondensable. Tar ditampung pada penampung tar.
Proses dihentikan apabila sudah tidak ada lagi tar crude oil Arjuna Basin Jawa Barat. (B. Horsfield,
maupun gas yang terbentuk. Komposisi tar hasil pirolisa 1988)
dianalisa menggunakan GC-MS. Pada penelitian ini Dalam pemanfaatan batubara menjadi bahan baku
temperatur dan blending ratio sangat berpengaruh dalam cair perlu upaya diversifikasi energi untuk
perolehan yield tar. Semakin tinggi temperatur yang mengkonversi batubara low rank menjadi bahan bakar
digunakan maka yield tar yang diperoleh juga semakin cair melalui teknologi pencairan. Namun pelarut dan
besar. Akan tetapi ada beberapa, variabel yang kondisi operasi yang digunakan masih relatif tinggi.
mengalami penurunan pada perolehan yield tar, hal ini Maka perlu upaya untuk memaksimalkan yield dengan
dikarenakan adanya secondary cracking pada tar dan
substitusi bahan lain yang lebih efektif, murah dan
membentuk gas yang lebih banyak. Gas yang tidak
terkondensasi lebih banyak sehingga menyebabkan dapat diperbaharui.
perolehan tar menurun. Perolehan yield tar pada suhu Dibandingkan dengan residual petroleum, plastic
300°C dan 400°C mengalami peningkatan seiring dengan waste, polimer dan lain-lain, biomassa merupakan
meningkatnya blending ratio, sedangkan pada suhu sumber energi yang terbarukan (renewable energy) dan
500°C, 600°C dan 700°C mengalami penurunan seiring lebih ramah terhadap lingkungan ketika diproduksi
meningkatnya blending ratio. Perolehan yield tar menjadi energi. Biomassa mengandung lebih sedikit
tertinggi didapatkan pada blending ratio TKKS/BB : sulfur jika dibandingkan dengan batubara. Limbah
75/25 dan pada suhu 400°C sebesar 35,34% hal ini biomassa yang umum digunakan dalam bidang energi
dikarenakan ketika memasukkan feed, gas yang keluar
adalah limbah pangan (jerami gandum, tandan kosong
lebih banyak sehingga menyebabkan proses kondensasi
menjadi tidak sempurna. sawit, batang tebu, dll), limbah perhutanan, dan
Kata Kunci : Batubara, tandan kosong kelapa sawit, co- tanaman energi (ditanam khusus sebagai bahan bakar).
pirolisis Pirolisis merupakan salah satu proses untuk
mencairkan batubara. Kebutuhan akan teknologi yang
I. PENDAHULUAN lebih ramah lingkungan merupakan latar belakang
ada tahun 2011, cadangan atau sumberdaya utama pemanfaatan teknologi pirolisis.

P batubara di Indonesia mencapai 120,34 miliar


ton (per 1 Januari 2011) dan terus meningkat
dibandingkan data tahun sebelumnya 104,76
miliar ton pada tahun 2009 (per 1 Januari 2009) dan
Pirolisis itu sendiri adalah proses dekomposisi
kimia batubara dengan meggunakan pemanasan tanpa
adanya oksigen, sehingga dihasilkan char, gas dan tar.
Proses pirolisis sangat sederhana dan apabila
90,46 milliar ton pada tahun 2006 (per 1 Januari 2006). melibatkan lebih dari satu feedstock disebut co-
Sumber daya batubara Indonesia tersebar di beberapa pirolisis. Tar adalah hasil pirolisis baik batubara
wilayah yang sebagian besar berada di Sumatera dan maupun biomassa yang berupa liquid berwarna cokelat
Kalimantan. (CDI-EMR,2007; 2009; 2012). sampai kehitam-hitaman dan merupakan campuran
Jumlah batubara kualitas rendah yang melimpah yang kompleks terdiri dari senyawa alifatik, aromatik,
belum dimanfaatkan secara optimal. Selama ini alicyclic, dan heterocyclic yang berpotensi sebagai fuel
pemanfaatan masih terbatas dalam bentuk padat oil ataupun bahan baku kimia industri (speight, 2013).
(briket) dan kondisi ini tidak sesuai dengan kebutuhan Teknologi pirolisis diajukan karena sistem
mesin otomotif yang membutuhkan bahan bakar pembakaran ini dilangsungkan tanpa melibatkan
minyak. Perlu upaya untuk mengkonversi batubara oksigen dari atmosfer. Dengan demikian jumlah CO2
menjadi bahan bakar cair melalui teknologi pencairan yang terbentuk sangat kecil dibandingkan dengan
(liquefaction). pembakaran terbuka. Di samping kemampuan untuk
Pencairan batubara merupakan proses konversi menekan jumlah CO2 yang terbentuk, teknologi
batubara padat menjadi produk cair yang berlangsung pirolisis juga menawarkan sejumlah keuntungan lain
pada temperatur dan tekanan tinggi, melibatkan reaksi yaitu bisa menghasilkan seperti arang yang berkualitas,
kimia yang kompleks. Salah satu produk akhir proses produksi asap cair, dan produksi tar yang yang

1
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. , No. , (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print)

berpotensi memiliki nilai ekonomis tinggi. (Serdar menunggu reaktor mencapai suhu, kami menyiapkan
Yaman, 2004). batubara dan tkks yang telah discreening dan ditimbang
Sehingga perlu dilakukan co-pirolisis antara sesuai blending rasio. Setelah itu mencampurkan
batubara dan biomassa. Dalam hal ini batubara kualitas batubara dan tkks. Setelah reaktor mencapai suhu
rendah (Low Rank) dan tandan kosong kelapa sawit variabel yang diinginkan kemudian memasukkan feed
untuk mendapatkan tar atau produk liquid yang dapat ke dalam reaktor pirolisis dan kemudian menutupnya
diformulasikan sebagai bahan bakar cair. pipa feed hopper hingga rapat. Setelah feed
dimasukkan, suhu reaktor turun dan diperlukan waktu
II. METODOLOGI PENELITIAN sekitar 10 menit untuk menaikkan suhu hingga
II.1 Bahan Baku konstan. Setelah itu proses pirolisis dijalankan selama
Bahan baku yang digunakan adalah batubara, 1 jam. Selama proses pirolisis berjalan, bahan volatile
tandan kosong kelapa sawit. Batubara yang digunakan teruapkan dalam bentuk gas melalui pipa output
adalah tipe Low Rank Coal dari Kelurahan Batuah menuju kondensor dan terjadi proses kondensasi. Gas
KM.32 Samarinda Seberang. Tandan Kosong Kelapa yang terkondensasi berubah menjadi produk liquid tar
Sawit diperoleh dari perkebunan kelapa sawit yang yang tertampung pada erlenmeyer, sedangkan gas non
terletak di Kelurahan Babulu, Penajam Paser Utara, condensable dibiarkan keluar. Untuk skema peralatan
Kalimantan Timur. Gas pembawa yang digunakan co pirolisis terlihat pada gambar 1.
dalam penelitian ini adalah Nitrogen (N2) yang berasal
dari PT Ginta Prima. Bahan baku discreening lolos 8
mesh dan dioven terlebih dahulu selama 1,5 jam pada
temperatur 105oC.
1
Tabel 1 Hasil Analisa Proksimat
4 3
Parameter Sample 6

Analisa Proksimat Batubara TKKS


2
9,69 5,20 8
% Moisture 5
7
% Ash 7,32 16,00
% Volatile Matter 44,91 60,67 Gambar 1 Skema Peralatan Co-Pirolisis
% Fixed Carbon 38,08 18,06

II.2 Variabel Penelitian


Variabel dalam penelitian ini dibagi menjadi 3
variabel, yaitu tetap, berubah dan respon yang terdapat
pada tabel 1 – 3 dibawah ini. II.4 Analisa dan Perhitungan Yield Liquid Tar
Menganalisa komposisi liquid tar dalam proses
Tabel 2 Variabel Tetap pirolisis batubara dan tandan kosong kelapa sawit ini
No. Variabel Keterangan dianalisa dengan menggunakan GC-MS.
1. Basis Bahan Baku 200 gr Menghitung yield liquid tar dengan menggunakan
2. Rate Gas N2 Konstan rumus :
3. Ukuran Partikel Lolos 8 mesh Massa liquid tar
Yield liquid tar (%) = x 100%
4. Waktu Operasi 1 jam Massa bahan baku

Tabel 3 Variabel Berubah III. HASIL PENELITIAN DAN


PEMBAHASAN
No. Variabel Keterangan
III.1 Pengaruh Temperatur Terhadap Perolehan Yield
Blending 100/0, 75/25, 50/50, Produk Hasil Pirolisis
1.
Rasio 25/75 dan 0/100
300°C, 400°C, 500°C,
2. Temperatur
600°C, dan 700°C

Tabel 4 Variabel Respon


No. Variabel Keterangan
1. Yield Liquid Tar %

II.3 Prosedur Penelitian


Langkah pertama adalah memanaskan reaktor
pada suhu variabel yang diinginkan dan (a)
menginjeksikan nitrogen secara konstan. Sambil

2
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. , No. , (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print)

suhu reaksi 300 C dan meningkat menjadi 27,21 %


pada suhu 400 oC. Ketika suhu reaksi terus dinaikan
mencapai suhu 500 oC yield produk gas menurun
menjadi 21,75% dan naik kembali menjadi 33,76%
pada suhu 700 oC. Hal ini sesuai pula dengan penelitian
zhang dkk(2007) bahwa dengan semakin meningkatnya
suhu reaksi maka perolehan gas batubara dan biomassa
legum straw juga meningkat dengan yield gas batubara
dan biomassa tertinggi berturut-turut sekitar 15% dan
60% pada suhu 700 oC
(b)
III.2 Pengaruh Blending Rasio Terhadap Perolehan
Yield Produk Hasil Co-Pirolisis

(c)
Grafik 1 Produk Hasil Pirolisis Batubara dan Grafik 2. Efek Blending Rasio terhadap Perolehan
Tandan Kosong Kelapa Sawit untuk : (a) Yield Yield pada Temperatur 300oC
Char, (b) Yield Liquid dan (c)Yield Gas
Dari Grafik 2 dan 3 dapat dilihat perolehan
Pada gambar 1.a terlihat bahwa fase solid atau yield char menurun seiring dengan meningkatnya
char mengalami penurunan seiring dengan blending ratio. Sehingga yield produk volatile semakin
meningkatnya suhu reaksi. Hasil ini sesuai dengan meningkat. Hal ini dapat dilihat dari perolehan gas
penelitian yang dilakukan oleh Zhang dkk (2007) dan yang meningkat seiring dengan bertambahnya blending
Dong K.P dkk (2010). Char yang menurun menunjukan ratio. Adapun perolehan liquid meningkat seiiring
bahwa bahan baku terdekomposisi lebih banyak dengan meningkatnya blending ratio pada suhu di
seiiring dengan meningkatnya suhu. Char dari batubara bawah 500 oC, dan menurun ketika suhu reaksi
yang diperoleh pada akhir reaksi sebesar 148,26 g dinaikkan.
(73,69% ) pada suhu reaksi 300 oC, dan terus menurun Pada Grafik 2 dapat dilihat bahwa, yield liquid
mencapai 87,68 g (43,47%) pada suhu reaksi 700 oC. tar yang diperoleh pada akhir reaksi sebesar 23,80%
Begitu pula Char dari TKKS mengalami penurunan dan terus meningkat mencapai 27,82%. Untuk
dari 90,32 gr (44,87%) pada suhu 300 oC dan terus perolehan yield char pada akhir reaksi sebesar 56, 56%
menurun menjadi 55,2gr (26,65%) pada suhu 700 oC. dan terus menurun mencapai 38,00%. Sedangkan untuk
Yield produk liquid dapat dilihat pada gambar 1.b perolehan yield gas pada akhir reaksi sebesar 19,64%
yield liquid dari batubara sebesar 16,32 % diperoleh dan mencapai yield maksimal sebesar 37,22% dan
pada suhu reaksi 300 oC dan meningkat menjadi 18,26 kembali turun menjadi 34,18%.
% dan 26,62 % pada suhu 400 dan 500 oC. Ketika suhu
reaksi terus dinaikan mencapai suhu 600 oC yield
produk gas menurun menjadi 13,87%. Dan naik
kembali menjadi 26,68% pada suhu 700 oC. Sementara
yield liquid dari TKKS sebesar 35,78 % diperoleh pada
suhu reaksi 300 C dan menurun menjadi 29,5 % pada
suhu 400 oC. Ketika suhu reaksi terus dinaikan
mencapai suhu 500 C yield liquid naik kembali
menjadi 40,81% , dan 41,96% pada suhu 600 oC. Yield
liquid kembali sedikit turun pada suhu 700 oC sebesar
39,59%. Grafik 3 Efek Blending Rasio terhadap Perolehan
Pada Gambar 1.c dapat dilihat yield gas dari Yield pada Temperatur 400oC
batubara sebesar 9,99 % diperoleh pada suhu reaksi
300 oC dan terus meningkat menjadi 37,73 pada suhu Pada Grafik 3 dapat dilihat bahwa, yield liquid tar
600 oC. Ketika suhu dinaikan mencapai suhu 700 oC, yang diperoleh pada akhir reaksi sebesar 16,07% dan
yield produk gas menurun menjadi 29,85%. Sementara terus meningkat mencapai 35,34%. Untuk perolehan
yield gas dari TKKS sebesar 19,36 % diperoleh pada yield char pada akhir reaksi sebesar 55,76% dan terus

3
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. , No. , (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print)

menurun mencapai 43,41%. Sedangkan untuk


perolehan yield gas pada akhir reaksi sebesar 28,17%
dan terun menurun mencapai 21,25%.

Grafik 6 Efek Blending Rasio terhadap Perolehan


Yield pada Temperatur 700oC

Grafik 4. Efek Blending Rasio terhadap Perolehan Pada Grafik 6 dapat dilihat bahwa, yield liquid tar
Yield pada Temperatur 500oC yang diperoleh pada akhir reaksi sebesar 30,69% dan
terus menurun mencapai 19,19%. Untuk perolehan
Dari Grafik 4-6 dapat dilihat bahwa, trend yield char pada akhir reaksi sebesar 45,05% dan
perolehan tar dan char semakin menurun sedangkan menurun hingga 40,69% dan kembali naik menjadi
untuk trend perolehan gas semakin meningkat. Hal ini 41,76%. Sedangkan untuk perolehan yield gas pada
disebabkan gas yang tidak terkondensasi lebih banyak. akhir reaksi sebesar 24,26% dan terus meningkat
Hal ini serupa dengan penelitian yang dilakukan oleh mencapai 39,05%. Hasil char yang menurun ini sesuai
uzun dkk (2006) dan Dong K.P (2010) yang dengan penilitian Zhang dkk(2007) dan Dong K.P
menyatakan bahwa pada suhu reaksi diatas 500oC dkk(2010), sedangkan meningkatnya perolehan yield
cenderung terjadi dekomposisi sekunder dan cracking gas dan liquid ini sesuai dengan penelitian uzun dkk
terhadap tar sehingga perolehan yield gas semakin (2006) dan Dong K.P dkk(2010).
meningkat.
Pada Grafik 4 dapat dilihat bahwa, yield liquid III.3 Identifikasi Senyawa Produk Liquid
tar yang diperoleh pada akhir reaksi sebesar 26,89% Produk liquid hasil pirolisis dianalisa
dan terus menurun mencapai 12,39%. Untuk perolehan menggunakan GC-MS. Produk yang larut chlorofom
yield char pada akhir reaksi sebesar 46,81% dan terus diidentifikasi dengan hasil sebagaimana ditunjukkan
menurun mencapai 35,42%. Sedangkan untuk pada tabel 5, 6 dan 7.
perolehan yield gas pada akhir reaksi sebesar 26,13%
dan terus meningkat mencapai 52,19%. Tabel 5 Identifikasi Produk Liquid Hasil Pirolisis
Batubara 100% pada suhu 700oC

Grafik 5. Efek Blending Rasio terhadap Perolehan


Yield pada Temperatur 600oC

Pada Grafik 5 dapat dilihat bahwa, yield liquid tar


yang diperoleh pada akhir reaksi sebesar 29,78% dan
terus menurun mencapai 19,77%. Untuk perolehan
yield char pada akhir reaksi sebesar 44,33% dan
mencapai yield maksimal, yaitu sebesar 45,79% dan
kembali turun menjadi 33,83%. Sedangkan untuk
perolehan yield gas pada akhir reaksi sebesar 25,88%
dan terus meningkat mencapai 46,44%.

4
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. , No. , (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print)

Tabel 6 Tabel 7
Identifikasi Produk Liquid Hasil Pirolisis TKKS 100% Identifikasi Produk Liquid Hasil Co-Pirolisis Blending
pada suhu 700oC Batubara : TKKS 75:25 pada suhu 700oC

5
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. , No. , (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print)

Tabel 7 teridentifikasi oleh GC-MS dapat dimanfaatkan sesuai


Identifikasi Produk Liquid Hasil Co-Pirolisis Blending kegunaannya masing-masing.
Batubara : TKKS 75:25 pada suhu 700oC (lanjutan) Senyawa alkana dapat digunakan sebagai
“petroleum based oil”. Senyawa asam dan ester dapat
digunakan sebagai bahan baku emulsifier atau oiling
agents pada makanan, spin finishes dan tekstil, pelumas
pada plastik, cat dan ink additives, surfaktan dan bahan
baku parfum. Benzen derivative dapat digunakan
sebagai pelarut pada industri kimia. Aldehid dapat
digunakan sebagai bahan baku resin dan obat-obatan
pada farmasi. Keton dapat digunakan sebagai bahan
baku parfum, cat dan stabilizer serta digunakan sebagai
pelarut. Policyclic Aromatik Hidrokarbon seperti
Naphtalene dapat digunakan sebagai zat additive.

V. KESIMPULAN
Perolehan yield tar pada suhu 300°C dan 400°C
mengalami peningkatan seiring dengan meningkatnya
blending ratio, sedangkan pada suhu 500°C, 600°C dan
700°C mengalami penurunan seiring meningkatnya
blending ratio.
Perolehan yield tar tertinggi didapatkan pada
blending ratio TKKS/BB : 75/25 dan pada suhu 400°C
sebesar 35,34% hal ini dikarenakan ketika
memasukkan feed, gas yang keluar lebih banyak
sehingga menyebabkan proses kondensasi menjadi
tidak sempurna.

VI. DAFTAR PUSTAKA


ASTM International. "ASTM D 3172 – 89 Standard
Test Method for Proximate Analysis of Coal and
Coke." In ASTM. 2002
Berdasarkan Tabel 5-7 dapat dilihat perbandingan Dong, Kyoo. Park., Sang, Done. Kim., See, Hoon.
antara senyawa tar yang diperoleh pada batubara 100%, Lee., and Jae, Goo. Lee., 2010, Co-pyrolysis
TKKS 100% dan batubara:TKKS 75:25. Dengan characteristic of sawdust and coal blend in TGA
penambahan TKKS terhadap batubara terjadi and a fixed bed reactor, Republic of Korea
perbedaan komposisi, dimana senyawa phenol, benzen H. Haykri-Acma, S. Yaman., 2009, Interaction
derivative dan polycyclic aromatic hidrocarbon Between biomass and different rank coals during
berkurang. co-pyrolysis, Istanbul-Turkey
Namun senyawa asam dan ester mengalami Horsfield, B., Yordy, K. L., and Crelling, J. C., 1988,
kenaikan sebesar 50,15%. Berbeda dengan penelitian Org. Geochem., 13, 121-129
yang dilakukan oleh Jones, J.M, dkk (2005) senyawa J.M. Jones, M.Kubachi, K.Kubica, A.B. Ross, A.
aromatis berkurang namun senyawa phenol mengalami Williams., 2005, Devolatilisation characteristics
kenaikan. Sehingga dengan adanya penambahan of coal and biomass blends, Poland
biomassa TKKS secara keseluruhan dapat mengurangi PUSDATIN ESDM, 2007, 2009, 2012., Handbook of
perolehan senyawa aromatis. Centre for Data and Information Energy and
Berkurangnya senyawa aromatik dikarenakan Mineral Resources (CDI-EMR), Indonesia
supply hidrogen dari biomassa yang berlebih yang Speight, James G. The Chemistry and Technology of
terhidrogenasi menjadi senyawa lain seperti cyclo Coal. 3rd Edition. Boca Raton, Florida: CRC
hidrida.(Wei,Li dan Zhang Li, 2011) Press, 2013
Weiland, Nathan. T., Means, Nicholas. C., and Ryan
IV. KOMPOSISI KIMIA PRODUK LIQUID M. Soncini., 2013, Co-pyrolysis of low rank coals
IV.1 Gas Chromatography – Mass Spectrofotometry and biomass : Product distribution, United States.
Komposisi senyawa produk liquid yang WEI Li-gang, ZHANG Li, XU Shao-ping., 2006, Co-
teridentifikasi oleh GC-MS diantaranya adalah pyrolysis of biomass and coal in a free-fall
senyawa alkana, alkena, benzen derivative, asam dan reactor, China
ester, dan policyclic aromatik hidrokarbon. Produk WEI Li-gang, ZHANG Li, XU Shao-ping., 2011,
liquid tar ini juga memiliki kesamaan pada rantai Effects of feedstock on co-pyrolysis of biomass
karbon yang dimiliki minyak diesel yaitu antara C10- and coal in a free-fall reactor, China
C20. Senyawa-senyawa produk liquid yang

Anda mungkin juga menyukai