Anda di halaman 1dari 6

Akhior Nugraha Pamurdawan ( 01 / XI MIPA 2 )

Hasan Nashrullah ( 16 / XI MIPA 2 )


Magani Aneyra Nazhakena ( 20 / XI MIPA 2 )
Putra Akhmar Fajar Darmawan ( 27 / XI MIPA 2 )

KULIT

A. Struktur Kulit

Struktur kulit terbagi menjadi tiga lapisan utama, yaitu epidermis sebagai bagian terluar,
lapisan dermis yang berada di tengah, dan bagian terdalam yakni hipodermis atau juga disebut
subkutan.

1. Epidermis
Epidermis adalah satu - satunya lapisan kulit yang bisa dilihat dan disentuh. Ini
merupakan lapisan terluar kulit. Lapisan ini terdiri dari lima jenis sel, yaitu stratum korneum,
stratum lucidum, stratum granulosum, stratum spinosum, dan stratum basale.

 Stratum Korneum
Ini merupakan lapisan epidermis terluar. Stratum korneum terbentuk dari keratin dan
berfungsi sebagai pelindung lapisan kulit yang lebih dalam.

 Stratum Lusidum
Stratum lusidum terletak di bawah stratum korneum, bentuknya berupa lapisan tipis yang
hanya terlihat di telapak kaki dan telapak tangan.

 Stratum Granulosum
Lapisan ini berada di tengah, bekerja dengan menghasilkan lemak dan molekul lainnya yang
mengikat sel kulit.

 Stratum Spinosum
Lapisan ini memiliki sel - sel dendrit yang penting untuk kekebalan tubuh. Stratum
spinosum tersusun atas protein bernama desmosom yang membuat kulit lentur dan kuat.

 Stratum Basale
Ini merupakan lapisan epidermis terdalam. Lapisan ini mengandung sel bernama melanosit
yang menghasilkan warna kulit atau pigmen yang dikenal sebagai melanin.
Sel inilah yang membuat kulit menjadi cokelat serta melindungi kulit dari sinar radiasi
matahari. Selain itu, pada lapisan epidermis juga ada lapisan sel non-keratinosit, yaitu sel
langerhans dan sel merkel. Sel langerhans berfungsi sebagai sistem pertahanan kulit yang juga
membantu melindungi kulit dari patogen penyebab penyakit. Sementara itu, sel merkel
berfungsi untuk mengenali rangsangan tertentu yang berasal dari luar.

2. Dermis
Dermis adalah lapisan kedua yang terletak di bawah epidermis. Struktur lapisan kulit ini
lebih tebal daripada epidermis. Lapisan ini menopang lapisan epidermis dengan kuat. Pada
dermis, terdapat kelenjar keringat yang akan menghasilkan keringat untuk mengatur dan
mempertahankan suhu tubuh. Ujung saraf juga ditemukan pada dermis. Ujung saraf akan
mengirimkan sensasi berupa sentuhan, rasa nyeri, gatal, dan suhu ke otak.

3. Hipodermis
Hipodermis adalah lapisan kulit terdalam yang juga kerap disebut sebagai lapisan
subkutan atau subkutis. Lapisan hipodermis terdiri dari jaringan kolagen dan sel lemak,
bertugas untuk melindungi tubuh dari suhu panas dan dingin. Lapisan ini juga berfungsi untuk
melindungi tubuh dari cedera dengan bertindak sebagai bantalan yang melapisi tulang.

B. Mekanisme Cara Kerja Kulit


1. Kulit menerima rangsang ( dapat berupa panas, dingin, tekanan, atau nyeri ).
2. Rangsang akan diterima oleh sel reseptor yang ada pada kulit, seperti ruffini ( panas ), krause
( dingin ), paccini ( tekanan kuat ), meissner ( sentuhan ), dan ujung saraf bebas ( tekanan
ringan dan rasa sakit ).
3. Reseptor meneruskan rangsang ke sel saraf hingga sampai ke otak.
4. Otak mengolah dan menerjemahkan rangsang tersebut.

C. Gangguan Penyakit Pada Kulit


1. Bisul
Penyakit kulit yang kerap dialami banyak orang adalah bisul. Penyakit ini berbentuk
merah dan dapat membesar yang disebabkan oleh infeksi bakteri stafilokokus aureus pada kulit.
Bisul kerap ditemukan di bagian tubuh yang lembap, seperti lipatan paha, sela bokong, leher,
ketiak, hingga kepala. Faktor lain yang menjadi penyebab bisul yaitu kebersihan yang buruk,
luka yang terinfeksi, pelemahan diabetes, serta penggunaan bahan kimia.

2. Cacar Air
Cacar air disebabkan oleh virus varicella zoester yang konon terjadi hanya sekali seumur
hidup. Penyakit kulit ini biasanya sering terjadi pada anak - anak dengan gejala ruam gatal pada
seluruh tubuh. Akan muncul bintik - bintik merah muda yang kemudian berisi air. Cacar air ini
dapat menular melalui sentuhan, lendir, atau ludah dari orang yang menderita cacar air.

3. Jerawat
Kebanyakan orang mengira bahwa jerawat selalu muncul di area kulit wajah. Padahal
kenyataannya, jerawat bisa saja terjadi pada bagian tubuh lainnya karena masalah pada kelenjar
minyak kulit. Ketika kelenjar kulit tersumbat, hal ini yang membuat timbulnya jerawat. Faktor
lain yang menjadi penyebab timbulnya jerawat yaitu perubahan hormonal, stress, dan
kebersihan tubuh yang kurang terjaga.
4. Herpes
Penyakit kulit ini biasanya sering menjangkit orang dewasa. Ditandai dengan munculnya
ruam tidak rata dan berukuran kecil yang akhirnya melepuh. Penyakit kulit ini akan membuat
rasa gatal serta kulit menjadi lebih sensitif. Biasanya herpes akan sering muncul di bagian kulit
yang lembap seperti bokong, lipatan paha, atau bagian tubuh lainnya.

5. Campak ( Rubella )
Campak adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dan ditularkan melalui udara.
Penyakit ini sebagian besar menyerang anak - anak, namun juga dapat menyerang siapa saja
dari segala usia. Mereka yang sudah terserang campak menjadi kebal terhadap virus ini. Salah
satu gejala campak adalah ruam merah atau coklat yang menyebar ke seluruh tubuh. Gejala
lainnya seperti demam, mata pada dan hidung meler, batuk, dan bintik - bintik kecil di dalam
mulut.
HIDUNG

A. Struktur Hidung

1. Lubang Hidung
Lubang hidung merupakan bagian yang mempunyai fungsi untuk melindungi hidung
dari berbagai ancaman dari luar dan juga berperan sebagai pengatur ukuran sesuatu yang bisa
masuk ke dalam hidung. Bagian ini berkaitan langsung dengan rongga hidung. Terdapat dua
buah lubang hidung pada manusia yang dipisahkan dengan septum ( pemisah ) hidung.

2. Bulu Hidung
Bulu hidung terdiri dari rambut - rambut halus pada hidung yang memiliki fungsi
sebagai penyaring udara yang masuk. Bulu hidung nantinya akan menahan kotoran sehingga
tidak bisa masuk ke sistem pernapasan selanjutnya.

3. Septum ( Pemisah ) Hidung


Septum hidung merupakan bagian yang memisahkan hidung menjadi dua bagian.
Septum hidung memisahkan hidung menjadi dua bagian ( kiri dan kanan ) mulai dari lubang
hidung sampai bagian tenggorokan awal. Dinding septum nasi dilapisi dengan lendir dan
mempunyai pembuluh darah sehingga berguna untuk melembabkan dan juga mengatur suhu
udara yang masuk. Septum nasi terbentuk dari tulang rawan hidung.

4. Rongga Hidung
Pada rongga hidung terdapat selaput lendir dan silia ( rambut halus ). Rongga hidung
memiliki fungsi untuk melanjutkan udara yang masuk kemudian mengarah ke tenggorokan.
Rongga hidung juga bisa menjaga kelembapan, suhu, dan tekanan udara. Dalam melakukan
fungsinya, bagian ini akan dibantu oleh tulang tengkorak yang akan membentuk dinding -
dinding hidung. Ada empat dinding yang saling berkaitan, yaitu dinding superior ( atas ),
inferior ( bawah ), medial ( tengah ), dan lateral ( samping ).

5. Saraf Hidung ( Saraf Olfaktori )


Saraf hidung atau olfaktori ialah salah satu dari dua belas saraf kranial yang
berhubungan langsung dengan otak. Saraf olfaktori ini ialah saraf kranial satu yang memiliki
fungsi sebagai reseptor utama dalam indra penciuman. Saraf ini akan menerima rangsangan
berupa aroma yang terbawa bersama dengan udara yang dihirup lalu mengirimkan informasi
berupa impuls. Fungsi dari saraf olfaktori akan berkaitan dengan rasa makanan atau minuman
yang kita konsumsi.
6. Sinus Hidung
Sinus merupakan bagian berbentuk rongga yang berada di sekitaran hidung. Manusia
memiliki empat pasang sinus hidung. Strukur ini disebut juga sinus paranasal. Semua sinus
akan berakhir ke dalam rongga hidung. Sinus hidung memiliki fungsi untuk melembabkan
dan menyaring udara. Empat sinus yang dimiliki manusia adalah Sinus Maksilaris ( di tulang
pipi ), Sinus Frontalis ( di tengah dahi ), Sinus Ethmoidalis ( di antara mata ), dan Sinus
Sphenoidalis ( di belakang rongga hidung ).

7. Tulang Rawan Hidung


Tulang rawan pada hidung ialah bagian kuat namun elastis pembentuk bagian ujung
hidung. Tulang rawan memiliki bentuk yang menyusun hidung dan juga menentukan bentuk
hidung. Tulang rawan yang membentuk bagian hidung dinamai tulang rawan hialin yang
memiliki sifat semi transpasan, kuat, dan juga fleksibel. Walaupun memiliki sifat kuat dan
elastis, tulang rawan juga bisa rusak jika terjadi benturan yang sangat keras.

8. Silia
Silia merupakan bagian bulu hidung yang sangat halus. Silia berfungsi untuk
mengerjakan penyaringan udara yang masuk ke hidung.

9. Selaput Lendir
Selaput lendir pada hidung ialah bagian yang memiliki fungsi untuk menghasilkan
mukus ( ingus ). Jadi hidung dapat terlindung dari berbagai jenis kotoran dan bakteri.

10. Saluran Hidung – Tenggorokkan ( Nasofaring )


Bagian belakang hidung ini terdapat saluran yang berkaitan dengan tenggorokan. Pada
nasofaring ada tuba eustachius dan juga tonsil adenoid ( faringeal ). Nasofaring ini akan
berperan untuk mengatur tekanan udara oleh tuba eustachius ( saluran penghubung telinga
dengan tenggorokan ) dan juga sebagai pelindung dari infeksi oleh tonsil adenoid.

B. Mekanisme Cara Kerja Hidung


1. Rangsang ( bau ) masuk ke dalam lubang hidung melalui udara yang awalnya disaring oleh
bulu - bulu hidung terlebih dahulu. Udara yang mengandung kotoran akan dibersihkan
sementara kotoran menempel di hidung dan mengendap menjadi kotoran hidung.
2. Udara yang mengandung rangsangan bau ini masuk ke dalam epitelium olfaktori.
3. Rangsangan bau menggetarkan mukosa olfaktori yang berbentuk seperti cairan atau mukus dan
kemudian menggetarkan saraf olfaktori.
4. Rangsangan yang menggetar tadi disampaikan ke talamus dan lalu menuju hipotalamus yang
ada di otak.
5. Otak daerah olfaktori ( korteks serebrum ) akan menangkap bau lalu menerjemahkannya
berdasarkan memori atau menghadirkan memori baru dalam otak untuk digunakan ketika suatu
saat nanti mencium bau yang sama.

C. Gangguan Penyakit Pada Hidung


1. Salesma atau Cold dan Flu
Penyakit yang diakibatkan oleh virus bernama influenza ini menyebabkan batuk, pilek,
dan sakit di daerah sekitar leher. Terkadang juga muncul gejala seperti demam dan sakit di
persendian yang disertai rasa pusing. Gejala serangan virus influenza pada anak - anak
terkadang disertai diare.

2. Sinusitis
Sinusitis adalah penyakit yang terjadi akibat peradangan pada bagian sinus. Sinus sendiri
terletak pada rongga - rongga tulang yang berhubungan dengan hidung.

3. Polip Hidung
Polip hidung adalah tumor kecil yang terdapat pada hidung. Ini merupakan tumor jinak
yang bisa menjadi berbahaya dan merupakan suatu massa patologis yang terdapat pada rongga
sinus hidung yang licin dan lunak.

4. Hidung Tersumbat dan Pilek


Hidung tersumbat atau pilek menjadi salah satu penyebab salesma itu sendiri. Penyakit
ini menimbulkan lendir yang berlebihan yang bisa mengakibatkan sinus atau peradangan.

5. Anosmia
Anosmia merupakan salah satu kelainan pada hidung yang berhubungan dengan indra
penciuman. Saat mengidap anosmia, seseorang tidak dapat mencium bau sebagian atau sama
sekali. Penyakit ini biasanya disebabkan oleh kecelakaan serta gangguan saluran hidung
lainnya.

Anda mungkin juga menyukai