Anda di halaman 1dari 27

TUGAS FISIKA SUHU DAN KALOR

OLEH :
1. Rivaldo
2. Cherlin Dwi A.
3. Fitri Dwiyanjani
4. Fuji Anida
5. Rahma Fuaddiah
A. SUHU
Dalam kehidupan sehari-hari, suhu merupakan ukuran mengenai
panas atau dinginnya suatu zat atau benda. Oven yang panas dikatakan
bersuhu tinggi, sedangkan es yang membeku dikatakan memiliki suhu
rendah. Suhu dapat mengubah sifat zat, contohnya sebagian besar zat
akan memuai ketika dipanaskan. Sebatang besi lebih panjang ketika
dipanaskan daripada dalam keadaan dingin. Jalan dan trotoar beton
memuai dan menyusut terhadap perubahan suhu. Hambatan listrik dan
materi zat juga berubah terhadap suhu. Demikian juga warna yang
dipancarkan benda, paling tidak pada suhu tinggi. Kalau kita perhatikan,
elemen pemanas kompor listrikmemancarkan warna merah ketika panas.
Pada suhu yang lebih tinggi, zat padat seperti besi bersinar jingga atau
bahkan putih. Cahaya putih dari bola lampu pijar berasal dari kawat
tungsten yang sangat panas. .Suhu dapat dirasakan oleh tangan Anda
melalui syaraf yang ada pada kulit dan diteruskan ke otak, sehingga Anda
menyatakan panas atau dingin. Namun, kulit kita tidak dapat dijadikan
sebagai alat ukur suhu suatu benda.
B. TERMOMETER
Alat yang dapat mengukur suhu
suatu benda disebut termometer.
Termometer bekerja dengan
memanfaatkan perubahan sifat-sifat fisis
benda akibat perubahan suhu.
Termometer berupa tabung kaca yang di
dalamnya berisi zat cair, yaitu raksa atau
alkohol. Pada suhu yang lebih tinggi,
raksa dalam tabung memuai sehingga
menunjuk angka yang lebih tinggi pada
skala. Sebaliknya, pada suhu yang lebih
rendah raksa dalam tabung menyusut
sehingga menunjuk angka yang lebih
rendah pada skala. Terdapat empat skala
yang digunakan dalam pengukuran
suhu, yaitu skala Celcius, Fahrenheit, GAMBAR
Reamur, dan Kelvin. TERMOMET
ER
Perbandingan Beberapa Skala Termometer
Perbandingan beberapa skala
termometer adalah sebagai berikut:
TC : (TF – 32) : TR = 5 : 9 : 4

Konversi antara skala Celsius dan skala


Fahrenheit dapat dituliskan:
TC = 5/9 (TF – 32) atau TF = 9/5 TC + 32

Konversi antara skala Celsius dan skala


Reamur dapatdituliskan:
TC = 5/4 TR atau TR = 4/5 TC

Konversi antara skala Fahrenheit dan


skala Reamur dapat dituliskan:
TR = 4/9 (TF – 32) atau TF = 9/4 TR + 32
Pemuaian
Pemuaian adalah bertambah besarnya ukuran suatu benda karena
kenaikan suhu yang terjadi pada benda tersebut. Kenaikan suhu yang terjadi
menyebabkan benda itu mendapat tambahan energi berupa kalor yang
menyebabkan molekul-molekul pada benda tersebut bergerak lebih cepat.
Setiap zat mempunyai kemampuan memuai yang berbedabeda. Gas,
misalnya, memiliki kemampuan memuai lebih besar daripada zat cair dan zat
padat. Adapun kemampuan memuai zat cair lebih besar daripada zat padat.
1. Pemuaian panjang
Jika sebuah batang mempunyai
panjang mula-mula l1, koefisien
muai panjang (α ), suhu mula-mula
T1, lalu dipanaskan sehingga
panjangnya menjadi l2 dan suhunya
menjadi T2, maka akan berlaku
Keterangan:
persamaan, sebagai berikut : l1 : panjang batang mula-mula (m)
l2 : panjang batang setelah
dipanaskan (m)
Karena Δl = l1.α.ΔT, maka Δl : selisih panjang batang = l1 – l2
persamaannya menjadi seperti α: koefisien muai panjang (l°C)
berikut : T1 : suhu batang mula-mula (° C)
T2 : suhu batang setelah dipanaskan
(° C)
ΔT : selisih suhu (° C) = T2 – T1
Contoh soal :
2. Pemuaian Luas
Untuk benda-benda yang berbentuk
lempengan plat (dua dimensi), akan terjadi
pemuaian dalam arah panjang dan lebar.
Hal ini berarti lempengan tersebut
mengalami pertambahan luas atau
pemuaian luas. Serupa dengan
pertambahan panjang pada kawat, Keterangan:
pertambahan luas pada benda dapat A1 : luas bidang mula-mula
dirumuskan sebagai berikut : (m2)

A2 : luas bidang setelah


dipanaskan (m2)
Diketahui β=2α , maka persamaannya
menjadi seperti berikut :
β : koefisien muai luas
(/°C)

ΔT : selisih suhu (° C)
Contoh Soal :
3. Pemuaian Volume
Jika volume benda mula-mula V1,
suhu mula-mula T1, koefisien muai
ruang γ , maka setelah dipanaskan
volumenya menjadi V2, dan suhunya
menjadi T2 sehingga akan berlaku
persamaan, sebagai berikut :

Keterangan:
Karena γ=3α , maka persamaannya V1 : volume benda mula-mula
menjadi seperti berikut : (m3)

V2 : volume benda setelah


dipanaskan (m3)

γ : koefisien muai ruang (/°C)

ΔT : selisih suhu (° C)
Contoh Soal :
Hubungan Kalor dengan Suhu Benda
Sewaktu memasak air, kita membutuhkan kalor untuk menaikkan
suhu air hingga mendidihkan air. Nasi yang dingin dapat dihangatkan
dengan penghangat nasi. Nasi butuh kalor untuk menaikkan suhunya.
Berapa banyak kalor yang diperlukan air dan nasi untuk menaikkan suhu
hingga mencapai suhu yang diinginkan? Secara induktif, makin besar
kenaikan suhu suatu benda, makin besar pula kalor yang diserapnya.
Selain itu, kalor yang diserap benda juga bergantung massa benda dan
bahan penyusun benda. Secara matematis dapat di tulis seperti berikut :
Diagram Perubahan Wujud Zat yang Dipengaruhi
Kalor
Kalor Jenis
Kalor jenis benda (zat)
menunjukkan banyaknya kalor
yang diperlukan oleh 1 kg zat
untuk menaikkan suhunya
sebesar satu satuan suhu (° C).
Hal ini berarti tiap benda (zat)
memerlukan kalor yang
berbeda-beda meskipun untuk
menaikkan suhu yang sama
dan massa yang sama. Kalor
jenis beberapa zat dapat Anda
lihat pada tabel disamping :
Contoh Soal :
Kapasitas Kalor
Air satu panci ketika dimasak hingga Jika persamaan kapasitas kalor
mendidih memerlukan kalor tertentu. Kalor dibandingkan dengan persamaan
yang dibutuhkan 1 panci air agar suhunya kalor jenis, maka Anda dapatkan
naik 1° C disebut kapasitas kalor. Kapasitas persamaan sebagai berikut :
kalor sebenarnya banyaknya energi yang
diberikan dalam bentuk kalor untuk
menaikkan suhu benda sebesar satu derajat.
Pada sistem SI, satuan kapasitas kalor
adalah JK-1. Namun, karena di Indonesia Keterangan:
suhu biasa dinyatakan dalam skala Celsius, C : kapasitas kalor benda (J/°C)
maka satuan kapasitas kalor yang dipakai m : massa benda (kg)
dalam buku ini adalah J/°C. Kapasitas kalor c : kalor jenis benda (J/kg °C)
dapat dirumuskan sebagai berikut :

Keterangan:
Q : kalor yang diserap/dilepas (J)
C : kapasitas kalor benda (J/°C)
ΔT : perubahan suhu benda (° C)
Tabel Kalor Jenis Pada Tekanan 1 atm dan
Suhu 20◦C
Asas Black
Kalor yang dilepaskan air panas akan sama besarnya dengan kalor
yang diterima susu yang dingin. Kalor merupakan energi yang dapat
berpindah, prinsip ini merupakan prinsip hukum kekekalan energi.
Hukum kekekalan energi di rumuskan pertama kali oleh Joseph Black
(1728 – 1899). Oleh karena itu, pernyataan tersebut juga di kenal sebagai
asas Black. Joseph Black merumuskan perpindahan kalor antara dua
benda yang membentuk suhu termal sebagai berikut :
Contoh Soal :
Perpindahan Kalor
1. KONDUKSI
Jika Q/t merupakan kelajuan
Peristiwa perpindahan kalor hantaran kalor (banyaknya kalor
melalui suatu zat tanpa disertai dengan yang mengalir per satuan waktu)
perpindahan partikel-partikelnya dan ΔT = T2 – T1 , maka persamaan
disebut konduksi. Perpindahan kalor di samping menjadi seperti
dengan cara konduksi disebabkan berikut :
karena partikelpartikel penyusun ujung
zat yang bersentuhan dengan sumber
kalor bergetar. Makin besar getarannya,
maka energi kinetiknya juga makin
besar. Energi kinetik yang besar Keterangan:
menyebabkan partikel tersebut Q : banyak kalor yang mengalir (J)
menyentuh partikel di dekatnya, A : luas permukaan (m2)
demikian seterusnya sampai akhirnya Δt : perbedaan suhu dua permukaan (K)
Anda merasakan panas. Besarnya aliran d : tebal lapisan (m)
kalor secara matematis dapat k : konduktivitas termal daya hantar panas (J/ms
dinyatakan sebagai berikut : t : lamanya kalor mengalir (s)
H : kelajuan hantaran kalor (J/s)
Contoh soal :
2. KONVEKSI
Konveksi adalah perpindahan kalor yang disertai dengan
perpindahan partikel-partikel zat. Perpindahan kalor secara konveksi
dapat terjadi pada zat cair dan gas.
a. Konveksi dalam zat cair
Bila air dipanaskan, air akan memuai sehingga massa jenisnya
berkurang. Karena massa jenisnya berkurang maka air ini menjadi lebih
ringan dan naik ke atas. Tempatnya kemudian digantikan oleh air yang
lebih dingin dari atas, yang turun karena massa jenisnya lebih besar.
Gerakan atau sirkulasi air tersebut dinamakan arus konveksi.
b. Konveksi dalam udara
Arus konveksi pada udara atau gas Adapun secara empiris laju
terjadi ketika udara panas naik dan udara perpindahan kalor secara konveksi
yang lebih dingin turun. Konveksi udara dapat dirumuskan sebagi berikut :
dapat dilihat pada gambar di bawah. Jika H = h · A · ΔT4
lilin dinyalakan akan terjadi aliran udara
panas dalam alat. Dengan menggunakan Keterangan
asap dari obat nyamuk yang dibakar, H : laju perpindahan kalor (W)
aliran udara terlihat. Udara panas akan
A : luas permukaan benda (m² )
naik dan udara dingin akan turun.
Penerapan konsep konveksi kalor dalam ΔT : t2 – t1 = perbedaan suhu (K
udara pada kehidupan sehari-hari dapat atau ° C)
dilihat pada terjadinya angin laut, angin
darat dan pembuatan cerobong asap pada h : koefisien konveksi (Wm-2K-4 atau
tangki pabrik. Wm-2(°C)4)
Contoh Soal :
3. RADIASI
Merupakan perpindahan kalor yang tidak memerlukan zat perantara
(medium). Setiap benda mengeluarkan energi dalam bentuk radiasi
elektromagnetik. Laju radiasi dari permukaan suatu benda berbanding
lurus dengan luas penampang, berbanding lurus dengan pangkat empat
suhu mutlaknya, dan tergantung sifat permukaan benda tersebut. Secara
matematis dapat di tulis sebagai berikut :
Contoh Soal :
SELESAI

Anda mungkin juga menyukai