a. Pemuaian panjang
Pemuaian panjang adalah bertambahnya ukuran panjang suatu benda karena
menerima kalor. Contoh benda yang hanya mengalami pemuaian panjang saja
adalah kawat kecil yang panjang sekali.
Pemuaian panjang suatu benda dipengaruhi oleh panjang mula-mula benda,
besar kenaikan suhu, dan tergantung dari jenis benda. Secara matematis
persamaan yang digunakan untuk menentukan pertambahan panjang benda
setelah dipanaskan pada suhu tertentu adalah:
∆L = L α ∆T
0
∆L = L – L 0
Keterangan:
∆T = T – T = selisih suhu ( C)
0
o
Kabel jaringan listrik pada instalasinya panjang kabel listrik dilebihkan, hal ini
dikarena kabel listrik mengalami pemuaian panjang. Kabel listrik akan tampak
kencang pada pagi hari dan tampak kendur pada siang hari. Kabel tersebut
mengalami pemuaian akibat terkenan panas dari sinar matahari. Alat yang
digunakan untuk menyelidiki pemuaian panjang adalah musschenbroek.
Pemuaian panjang suatu benda dipengaruhi oleh panjang mula-mula benda,
besar kenaikan suhu, dan tergantung dari jenis benda.
Tabel Koefisien Muai Panjang
koefisien muai panjang itu sendiri adalah penambahan panjang suatu benda
ketika suhunya dinaikan sebesar 1°C atau 1K. Koefisien muai panjang α untuk
beberapa zat padat telah tersedia dalam table.
b. Pemuaian luas
Pemuaian luas adalah pertambahan ukuran luas suatu benda karena menerima
kalor. Pemuaian luas terjadi pada benda yang mempunyai ukuran panjang dan
lebar.
Contoh benda yang mempunyai pemuaian luas adalah jendela kaca rumah. Pada
saat udara dingin kaca munyusut karena koefisien muai kaca lebih besar dari
pada koefisien muai kayu. Jika suhu meningkat maka kaca akan memuai lebih
besar daripada kayu kusen sehingga kaca akan terlihat terpasang dengan rapat
pada kusen kayu tersebut.
Seperti halnya pada pemuian luas faktor yang mempengaruhi pemuaian luas
adalah luas awal, koefisien muai luas, dan perubahan suhu. Pemuaian luas itu
merupakan pemuian panjang yang ditinjau dari dua dimensi yaitu panjang dan
lebar maka koefisien muai luas besarnya sama dengan 2 kali koefisien muai
panjang. Untuk menentukan pertambahan luas dan luas akhir digunakan
persamaan sebagai berikut:
Keterangan:
∆A = A β ∆T
0
∆ A = A - A atau
0
A = A + ∆A
0
Keterangan:
∆T = selisih suhu ( C)
o
c. Pemuaian volume
Pemuaian volume adalah pertambahan ukuran volume suatu benda karena
menerima kalor. Pemuaian volume terjadi pada benda yang mempunyai ukuran
panjang, lebar dan tiggi. Contoh benda yang mempunyai pemuaian volume
adalah kubus, air dan udara.
Volume merupakan bentuk lain dari panjang dalam 3 dimensi karena itu untuk
menentukan koefisien muai volume sama dengan 3 kali koefisien muai panjang.
Persamaan yang digunakan untuk menentukan pertambahan volume dan volume
akhir suatu benda adalah:
∆V = V γ ∆T
0
∆V = V - V atau0
V=V 0 + ∆V
Keterangan:
V = luas benda saat dipanaskan (m ) 3
∆T = perubahan suhu ( C) o
Khusus untuk air, pada kenaikan suhu dari 0oC sampai 4oC volumenya tidak
bertambah akan tetapi justru menyusut. Pengecualian ini disebut dengan
anomali air. Oleh karena itu, pada suhu 4oC air memiliki volume terendah. Pada
suhu 4oC air menempati posisi terkecil sehingga pada suhu itu air memiliki
massa jenis terbesar. Jadi air bila suhunya dinaikan dari 0– 4 oC akan menyusut,
dan bila suhunya dinaikan dari 4oC ke atas akan memuai. Hubunga antara
volume dan suhu pada air digambarkan pada grafik berikut:
Pernahkah kita memompa ban dengan pompa manual. Apa yang kita
rasakan ketika baru pertama kali menekan pompa tersebut? Apa yang
kita rasakan ketika kita menekannya lebih jauh? Awalnya mungkin
terasa ringan. Namun, lama kelamaan menjadi berat. Hal ini karena
ketika kita menekan pompa, itu berarti volume gas tersebut mengecil.
Pemuaian gas pada suhu tetap berlaku hukum Boyle, yaitu gas di
dalam ruang tertutup yang suhunya dijaga tetap, maka hasil kali
tekanan dan volume gas adalah tetap. Dirumuskan sebagai:
P V = tetap
atau
P1 V1 = P2 V2
Keterangan,
P = tekanan gas (atm)
V = volume gas (L)
2. Pemuaian Gas pada Tekanan Tetap (Isobarik)
Pemuaian gas pada tekanan tetap berlaku hukum Gay Lussac, yaitu gas di
dalam ruang tertutup dengan tekanan dijaga tetap, maka volume gas sebanding
dengan suhu mutlak gas. Dalam bentuk persamaan dapat dituliskan sebagai:
Dimana :
V = volume (L)
T = suhu (K)
3. Pemuaian Gas pada Volume Tetap (Isokhorik)
Pemuaian gas pada volume tetap berlaku hukum Boyle-Gay Lussac, yaitu jika
volume gas di dalam ruang tertutup dijaga tetap, maka tekanan gas sebanding
dengan suhu mutlaknya. Hukum Boyle-Gay Lussac dirumuskan sebagai:
Jika terjadi perubahan tekanan , volum dan suhu pada pemuaian gas maka dapat
diselesaikan dengan persamaan hukum Boyle - Gay Lussac berikut ini:
Keterangan:
P = tekanan (atm)
V = volume (L)
T = suhu (K)
∆T = 50 °C
α = 12 × 10 °C (lihat di tabel koefisien muai panjang)
-6 -1
Ditanyakan : ∆L = ...?
Jawab:
∆L = L α∆T
0
∆L = 1000 × 12 × 10 × 50 -6
∆L = 0,6 cm
Jadi, pertambahan panjang benda tersebut sebesar 0,6 cm.
2. Pada suhu 30 C sebuah pelat besi luasnya 10 m . Apabila suhunya dinaikkan
o 2
T = 30 C
0
o
T = 90 C o
∆T = T – T = 90 – 30 = 60 C
0
o
α = 0,000012/ C o
β = 2α = 2 × 0,000012/ C = 0,000024/ C o o
Ditanyakan: A = …?
Jawab:
∆A = A β ∆T
0
∆A = 10. 0,000024. 60
∆A = 0,0144
A = A + ∆A
0
A = 10 + 0,0144
A = 10,0144 m 2
3. Sebuah bejana memiliki volume 1 liter pada suhu 25 C. Jika koefisien muai
o
Penyelesaian:
Diketahui:
γ = 3α = 3 × 2 × 10-5 /oC = 6 × 10-5 /oC
∆T = 75 oC – 25 oC = 50 oC
V =1L
0
Ditanyakan: V = …?
Jawab:
∆V = V γ ∆T 0
∆V = 1 . 6 x 10-5 /oC. 50 oC
V=V 0 + ∆V
V = 1 + 0,003
V = 1,003 liter
Jadi, volume bejana setelah dipanaskan adalah 1,003 liter.
80 − T = 50 0
T = 30 0
5. Bejana kaca berisi air 4 liter pada suhu 30 °C, kemudian dipanaskan
hingga volume air menjadi 4,2 liter pada suhu 80 °C.
Dengan mengabaikan pemuaian bejana kaca, besar koefisien muai
volume air adalah ....
Pembahasan
Setiap benda yang dipanaskan akan mengalami pemuaian, baik
pemuaian panjang, luas, maupun pemuaian volume. Pemuaian volume
suatu benda dinyatakan dengan
ΔV = γ.V0 . Δt
= (4,2 − 4) liter
= 0,2 liter
= 2 × 10−4 m3
V0 = volume awal
= 4 liter
= 4 × 10−3 m3
Δt = perubahan suhu
= (80 − 30) °C
= 50 °C
ΔV = γ.V0 . Δt
2×10−4 = γ × 4×10−3 × 50
γ = 0,001
Jadi, besar koefisien muai volume air adalah 0,001 °C−1
Tambahan:
Sebetulnya satuan volume dalam liter juga boleh hasilnya sama saja.
∆V = V γ ∆T
0
0,2 = γ x 200 oC
γ = 0,2 / 200 oC
Pembahasan
Data yang dapat diperoleh dari soal:
volume alkohol sama dengan volume kaca (berlaku sebagai volume awal)
Va = Vk = Vo = 500 mL
Δt = (50 − 10) °C
= 40 °C
Volume alkohol yang tumpah = pemuaian volume alkohol – pemuaian volume kaca.
V = ΔVa − ΔVk
= γ Vo Δt − 3α Vo Δt
= (γ − 3α) Vo Δt
= (1,1×10−4 − 0,12×10−4) × 500 × 40
= 0,98 ×10−4 × 2×104
= 1,96
Jadi, volume alkohol yang tumpah akibat pemanasan tersebut adalah 1,96 mL