Anda di halaman 1dari 11

Pengertian Pemuaian

Pemuaian adalah bertambahnya ukuran benda yang ditandai bertambah panjang,


luas, atau volume akibat kenaikan suhu benda, ketika benda tersebut
mengalami pemanasan. Tahukah kamu setiap benda tersusun oleh molekul-
molekul atau partikel-partikel kecil dan bila dipanaskan maka partikel-partikel
tersebut akan bergetar, getaran yang terjadi bergantung pada besar kecilnya
suhu dari benda tersebut. semakin besar suhunya maka getaran partikel akan
semakin besar. Bagaimana pemuaian dapat terjadi?
Ketika suatu zat dipanaskan, molekul-molekul yang terdapat pada zat tersebut
akan bergetar lebih cepat sehingga terjadi peningkatan energi kinetiknya
akibatnya setiap molekul akan bertubrukan sangat kuat dengan molekul
disebelahnya. Molekul akan mendorong satu sama lain, tabrakan itu
menyebabkan terjadi perluasan daerah secara alamiah mengembangkan bahan
dan terjadilah pemuaian yang ditandai dengan penambahan pada ukuran benda
(Joseph, 1998).
Pemuaian dapat terjadi pada zat-zat yang padat, cair, dan juga gas. Besarnya
pemuaian zat tersebut sangat tergantung pada ukuran benda pertamanya,
kenaikan suhu dan juga jenis zat dengan koefisien muai (daya muai) dari benda
itu. Efek pemuaian zat tersebut sangat bermanfaat didalam suatu
pengembangan berbagai teknologi.
Pemuaian terbagi menjadi tiga jenis yaitu pemuaian zat padat, cair, dan
gas.

Pemuaian zat padat


Pemuaian pada zat padat dibedakan menjadi tiga yaitu pemuaian panjang,
pemuaian luas, dan pemuaian volume.

a. Pemuaian panjang
Pemuaian panjang adalah bertambahnya ukuran panjang suatu benda karena
menerima kalor. Contoh benda yang hanya mengalami pemuaian panjang saja
adalah kawat kecil yang panjang sekali.
Pemuaian panjang suatu benda dipengaruhi oleh panjang mula-mula benda,
besar kenaikan suhu, dan tergantung dari jenis benda. Secara matematis
persamaan yang digunakan untuk menentukan pertambahan panjang benda
setelah dipanaskan pada suhu tertentu adalah:
∆L = L α ∆T
0

∆L = L – L 0

Keterangan:

L = panjang benda saat dipanaskan (m)


L = panjang benda mula-mula (m)
0

∆L = pertambahan panjang benda (m)


α = koefisien muai linear/panjang (/ C)
o

∆T = T – T = selisih suhu ( C)
0
o

Kabel jaringan listrik pada instalasinya panjang kabel listrik dilebihkan, hal ini
dikarena kabel listrik mengalami pemuaian panjang. Kabel listrik akan tampak
kencang pada pagi hari dan tampak kendur pada siang hari. Kabel tersebut
mengalami pemuaian akibat terkenan panas dari sinar matahari. Alat yang
digunakan untuk menyelidiki pemuaian panjang adalah musschenbroek.
Pemuaian panjang suatu benda dipengaruhi oleh panjang mula-mula benda,
besar kenaikan suhu, dan tergantung dari jenis benda.
Tabel Koefisien Muai Panjang
koefisien muai panjang itu sendiri adalah penambahan panjang suatu benda
ketika suhunya dinaikan sebesar 1°C atau 1K. Koefisien muai panjang α untuk
beberapa zat padat telah tersedia dalam table.
b. Pemuaian luas
Pemuaian luas adalah pertambahan ukuran luas suatu benda karena menerima
kalor. Pemuaian luas terjadi pada benda yang mempunyai ukuran panjang dan
lebar.
Contoh benda yang mempunyai pemuaian luas adalah jendela kaca rumah. Pada
saat udara dingin kaca munyusut karena koefisien muai kaca lebih besar dari
pada koefisien muai kayu. Jika suhu meningkat maka kaca akan memuai lebih
besar daripada kayu kusen sehingga kaca akan terlihat terpasang dengan rapat
pada kusen kayu tersebut.
Seperti halnya pada pemuian luas faktor yang mempengaruhi pemuaian luas
adalah luas awal, koefisien muai luas, dan perubahan suhu. Pemuaian luas itu
merupakan pemuian panjang yang ditinjau dari dua dimensi yaitu panjang dan
lebar maka koefisien muai luas besarnya sama dengan 2 kali koefisien muai
panjang. Untuk menentukan pertambahan luas dan luas akhir digunakan
persamaan sebagai berikut:
Keterangan:

∆A = A β ∆T
0

∆ A = A - A atau
0

A = A + ∆A
0

Keterangan:

A = luas benda saat dipanaskan (m )


2

A = luas benda mula-mula (m )


0
2

∆ A = pertambahan luas benda (m )2


β = 2α = koefisien muai luas (/ C)
o

∆T = selisih suhu ( C)
o

c. Pemuaian volume
Pemuaian volume adalah pertambahan ukuran volume suatu benda karena
menerima kalor. Pemuaian volume terjadi pada benda yang mempunyai ukuran
panjang, lebar dan tiggi. Contoh benda yang mempunyai pemuaian volume
adalah kubus, air dan udara.
Volume merupakan bentuk lain dari panjang dalam 3 dimensi karena itu untuk
menentukan koefisien muai volume sama dengan 3 kali koefisien muai panjang.
Persamaan yang digunakan untuk menentukan pertambahan volume dan volume
akhir suatu benda adalah:
∆V = V γ ∆T
0

∆V = V - V atau0

V=V 0 + ∆V
Keterangan:
V = luas benda saat dipanaskan (m ) 3

V = luas benda mula-mula (m )


0
3

∆V = pertambahan volume benda (m ) 3

γ = 3α = koefisien muai volume (/ C) o

∆T = perubahan suhu ( C) o

Pemuaian zat cair


Pemuaian pada zat cair hanya mengalami muai volume saja. Semakin tinggi
suhu yang diberikan pada zat cair, maka semakin besar muai volumenya.
Pemuaian zat cair untuk masing-masing jenis zat cair berbeda-beda, akibatnya
walaupun mula-mula volume zat cair sama tetapi setelah dipanaskan volumenya
menjadi berbeda-beda. Pemuaian volume zat cair terkait dengan pemuaian
tekanan karena peningkatan suhu.
Contoh pemuaian zat cair dalam kehidupan sehari-hari adalah termometer
ketika bersentuhan dengan suhu yang panas maka air raksa ataupun alkohol
yang ada di dalam termometer akan naik dan juga menunjukkan angka tertentu
yang dijadikan sebagai penanda nilai ataupun besaran dari suhu panas tersebut.
pemuaian volume pada zat cair berkaitan dengan peningkatan suhu.

Khusus untuk air, pada kenaikan suhu dari 0oC sampai 4oC volumenya tidak
bertambah akan tetapi justru menyusut. Pengecualian ini disebut dengan
anomali air. Oleh karena itu, pada suhu 4oC air memiliki volume terendah. Pada
suhu 4oC air menempati posisi terkecil sehingga pada suhu itu air memiliki
massa jenis terbesar. Jadi air bila suhunya dinaikan dari 0– 4 oC akan menyusut,
dan bila suhunya dinaikan dari 4oC ke atas akan memuai. Hubunga antara
volume dan suhu pada air digambarkan pada grafik berikut:

Pemuaian pada Gas


Pemuaian pada gas terjadi pada saat gas tersebut dipanaskan, pemuaian pada
gas ini terjadi pada semua jenis gas. .
Contoh pemuaian pada gas adalah sebuah mobil atau motor yang sedang
melaju kencang di jalan raya tiba-tiba bisa meletus begitu saja. Mengapa hal
tersebut bisa terjadi? Ban tersebut bisa meletus karena terjadi pemuaian udara
atau gas yang ada di dalam ban tersebut dan juga adanya kenaikan suhu udara di
ban mobil akibat adanya gesekan roda dengan aspal. Pemuaian zat gas sama
dengan pemuaian yang terjadi pada zat cair, yaitu hanya mengalami muai ruang
atau volume saja.

Jenis-Jenis Pemuaian Pada Gas:


pemuaian gas pada suhu tetap
pemuaian gas pada tekanan tetap
pemuaian gas pada volume tetap

1. Pemuaian Gas pada Suhu Tetap (Isotermal)

Pernahkah kita memompa ban dengan pompa manual. Apa yang kita
rasakan ketika baru pertama kali menekan pompa tersebut? Apa yang
kita rasakan ketika kita menekannya lebih jauh? Awalnya mungkin
terasa ringan. Namun, lama kelamaan menjadi berat. Hal ini karena
ketika kita menekan pompa, itu berarti volume gas tersebut mengecil.
Pemuaian gas pada suhu tetap berlaku hukum Boyle, yaitu gas di
dalam ruang tertutup yang suhunya dijaga tetap, maka hasil kali
tekanan dan volume gas adalah tetap. Dirumuskan sebagai:

P V = tetap
atau
P1 V1 = P2 V2
Keterangan,
P = tekanan gas (atm)
V = volume gas (L)
2. Pemuaian Gas pada Tekanan Tetap (Isobarik)

Pemuaian gas pada tekanan tetap berlaku hukum Gay Lussac, yaitu gas di
dalam ruang tertutup dengan tekanan dijaga tetap, maka volume gas sebanding
dengan suhu mutlak gas. Dalam bentuk persamaan dapat dituliskan sebagai:

Dimana :
V = volume (L)
T = suhu (K)
3. Pemuaian Gas pada Volume Tetap (Isokhorik)

Pemuaian gas pada volume tetap berlaku hukum Boyle-Gay Lussac, yaitu jika
volume gas di dalam ruang tertutup dijaga tetap, maka tekanan gas sebanding
dengan suhu mutlaknya. Hukum Boyle-Gay Lussac dirumuskan sebagai:

Jika terjadi perubahan tekanan , volum dan suhu pada pemuaian gas maka dapat
diselesaikan dengan persamaan hukum Boyle - Gay Lussac berikut ini:

Keterangan:
P = tekanan (atm)
V = volume (L)
T = suhu (K)

Contoh Soal dan Pembahasan


1. Sebuah benda yang terbuat dari baja memiliki panjang 1000 cm. Berapakah
pertambahan panjang baja itu, jika terjadi perubahan suhu sebesar 50°C?
Penyelesaian:
Diketahui :
L = 1000 cm
0

∆T = 50 °C
α = 12 × 10 °C (lihat di tabel koefisien muai panjang)
-6 -1

Ditanyakan : ∆L = ...?
Jawab:
∆L = L α∆T
0

∆L = 1000 × 12 × 10 × 50 -6

∆L = 0,6 cm
Jadi, pertambahan panjang benda tersebut sebesar 0,6 cm.
2. Pada suhu 30 C sebuah pelat besi luasnya 10 m . Apabila suhunya dinaikkan
o 2

menjadi 90 C dan koefisien muai panjang besi sebesar 0,000012/ C, maka


o o

tentukan luas pelat besi setelah dipanaskan.


Penyelesaian:
Diketahui:
A = 10 m
0
2

T = 30 C
0
o

T = 90 C o

∆T = T – T = 90 – 30 = 60 C
0
o

α = 0,000012/ C o

β = 2α = 2 × 0,000012/ C = 0,000024/ C o o

Ditanyakan: A = …?
Jawab:
∆A = A β ∆T
0

∆A = 10. 0,000024. 60

∆A = 0,0144

A = A + ∆A
0

A = 10 + 0,0144
A = 10,0144 m 2

Jadi, luas pelat besi setelah dipanaskan adalah 10,0144 m .2

3. Sebuah bejana memiliki volume 1 liter pada suhu 25 C. Jika koefisien muai
o

panjang bejana 2 × 10 / C, maka tentukan volume bejana pada suhu 75 C!


-5 o o

Penyelesaian:
Diketahui:
γ = 3α = 3 × 2 × 10-5 /oC = 6 × 10-5 /oC
∆T = 75 oC – 25 oC = 50 oC
V =1L
0

Ditanyakan: V = …?
Jawab:
∆V = V γ ∆T 0

∆V = 1 . 6 x 10-5 /oC. 50 oC

∆V = 300. 10-5 = 0,003

V=V 0 + ∆V
V = 1 + 0,003
V = 1,003 liter
Jadi, volume bejana setelah dipanaskan adalah 1,003 liter.

4. Suatu batang kuningan mula-mula panjangnya 40 cm. Saat dipanaskan pada


suhu 80 °C, panjangnya menjadi 40,04 cm. Jika koefisien muai panjang
kuningan 2,0 × 10−5 °C−1 maka suhu awal batang kuningan tersebut adalah ....
Pembahasan
Δl = α lo ∆T
4,04 − 40 = 2×10−5 × 40 × ∆T
0,04 = 8×10−4 × ∆T
∆T = 0,04 : 8 x 10-4
∆T = 50
T – T = 50 0

80 − T = 50 0

T = 30 0

Jadi, suhu awal batang kuning tersebut adalah 30 °C

5. Bejana kaca berisi air 4 liter pada suhu 30 °C, kemudian dipanaskan
hingga volume air menjadi 4,2 liter pada suhu 80 °C.
Dengan mengabaikan pemuaian bejana kaca, besar koefisien muai
volume air adalah ....
Pembahasan
Setiap benda yang dipanaskan akan mengalami pemuaian, baik
pemuaian panjang, luas, maupun pemuaian volume. Pemuaian volume
suatu benda dinyatakan dengan

ΔV = γ.V0 . Δt

ΔV = besar pemuaian volume


∆V = V - V 0

= (4,2 − 4) liter
= 0,2 liter
= 2 × 10−4 m3

V0 = volume awal
= 4 liter
= 4 × 10−3 m3

Δt = perubahan suhu
= (80 − 30) °C
= 50 °C

γ = koefisien muai volume

Substitusi besaran yang diketahui ke persamaan di atas diperoleh:

ΔV = γ.V0 . Δt
2×10−4 = γ × 4×10−3 × 50
γ = 0,001
Jadi, besar koefisien muai volume air adalah 0,001 °C−1

Tambahan:
Sebetulnya satuan volume dalam liter juga boleh hasilnya sama saja.
∆V = V γ ∆T
0

0,2 liter = 4 liter x γ x 50 oC

0,2 = γ x 200 oC

γ = 0,2 / 200 oC

γ = 0,001 / oC = 0,001 °C−1


6. Pada sebuah bejana kaca yang volumenya 500 mL penuh berisi alkohol pada suhu 10
°C. Bejana dipanaskan sehingga suhunya menjadi 50 °C. Jika koefisien muai volume
alkohol 1,1 × 10−4 °C−1 dan besar koefisien muai panjang kaca = 9 × 10−6 °C−1
Tentukan volume alkohol yang tumpah.

Pembahasan
Data yang dapat diperoleh dari soal:

volume alkohol sama dengan volume kaca (berlaku sebagai volume awal)

Va = Vk = Vo = 500 mL

Δt = (50 − 10) °C
= 40 °C

koefisien muai volume alkohol sebesar γ = 1,1 × 10−4 °C−1

koefisien muai panjang kaca sebesar α = 3 × 10−6 °C−1


koefisien muai ruang volume kaca = 3α = 12 × 10−6 °C−1 = 0,12 × 10−4 °C−1

Volume alkohol yang tumpah = pemuaian volume alkohol – pemuaian volume kaca.

V = ΔVa − ΔVk
= γ Vo Δt − 3α Vo Δt
= (γ − 3α) Vo Δt
= (1,1×10−4 − 0,12×10−4) × 500 × 40
= 0,98 ×10−4 × 2×104
= 1,96

Jadi, volume alkohol yang tumpah akibat pemanasan tersebut adalah 1,96 mL

Anda mungkin juga menyukai