Oleh :
Rizqy Amalya Sofa 17030204057
PBU 2017
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2019
A. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh konsentrasi larutan sukrosa terhadap perubahan panjang
potongan jaringan tumbuhan pada buah pir (Pyrus sp.) ?
2. Berapa konsentrasi larutan sukrosa yang tidak menyebabkan perubahan pertambahan
panjang ?
3. Berapa besar potensial air jaringan tumbuhan pada buah pir (Pyrus sp.)?
B. Tujuan Percobaan
1. Menjelaskan pengaruh konsentrasi larutan sukrosa terhadap perubahan panjang
potongan jaringan tumbuhan.
2. Mengidentifikasi konsentrasi larutan sukrosa yang tidak menyebabkan perubahan
panjang irisan jaringan buah pear (Pyrus sp.).
3. Menghitung potensial air jaringan tumbuhan pada buah pear (Pyrus sp.).
C. Hipotesis
H1 : Terdapat pengaruh konsentrasi larutan sukrosa terhadap perubahan panjang
potongan jaringan tumbuhan pada buah pear.
H0 : Tidak terdapat pengaruh konsentrasi larutan sukrosa terhadap perubahan
panjang potongan jaringan tumbuhan pada buah pear.
D. Kajian Pustaka
Pir adalah sebutan untuk pohon dari genus Pyrus dengan terdapat sekitar 30
spesies. buah pir termasuk juicy fruit karena kandungan airnya yang sangat tinggi. Buah
ini beratnya rata-rata 160 gram dengan panjang 18 cm dan lebar 8 cm ( Wijaya, 2008 ).
Sukrosa berperan sebagai sumber karbon dan sumber energi yang digunakan
tanaman untuk tumbuh (Ni’mah dkk, 2012). Selain itu, sukrosa termasuk media
osmosis yang baik karena memiliki sifat higroskopis. (Arumaningrum dkk, 2015).
Osmosis pada hakekatnya adalah suatu proses difusi. Secara sederhana dapat
dikatakan bahwa osmosis adalah difusi air melalui membran semipermeabel secara
differensial dari suatu tempat berkonsentrasi tinggi ke tempat berkonsentrasi rendah.
Membran semipermeabel adalah membran yang bersifat selektif permeabel sehingga
hanya zat-zat tertentu yang dapat melewatinya (Arumaningrum dkk, 2015).
Potensial air di dalam dan di sekitar sel sangat memengaruhi terjadinya proses
osmosis sel tumbuhan. Faktor-faktor yang menetukan nilai potensial air antara lain
matriks sel, larutan dalam vakuola dan tekanan hidrostatik dalam isi sel. Hal ini
menyebabkan potensial air dalam sel tumbuhan dibagi menjadi tiga komponen yaitu
potensial matriks, potensial osmotik dan potensial tekanan (Ismail, 2011).
Komponen potensial air pada tumbuhan terdiri atas potensial osmosis (solut) dan
potensial turgor (tekanan). Hubungan antara nilai potensial air (PA), potensial osmosis
(PO) dan potensial tekanan (PT) dapat dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut:
PA = PO + PT
Dari rumus tersebut terlihat, apabila tidak ada tekanan maka rumusnya menjadi:
PA=PO
Nilai potensial osmosis diperoleh dari negatif tekanan osmosis. Tanda negatif ini
menyatakan bahwa nilai potensial osmosis berlawanan dengan nilai tekanan osmosis,
bukan bermakna minus. tekanan osmosis dipengaruhi oleh suhu dan konsentrasi larutan
yang menyebabkan 50% sel mengalami plasmolisis. Hubungan antara tekanan osmosis
sel dan kedua faktor tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut:
𝟐𝟐, 𝟒 𝐱 𝐌 𝐱 𝐓
𝐓𝐎 𝐬𝐞𝐥 =
𝟐𝟕𝟑
dengan keterangan:
TO = Tekanan osmosis
M = Konsentrasi larutan isotonik terhadap konsentrasi cairan di dalam sel
T = Temperatur mutlak ( 273 + t°C ) (Ismail, 2011).
Dengan adanya potensial osmosis cairan sel, air murni cenderung memasuki sel.
Sebaliknya potensial turgor di dalam sel mengakibatkan air meninggalkan sel.
Pengaturan potensial osmosis dapat dilakukan jika potensial turgornya sama dengan nol
atau ketika sel tersebut mengalami plasmolisis. Plasmolisis adalah suatu keadaan ketika
membran dan sitoplasma lepas dari dinding sel akibat keluarnya sebagian air dari
vakuola (Miftahuddin dkk, 2010).
Nilai potensial osmosis dalam tumbuhan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu
tekanan, suhu, partikel-partikel bahan terlarut, matriks sel, larutan dalam vakuola dan
tekanan hidrostatik dalam sel. Nilai potensial osmosis akan meningkat, jika tekanan
yang diberikan juga semakin tinggi. Akan tetapi, semakin tinggi suhu dan konsentrasi
partikel-partikel terlarut, maka nilai potensial osmosisnya semakin rendah. Hal ini
disebabkan oleh konsep awal yaitu besar nilai potensial osmosis berlawanan dengan
nilai tekanan osmosis (Arumaningrum dkk, 2015).
E. Variabel Penelitian
Variabel kontrol : - Panjang awal potongan buah pir.
- Volume larutan sukrosa.
- Waktu perendaman di larutan sukrosa.
Variabel manipulasi : Konsentrasi larutan sukrosa.
Variabel respon : - Panjang akhir potongan jaringan jaringan tumbuhan.
- Perubahan panjang potongan jaringan tumbuhan.
Buah Pir
Hasil
I. Langkah Kerja
1. Mengukur dan mengidentifikasi. Isilah gelas kimia ke-1 dengan larutan sukrosa 0 M,
gelas kimia ke-2 dengan larutan sukrosa 0,2 M dan seterusnya sampai gelas kimia ke-
6, masing-masing 25 mL.beri label pada masing-masing gelas kimia tersebut.
2. Mengerjakan praktikum. Pilih buah pir yang cukup besar dan baik, buatlah silinder
buah dengan alat pengebor gabus. Potong-potong silinder buah tersebut sepanjang 2
cm,
3. Masukkan potongan buah pir tersebut kedalam gelas kimia yang telah diisi dengan
larutan sukrosa pada berbagai konsentrasi, masing-masing 4 potongan. Catat waktu
pada saat memasukkan potongan buah kedalam gelas kimia. Bekerjalah dengan cepat
untuk mengurangi penguapan, dan tutup rapat gelas kimia selama percobaan
dilakukan.
4. Mengamati dan mengukur. Selama 1,5 jam, keluarkan setiap potongan buah tersebut
dan ukur kembali panjangnya.
5. Menghitung. Hitunglah nilai rata-rata pertambahan panjang buah untuk setiap
konsentrasi larutan sukrosa.
J. Rancangan Tabel Pengamatan
Tabel 1. Penentuan Potensial Air Jaringan Tumbuhan Buah Pear (Pyrus sp.)
Konsentrasi Panjang Panjang Rata-rata Rata-rata (χ2)- (χ1)
awal (X1) akhir (X2) panjang panjang
awal (χ1) akhir (χ2)
Dari data pada tabel diatas, maka dapat dibentuk sebuah grafik sebagai berikut :
0.05
0
-0.05 0M 0,2 M 0,4 M 0,6 M 0,8 M 1M
pertambahan panjang
-0.1
-0.15
-0.2
-0.25
Konsentrasi Larutan Sukrosa
Nilai tekanan osmotik cairan sel dapat diketahui dengan rumus TO. Setelah
itu, nilai potensial osmosis (PO) dan potensial air (PA) dapat dicari dengan potensial
turgor (PT) sama dengan nol. Perhitungan tersebut antara lain:
1. Perhitungan TO sel
22,4 𝑥 𝑀 𝑥 𝑇
TO sel = 273
22,4 𝑥 0,2 𝑥 (273+30)
= 273
= 4,97 atm
2. Perhitungan PO
PO = -TO = -4,97
Tanda (-) tidak menunjukkan bahwa nilai PO negatif, tetapi berlawanan dengan
TO.
3. Perhitungan PA
PA = PO + PT
PA = PO + 0
PA = PO
PA = -4,97 psi
M. Kesimpulan
1. Terdapat pengaruh konsentrasi larutan sukrosa terhadap perubahan panjang
potongan jaringan tumbuhan pada buah pir (Pyrus sp.) yaitu semakin pekat
konsentrasi larutan sukrosa , maka ukuran panjang buah pir akan semakin
menyusut.
2. Konsentrasi larutan sukrosa yang tidak menyebabkan perubahan panjang pada
buah pir adalah 0,2 M.
3. Besar potensial air pada jaringan tumbuhan buah pir (Pyrus sp.) adalah 4,97 psi.
N. DaftarPustaka
Arumaningrum, Bambang S. dan Bambang D. A. 2015. Pengaruh Proporsi Sukrosa dan
Lama Osmosis Terhadap Kualitas Sari Buah Naga Putih (hylocereus
undatus).Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem. 3(1):100-105.
Ismail dan Abd Muis. 2011. Penuntun Praktikum Fisiologi Tumbuhan. Jurusan Biologi
Universitas Negeri Makassar. Makassar.
Miftahuddin, dkk. 2010. Fisiologi Tumbuhan Dasar. Departemen Biologi, FMIPA, IPB.
Bogor.
Wijaya, Belina Arum. 2008. Perbandingan Efek Antibakteri dari Jus Pir (Pyrus
bretschneideri) Terhadap Streptococcus mutans pada Waktu Kontak dan
Konsentrasi yang Berbeda. Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro.
Semarang.