Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM

DIFUSI DAN OSMOSIS


(Penentuan Tekanan Osmosis Cairan Sel Daun Rhoe Discolor)

Oleh :
Uswatun Hasanah (16030204023)
Pendidikan Biologi A 2016

Universitas Negeri Surabaya


Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Program Studi S1 Pendidikan Biologi
2018
A. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh konsentrasi larutan sukrosa terhadap prosentase sel yang
terplasmolisis?
2. Bagaimana konsentrasi larutan sukrosa yang menyebabkan 50% dari jumlah sel
mengalami plasmolisis?
3. Berapa tekanan osmosis sel cairan sel dengan metoda plasmolisis?
B. Tujuan Percobaan
1. Menjelaskan pengaruh konsentrasi larutan sukrosa terhadap prosentase sel yang
terplasmolisis.
2. Mengidentifikasi konsentrasi larutan sukrosa yang menyebabkan 50% dari jumlah
sel mengalami plasmolisis.
3. Menghitung tekanan osmosis sel cairan sel dengan metoda plasmolisis.
C. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara dari rumusan masalah yang diajukan.
Hipotesis diajukan berdasarkan teori yang diuraikan pada tinjauan pustaka sehingga
hipotesis bersifat teoritis. Hipotesis dibuktikan akan kebenarannya setelah
memperoleh data dari hasil penelitian. Hipotesisnya diantaranya:
1. Semakin tinggi konsentrasi larutan sukrosa makan semakin banyak sel yang akan
terplasmolisis.
2. Konsentrasi larutan sukrosa dapat menyebabkan 50% dari jumlah sel mengalami
plasmolisis.
3. Tekanan osmosis cairan sel dapat dihitung menggunakan rumus:
22,4.M .T
TO sel =
273
D. Kajian Pustaka
Difusi adalah gerakan molekul dari konsentrasi lebih tinggi ke konsentrasi
yang lebih rendah, yaitu penurunan gradien konsentrasi sampai mencapai
keseimbangan dan penyebarannya seimbang. Osmosis adalah gerakan air melintasi
membran yanng permeabilitasnya berbeda disebabkan karena perbedaan konsentrasi
(Fida;2007).
Pengangkutan melalui membrane sel dapat terjadi secara pasif maupun secara
aktif. Pengangkutan secara pasif terjadi jika mengikuti arah gradient konsentrasi,
artinya dari larutan yang memiliki konsentrasi tinggi menuju larutan yang memiliki
konsentrasi rendah. Proses ini terjadi tanpa memerlukan energi hasil metabolism.
Sedangkan pada proses pengangkutan secara aktif memerlukan energi hasil
metabolisme seperti ATP (Adenosin Tri Phospat) karena prosesnya terjadi melawan
arah gradient konsentrasi.
Proses difusi dan osmosis merupakan contoh proses pengangkutan secara pasif.
Proses osmosis merupakan proses difusi yang sifatnya khusus, yang menunjukkan
adanya perpindahan air melalui selaput membrane yang bersifat permeabel selektif
(permeabel deferensial). Terjadi proses osmosis sangat ditentukan oleh adanya
perbedaan potensial kimia air atau potensial air (PA).
Didalam proses osmosis, disamping komponen potensial air, komponen lain
yang penting adalah potensial osmotik danpotensial tekanan, yang pada tumbuhan
timbul dalam bentuk tekanan turgor. Hubungan antara nilai potensial air (PA),
potensial osmotik (PO), dan potensial tekanan (PT) dapat dinyatakan dengan
hubungan sebagai berikut:
PA = PO + PT
Plasmolisis merupakan suatu proses terlepasnnya membrane plasma dari
dinding sel. Hal tersebut dapat terjadi bila sel tumbuhan dimasukkan kedalam cairan
hipertonik (larutan yang konsentrasinya lebih tinggi daripada konsentrasi isi sel) maka
terjadilah eksosmosis yaitu, keluarnya air dari isi sel keluar membran. Karena volume
isi berkurang dan dinding plasma bersifat permeable, maka antar membran plasma
dan dinding sel terisi oleh larutan dari luar. Bila sel tumbuhan dimasukkan kedalam
cairan hipotonik, turgor sel akan meningkat. Bila berada dalam keadaan isotonik
(larutan yang konsentrasinya sama dengan konsentrasi isi sel, maka sebagian sel yang
ada mengalami plasmolisis, sebagian sel tidak). Keadaan ini dapat dipakai untuk
menentukan tekanan osmosis dengan meletakkan pada larutan yang ditentukan
molaritas larutan atau tekanan osmotiknya dan melihat berapa banyak sel yang
terplasmolisis. Jika konsentrasi larutan yang menyebabkan 50% sel terplasmolisis
diketahui, maka nilai tekanan osmosis sel dapat ditentukan dengan menggunakan
rumus sebagai berikut:
22,4.M .T
TO sel =
273
Dengan: TO = Tekanan osmotik
M = Konsentrasi larutan yang menyebabkan 50% sel terplasmolisis
T = Temperatur mutlak (273 + t° C)
Tekanan sel bersifat positif, sedangkan nilai potensial osmotic bernilai negatif.
E. Variabel Penelitian
1. Variabel manipulasi : konsentrasi larutan sukrosa
2. Variabel kontrol :
a. Jumlah sayatan daun Rhoe discolor
b. Waktu perendaman sayatan daun Rhoe discolor
c. Volume larutan
3. Variabel respon :
a. Jumlah prosentase sel daun Rhoe discolor yang terplasmolisis
b. Tekanan osmosis
F. Definisi Operasional Variabel
1. Variabel manipulasi : konsentrasi larutan sukrosa dengan molaritas 0,28 M;
0,26 M; 0,24 M; 0,22 M; 0,20 M; 0,18 M; 0, 16 M dan
0,14 M.
2. Variabel kontrol :
a. 24 sayatan daun Rhoe discolor
b. Waktu perendaman selama 30 menit
c. Volume larutan 5 ml
3. Variabel respon :
a. Prosentase sel yang terplasmolisis 50%
G. Alat dan Bahan
1. Daun Rhoe discolor atau umbi lapis bawang merah yang jaringan epidermisnya
mengadung cairan sel yang berwarna.
2. Larutan sukrosa dengan molaritas 0,28 M; 0,26 M; 0,24 M; 0,22 M; 0,20 M; 0,18
M; 0, 16 M dan 0,14 M.
3. Mikroskop
4. Kaca arloji atau cawan petri 8 buah
5. Kaca benda dan kaca penutup
6. Pisau silet
7. Gelas beker 100 mL
8. pipet
H. Rancangan Percobaan
1. Menimbang. Buatlah larutan sukrosa dari konsentrasi yang terbesar yaitu 0,28 M,
dengan cara menimbang sebanyak 95,76 gram Kristal sukrosa dan melarutkannya
dalam aquades sehingga volumenya menjadi 1 liter. Sedangkan untuk membuat
konsentrasi larutan yang lebih rendah, dapat digunakan rumus sebagai berikut:
V1M1 = V2M2
Dengan: V1 = volume awa; M1 = konsentrasi awal;
V2 = volume akhir; M2 = konsentrasi akhir.
2. Mengukur. Siapkan 8 kaca arloji, isi masing-masing dengan 5 ml larutan sukrosa
yang telah disediakan dan diberi label pada masing-masing kaca arloji
berdasarkan konsentrasi larutan.
3. Ambil daun Rhoe discolor atau umbi lapis Bawang merah, kemudian sayatlah
lapisan epidermis yang berwarna dengan pisau silet. Usahakan hanya menyayat
selapis sel.
4. Rendamlah sayatan-sayatan epidermis tersebut pada kaca arloji yang sudah berisi
larutan sukrosa dengan konsentrasi tertentu. Setiap konsentrasi diisi dengan
jumlah sayatan yang sama. Catat waktu mulai perendamannya.
5. Mengamati. Setelah 30 menit, sayatan diambil dan diperiksa dengan
menggunakan mikroskop.
6. Menghitung. Hitung jumlah seluruh sel pada satu lapang pandang, jumlah sel
yang terplasmolisis dam prosentase jumlah sel terplasmolisis terhadap jumlah sel
seluruhnya.
I. Langkah Kerja

95,76 gram Kristal sukrosa

1. Ditimbang dan dilarutkan dalam aquades sehingga volumenya


menjadi 1 liter

8 buah kaca arloji

2. Diisi dengan 5 ml larutan sukrosa


3. Diberi label sesuai dengan konsentrasi larutan

Daun Rhoe discolor

– Disayat lapisan epidermisnya yang berwarna menggunakan


pisau silet sebanyak 24 sayatan, usahakan menyayat selapis sel
– Direndam selama 30 menit pada kaca arloji yang berisi larutan
– Setiap konsentrasi diisi dengan 3 sayatan daun Rhoe discolor
– Pada waktu perendaman diberi jeda selama 5 menit setiap kaca
arloji
– Setelah 30 menit, diamati menggunakan mikroskop
– Dihitung seluruh jumlah sel dan jumlah sel yang terplasmolisis

Hasil

J. Rancangan tabel Pengamatan


1. Tabel Hasil Pengamatan Prosentase Sel Rhoe Discolor yang Terplasmolisis
Konsentrasi ∑ Sel ∑ Sel Yang % Sel Yang
Seluruhnya Terplasmolisis Terplasmolisis
73 8 6
= × 100%
48 5 57,67
0,14 M
52 5 = 10,40%

X = 57,67 X =6
70 25 17,3
= × 100%
56 11 84
0,16 M = 20,60%
126 16
X = 84 X = 17,3
147 5 15
= × 100%
182 26 177,6
0,18 M
204 14 = 8,44%

X = 177,6 X = 15
140 8 11,33
= × 100%
115 15 127
0,20 M = 8,92%
126 11
X = 127 X = 11,33
121 25 29,3
= × 100%
136 33 118
0,22 M = 24,83%
97 30
X = 118 X = 29,3
136 45 24
0,24 M = × 100%
130 12 130,3
125 15 = 18,41%
X = 130,3 X = 24
91 82 63,3
= × 100%
105 93 107
0,26 M = 59,15%
125 15
X = 107 X = 63,3
130 127 117
= × 100%
90 90 360
0,28 M = 32,5%
140 134
X = 360 X = 117
Berdasarkan data diatas dapat dibuat grafik sebagai berikut:

70
persentase sel terplasmolisis (%)

60

50

40

30

20

10

0
0,14 0,16 0,18 0,20 0,22 0,24 0,26 0,28
konsentrasi sukrosa (M)

Grafik 1. Hubungan Konsentrasi Larutan Sukrosa Terhadap Presentase Sel


Plasmolisis pada Rhoe discolor

Keterangan :
= konsentrasi larutan sukrosa yang menyebabkan 50% sel
terplasmolisis
K. Rencana Analisis Data
Berdasarkan data pada tabel hasil pengamatan prosentase sel Rhoe Discolor
yang terplasmolisis pada konsentrasi terendah 0,14 M rata-rata sel seluruhnya 57,67
dan rata-rata sel terplasmolisis 6 dengan prosentase sel yang terplasmolisis 10,40%.
Konsentrasi 0,16 M rata-rata sel seluruhnya 84 dan rata-rata sel terplasmolisis 17,3
dengan prosentase sel yang terplasmolisi 20,60%.
Pada konsentrasi 0,18 M terjadi penurunan grafik, rata-rata sel seluruhnya
177,6 dan rata-rata sel terplasmolisis 15 dengan prosentase sel yang terplasmolisis
8,44%. Konsentrasi 0,20 M rata-rata sel seluruhnya 127 dan rata-rata sel
terplasmolisis 11,33 dengan prosentase sel yang terplasmolisis 8,92%. Konsentrasi
0,22 M rata-rata sel seluruhnya 118 dan rata-rata sel terplasmolisis 29,3 dengan
prosentasel sel yang terplasmolisis 24,83%.
Pada konsentrasi 0,24 M terjjadi penurunan grafik, rata-rata sel seluruhnya
130,3 dan rata-rata sel terplasmolisis 24 dengan prosentase sel yang terplasmolisis
18,41%. Konsentrasi 0,26 M rata-rata sel seluruhnya 107 dan rata-rata sel
terplasmolisis 63,3 dengan prosentase sel yang terplasmolisis 59,15%. Sedangkan
pada konsentrasi tertinggi 0,28 M terjadi penurunan grafik, rata-rata sel seluruhnya
360 dan rata-rata sel terplasmolisis 117 dengan prosentase sel yang terplasmolisis
32,5%.
L. Hasil Analisis Data
Berdasarkan hasil pengamatan praktikum pengaruh konsentrasi larutan
sukrosa terhadap prosentase jumlah sel yang terplasmolisis daun Rhoe discolor
didapatkan data yang tidak signifikan, oleh karena itu menyebabkan grafiknya berpola
naik turun. Sel yang terplasmolisis tertinggi terdapat pada konsentrasi 0,26 M dengan
prosentase tertinggi sebesar 59,15%. Sedangkan yang terendah terdapat pada
konsentrasi 0,18 M dengan prosentase sebesar 8,44%.
Konsentasi yang menyebebkan grafik menjadi naik turun dikarenakan hal ini
tidak sesuai dengan kajian pustaka yang menyatakan semakin tinggi konsentrasi
makan semakin banyak sel yang terplasmolisis. Peristiwa plasmolisis dapat terjadi
bila ada perbedaan potensial air yang ada di dalam dan di luar sel. Potensial air yang
ada di dalam sel lebih besar dari pada potensial air yang ada di luar sel. Sehingga
potensial air berbanding lurus dengan potensial osmosis, maka potensial osmosis yang
ada di dalam sel lebih besar dari pada potensial osmosis yang ada di luar sel. Sehingga
menyebabkan berpindahnya molekul air yang ada di dalam sel menuju ke luar sel.
Ketidaksesuaian data dengan kajian teori bisa disebabkan oleh Kurang teliti
pada saat menghitung selnya pada satu lapang pandang dikarenakan terlalu tebal saat
menyayat sel daun Rhoe discolor. Waktu perendaman sayatan daun Rhoe discolor
yang terlalu lama sehingga menyebabkan banyak sel yang terplasmolisis, yang semula
selnya berwarna ungu menjadi berwarna putih.
Keadaan ini dapat dipakai untuk menentukan tekanan osmosis dengan
meletakkan pada larutan yang ditentukan molaritas larutan atau tekanan osmotiknya
untuk melihat berapa banyak sel yang terplasmolisis 50% pada konsentrasi larutan
sukrosa. Pada kondisi dimana sel terplasmolisis 50% maka konsentrasi larutan
sukrosa dianggap sama dengan konsetrasi dari cairan sel. Jika konsentrasi larutan
yang menyebabkan 50% sel terplasmolisis diketahui, maka nilai tekanan osmosis sel
dapat ditentukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
22,4.𝑀.𝑇
TO =
273
Perhitungan nilai Tekanan Osmosis (TO):
22,4.𝑀.𝑇
TO =
273
22,4.0,262.(273+25
=
273
5,06.298
=
273
= 6,39 atm
M. Kesimpulan
1. Konsentrasi larutan sukrosa berpengaruh terhadap prosentase sel yang
terplasmolisis, semakin tinggi larutan sukrosa maka semakin banyak sel yang
terplasmolisis.
2. Konsentrasi larutan sukrosa yang menyebabkan sel terplasmolisis 50% adalah
pada konsentrasi 0,262 M.
3. Untuk mengetahui nilai tekanan osmosis sel dapat ditentukan menggunakan
rumus berikut:
22,4.𝑀.𝑇
TO =
273
Perhitungan nilai Tekanan Osmosis (TO):
22,4.𝑀.𝑇
TO =
273
22,4.0,262.(273+25
=
273
5,06.298
=
273
= 6,39 atm
N. Daftar Pustaka
Dwidjosaputro, D, Prof. DR. 1989. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta : PT
Gramedia.
Rachmadiarti Fida,dkk. 2007. BIOLOGI UMUM. Surabaya: UNESA Unipress
Loveless, A.R. 1983. Prinsip-Prinsip Biologi Tumbuhan Untuk Daerah Tropik 1.
Jakarta PT Gramedia.
Rahayu, Yuni Sri, dkk. 2018. Petunjuk Praktikum Fisiologi Tumbuhan: Laboratorium
Fisiologi Tumbuhan Jurusan Biologi FMIPA Unesa.
Sasmita Mihardja, Dradjat. 1996. Fisiologi Tumbuhan. Bandung ITB.
Soerodikosoemo, Wibisono dkk. 1993. Anatomi dan Fisiologi Tumbuhan. Jakarta:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Lampiran
Pengamatan preparat daun Rhoe discolor
1. Konsentrasi larutan sukrosa 0,14

Sayatan Rhoe discolor pertama Sayatan Rhoe discolor kedua

Sayatan Rhoe discolor ke tiga

2. Larutan Sukrosa konsentrasi 0,20 M

Sayatan Rhoe discolor pertama Sayatan Rhoe discolor ke dua


Sayatan Rhoe discolor ke tiga

3. Larutan sukrosa konsentrasi 0,22 M

Sayatan Rhoe discolor pertama


Sayatan Rhoe discolor ke dua

Sayatan Rhoe discolor ke tiga

4. Larutan sukrosa konsentrasi 0,24 M

Sayatan Rhoe discolor pertama Sayatan Rhoe discolor ke dua


Sayatan Rhoe discolor ke tiga

5. Larutan sukrosa konsentrasi 0,26

Sayatan Rhoe discolor pertama Sayatan Rhoe discolor pertama

Sayatan Rhoe discolor ke tiga


6. Larutan Sukrosa konsentrasi 0,28 M

Sayatan Rhoe discolor pertama Sayatan Rhoe discolor ke dua

Sayatan Rhoe discolor ke tiga

Anda mungkin juga menyukai