Oleh :
Uswatun Hasanah (16030204023)
Pendidikan Biologi A 2016
Hasil
X = 57,67 X =6
70 25 17,3
= × 100%
56 11 84
0,16 M = 20,60%
126 16
X = 84 X = 17,3
147 5 15
= × 100%
182 26 177,6
0,18 M
204 14 = 8,44%
X = 177,6 X = 15
140 8 11,33
= × 100%
115 15 127
0,20 M = 8,92%
126 11
X = 127 X = 11,33
121 25 29,3
= × 100%
136 33 118
0,22 M = 24,83%
97 30
X = 118 X = 29,3
136 45 24
0,24 M = × 100%
130 12 130,3
125 15 = 18,41%
X = 130,3 X = 24
91 82 63,3
= × 100%
105 93 107
0,26 M = 59,15%
125 15
X = 107 X = 63,3
130 127 117
= × 100%
90 90 360
0,28 M = 32,5%
140 134
X = 360 X = 117
Berdasarkan data diatas dapat dibuat grafik sebagai berikut:
70
persentase sel terplasmolisis (%)
60
50
40
30
20
10
0
0,14 0,16 0,18 0,20 0,22 0,24 0,26 0,28
konsentrasi sukrosa (M)
Keterangan :
= konsentrasi larutan sukrosa yang menyebabkan 50% sel
terplasmolisis
K. Rencana Analisis Data
Berdasarkan data pada tabel hasil pengamatan prosentase sel Rhoe Discolor
yang terplasmolisis pada konsentrasi terendah 0,14 M rata-rata sel seluruhnya 57,67
dan rata-rata sel terplasmolisis 6 dengan prosentase sel yang terplasmolisis 10,40%.
Konsentrasi 0,16 M rata-rata sel seluruhnya 84 dan rata-rata sel terplasmolisis 17,3
dengan prosentase sel yang terplasmolisi 20,60%.
Pada konsentrasi 0,18 M terjadi penurunan grafik, rata-rata sel seluruhnya
177,6 dan rata-rata sel terplasmolisis 15 dengan prosentase sel yang terplasmolisis
8,44%. Konsentrasi 0,20 M rata-rata sel seluruhnya 127 dan rata-rata sel
terplasmolisis 11,33 dengan prosentase sel yang terplasmolisis 8,92%. Konsentrasi
0,22 M rata-rata sel seluruhnya 118 dan rata-rata sel terplasmolisis 29,3 dengan
prosentasel sel yang terplasmolisis 24,83%.
Pada konsentrasi 0,24 M terjjadi penurunan grafik, rata-rata sel seluruhnya
130,3 dan rata-rata sel terplasmolisis 24 dengan prosentase sel yang terplasmolisis
18,41%. Konsentrasi 0,26 M rata-rata sel seluruhnya 107 dan rata-rata sel
terplasmolisis 63,3 dengan prosentase sel yang terplasmolisis 59,15%. Sedangkan
pada konsentrasi tertinggi 0,28 M terjadi penurunan grafik, rata-rata sel seluruhnya
360 dan rata-rata sel terplasmolisis 117 dengan prosentase sel yang terplasmolisis
32,5%.
L. Hasil Analisis Data
Berdasarkan hasil pengamatan praktikum pengaruh konsentrasi larutan
sukrosa terhadap prosentase jumlah sel yang terplasmolisis daun Rhoe discolor
didapatkan data yang tidak signifikan, oleh karena itu menyebabkan grafiknya berpola
naik turun. Sel yang terplasmolisis tertinggi terdapat pada konsentrasi 0,26 M dengan
prosentase tertinggi sebesar 59,15%. Sedangkan yang terendah terdapat pada
konsentrasi 0,18 M dengan prosentase sebesar 8,44%.
Konsentasi yang menyebebkan grafik menjadi naik turun dikarenakan hal ini
tidak sesuai dengan kajian pustaka yang menyatakan semakin tinggi konsentrasi
makan semakin banyak sel yang terplasmolisis. Peristiwa plasmolisis dapat terjadi
bila ada perbedaan potensial air yang ada di dalam dan di luar sel. Potensial air yang
ada di dalam sel lebih besar dari pada potensial air yang ada di luar sel. Sehingga
potensial air berbanding lurus dengan potensial osmosis, maka potensial osmosis yang
ada di dalam sel lebih besar dari pada potensial osmosis yang ada di luar sel. Sehingga
menyebabkan berpindahnya molekul air yang ada di dalam sel menuju ke luar sel.
Ketidaksesuaian data dengan kajian teori bisa disebabkan oleh Kurang teliti
pada saat menghitung selnya pada satu lapang pandang dikarenakan terlalu tebal saat
menyayat sel daun Rhoe discolor. Waktu perendaman sayatan daun Rhoe discolor
yang terlalu lama sehingga menyebabkan banyak sel yang terplasmolisis, yang semula
selnya berwarna ungu menjadi berwarna putih.
Keadaan ini dapat dipakai untuk menentukan tekanan osmosis dengan
meletakkan pada larutan yang ditentukan molaritas larutan atau tekanan osmotiknya
untuk melihat berapa banyak sel yang terplasmolisis 50% pada konsentrasi larutan
sukrosa. Pada kondisi dimana sel terplasmolisis 50% maka konsentrasi larutan
sukrosa dianggap sama dengan konsetrasi dari cairan sel. Jika konsentrasi larutan
yang menyebabkan 50% sel terplasmolisis diketahui, maka nilai tekanan osmosis sel
dapat ditentukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
22,4.𝑀.𝑇
TO =
273
Perhitungan nilai Tekanan Osmosis (TO):
22,4.𝑀.𝑇
TO =
273
22,4.0,262.(273+25
=
273
5,06.298
=
273
= 6,39 atm
M. Kesimpulan
1. Konsentrasi larutan sukrosa berpengaruh terhadap prosentase sel yang
terplasmolisis, semakin tinggi larutan sukrosa maka semakin banyak sel yang
terplasmolisis.
2. Konsentrasi larutan sukrosa yang menyebabkan sel terplasmolisis 50% adalah
pada konsentrasi 0,262 M.
3. Untuk mengetahui nilai tekanan osmosis sel dapat ditentukan menggunakan
rumus berikut:
22,4.𝑀.𝑇
TO =
273
Perhitungan nilai Tekanan Osmosis (TO):
22,4.𝑀.𝑇
TO =
273
22,4.0,262.(273+25
=
273
5,06.298
=
273
= 6,39 atm
N. Daftar Pustaka
Dwidjosaputro, D, Prof. DR. 1989. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta : PT
Gramedia.
Rachmadiarti Fida,dkk. 2007. BIOLOGI UMUM. Surabaya: UNESA Unipress
Loveless, A.R. 1983. Prinsip-Prinsip Biologi Tumbuhan Untuk Daerah Tropik 1.
Jakarta PT Gramedia.
Rahayu, Yuni Sri, dkk. 2018. Petunjuk Praktikum Fisiologi Tumbuhan: Laboratorium
Fisiologi Tumbuhan Jurusan Biologi FMIPA Unesa.
Sasmita Mihardja, Dradjat. 1996. Fisiologi Tumbuhan. Bandung ITB.
Soerodikosoemo, Wibisono dkk. 1993. Anatomi dan Fisiologi Tumbuhan. Jakarta:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Lampiran
Pengamatan preparat daun Rhoe discolor
1. Konsentrasi larutan sukrosa 0,14