a. Pewarna alami adalah bahan pewarna yang berasal dari alam. Biasanya
pewarna alami ini berasal dari hewan atau tumbuhan. Misalnya, kunyit,
daun pandan suji, daun pandan wangi, daun jambu, dan sebagainya. Daun
pandan suji (pewarna hijau) telah lama digunakan untuk mewarnai kue
pisang, serabi, dan dadar gulung. Kunyit digunakan untuk pewarna kuning
pada tahu. Daun jambu pewarna merah.
b. Pewarna buatan adalah bahan pewarna yang dibuat oleh manusia dari
campuran zat tertentu. Pewarna buatan mempunyai kelebihan yaitu warna
yang dimiliki bersifat homogen dan penggunaannya sangat efisien karena
memerlukan jumlah yang sangat sedikit. Akan tetapi, kekurangannya
adalah jika terkontaminasi logam berat pewarna ini berbahaya. Proses
pewarnaan zat sintetik biasanya melalui perlakuan pemberian asam sulfat
atau asam nitrat yang seringkali terkontaminasi arsen atau logam berat lain
yang bersifat racun. Untuk pewarna yang dianggap aman ditetapkan
bahwa kandungan arsen tidak boleh lebih dari 0,00014% dan timbale tidak
boleh lebih dari 0,001% sedangkan logam berat lainnya tidak boleh ada.
Pewarna terlarang yang masih sering digunakan adalah Orange RN,
Auramine, Rodamine B, dan Methanyl Yellow. Timbulnya
penyalahgunaan tersebut disebabkan karena tidak adanya penjelasan
dalam label yang melarang penggunaan pewarna tersebut untuk makanan.
Selain itu, harga zat pewarna untuk industri lebih murah daripada pewarna
untuk makanan dan juga memiliki warna yang lebih menarik. Berikut
adalah contoh pewarna buatan:
a. Dyes: Zat pewarna yang umumnya bersifat larut dalam air, sehingga
larutannya menjadi berwarna dan dapat digunakan untuk mewarnai
bahan. Dyes terdapat dalam bentuk bubuk, granula, cairan, campuran
warna, pasta, dan disperse. Zat warna yang stabil untuk berbagai
macam penggunaan dalam makanan. Konsentrasi pemakaiannya tidak
dibatasi secara khusus, tetapi di Amerika Serikat disarankan agar
digunakan dengan memperhatikan Good Manufacturing Practice
(GMP) yang pada prinsipnya digunakan pada jumlah kurang dari 300
ppm. Tetapi pada kenyataannya digunakan konsentrasi antara 5-500
ppm.
b. Flouresoem, terdiri atas FD dan C Red No.3 (Erythrosine) yang berupa
tepung coklat, larut dalam alcohol 95% menghasilkan warna ungu
merah yang berfluoresensi, larut dalam air menghasilkan larutan
merah cherry tanpa fluoresensi.
c. Sufonatedindigo, terdiri atas:
- FD dan C Blue No. 2 (indigotinindigocarmine) Tepung berwarna
biru, coklat kemerah-merahan, mudah larut dalam air sehingga larutan
berwarna biru
- Lakes, dibuat melalui proses pengendapan dan absorpsi dyes pada
radikal basa (Al atau Ca) yang dilapisi dengan aluminium hidrat
(alumina). Tidak larut dalam air sehingga hampir tidak larut pada
semua larutan pelarut. Pada pH 3,5-9,5 lakes stabil. umumnya
mengandung 10-40% dyes murni, lebih stabil terhadap cahaya, kimia,
dan panas. Pemakaian lakes dapat dilakukan dengan cara
mendispersikan zat warna tersebut dengan bahan makanan sehingga
pewarnaan dapat terjadi.