Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN BIOLOGI

PROSES DISFUSI DAN OSMOSIS PADA KENTANG

XI-IPA 5

Disusun Oleh :
1. Dafa Novrizal Ramdhani (09)
2. Delia Agustina (10)
3. Maulana Iqbal Laqod (20)
4. Novita Fitri Nur Faizah (27)
5. Ragil Panca Yudha (28)

SMA NEGERI 2 BOJONEGORO


Tahun Pelajaran 2019/2020
I. Judul
“Pengamatan proses difusi dan osmosis pada sel tumbuhan (Kentang).”
II. Tujuan
a. Mengamati pengaruh kadar gula terhadap ukuran kentang.
b. Membuktikan peristiwa difusi pada kentang.
c. Membuktikan peristiwa osmosis pada kentang.
d. Mengetahui perbedaan pada percobaan proses osmosis dan disfusi
pada kentang, antara larutan aquades, larutan air gula 5%, dan
larutan air gula 30%.
e. Menyimpulkan hasil praktikum berdasarkan data yang diperoleh.
III. Dasar Teori
Sel mempunyai membran semipermeabel, yaitu membran yang
hanya dapat dilalui oleh zat-zat tertentu. Membran semipermeabel ini
berfungsi sebagai pengatur lalu lintas (keluar dan masuknya) zat-zat dari
dalam dan luar sel. Contoh dari membran semipermeabel adalah membran
sel.
Didalam membran sel terjadi yang namanya transpor pasif, yaitu
perpindahan zat melalui membran sel tanpa membutuhkan energi. Hal ini
terjadi karena zat bergerak sesuai gradien konsentrasinya. Macam-macam
dari transpor pasif antara lain difusi dan osmosis.
Pertama, disfusi merupakan peristiwa mengalir atau terjadi
perpindahan suatu zat dalam pelarut dari bagian konsentrasi tinggi ke bagian
yang berkonsentrasi rendah. Difusi akan terus terjadi sampai semua partikel
tersebut menjadi setimbang yang mana perpindahan molekul tetap terjadi
meskipun tidak ada perbedaan konsentrasi.
Kedua, osmosis merupakan peristiwa yang mana molekul air
berdisfusi melalui membran yang bersifat selektif permeabel. Dalam proses
osmosis, dilarutan hipertonik beberapa molekul air terikat (tertarik) ke
molekul gula (terlarut) menjadikan hanya sedikit molekul air yang bebas
dan dapat melalui membran. Sedangkan pada larutan hipotonik mempunyai
lebih banyak molekul air yang bebas (tidak terikat molekul terlarut),
menjadikan lebih banyak molekul air yang melewati membran. Oleh karena
itu, dalam osmosis aliran netto molekul air yakni dari larutan hipotonik ke
larutan hipertonik.
IV. Metode Praktikum
4.1. Alat dan Bahan
a. Pisau f. Aquades/air
b. Tisu g. Larutan gula 5%
c. Gelas Aqua bekas h. Larutan gula 30%
d. Stopwatch HP i. Kentang
e. Penggaris j. Sendok takar 5 gram dan 15
gram
4.2. Cara Kerja
1. Siapkan alat dan bahan.
2. Kupaslah kentang menggunakan pisau.
3. Potonglah kentang dengan ukuran panjang 3 cm sebanyak 10
potong.
4. Siapkan larutan air gula 5% dengan memasukkan gula 5 gram
kedalam gelas, lalu berilah air kira-kira 20-30 mL.
5. Siapkan larutan air gula 30% dengan memasukkan gula 2×15 gram
kedalam gelas, lalu berilah air kira-kira 20-30 mL.
6. Siapkan larutan aquades kedalam gelas dengan volume kira-kira
7. Berilah label pada gelas, A untuk gelas larutan aquades, B untuk
larutan air gula 5%, dan C untuk larutan air gula 30%.
8. Ukur kembali kentang sebelum dimasukkan kedalam gelas larutan,
catatlah ukuran-ukurannya.
9. Masukkan masing-masing 3 potong kentang ke gelas A, B, dan C
secara bersama.
10. Biarkan potongan kentang tersebut terendam selama 20 menit.
11. Setelah 20 menit, angkat dan letakkan diatas tisu.
12. Amati perubahan yang terjadi pada warna, tekstur, dan ukuran
kentang sesudah direndam.
13. Bedakan dengan 1 potong kentang yang tidak direndam, catatlah
perubahan yang terjadi pada kentang.
4.3. Skema

Buatlah 10
Siapkan alat dan Kupas kentang potong
bahan kentang, dgn
panjang 3 cm

Masukkan 3
Rendam selama Siapkan larutan
kentang ke
20 menit gula dan
masing-masing
aquades
larutan

Bandingkan
Setelah 20 Amati
dengan kentang
menit, angkatlah perubahan yang
sebelum
terjadi
direndam
V. Hasil Pengamatan

Kentang Panjang kentang Keadaan kentang setelah


pada larutan direndam
Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah
A (Aquades) a. 3 cm a. 2,8 cm a. Tekstur : a. Tekstur :
b. 3 cm b. 2,8 cm Keras Keras
c. 3 cm c. 2,8 cm b. Warna : b. Warna :
Kuning Kuning
+++ ++
B (Larutan Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah
gula 5%) a. 3 cm a. 2,9 cm a. Tekstur : a. Tekstur :
b. 3 cm b. 2,9 cm Keras Keras
c. 3 cm c. 2,9 cm b. Warna : b. Warna :
Kuning Kuning
+++ ++++
C (Larutan Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah
gula 30%) a. 3 cm a. 2,7 cm a. Tekstur : a. Tekstur :
b. 3 cm b. 2,7 cm Keras Lembek
c. 3 cm c. 2,7 cm b. Warna : b. Warna :
Kuning Kuning
+++ +

VI. Pembahasan
Dari percobaan yang telah kami lakukan, kami mendapatkan adanya
perubahan ukuran, tekstur, dan warna pada kentang. Hal ini terjadi karena
air bersifat hipotonis maupun hipertonis pada kentang.
Untuk larutan aquades, berdasarkan pengamatan, yang terjadi pada
kentang saat direndam di larutan aquades adalah pertama, kentang
mengalami penurunan ukuran, namun sebenarnya berdasarkan teori,
kentang seharusya mengalami kenaikan ukuran karena aquades yang
bersifat hipotonis, sedangkan kentang bersifat hipertonis yang
menyebabkan air masuk kedalam sel tumbuhan sehingga menyebabkan
kenaikan ukuran, mungkin kesalahan yang kami lakukan adalah dalam
pengukuran kentang atau bisa jadi juga volume dari aquades yang tidak
tepat. Kedua, tekstur yang awalnya keras, tetap menjadi keras. Ketiga,
warna yang semulanya kuning (+ + +) menjadi kuning (+ +).
Untuk gelas B, yaitu gelas yang berisi larutan 5% gula, berdasarkan
pengamatan kami, kami menemukan perubahan yang terjadi pada kentang,
pertama ukuran kentang, ukurannya mengalami perurunan, larutan 5% gula
yang bersifat hipertonis menyebabkan larutan sel dalam kentang beralih ke
larutan gula 5%, hal ini yang menyebabkan penurunan ukran kentang.
Kedua, tekstur yang kita amati pada kentang yang telah direndam di larutan
gula 5% adalah keras, namun berdasarkan teori seharusnya teksturnya agak
lembek, kesalahan ini mungkin diakibatkan kami yang kurang teliti. Ketiga,
kentang yang kami amati mengalami perubahan warna yang semula kuning
(+ + +) menjadi kuning (+ + + +).
Untuk gelas C, yaitu gelas yang berisi larutan 30% gula, berdasarkan
pengamatan kami, kami menemukan perubahan yang terjadi pada kentang.
Pertama ukuran kentang, ukurannya mengalami perurunan yang lebih
banyak daripada kentang pada larutan gula 5%, hal ini disebabkan lebih
hipertonisnya larutan gula 30% daripada larutan gula 5%, sehingga
menyebabkan larutan sel pada kentang beralih ke larutan gula 30%. Kedua,
tekstur yang kita amati pada kentang yang awalnya keras lalu direndam di
larutan gula 30% menjadi lembek, hal ini sudah sesuai teori, semakin
hipertonisnya larutan gula, maka akan membuat kentang semakin lembek.
Ketiga, warna pada kentang yang semula nya bewarna kuning (+ + +)
menjadi kuning (+).
VII. Penutup
a. Kesimpulan
Sehingga yang dialami kentang pada gelas A adalah difusi, yaitu
perpindahan dari larutan hipotonis, menuju larutan hipertonis. Untuk
gelas B dan C kentang mengalami proses osmosis, yaitu perpindahan
dari larutan hipotonis yang menuju ke hipertonis.
Proses masukya aquades kedalam sel kentang yang
menyebabkan kentang bertambah besar disebut turgiditas, sedangkan
proses keluarnya cairan sel karena pengaruh larutan gula yang hipertonis
disebut peristiwa plasmolisis.
b. Saran
Untuk mendapatkan hasil percobaan yang baik dan jelas, dalam
melakukan percobaan harus mengikuti langkah-langkah yang telah
disediakan di lembar kerja.
Agar data yang dihasilkan akurat, lakukanlah pengamatan
dengan teliti dan hati-hati.
Daftar pustaka

Sumber dari internet


http://santikasekolah.blogspot.com/2014/08/pengamatan-osmosis-sel-kentang.html
https://idschool.net/sma/praktikum-biologi-tekanan-osmosis-pada-kentang/

Anda mungkin juga menyukai