net/publication/323933108
CITATIONS READS
2 2,173
2 authors:
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Eva Mayasari on 12 April 2018.
Abstrak
Tempe merupakan produk fermentasi kedelai berasal dari Indonesia yang kaya nutrisi.Kacang kedelai umumnya diperoleh
dari luar negeri sehingga harga kedelai menjadi mahal. Salah satu cara untuk mengurangi penggunaan kacang kedelai sebagai
bahan baku tempe adalah melakukan diversifikasi tempe dari bahan baku lokal yaitu jagung. Salah satu kelebihan jagung yang
dapat ditonjolkan adalah kandungan karotenoid. Penelitian ini akan melakukan pengukuran perubahan kandungan gizi tem-
pe yang berbahan dasar jagung kering.Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengolahan jagung menjadi tempe menurunkan
kandungan gizi jagung, akan tetapi tempe jagung memiliki kandungan karotenoid 1,65g/g dan total kalori 136 kkal/100g.
Pengembangan jagung menjadi bahan dasar tempe memiliki potensi dikembangkan sebagai bahan baku substitusi kedelai.
Abstract
Tempeh is a fermented soybeans product originating from Indonesia which rich in nutrients. Soybeans are generally obtained from abroad
thatsoybeans price is expensive. One of the wqys to decrease utilization soybeans as raw material were improving diversification of tempeh from corn
as local raw material. One of the advantages of corn that can be highlighted is the carotenoid content .the aims this study will measure changes in
the nutritional content of tempe is made from dray corn. Research shows that processing corn into tempeh lowers the nutrient content of corn, but
corn tempeh has the carotenoid content of 1.65 g and total calories 136kcal / 100g . Development of corn into soybean base material has the
potential developed as a raw material substitute soybeans.
112
Jurnal Ilmiah Teknosains, Vol. 2 No. 2 November 2016 p-ISSN 2460-9986
Lestari, O.A. & Mayasari, E. e-ISSN 2476-9436
113
Jurnal Ilmiah Teknosains, Vol. 2 No. 2 November 2016 p-ISSN 2460-9986
Lestari, O.A. & Mayasari, E. e-ISSN 2476-9436
a b c
Gambar 1. Tempe Jagung dengan konsentrasi ragi a) 0,1%, b) 0,15%, dan c) 0,2%
Tabel 1. Karakteristik fisik tempe jagung berbagai konsentrasi ragi secara deskriptif
Konsentrasi Ragi
Karakteristik Fisik Kontrol
0,1% 0,15% 0,2%
Bau Normal Normal Normal Normal
Warna Miselium putih Miselium putih Miselium putih Miselium putih
Rasa Normal Normal Normal Normal
Tekstur ++ Padat +++ Padat +++ Padat +++ Padat
114
Jurnal Ilmiah Teknosains, Vol. 2 No. 2 November 2016 p-ISSN 2460-9986
Lestari, O.A. & Mayasari, E. e-ISSN 2476-9436
Tabel 2. Hasil analisis gizi tempe jagung dibandingkan dengan tempe kedelai
Komposisi Gizi Jagung Pipil Tempe Jagung Kedelai* Tempe Kedelai*
Air (%) 11,73a 66,80b - -
Protein (%) 6,88b 3,92a 40,4 18,3
Lemak (%) 3,77b 1,12a 16,70 4
Abu (%) 1,25b 0,55a - -
Karbohidrat (%) 76,37b 27,62a 24,9 12,7
Karotenoid (g/g) 2,73b 1,65a - -
Energi (kkal/100g) 367b 136a 381 149
Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris yang sama menunjukkan tidak ada perbedaan yang nyata pada uji t
(α=0,05) , * Sumber: Depkes RI, 2010
Kadar lemak setelah proses fermentasi mengalami Kadar karotenoid setelah fermentasi menjadi tempe
penurunan 70,29%. Data dari Depkes RI (2010), juga jagung mengalami penurunan 39,56%. Akan tetapi
menunjukkan kadar protein kedelai lebih tinggi di- penggunaan jagung sebagai bahan baku pembuatan
andingkan kadar protein tempe kedelai (Tabel 1). Be- tempe memberikan tempe yang mengandung karote-
gitu juga penelitian yang dilakukan oleh Risnawati noid 1,65%. Selain itu karotenoid memberikan warna
(2015), terjadi penurunan kadar lemak setelah fermen- yang lebih menarik yaitu kuning.
tasi menjadi tempe kedelai hingga 57,1%.
Kadar abu setelah proses fermentasi mengalami
3.2.3. Energi
penurunan 56%. Penelitian yang dilakukan oleh Ris-
nawati (2015), juga mengalami penurunan kadar abu Energi yang dapat dihasilkan dengan mengkonsumsi
setelah proses fermentasi menjadi tempe kedelai sebe- 100g tempe jagung adalah 136kkal. Berdasarkan acuan
sar 73,50%. Kadar abu menggambarkan kandungan AKG 2150kkal, maka dengan mengkonsumsi 100g
mineral dalam suatu bahan pangan.Penurunan kan- tempe jagung telah memenuhi 6,33% kebutuhan
dungan mineral tersebut dapat disebabkan karena energi.
tahap perebusan yang dilanjutkan dengan peren-
daman, sehingga memungkinkan mineral terlarut da-
lam air rendaman karena telah terjadi kerusakan jarin- 4. SIMPULAN
gan selama pemanasan. Pengolahan jagung menjadi tempe jagung menurunk-
Kadar karbohidrat setelah poses fermentasi mengala- an kandungan gizi dengan urutan kehilangan dari be-
mi penurunan sebesar 63,83%. Kadar karbohidrat dil- sar ke kecil adalah karotenoid, protein, mineral, kar-
akukan secara by different, sehingga penurunan kadar bohidrat, dan lemak. Tempe jagung dapat memenuhi
karbohidrat tersebut lebih dikarenakan adanya peru- 6,33% kebutuhan energi (AKG 2150kkal/hari).
bahan komposisi gizi lain, dimana dalam penelitian ini
lebih dikarenakan kenaikan kadar air yang sangat ting-
gi. 5. REKOMENDASI
Perubahan komposisi kimia tersebut didukung oleh Penurunan kandungan gizi pada tempe jagung ini
pernyatan menurut Astawan (2004), bahwa perubahan dapat dikaji lebih dalam lagi dengan mengukur daya
komposisi gizi selama proses pembuatan tempe cerna masing-masing kandungan gizi pada tempe ja-
disebabkan oleh perlakuan fisik maupun proses enzi- gung. Selain itu penelitian lanjutan yang dapat dil-
matis akibat aktivitas mikroorganisme. Meskipun akukan adalah menambahkan jenis mikroorganisme
mengalai penurunan kandungan gizi pada tempe ja- yang memiliki kemampuan menghasilkan metabolid
gung, berdasarkan penelitian pengolahan tempe sekunder berupa karotenoid seperti kapang Nouro-
membuat zat gizi menjadi lebih mudah dicerna, dis- spora sp pada ragi.
erap, dan dimanfaatkan oleh tubuh. Menurut Kas-
midjo (1990), hal tersebut disebabkan oleh Rhizopus
sp pada ragi tempe selama pemeraman menghidrolisis 6. UCAPAN TERIMAKASIH
senyawa kompleks menjadi lebih sederhana sehingga Ucapan terima kasih penulis sampaikan pada Keme-
mudah dicerna dalam tubuh. terian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi yang
3.2.2. Karotenoid
115
Jurnal Ilmiah Teknosains, Vol. 2 No. 2 November 2016 p-ISSN 2460-9986
Lestari, O.A. & Mayasari, E. e-ISSN 2476-9436
telah mendanai penelitian ini melalui program Departemen Kesehatan RI. 2014. Situasi Gangguan
Penelitian Dosen Pemula. Penglihatan dan Kebutaan. Infodatin. Diakses
tanggal 26 Maret 2015.
file:///C:/Users/USER/Downloads/infodatin-
7. DAFTAR PUSTAKA penglihatan.pdf.
Aini N. 2013. Teknologi Fermentasi pada Tepung Jagung. Kasmidjo, R. B. 1990. Tempe: Mikrobiologi dan Kimia
Graha Ilmu. Yogyakarta. Pengolahan serta Pemanfaatannya. Yogyakarta: PAU
AOAC. 1995. Official Method of Analysis of Association of Pangan dan Gizi. UGM.
Official Agricultural Chemistry. Association of Offi- Kristianingrum, S. 2010. Tinjauan Berbagai Metode
cial Agriculture Chemistry. Washington D.C. Analisis Karoten dalam Bahan Pangan.Prosiding
Astawan, M. 2004. Tetap Sehat dengan Produk Makanan Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan, dan Penera-
Olahan. Tiga Serangkai. Solo. pan MIPA. Universitas Negeri Yogyakar-
ta.Yogyakarta.
Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kalbar. 2014.
Analisis Pola Pangan Harapan (PPH) Konsumsi Lestari, E. 2005.Pengaruh Penambahan Bekatul sebagai
Masyarakat Kalimantan Barat. Kerjasama PT Tiara Bahan Pengisi Tempe Terhadap Kadar Protein Tempe
Pilar Kreasi. Badan Ketahanan Pangan. Kedelai.Skripsi.UMS. Surakarta.
Kalimantan Barat. Risnawati, Y. 2015. Komposisi Proksimat Tempe yang
BPS.2013. Produksi Padi dan Jagung Tahun 2013.BPS dibuat dari Kedelai Lokal dan Kedelai Impor. Univer-
Provinsi Kalimantan Barat. No sitas Muhammadiyah Surakarta. Surakarta.
38/07/61/Th.XVI 1 Juli 2013. Diakses Tanggal Sher, M. G., Nadeem, M., Syed, Q., Abass, S., dan
26 Maret 2015. Hassan, A. 2011. Study on Protease from Barley
http://kalbar.bps.go.id/index.php?option=com Tempeh and in vitro Protein Digestibility. Jordan
_content&view=category&id=3&Itemid=321. Journal of Biological Sciences. 4:4(257-264).
BSN. 2012. Tempe: Persembahan Indonesia untuk Dunia. SNI. 2009. Syarat Mutu Tempe. Badan Standarisasi Na-
Badan Standarisasi Nasional. Jakarta. Diakses sional. Jakarta.
Tanggal 26 Maret 2015.
www.bsn.or.id/uploads/.../Booklet_tempe- Yagoub, A. A. 2003. A Biophisical Study on Total Proteins
printed21.pdf of The Traditionally Fermented Roselle (Hibiscus
Sabdariffa L) seed “Furundu”. Tesis.University of
Departemen Kesehatan RI. 2010. Daftar Komposisi Ba- Khartoum. Sudan.
han Makanan. Jakarta.
116