Anda di halaman 1dari 7

Nama : Faninur Ramadhania

NIM : 40040117060090
Kelas :B
Angkatan : 2017

PEMANFAATAN MIKROORGANISME DALAM BIOTEKNOLOGI DI BERBAGAI


BIDANG

1. Di Bidang Makanan dan Minuman


No. Bahan Pangan Mikroorganisme Golongan Produk
Lactobacillus bulgaricus Bakteri Yoghurt
Streptococcus termophillus Bakteri Yoghurt
Streptococcus lactis Bakteri Mentega
1 Susu
Panicillium requiforti Jamur Keju
Propioni bacterium Bakteri Keju Swiss
Lactobacillus casei Bakteri Susu asam
Rhizopus oligosporus Jamur Tempe
Rhizopus stoloniferus Jamur Tempe
2 Kedelai
Rhizopus oryzae Jamur Tempe
Aspergillus oryzae Jamur Kecap
3 Kacang tanah Neurospora sitophyla Jamur Oncom
Saccharomyces cereviseae Jamur
4 Beras Tape Ketan
Endomycopsis fibulegera Jamur
Saccharomyces elipsoides Jamur
5 Singkong Tape singkong
Endomycopsis fibulegera Jamur
6 Air kelapa Acetobacter xylinum Bakteri Nata de coco
7 Tepung gandum Saccharomyces elipsoides Jamur Roti
8 Kubis Enterobacter sp. Bakteri Asinan
Padi-padian atau Saccharomyces cereviseae Minuman
9 Jamur
umbi-umbian Saccharomyces caelsbergensis beralkohol
Spirulina Protein sel
10 Mikroorganisme Alga bersel satu
Chlorella tunggal
Biji Kopi Erwinia dissolvens Bakteri Kopi
11
Penicillium Jamur
12 Mikroorganisme Antibiotik
Clostridium butyrinum Bakteri
13 Kotoran Ternak Biogas
Pseudomonas sp Bakteri Pengolahan
14 Minyak buangan
miyak buangan
Karbohodrat, tepung, Saccharomyces sp. Bakteri
15 Alkohol
beras
a) Pembuatan Yoghurt
- Untuk membuat yoghurt, susu dipasteurisasi terlebih dahulu, selanjutnya
sebagian besar lemak dibuang.
- Mikroorganisme yang berperan dalam pembuatan yoghurt, yaitu Lactobacillus
bulgaricus dan Streptococcus thermophillus.
- Kedua bakteri tersebut ditambahkan pada susu dengan jumlah yang seimbang,
selanjutnya disimpan selama ± 5 jam pada temperatur 45oC.
- Selama penyimpanan tersebut pH akan turun menjadi 4,0 sebagai akibat dari
kegiatan bakteri asam laktat.
- Selanjutnya susu didinginkan dan dapat diberi cita rasa. Yoghurt yang nikmat
dan bergizi siap dinikmati.

Prinsip pembuatan yoghurt adalah fermentasi susu dengan cara penambahan bakteri-
bakteri Laktobacillus bulgaris dan Streptoccus thermophillus. Dengan fermentasi ini
maka rasa yoghurt akan menjadi asam, karena adanya perubahan laktosa menjadi
asam laktat oleh bakteri-bakteri tersebut. Proses fermentasi akhirnya akan mengubah
glukosa menjadi produk akhir asam laktat.

Laktosa → Glukosa+Galaktosa →Asam piruvat → Asam laktat+CO2+H2O


b) Pembuatan Keju
- Proses pembuatan keju diawali dengan pemanasan susu dengan suhu 90oC atau
dipesteurisasikan melalui pemanasan sebelum kultur bakteri asam laktat
dinokulasikan (ditanam), kemudian didinginkan sampai 30oC.
- Selanjutnya bakteri asam laktat dicampurkan.
- Akibat dari kegiatan atau aktivitas bakteri tersebut pH menurun dan susu
terpisah menjadi cairan whey dan dadih padat, proses ini disebut pendadihan.
- Kemudian ditambahkan enzim renin dari lambung sapi muda untuk
mengumpulkan dadih.
- Enzim renin dewasa ini telah digantikan dengan enzim buatan, yaitu klimosin.
- Dadih yang terbentuk selanjutnya dipanaskan pada temperatur 32oC – 42oC dan
ditambah garam, kemudian ditekan untuk membuang air dan disimpan agar
matang. Adapun whey yang terbentuk diperas lalu digunakan untuk makanan
sapi.
Metabolisme Bakteri Asam Laktat :
Bakteri asam laktat berfungsi memfermentasikan laktosa dalam susu menjadi asam
laktat menurut reaksi berikut :
C12H22O11 + H2O → 4CH3CHOHCOOH
Laktosa Air Asam laktat

c) Pembuatan Kecap
- Dalam pembuatan kecap, jamur, Aspergillus wentii dibiakkan pada kulit gandum
terlebih dahulu.
- Jamur Aspergillus wentii bersama-sama dengan bakteri asam laktat yang tumbuh
pada kedelai yang telah dimasak menghancurkan campuran gandum.
- Setelah proses fermentasi karbohidrat berlangsung cukup lama akhirnya akan
dihasilkan produk kecap.
d) Pembuatan Tempe
- Jenis tempe sebenarnya sangat beragam, bergantung pada bahan dasarnya,
namun yang paling luas penyebarannya adalah tempe kedelai.
- Untuk membuat tempe, selain diperlukan bahan dasar kedelai juga diperlukan
ragi.Ragi merupakan kumpulan spora mikroorganisme, dalam hal ini kapang.
Dalam proses pembuatan tempe paling sedikit diperlukan empat jenis kapang
dari genus Rhizopus, antara lain :
a. Rhyzopus oligosporus
b. Rhyzopus stolonifer
c. Rhyzopus arrhizus
d. Rhyzopus oryzae
- Miselium dari kapang tersebut akan mengikat keping-keping biji kedelai dan
memfermentasikannya menjadi produk tempe.
- Proses fermentasi tersebut menyebabkan terjadinya perubahan kimia pada protein,
lemak, dan karbohidrat.
- Perubahan tersebut meningkatkan kadar protein tempe sampai 9x lipat.
e) Pembuatan Tempe
- Pada pembuatan roti, biji-bijian serelia dipecah dahulu untuk membuat tepung
terigu. Selanjutnya oleh enzim amilase tepung dirubah menjadi glukosa.
- Selanjutnya khamir Saccharomyces cerevisiae, yang akan memanfaatkan
glukosa sebagai substrat respirasinya sehingga akhirnya membentuk
gelembung-gelembung yang akan terperangkap pada adonan roti. Adanya
gelembung ini menyebebkan roti bertekstur ringan dan mengembang.
Sedangkan jika ditambah protease maka roti yang dihasilkan akan bertekstur
lebih halus.
2. Penghasil Zat-Zat Organik
Beberapa mikroorganisme dapat menghasilkan zat-zat organik, seperti etanol, asam cuka,
asam sitrat, aseton, dan gliserol.
Untuk menghasilkan etanol (alkohol) dibutuhkan sel-sel ragi dengan bahan baku
karbohidrat, seperti singkong dan beras.
Adapun proses pembuatannya sering disebut dengan istilah fermentasi (proses peragian).
Proses ini berlangsung secara anaerobik dan menghasilkan karbon dioksida dalam bentuk
gelembung udara.

3. Penghasil Obat
Penicillium menghasilkan zat antibiotik yang mematikan mikroorganisme lain, disebut
penisilin. Penisilin sangat penting karena dapat memberantas berbagai penyakit infeksi.
Namun, ada beberapa jenis bakteri yang kebal terhadap penisilin karena dapat
menghasilkan enzim yang dapat menghambat kerja penisilin.

4. Pemisahan Logam dari Bijihnya


Salah satu contoh bakteri pemisah logam ini adalah bakteri Thiobacillus ferooxidans
yang digunakan untuk mengekstraksi tembaga dari bijih tembaga. Bakteri ini tumbuh
subur dalam suasana asam dan tanpa zat organik.
Proses pemisahannya sebagai berikut:
- Bijih logam tembaga berkualitas rendah yang dikenal sebagai larutan peluluh,
ditimbun. Disinilah banyak ditemukan bakteri.
- Kemudian, ke dalam larutan itu ditambahkan larutan asam sulfat sehingga terjadi
reaksi antara tembaga dan asam sulfat membentuk tembaga sulfat (CuSO4).
- Setelah itu, logam besi ditambahkan ke dalam larutan tersebut sehingga besi akan
bereaksi dengan tembaga sulfat untuk melepaskan tembaga tersebut.
- Melalui proses tersebut diperoleh tembaga murni yang telah terpisah dari bijihnya.
Seluruh proses itu dibantu oleh bakteri Thiobacillus ferrooxidans.

5. Penghasil Energi
Salah satu energi yang dikembangkan melalui bioteknologi saat ini adalah biogas. Biogas
merupakan gas metana yang diproduksi oleh mikroorganisme di dalam medium kotoran
ternak. Prinsip pembuatan gas bio seperti pada pembentukan gas yang terjadi pada hewan
memamah biak, misalnya sapi. Di dalam lambung sapi, serat dari rumput yang bercampur
air akan diubah oleh bakteri menjadi asam organik. Kemudian asam organik akan berubah
menjadi gas metan dan karbon dioksida dengan bantuan mikroorganisme seperti
Bacterioides, Clostridium butyrinum, Methanobacterium, Methanobacillus, dan Eschericia
coli.

6. Pengurai Limbah
Pengolahan limbah secara biologis merupakan pengolahan limbah dengan menggunakan
bakteri untuk mencerna limbah tersebut.
Bakteri pencerna (contohnya Pseudomonas sp; pengolah minyak buangan) dimasukkan ke
dalam bak berisi limbah yang diberi aerator (alat pemasok udara) untuk memasukkan
oksigen yang berguna untuk pernapasan bakteri secara aerobik. Limbah akan terurai dan
dapat dibuang ke lingkungan setelah air dipisahkan dari endapan limbah yang tidak
berbahaya.

Anda mungkin juga menyukai