JAGUNG
MEGAWATI K. MABELA
SKRIPSI
UNIVERSITAS TADULAKO
TAHUN 2021
BIOFOAM DARI LIMBAH BIJI DURIAN DAN TONGKOL
JAGUNG
Oleh
MEGAWATI K. MABELA
A 251 17 017
SKRIPSI
UNIVERSITAS TADULAKO
TAHUN 2021
BIOFOAM FROM THE WASTE OF DURIAN SEEDS AND
CORN COBS
By
MEGAWATI K. MABELA
A 251 17 017
SKRIPSI
Oleh
Megawati K. Mabela
A 251 17 017
Dosen Pembimbing
Mengetahui,
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Panitia Ujian Skripsi Program Strata Satu (S1) Universitas Tadulako, Fakultas
Skripsi dengan judul “ Biofoam Dari Limbah Biji Durian Dan Tongkol Jagung”
Mabela, nomor stambuk A 251 17 017 pada hari rabu, 30 Juni 2021, maka atas
nama Panitia Ujian Skripsi Strata Satu (S1) Menerima dan Mengesahkan:
PANITIA UJIAN
Mengetahui
Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Tadulako
iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
alihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran
saya. Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa skripsi ini
hasil jiplakan maka saya bersedia menerima sanksi sesuai aturan yang berlaku.
Megawati K. Mabela
A25117017
iv
ABSTRAK
Megawati K. Mabela., 2020. Biofoam dari limbah biji durian dan tongkol
jagung. Skripsi. Program Studi Pendidikan Kimia. Jurusan Pendidikan
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Tadulako, Palu. Pembimbing Sri Mulyani Sabang.
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah swt, yang telah memeberikan kesehatan,
kesabaran dan kesempatan kepada penulis dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah berupa
skripsi ini sebagai salah satu syarat penyelesaian studi. Ketika kehidupan dunia menutut
kita untuk menjadi orang yang berilmu agar mampu bertahan hidup, ayah dan ibu
berjuang keras mencari nafkah untuk membiayai anaknya dalam menimbah ilmu. Oleh
karena itu dengan rasa haru dan bangga izinkan penulis untuk mempersembahkan karya
ini kepada ibunda tercinta Alm Ratnawati B. Kanoli, yang telah melahirkan, merawat,
membesarkan dan memberi kasih sayang dengan penuh keikhlasan, menjadi sosok ibu bagi
anada. Ayahanda tersayang Kamarudin Daimabela yang selalu kuat dalam mencari nafkah
untuk memenuhi kebutuhan keluarga, serta yang selalu sabar mendengar keluhan dari
anak-anaknya.
Tak lupa pula saya ucapkan terimkasih kepada kakak saya Afriani K. Mabbela,
yang telah menjaga, memberikan semangat, serta menyayangi saya demgan sepenuh hati
vi
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang senantiasa telah melimpahkan
rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis yang
Muhammad SAW, kepada keluarga beliau, beserta seluruh umatnya yang tetap
emban. Penulis menyadari bahwa begitu banyak kesulitan, kemudahan, suka dan
duka dalam proses penyusunan skripsi ini yang semuanya itu merupakan hal yang
tak dapat dipishakan dalam kehidupan setiap insan. Namun atas seizin-NYA
melalui motivasi, dorongan dan bantuan dari berbagai pihak penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini. Utamanya Ibu Dra. Sri Mulyani Sabang, M.Si selaku
bimbingan dari berbagai pihak dalam penyusunan hasil penulisan ini, sehingga
melalui kesempatan ini, penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih yang
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Mahfudz, M.P. selaku Rektor Universitas Tadulako.
vii
2. Bapak Dr. Ir. Amiruddin Kade, S.Pd., M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan
4. Bapak Abdul Kamaruddin, S.Pd., M.Ed., Ph.D. selaku Wakil Dekan Bidang
Tadulako.
8. Ibu Purnama Ningsih, S.Pd., M.Si., Ph.D. selaku Dosen Wali penulis yang
9. Bapak Prof. Dr. H. Baharuddin Hamzah, S.Farm., M.S dan Bapak Dr. I Made
kedua yang telah memberikan banyak kritikan, arahan serta saran yang
viii
menyelesaikan seluruh administrasi, sehingga penulis dapat menyelesaikan
studi ini.
11. Segenap Bapak dan Ibu Dosen dan para laboran Program Studi Pendidikan
sampaikan selain ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya dan semoga amal
12. Staf Laboratorium Pendidikan Kimia dan Fisika FKIP UNTAD dan
13. Terima Kasih kepada kedua orang tua saya bapak Kamrudin Daimabela, dan
alm. Ratnawati B. Kanoli yang selama hidupnya telah tulus merawat dan
menyayangi saya.
14. Terkhusus penulis mengucapkan terima kasih kepada keluarga penulis, yakni
dr. Vera Diana Towidjojo, M.Sc., Afriani K.Mabela S.Pd, dr. Maryam Lupoyo
serta keluarga penulis yang lainnya, yang tidak dapat penulis sebutkan satu
ix
16. Terimakasih kepada orang-orang special yang sangat berarti, Danti Fadiah,
Buana Nawakil, Nurul Hardina Mai dan Moh Fiqri Novian A, yang telah setia
juga terimakasih buat mbak Rin, Akbar, Khafi, bang Wan, Anggi, yang sudah
18. Terima kasih kepada seluruh teman - teman Big Family Class A’ 17 yang
19. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu namanya dalam
pengantar ini. Terima kasih atas segala bantuan dan dukungan sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Semoga menjadi amal jariyah
kepada semua pihak yang turut membantu dalam penyusunan karya tulis ini.
Megawati K. Mabela
A25117017
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..................................................................................... i
ABSTRAK .................................................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN.................................................................... v
2.1.1 Durian.................................................................................... 6
xi
2.1.6 Biodegradable foam .............................................................. 13
xii
4.4 Karakterisasi Biofoam ........................................................... 29
5.2 Saran...................................................................................... 36
LAMPIRAN ............................................................................................... 40
xiii
DAFTAR TABEL
xiv
DAFTAR GAMBAR
xv
DAFTAR LAMPIRAN
2. Perhitungan................................................................................................45
3. Analisis Data.............................................................................................49
4. Dokumentasi Penelitian............................................................................53
5. Biodata......................................................................................................55
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
Plastik merupakan salah satu bahan yang banyak dipakai oleh manusia
dalam kehidupan sehari-hari. Karakteristik plastik yang murah, kuat, dan ringan
umum digunakan hari ini adalah berasal dari polimer sintetis dari minyak bumi.
Kelemahan dari plastik dengan bahan polimer sintetis adalah jumlah yang terbatas
Styrofoam yang selama ini digunakan mengandung berbagai macam zat kimia
yang dapat membahayakan makhluk hidup dan tidak ramah lingkungan, karena
tidak dapat diuraikan sama sekali. Bahkan pada proses produksinya sendiri,
Protection Agency). Salah satu pilihan untuk pengganti polimer berbasis minyak
bumi dan sintetis adalah polimer alam seperti pati dan kitosan (Tharanathan,
2003).
1
2
penelitian yang dilakukan diketahui bahwa stirena, bahan dasar styrofoam, bersifat
kanker) (Huff, dkk., 2011). Tidak hanya berdampak buruk terhadap kesehatan,
tetapi juga memberikan dampak yang buruk terhadap lingkungan karena tidak
dapat terurai secara alami. Berdasarkan data dari EPA menyebutkan bahwa
umumnya digunakan dalam waktu singkat terutama bila digunakan sebagai wadah
kemasan restoran cepat saji, namun membutuhkan waktu sangat lama, atau
bahkan sama sekali tidak dapat diuraikan oleh alam, sehingga keberadaannya
baku utamanya berasal dari pati dan serat. Pati dapat diperoleh dengan cara
mengekstrak dari tanaman yang kaya akan karbohidrat seperti sagu, singkong,
jaugung, gandum dan ubi jalar. Pati juga dapat diekstrak dari biji buah-buahan
seperti pada biji Nangka, biji alpukat dan biji durian (Yuliasih, dkk., 2012).
contohnya yaitu penelitian yang dilakukan oleh Pamilia Coniwanti, dkk., (2018)
meneliti pengaruh konsentrasi NaOH serta rasio serat daun nanas dan ampas tebu
digunakan sebesar 0%, 2,5% 5%, 7,5% dan 10%. Serta serat rasio daun nanas dan
ampas tebu 100:0, 75:25, 50:50, 25:75, dan 0:100. Hasil karakteristik biofoam
terbaik yaitu konsentrasi NaOH 5% serta rasio massa serat daun nanas dan ampas
tebu 75:25 memiliki persentase kuat tarik sebesar 16,35%, kuat tekan sebesar
3,70% daya serap air sebesar 15,60%, kadar air sebesar 6,90% dan sifat
pembuatan biofoam dari pati biji durian dan nano serat selulosa ampas teh dengan
menggunakan metode baking process. Biofoam dibuat dari campuran biji durian
dan PVA sebagai matriks, kemudian dicampur dengan nano serat selulosa (NSS)
4
dari ampas teh sebagai pengisi dengan perbandingan komposisi NNS dari ampas
the 0%, 1%, 3% dan 5% serta variable PVA dengan komposisi 10%, 20% dan
30% yang akan dicetak dengan alat pemanggang (oven) pada suhu 80℃ dan
waktu 60 menit. Hasil yang diperoleh yaitu Nilai kekuatan tarik biofoam tertinggi
pada perbandingan komposisi NSS ampas teg dan PVA 3%:10% sebesar 5,647
Mpa. Persentase penyerapan air dan kadar air terendah masing-masing pada
perbandingan komposisi NSS dari ampas teh dan PVA 1%:30% berturut-turut
sebesar 21,505% dan 1,515%. Nilai densitas terendah dari biofoam pada
melimpah dan belum termanfaatkan dengan baik di daerah peneliti, yaitu Kota
Palu.
masalah pada penelitian ini yaitu bagaimana karakteristik (uji biodegradasi, kuat
tekanan dan daya serap air) biofoam yang dihasilkan dari limbah biji durian dan
tongkol jagung?
5
dari penelitian ini adalah untuk menentukan karakteristik (uji biodegradasi, kuat
tekanan dan daya serap air) biofoam dari limbah biji durian dan tongkol jagung.
sampah styrofoam
Universitas Tadulako
selanjutnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Durian
Asia Tenggara dan populer sebagai raja buah ( Feng, dkk., 2016). Durian
termasuk dalam famili Bombaceae yang dikenal sebagai buah tropis musiman di
2011). Tanaman ini merupakan buah asli Indonesia, menempati posisi ke-4 buah
nasional dengan produksi, lebih kurang 700 ribu ton per tahun. Musim panen
dengan masa paceklik bulan April sampai Juli (Dang, dkk., 2015).
6
7
berikut:
Ordo : Bombacales
Famili : Bombacaceae
Genus : Durio
Pada buah durian, bagian yang umum dikonsumsi adalah daging buah
yang persentasenya hanya sekitar 20-35%, bagian kulit 60-75% dan biji 5-15%
kuningan atau coklat muda.Tiap rongga terdapat 2-6 biji atau lebih. Biji durian
Hingga saat ini biji durian masih merupakan bahan non-ekonomis dan
tinggi pada biji durian dapat dimanfaatkan sebagai bahan pengganti sumber
karbohidrat. Pati biji durian memiliki kesamaan dengan tepung tapioka yaitu
adanya kandungan pati yang terdiri dari amilosa dan amilopektin. Kandungan
amilosa pati tepung tapioka yaitu ±20-27% dan kandungan amilosa pati biji durian
yaitu ±26,607% (Wirawan, dkk., 2013). Tepung biji durian merupakan tepung
durian akan menghasilkan tepung yang berwarna putih kekuningan, yang mana
dari tepung biji durian mempunyai kandungan amilopektin hampir sama dengan
tepung beras ketan, dapat kita ketahui dengan pemberian sedikit air teksturnya
akan lengket.engolahan biji durian dalam bentuk tepung, dapat diolah lebih lanjut
dalam aneka ragam makanan seperti dodol, kue telur blanak, wajik, kue kering,
seperti tepung terigu, pada biji durian lebih tinggi dibandingkan tepung terigu.
9
proteinnya sebesar 10,41%. Kandungan protein tepung biji durian lebih tinggi
2.1.3 Jagung
satu siklus hidupnya selama 80-150 hari. Paruh pertama dari siklus merupakan
berikut:
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Class : Monocotyledoneae
Ordo : Poales
Familia : Poaceae
Genus : Zea
Tongkol jagung adalah bagian dalam organ betina tempat bulir duduk
menempel. Istilah ini juga dipakai untuk menyebut seluruh bagian jagung betina
(buah jagung). Tongkol terbungkus oleh kelobot (kulit buah jagung). Tongkol
Tongkol jagung adalah hasil ikutan dari tanaman jagung yang telah
diambil bijinya dan merupakan limbah padat. Tongkol jagung adalah limbah yang
diperoleh ketika biji jagung dirontokkan dari buahnya sehingga diperoleh jagung
pipilan sebagai produk utamanya dan sisa buah yang disebut tongkol (Rohaeni,
dkk., 2006).
2.1.5 Styrofoam
menyebabkan mutasi gen dan merangsang sel kanker (Cavallo, dkk., 2018).
cukup tinggi. Hal ini terjadi dikarenakan karakteristik dari styrofoam yang mudah
dibentuk, ringan, murah, tahan air, dan juga tahan panas. Kandungan dalam
styrofoam untuk kemasan makanan memiliki efek buruk bagi kesehatan manusia,
hal ini disebabkan bahan kimia yang terkandung di dalam styrofoam masuk ke
bahan baku pembuatan styrofoam merupakan bahan kimia yang tidak bisa terlarut
oleh sistem pencernaan dan sulit dikeluarkan melalui urin ataupun feses sehingga
semakin lama zat ini semakin menumpuk dan dapat memicu munculnya penyakit
baku alami berupa pati dengan tambahan serat untuk memperkuat strukturnya.
Dengan demikian produk ini tidak hanya bersifat biodegradable tetapi juga
kemampuan pati untuk mengembang akibat proses panas dan tekanan (Coniwanti,
2018).
Karakteristik Nilai
Biofoam dapat dibuat dalam berbagai bentuk dan ukuran sesuai kebutuhan.
serat serta bahan aditif lain dicampurkan dengan komposisi tertentu. Biofoam
14
dapat dibuat dengan campuran utama yaitu pati dan serat. Pati digunakan dalam
pembuatannya karena harganya yang murah dan mudah untuk didapatkan, rendah
toksisitas dan bersifat mudah terurai. Namun demikian, penggunaan pati saja akan
sangat menurunkan nilai kekuatan dari produk yang dihasilkan dan memiliki nilai
berfikir, kajian pustaka yang digunakan adalah hasil penelitian Skripsi atau jurnal
yang pernah diteliti berkaitan dengan penelitian ini. Kajian Pustaka yang
polivinil alcohol (PVA) Hasil yang dioeroleh dari penelitian tersebut dan jenis
modifikasi selulosan tandan kosong sawit (STKS), nano selulosa tandan kosong
sawit (NSTKS), dan selulosa asetat tandan kosong sawit (SATKS) dengan
konsentrasi serat (1%, 3%, dan 5%). Karakterisasi biofoam meliputi daya serap
air, kuat tekanan, densitas, kristalinitas, titik leleh dan morfologi. Jenis modifikasi
NSTKS dan SATKS pada konsentrasi tinggi menghasilkan nilai daya serap air,
kuat tekanan rendah, dan densitas rendah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
15
STKS 5 % dapat menurunkan daya serap air, meningkatkan densitas dan kuat
tekanan.
yang dihasilkan dari pati sagu alami dan termodifikasi menggunakan metode
hidrolisis asam – alkohol. Jenis asam yang digunakan pada hidrolisis asam adalah
HCl. Konsentrasi kitosan yang ditambahkan pada penelitian ini divariasikan mulai
dari 0, 5, 10, 15, 20, 25, 30 % w/w dari pati. Pembuatan biodegradable foam
oven dengan suhu 125ºC. Analisa pada biodegradable foam adalah analisa daya
serap air, analisa kemampuan daya urai dan uji tarik. Hasil penelitian
mempengaruhi gugus fungsi. Sifat mekanis biodegradable foam yang terbaik pada
penambahan kitosan sebesar 20% w/w yang memiliki daya serap 4,95 %, densitas
sebesar 1.2 g/𝑐𝑚3 kemampuan degradasi sebesar 25.12 % dan kekuatan tarik
serta rasio serat daun nanas dan ampas tebu pada pembuatan biofoam. Penelitian
temperatur pencetakan 170°C, konsentrasi NaOH sebesar 0%, 2,5%, 5%, 7,5%,
16
10% serta rasio serat daun nanas dan ampas tebu 100:0, 75:25, 50:50, 25:75,
0:100. Karakteristik biofoam ditandai dengan adanya uji kuat tarik, kuat tekan,
daya serap air, kadar air, dan biodegradable. Hasil karakteristik biofoam terbaik
dengan konsentrasi NaOH 5% serta rasio massa serat daun nanas dan ampas tebu
75:25 memiliki persentase kuat tarik sebesar 16,35%, kuat tekan sebesar 3,70%,
daya serap air sebesar 15,60%, kadar air sebesar 6,90%, dan sifat biodegradable
sebesar 4,49%.
Chairul Irwan, dkk., (2018) meneliti tentang komposisi yang paling tepat
dan ubi nagara. Sebelum digunakan dalam proses pembuatan biodegradable foam,
bonggol pisang mahuli dan ubi nagara dihaluskan hingga ukurannya 100 mesh.
Perbandingan komposisi bonggol pisang mahuli dan ubi nagara yang digunakan
pada penelitian ini yaitu, 60:40, 70:30, 80:20 dan sebagai control digunakan bahan
menggunakan hotplate stirrer pada suhu 150℃ selama 3 menit dan dilakukan
komposisi 60:40 dengan PVA merupakan komposisi paling tepat, sedangkan uji
kekerasan dengan PVA diperoleh nilai sebesar 4,02 MPa, dan yang UNPVA
sebesar 3,59 MPa. Hasil uji DSC dengan PVA diperoleh nilai titik leleh yaitu
17
166,50℃ dengan heatflow -12,38 MW, dan yang UNPVA sebesar 166,45℃
dengan heatflow -16,07 MW. Hasil uji SEM biofoam dengan PVA memiliki
rongga udara yang lebih kecil dibandingkan yang UNPVA. Struktur dengan
ukuran rongga yang kecil menghasilkan biodegradable foam dengan kuat tekan
Polivinil Asetat. Hasil yang diperoleh dari penelitian tersebut yaitu bubuk daun
talas dan Polivinil Asetat (PVAc) melalui metode pemadatan panas dengan variasi
komposisi dari bubuk daun talas: PVAc (80:20)% wt, (75:25)% wt, (70: 30)% wt,
(65:35) wt%, (60:40) wt%, (55:45) )% wt, (50:50)% wt dan (45:50)% wt. Tahap
pertama daun talas dicampur dan diayak dengan ukuran partikel 100 mesh. Tahap
kedua dari bubuk daun talas dicampur dengan pencampuran basah kemudian
dicampur dengan PVAc sebagai matriks. Tahap ketiga dari campuran homogen
membuatnya lebih padat dengan tekanan 100 MPa dan ditahan selama 10 menit
pada suhu 60℃. Setiap sampel biofoam yang siap dikarakterisasi meliputi: fisik
sifat (densitas, penyerapan air, gugus fungsi dan biodegredabilitas), sifat mekanis
(kekuatan tarik, modulus elastis, dan perpanjangan) dan sifat termal (titik lebur).
Hasil karakterisasi menunjukkan bahwa serbuk daun talas: PVAc optimum adalah
(45: 55)% berat dengan nilai kepadatan 0,744 x 103 kg / m3, kapasitas penyerapan
air 1,765%, terdiri dari OH dan CH kelompok PVAc dan selulosa dan C = C
18
Sifat mekanik dengan kekuatan tarik 0,357 MPa, modulus elastisitas 1,449 MPa,
dan perpanjangan 246,416%. Sifat termal dengan titik leleh 350,21℃ yang
bahan biofoam berdasarkan daun talas komposit dan PVAc dapat diaplikasikan
biodegradable foam dari pati biji durian (Durio zibethinus) dan nano serat
process). Biofoam dibuat dari campuran pati biji durian dan PVA sebagai matriks,
dan dicampur dengan nano serat selulosa (NSS) dari ampas teh sebagai pengisi
dengan perbandingan komposisi NSS dari ampas teh 0%, 1%, 3% dan 5% (b/b)
serta variabel PVA dengan komposisi 10%, 20% dan 30% yang akan dicetak
dengan alat pemanggang (oven) dengan kondisi operasi suhu 80℃ dan waktu 60
menit. Biofoam yang telah dicetak kemudian diuji sifat fisik dan mekanik serta
karakteristiknya. Hasil karakterisasi serat ampas teh dan NSS dari ampas teh
melalui karakterisasi TEM. Penambahan pengisi NSS dari ampas teh dan
NSS ampas teh dan PVA 3%:10% sebesar 5,647 MPa. Persentase penyerapan air
19
dan kadar air terendah masing-masing pada perbandingan komposisi NSS dari
densitas terendah dari biofoam pada perbandingan komposisi NSS dari ampas teh
dan PVA 0%:30% sebesar 1,022 g/𝑐𝑚3 . Persentase kehilangan massa tertinggi
dari biofoam terjadi pada perbandingan komposisi NSS dari ampas teh dan PVA
5%:10% sebesar 60,256% dengan waktu degradasi selama 28 hari. Dari hasil
analisis SEM terhadap biofoam, dapat diketahui bahwa pada komposisi NSS dari
ampas teh dan PVA 3%:30% terlihat permukaan patahan yang lebih halus dan
merupakan kemasan yang sulit terurai di alam, sehingga apabila digunakan secara
yang lebih rama lingkungan, salah satu contohnya adala biofoam. Bifoam
merupakan kemasan pengganti Styrofoam yang terbuat dari pati dan serat.
memaanfaak pati dan serat yang diperoleh dari tumbuhan sekitar. Seperti yang
Konsentrasi NaOH serta Rasio Serat Daun Nanas dan Ampas Tebu pada
utama pati dari kulit singkong sedangkan serat diperoleh dari ampas tebu dan
konsentrasi NaOH 5% serta rasio massa serat daun nanas dan ampas tebu 75:25.
Memiliki presentase kuat tarik sebesar 16,35%, kuat tekan sebesar 3,70% daya
Pati dan serat dapat dengan mudah diperoleh dari limbah buah-buahan.
masyrakat Kota Palu adalah limbah biji durian dan tongkol jagung. Banyaknya
jagung yang terbuang begitu saja, padahal limbah tongkol jagung dapat diolah
menjadi bahan pembuatan biofoam. Kandungan serat pada tongkol jagung dapat
jagung, limbah biji durian di kota palu belum termanfaatkan dengan baik.
banyaknya biji durian yang dihasilkan saat musim durian, dapat dimanfaatkan
sebgai sumber pati dalam pembuatan biofoam. Oleh karena itu, perlu dilakukan
penelitian bagaimana karakteristik biofoam yang dari limbah biji durian dan
Palu
21
Biofoam
Karakteristik Biofoam
METODE PENELITIAN
Alat yang digunakan untuk pembuatan pati biji durian adalah pisau,
blender, oven, neraca digital, gelas kimia, kain berpori kecil, kertas saring, ember,
Alat yang digunakan untuk pembuatan serat tongkol jagung yaitu: pisau,
blender, teplon, oven, neraca digital, erlenmeyer, gelas ukur, kain berpori kecil,
Bahan yang digunakan yaitu aquades, polivinil alcohol, larutan NaOH 0%,
digital, mangkuk, sendok, gelas ukur, penangas listrik, teflon, oven, stop watch,
aluminium foil, talang, alat uji tekanan, (Universon Testing Machine) dengan
standar pengukuran ASTM- D368, dan FTIR. Bahan yang digunakan dalam
22
23
proses pembuatan biofoam adalah pati biji durian, serat tongkol jagung, Polivinil
dipotong lebih kecil dan dibilas dengan air. Potongan biji durian kemudian
kain berpori halus dan diperas hingga beberapa kali sampai tidak mengeluarkan
air perasan lagi. Air perasan didiamkan selama 24 jam, dan ampas hasil perasan
dibuang. Endapan yang diperoleh dari pendiaman selama 24 jam tersebut disaring
dengan menggunakan kertas saring, kemudian dioven selama 2 jam pada suhu
70℃, kemudian diayak menggunakan ayakan 100 mesh ( Bangkit Kali Syahputra
Sipahutar, 2020).
kedalam erlenmeyer yang berisi larutan NaOH dengan konsentrasi 0%, 2,5%, 5%
dan 7,5%. Kemudian dipanaskan menggunakan water bath pada suhu 85℃,
disaring menggunakan kain berpori halus, sambil dicuci menggunakan air sampai
24
pHnya netral. Setelah itu, dikeringkan menggunakan oven pada suhun 105℃
penelitiannya Biofoam dibuat dari campuran pati biji durian dan PVA sebagai
matriks dan dicampur dengan nano serat selulosa (NSS) dari ampas the, dengan
(oven) dengan kondisi suhu 80℃ dan waktu 60 menit. Hasil yang diperoleh yaitu
nilai kekuatan tarik biofoam tertinggi pada pperbandingan komposisi NSS ampas
teh dan PVA 3%:10% sebesar 5,647 MPa. Persentase penyerapan air dan kadar air
terendah masing-masing pada perbandingan komposisi NSS dari ampas teh dan
PVA 1%:30% berturut-turut sebesar 21,505% dan 1,515%. Nilai densitas terendah
dari biofoam pada perbandingan komposisi NSS dari ampas teh dan PVA
0%:30% sebesar 1,022 g/𝑐𝑚3 , persentase kehilangan massa tertinggi terjadi pada
komposisi NSS dari ampas teh dan PVA 5%:10% sebesar 60,256 % dengan waktu
kemudian dilanjutkan pengovenan pada suhu 50℃ selama 60 menit. Pati biji
penangas listrik selama 30 menit pada suhu 30℃ selanjutnya biofoam yang sudah
jadi disimpan dalam talang, dan dipanaskan lagi menggunakan oven dengan suhu
Karakterisasi biofoam dari pati biji durian dan tongkol jagung yang
dilakukan meliputi :
perlakuan tersebut sampai berat sampel konstan (berat awal, W 0). Kemudian
merendam sampel di dalam air dengan variasi waktu selama 1 menit, 2 menit dan
berikut:
𝑊1−𝑊0
Pertambahan berat (%) =[ ] × 100%
𝑊0
Keterangan:
W0 = Berat awal (gram)
26
merendam sampel di dalam air selama 1 menit. Setelah itu, menimbang sampel
(berat awal). Selanjutnya menanam sampel di dalam tanah selama 14 hari. Setelah
tanah yang menempel dan menimbang sampel tersebut (berat akhir sampel).
Perbedaan massa biofoam awal dan akhir, dicatat sebagai banyaknya massa
𝑊0−𝑊1
Weight loss = (%) =[ ] × 100%
𝑊0
Keterangan:
W0 = Berat awal (gram)
W1 = Berat akhir (gram)
Pengukuran kuat tekanan adalah besarnya gaya tekan yang diterima sampel per
Spectroscopy)
ffungsi yang terkandung dalam biofoam yang dihasilkan. Oleh karena itu sampel
dalam set holder, kemudian dicari spectrum yang sesuai. Hasil akan didapatkan
FTIR direkam menggunakan spektrofotometer pada suhu ruang (Zain & Nugraha,
2018).
BAB IV
Pati biji durian merupakan salah satu produk inovasi yang dilakukan
dalam memanfaatkan limbah biji durian sebagai bahan baku dalam pembuatan
dipanaskaan pada suhu yang tinggi maka akan terjadi gelatinisasi. Gelatinisasi
akibat lepasnya air sehingga gel akan akan membentuk lapisan yang stabil
durian yang diolah sehingga menghasilkan pati seperti yang terlihat pada gambar
4.1 berikut.
28
29
oleh masyarakat Kota Palu. Pembuatan serat tongkol jagung yang dapat
nilai jual terhadap tongkol jagung. Dalam penelitian ini, pembuatan serat tongkol
dan meningkatkan kadar selulosa pada serat tongkol jagung. Selulosa bersifat
tidak larut dalam alkali NaOH, sedangkan lignin, hemiselulosa, pektin, dan
selulosa pada serat tongkol jagung yang dihasilkan akan berpengaruh terhadap
kualitas biofoam, khususnya terhadap nilai uji kuat tarik. Adapun dalam penelitian
ini digunakan sebanyak 10kg limbah tongkol jagung, yang diolah sehingga
process yang dimulai dengan pencampuran bahan yaitu tepung biji durian, serat
tongkol jagung dengan variasi konsentrasi NaOH 0%, 2,5%, 5% dan 7,5%,
dan dipanaskan menggunakan penangan listrik pada suhu 30℃ selama 60 menit.
Selanjutnya dimasukkan kedalam oven selama 30 menit pada suhu 50℃ sehingga
tongkol jagung dan pati biji durian. Dari gambar tersebut dapat dilihat, biofoam
yang dihasilkan masih kurang baik, yaitu terdapat bagian yang retak pada
pati biji durian dan serat tongkol yaitu 15:5. Sebaiknya jumlah pati yang
Hasil uji daya serap air Biofoam dapat dilihat dari tabel 4.4.1 dan gambar
90,00%
80,00%
70,00%
60,00%
Daya Serap
50,00%
Daya serap air 1 menit
40,00%
Daya serap air 2 menit
30,00%
Daya serap air 3 menit
20,00%
10,00%
0,00%
0% 2,5% 5% 7,5%
Konsentrasi NaOH
NaOH daya serap biofoam semakin menurun. Dimana biofoam yang dihasilkan
waktu 1 menit, 2 menit dan 3 menit, secara berturut-turut sebesar 14, 35%,
78,97% dan 82,05%. Pada biofoam yang dibuat dengan konsentrasi NaOH 2,5%
32
memiliki daya serap air secara berturut-turut 20, 19%, 22,59%, dan 34,61%. Pada
biofoam yang dibuat dengan konsentrasi NaOH 5% memiliki daya serap air
berturut-turut 11,20%, 14,22% dan 16,81%, sedangkan pada biofoam yang dibuat
dengan konsentrasi NaOH 7,5% memiliki daya serap air berturut-turut 8,12%,
11,75% dan 13,12%. Semakin tinggi konsentrasi NaOH, semakin rendah daya
serap biofam. Hal ini dikarenakan kandungan hemiselulosa yang menurun pada
serat yang dibuat dengan konsentrasi NaOH 7,5%. Semakin tinggi konsentrasi
sifat suka menyerap air (hidrofilik) ( Pamilia Coniwanti, dkk., 2018). Penurunan
kadar hemiselulosa pada serat yang dibuat dngan konsentrasi NaOH 7,5%
2018).
Hasil uji biodegradasi dapat dilihat dari tabel 4.4.2 dan gambar 4.4.2 di
bawah ini:
Konsentrasi
Uji Biodegradasi
NaOH
0% 50,12%
2,5% 32,61%
5% 35,42%
7,5% 27,23%
33
60
50
40
30
20
10
0
0% 2,5% 5% 7,5%
biofoam oleh mikroorganisme yang ada dalam tanah. Berdasarkan gambar 4.4.2
biodegradasi terendah yaitu pada konsentrasi NaOH 7,5%. Hal ini disebabkan
biofoam yang dibuat dengan serat konsentrasi NaOH 0%, memiliki kandungan
yang kecil, karena hemiselulosa bersifat larut pada alkali NaOH. Hemiselulosa
dekomposisi dari yang paling cepat sampai dengan yang paling lambat adalah
dihasilkan. Hasil uji kuat tekan dapat dilihat pada tabel 4.4.3 dan pada gambar
0% 0,0001055
2,5% 0,0001107
5% 0,0001685
7,5% 0,00009178
0,00018
0,00016
0,00014
0,00012
Kuat Tekanan
0,0001
0,00008
Series1
0,00006
0,00004
0,00002
0
0% 2,5% 5% 7,5%
Konsentrasi NaOH
Gambar diatas menujukkan bahwa nilai uji kuat tekanan tertinggi yaitu
Dimana semakin tinggi konsentrasi NaOH, semakin tinggi pula kadar selulosa,
tekanan terjadi pada konsentrasi NaOH 7,5%, hal ini karena konstrasi NaOH
yang terlalu tinggi menyebabkan selulosa serat tongkol jagung terlarut dalam
NaOH (Selvia Aprilyanti, 2018). Sehingga nilai uji tekanan pada biofoam yang
Spectroscopy)
biji durian dan serat tongkol jagung guna untuk mengetahui gugus fungsi yang
terkandung dalam biofoam. Hasil analisis FTIR dapat dilihat pada gambar 4.4.4
sebagai berikut.
120
100
80
Intensity
60
40
NaOH 0%
20 NaOH
2,5%
0
3350 2850 2350 1850 1350 850 350
Peak
dan 7,5% memiliki gugus fungsi yang hampir sama. Dimana gugus fungsi yang
terdeteksi yaitu pada biofoam konsentrasi NaOH 0%, terdeteksi gugus OH pada
cm-1, gugus C=C (cincin aromatik) pada gelombang 1575,84, gugus CH (alkana)
pada gelombang 1463,97 cm-1. Pada biofoam konsentrasi NaOH 2,5% terdeteksi
2918,30 cm-1, gugus C≡C (alkuna) pada gelombang 2154,49 cm-1, gugus C=C
cm-1, gugus C=C (cincin aromatik) pada gelombang 1573,91 cm -1, gugus CH
(alkena) pada gelombang 721,38 cm-1. Pada biofoam dengan konsentrasi NaOH
pada gelombang 2918,30 cm-1, gugus C=C (cincin aromatik) pada gelombang
1575,84 cm-1 dan gugus CH (alkana) pada gelombang 1463,97 cm-1. Dari hasil
tersebut dapat dilihat biofoam yang dibuat menggunakan campuran serat tongkol
kesamaan dalam gugus fungsionalnya, dimana tidak ada memunculkan peak yang
baru.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
NaOH, nilai kuat tekanan naik, sampai dengan konsentrasi NaOH 5%. dan turun
pada konsentrasi NaOH lebih dari 5%. semakin tinggi konsentrasi NaOH nilai
daya serap air biofoam semakin rendah, dan semakin tinggi konsentrasi NaOH
dengan perbandingan serat dan pati 15:5 yang menghasilkan nilai kuat tekan
sebesar 16,85×10-5 Pa, nilai uji biodegradasi 35,42% dalam waktu 12 hari, dan
5.2 Saran
keterbatasan alat laboratorium yang ada, sehingga perlu dilakukan uji kuat tarik.
Dalam penelitian ini juga, peneliti tidak meneliti kadar selulosa yang terkandung
pada serat tongkol jagung yang telah diberikan larutan NaOH, sehingga perlu
dilakukan uji kadar selulosa pada serat tongkol jagung yang akan dibuat sebagai
37
38
DAFTAR PUSTAKA
Anita, Z., Akbar., F., & Harahap, H. (2013). Pengaruh penambahan gliserol
terhadap sifat mekanik film plastik bioddegradasi dari pati kulit singkong.
Jurnal Teknik Kimia USU, 2(2), 37-41
Aripin, S., Saing, B., & Kustiyah, E., (2017). Studi pembuatan bahan alternatif
plastik biodegradable dari pati ubi jalar dengan plasticizer gliserol dengan
metode melt intercalation. Jurnal Teknik Mesin Mercu Buana, 6(2), 79-84.
Cavallo, D., Tranfo, G., Ursini, C.L., Fresegna, A.M., Ciervo, A., Maiello, R.,
Paci, E., Pigini, D., Gherardi, M., Gatto, M.P., Buresti, G., Iavicoli, S.,
(2018). Biomarkers of early genotoxicity and oxidative stress for
occupational risk assessment of exposure to styrene in the fibreglass
reinforced plastic industry. Toxicology Letters, Biomonitoring for
chemical risk assessment and control 298, 53–59.
Coniwanti, P., Mu’in, R., Saputra, H. W., & RA, M. A., (2018). Pengaruh
konsentrasi NaOH serta rasio serat daun nanas dan ampas tebu pada
pembuatan biofoam. Jurnal Teknik Kimia, 24(1), 1-7.
Cornelia, M., Rizal, S., Hefni, E & Budi, N., (2013). Pemanfaatan Pati Biji Durian
(Durio zibethinus) dan Pati Sagu (Metrixylon sp) dalam Pembuatan
Bioplastik. Jurnal Kimia dan Kemasan. 35(1)
Dang, T. N., & Nguyen, B. H., (2015). Stuudy on durian processing technology
and defleshing machine. Asia Pacific Journal of Sustainable Agriculture,
Food and Energy, 3(1), 12-16. Retrived from
httpp://journal.bakrie.ac.id/index.php/APJSFE/article/view/886.
Etikaningrum, N., Hermanianto, J., Iriani, E. S., Syarief, R., & Permana., A. W.,
(2016). Pengaruh penambahan berbagai modifikasi serta tandan kosong
sawit pada sifat dan fungsional biodegradable foam. Indonesian Journal of
Agricultular Postharvest Research, 13(3), 146-155.
Feng, J., Wang, Y., Yi., Yang, W., & He, X., (2016). Phenolics from durian exert
pronounced no inhibitory and antioxidant activities. Journal of
Agricurtular and food Chemistry, 64(21), 4273-4279.
https://doi.org./10.1021//acs.jafc.6b01580.
Hendrawati, N., Dewi, E. N., & Santosa, S., (2019). Karakterisasi biodegradable
foam dari pati sagu termodifikasi dengan kitosan sebagai aditif. Jurnal
Teknik Kimia dan Lingkungan, 3(1), 47-52.
39
Huff, J., Infante, P.F., (2011). Styrene exposure and risk of cancer. Mutagenesis
26, 583-584. https://doi.org/10.1093/mutage/ger033.
Hutapea, P., (2010). Pembuatan tepung biji durian (Durio zibethinus Murr)
dengan variasi perendaman dalam air Kapur dan uji mutunya. Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara: Medan.
Irawana, C., & Aliaha, A. (2018). Biodegradable foam dari bonggol pisang dan
ubi nagara sebagai kemasan makan yang ramah lingkungan. Jurnal Riset
Industri Hasil Hutan. 10(1), 33.
Lenontowicz, H., Lenontowicz, M., Jession, I., Siriphanich, J., (2011). Durian
(Durio zibethinus Merr). In Postharvest Biology and Technology of
Tropical and Subtropical Fruits Cocona to Mango 80-114. Cambridge:
England.WoodheadPublishing.https://doi.org/10.1533/9780857092885.80.
Lorenz, K., J., & Kulp. (1991), Hand book of Cereal Science and Technology.
New York. Marcel Dekker.
Sistanto, S., Sulistyowati, E., & Yuwana, Y. (2017). Pemanfaatan limbah biji
durian (durio zibethinus murr) sebagai bahan penstaabil es krim susu sapi
perah. Jurnal Sain Peternakan Indonesia, 12(1), 9-23.
Zain, A. K. P., & Nugraha, I. (2018). Sintesis dan Karakterisasi Komposit Edible
Film Isolat Protein Pendahuluan. Indonesian Journal of Materials Chemistry,
1(1), 19–25.
LAMPIRAN
Lampiran 1
1. Preparasi Sampel
Pengambilan pati biji durian
1. Biji
Biji Durian
Durian
Dikupas kulit biji
41
42
Tongkol Jagung
2. Pembuatan Biofoam
Pembuatan biofoam dilakukan dengan metode baking proces,
dimana Proses pembuatannya seperti berikut.
3. Karakterisasi Biofoam
Biofoam
Uji
Biodegradabilitas
45
Lampiran 2
Perhitungan
= 14,35%
Untuk waktu perendaman 2 menit
𝑊1−𝑊0
Pertambahan Berat (%) =[ ] × 100%
𝑊0
3,49−1,95
=[ ] × 100%
1,95
= 78,97%
Untuk perendaman 3 menit
𝑊1−𝑊0
Pertambahan Berat (%) =[ ] × 100%
𝑊0
3,55−1,95
=[ ] × 100%
1,95
= 82,05%
2. Untuk NaOH 2,5%
Nilai W (direndam dalam air pada waktu 1, 2 dan 3 menit berturut-
turut yaitu 2,50 gram, 2,55 gram, dan 2,80 gram).
= 20,19%
Untuk perendaman 2 menit
46
𝑊1−𝑊0
Pertambahan Berat (%) =[ ] × 100%
𝑊0
2,55−2,08
=[ ] × 100%
2,08
= 22,59%
Untuk perendaman 3 menit
𝑊1−𝑊0
Pertambahan Berat (%) =[ ] × 100%
𝑊0
2,80−2,08
=[ ] × 100%
2,08
= 34,61%
3. Untuk NaOH 5%
Nilai W (direndam dalam air pada waktu 1, 2 dan 3 menit berturut-
turut yaitu 2,58 gram, 2,65 gram, dan 2,71 gram).
= 11,20%
Untuk perendaman 2 menit
𝑊1−𝑊0
Pertambahan Berat (%) =[ ] × 100%
𝑊0
2,65−2,32
=[ ] × 100%
2,32
= 14,22%
Untuk perendaman 3 menit
𝑊1−𝑊0
Pertambahan Berat (%) =[ ] × 100%
𝑊0
2,71−2,32
=[ ] × 100%
2,32
= 16,81%
4. Untuk NaOH 7,5%
Nilai W (direndam dalam air pada waktu 1, 2 dan 3 menit berturut-
turut yaitu 3,46 gram, 3,56 gram, dan 3,62 gram).
47
= 8,12%
Untuk perendaman 2 menit
𝑊1−𝑊0
Pertambahan Berat (%) =[ ] × 100%
𝑊0
3,56−3,20
=[ ] × 100%
3,20
= 11,25%
Untuk perendaman 3 menit
𝑊1−𝑊0
Pertambahan Berat (%) =[ ] × 100%
𝑊0
3,62−3,20
=[ ] × 100%
3,20
= 13,12%
Uji Biodegradasi
Pada uji biodegradasi sampel dipotong 2,5 x 5 cm, direndam dalam air
selama 1 menit, ditimbang sebagai berat awal (W0). Kemudian ditanam
dalam tanah selama 14 hari, lalu ditimbang kembali sebagai berat akhir
(W1). Berikut nilai W0 biofoam:
1. Untuk NaOH 0% W0 = 3,93 gram W1= 1,96 gram
𝑊0−𝑊1
Weight loss (%) =[ ] × 100%
𝑊0
3,93−1,96
=[ ] × 100% = 50,12%
3,93
3,98−2,57
=[ ] × 100% = 35,42%
3,98
3. Untuk NaOH 5%
Diketahui F= 50,5537 N, A= 30mm2 = 3×10-5m2
𝐹 50,5537 𝑁
P = 𝐴 = 3×10−5 𝑚2 = 16,85×10-5 Pa
4. Untuk NaOH 7,5%
Diketahui F= 27,5354 N, A= 30mm2 = 3×10-5m2
𝐹 27,5354 𝑁
P = 𝐴 = 3×10−5 𝑚2 = 9,1784×10-5 Pa
49
Lampiran 3
Analisis Data
Lampiran 4
Dokumentasi
2. Pembuatan Biofoam
54
4. Uji Biodegradasi
Lampiran 5
BIODATA
I. UMUM
1. Nama : Megawati K. Mabela
2. Tempat dan Tanggal Lahir : Kantanan, 21 Oktober 1999
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Nama Orang Tua : a. Ayah : Kamarudin Daimabela
b. Ibu : Ratnawati B. Kanoli
5. Agama : Islam
6. Alamat : Jalan Ahmad Yani, Lorong III
II. PENDIDIKAN
1. SD : SDN 5 BOKAT
2. SMP : SMP NEGERI 1 BOKAT
3. SMA : SMA NEGERI 1 BIAU
4. Perguruan Tinggi : UNIVERSITAS TADULAKO