Anda di halaman 1dari 91

JENIS-JENIS LAMUN DI PERAIRAN PANTAI BONEBULA

KECAMATAN BANAWA TENGAH KABUPATEN


DONGGALA SERTA PEMANFAATANNYA
SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN

RAMLAH

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana


pada Program Studi Pendidikan Biologi
Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Tadulako

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2023
JENIS-JENIS LAMUN DI PERAIRAN PANTAI BONEBULA
KECAMATAN BANAWA TENGAH KABUPATEN
DONGGALA SERTA PEMANFAATANNYA
SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN

Oleh
RAMLAH
No. Stb. A 221 19 128

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana pada
Program Studi Pendidikan Biologi
Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Tadulako

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2023
LAMUN TYPES IN THE COASTAL WATERS OF THE BONEBULA ARE
DEPRIVED OF CENTRAL AREA OF DONGGALA AND ITS
UTILIZATION AS A LEARNING MEDIA

RAMLAH
No. Stb. A 221 19 128

SKRIPSI

Submitted as a Partial Fulfillment of the Requirements for Bachelor Degree


at Biology Education Study Program
Mathematics and Natural Science Education Department
Faculty of Teacher Training and Education
Tadulako University

BIOLOGY EDUCATION STUDY PROGRAM


MATHEMATICS AND NATURAL SCIENCE DEPARTMENT
TEACHER TRAINING AND EDUCATION FACULTY
TADULAKO UNIVERSITY
2023
HALAMAN PERSETUJUAN UJIAN SKRIPSI

JENIS-JENIS LAMUN DI PERAIRAN PANTAI BONEBULA


KECAMATAN BANAWA TENGAH KABUPATEN
DONGGALA SERTA PEMANFAATANNYA
SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN

Oleh
Ramlah
A 221 19 128

Telah Disetujui untuk dilaksanakan ujian

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. H. Amiruddin Kasim, M.Si Dr. Syech Zainal, S.Pd., M.Pd


NIP. 19610517 198601 1 001 NIDN. 0006088805

Pembahas I Pembahas II Pembahas III

Dra. Hj. Musdalifah Nurdin, M.Si Drs. Bustamin, M.Si Moh. Sabran, S.Pd., M.Pd
NIP. 19640716 199003 2 001 NIP. 196510 05199203 1 004 NIDN. 00220681804

Mengetahui,
Koordinator Program Studi
Pendidikan Biologi

Dr. Hj. Masrianih, M.P.


NIP. 19670703 199303 2 001

iv
HALAMAN PENGESAHAN

JENIS-JENIS LAMUN DI PERAIRAN PANTAI BONEBULA


KECAMATAN BANAWA TENGAH KABUPATEN
DONGGALA SERTA PEMANFAATANNYA
SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN

Oleh
Ramlah
A 221 19 128

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pada


Program Studi Pendidikan Biologi
Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Tadulako

Telah disetujui oleh tim pembimbing pada tanggal tertera di bawah ini
Jum’at, 006 Juni 2023

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Syech Zainal, S.Pd., M.Pd


Dr. H. Amiruddin Kasim, M.Si
NIP. 19610517 198601 1 001 NIDN. 0006088805

Koordinator Program Studi


Pendidikan Biologi
Mengetahui,

Dr. Hj. Masrianih, M.P


NIP 19670703 199303 2 001

Dekan FKIP Universitas Tadulako

Dr. Ir. Amiruddin Kade, S.Pd., M.Si


Nip 19690703 199403 1 004

v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Ramlah

NIM : A 221 19 128

Jurusan/Program Studi : P.MIPA/Pendidikan Biologi

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi ini benar-benar tulisan

saya, dan bukan merupakan plagiasi, baik sebagian atau seluruhnya. Apabila

dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa skripsi ini memenuhi unsur

plagiasi, baik sebagian atau seluruhnya, maka saya bersedia menerima sanksi atas

perbuatan tersebut sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Palu, 09 Juni 2023


Yang membuat pernyataan

Ramlah
A22119128

vi
ABSTRAK

Lamun adalah tumbuhan berbunga (Angiospermae) yang hidup di bawah air


dan tumbuh subur di air laut dangkal dan muara. Penelitian ini bertujuan untuk
mengidentifikasi jenis-jenis lamun yang terdapat di Perairan Pantai Bonebula
Kecamatan Banawa Tengah Kabupaten Donggala dan menghasilkan media
pembelajaran yang layak digunakan oleh Mahasiswa Pendidikan Biologi, siswa,
maupun masyarakat setempat. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Februari
sampai dengan Bulan Maret 2023. Metode yang digunakan adalah metode
deskriptif, jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatif
dengan menggunakan teknik transek garis (line transect) dan juga menggunakan
metode jelajah pembuatan jalur pengamatan membagi lokasi penelitian menjadi 3
stasiun di lingkungan sekitar Perairan Pantai. Hasil penelitian ini diperoleh
kemunculan 2 famili, 6 genus dan 6 spesies dari famili Hydrocharitaceae yaitu
spesies Enhalus acoroides sebanyak 32 kali atau sama halnya dengan 5%,
Halophila ovalis sebanyak 25 kali (6,36%), Thalassia hemprichii sebanyak 14 kali
(11,35%), Halodule uninervis sebanyak 24 (6,62%), serta famili Potamagetonaceae
yaitu Cymodocea rotundata sebanyak 39 kali (4,07%) dan Syringodium
isoetifolium sebanyak 25 kali (6,36%) yang terdapat di Perairan Pantai Bonebula.
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai media pembelajaran berupa buku saku,
dari hasil validasi yang menunjukkan nilai kelayakannya sebesar 75,81%.
Berdasarkan hasil persentase menunjukkan bahwa buku saku yang dibuat layak
digunakan sebagai media pembelajaran.

Kata Kunci: Lamun, Pantai Bonebula, Media Pembelajaran.

vii
ABSTRACT

If it is a flower plant (angiospermae) that lives under water and grows


fertile in superficial sea waters and flourishes. The research aims to identify
the types of when found in the coastal waters of the central swimming pool
district of Donggala and produce learning media worthy to be used by
biological education students. students, Neither the local community. The study
was conducted from February to March 2023. The method used is a descriptive
method. This type of research is a type of qualitative descriptive research using
line transect technique and also using the navigation method of making
observational tracks dividing research locations into three stations in the
surrounding coastal waters. The results of this study obtained the appearance
of 2 families, 6 genera and 6 species of the hydrocharitaceae family which is
enhalus acoroides species as many as 32 times or equal to 5 %, halophila
ovalis by 25 times (6.36%), Thalassia hemprichii by 14 times (11.35%),
uninervis halodule as 24 (6.62%), and the family potamagetonaceae which is
cymodocea rotundata as many as 39 times (4.07%) and syringodium
isoetifolium as many as 25 times (6.36%) in the coastal waters of the
bonebula.The results of this study can be used as a media study of pocketbooks,
of validation results showing the worth of 75.81%. Based on percentage results
it shows that pocketbooks made worth using as a learning media.

Keywords: Seagrass beds, Bonebula Coast, media learning.

viii
UCAPAN TERIMA KASIH

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT atas

berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

dengan judul “Jenis-jenis Lamun di Perairan Pantai Bonebula Kecamatan Banawa

Tengah Kabupaten Donggala Serta Pemanfaatannya Sebagai Media Pembelajaran”

dan tidak lupa pula penulis haturkan Shalawat serta salam kepada junjungan Nabi

besar Muhammad SAW, keluarga, sahabat-sahabat serta para pengikutnya yang

senantiasa istiqomah dijalannya.

Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan dalam

memperoleh gelar sarjana strata satu (S1) pada Program Studi Pendidikan Biologi

Jurusan Pendidikan MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Tadulako. Oleh karena itu, penulis persembahkan skripsi ini dengan hormat, bangga

dan rasa haru sebagai wujud rasa syukur dan terima kasih yang sebesar-besarnya

Kepada orang tua tercinta Ayahanda Moh. Amin dan Ibunda Hj. Hasmawati

dengan penuh keikhlasan dan kesabaran dalam membesarkan, merawat, mendidik

serta tidak henti-hentinya memberikan kasih sayang, bimbingan, nasehat dan do’a

yang tulus menyertai penulis hingga akhir penyelesaian studi ini. Semoga Allah

SWT selalu menjaga dan melindungi serta menyertai mereka dalam setiap keadaan

dan tindakan beliau Insya Allah dan terima kasih Kepada kakak-kakak saya tercinta

Nur Lela dan Hamsari, yang tak henti-hentinya mengingatkan, memberikan

semangat mendukung dan terus membantu secara moril maupun materil kepada

penulis dalam penyusunan skripsi.

ix
Dalam penyelesaian skripsi ini, penulis menemukan berbagai kendala

namun, berkat bantuan berbagai pihak terutama dengan komisi pembimbing,

kendala tersebut dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis

menyampaikan ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya dan penghargaan yang

setinggi-tingginya kepada bapak Dr. H. Amiruddin Kasim, M.Si selaku

pembimbing I sekaligus dosen wali yang selama ini memberikan dukungan dan

bapak Dr. Syech Zainal, S.Pd., M.Pd sebagai pembimbing II yang telah meluangkan

waktu dan tenaga untuk membimbing penulis dari penyusunan proposal, penelitian

sampai dengan penyelesaian skripsi ini, tidak lupa pula ucapan terima kasih kepada

Ibu Dra. Hj. Musdalifah Nurdin, M.Si selaku pembahas I, bapak Dr. Bustamin,

M.Si selaku pembahas II dan bapak Moh. Sabran, S.Pd., M.Pd. selaku pembahas

III yang telah membimbing dan memberi masukan terhadap penyelesaian skripsi.

Semoga Allah SWT selalu menjaga, melindungi dan membalas kebaikan mereka

serta menyertai dalam berbagai keadaan Insya Allah Aaamiin.

Tidak lupa pula penulis mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. H. Amar, ST., MT., IAI., IPU., ASEAN.Eng., Rektor

Universitas Tadulako, atas kesempatan untuk mengikuti Program Pendidikan

S1 pada FKIP Universitas Tadulako.

2. Bapak Dr. Amiruddin Kade, S.Pd., M.Si., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Tadulako atas kesempatan yang diberikan dalam

mengikuti Program Pendidikan S1 pada FKIP Universitas Tadulako.

x
3. Bapak Dr. H. Nurhayadi, M.Si., wakil Dekan Bidang Akademik yang telah

banyak membantu dalam penyelesaian administrasi dari awal penelitian

sampai pada penyelesaian studi.

4. Bapak Abdul Kamaruddin, S.Pd., M.Ed., Ph.D., Wakil Dekan Bidan Umum

dan Keuangan yang telah banyak membantu dalam penyelesaian administrasi

dari awal penelitian sampai pada penyelesaian studi.

5. Bapak Dr. Iskandar. M.Hum., Wakil Dekan Bidan Kemahasiswaan yang telah

banyak membantu dalam penyelesaian administrasi dari awal penelitian

sampai pada penyelesaian studi.

6. Bapak Dr. Darsikin, M.Si., Ketua Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam FKIP Universitas Tadulako yang telah banyak membantu

dalam penyelesaian administrasi dari awal penelitian sampai pada penyelesaian

studi.

7. Ibu Dra. Hj. Masrianih M.P., Koordinator Program Studi Pendidikan Biologi

FKIP Universitas Tadulako yang senantiasa memberikan ilmu, motivasi dan

bimbingan dari awal penelitian sampai pada penyelesaian studi.

8. Seluruh Dosen dan Staf pengajar FKIP khususnya Bapak/Ibu Program Studi

Pendidikan Biologi FKIP Universitas Tadulako yang telah banyak membekali

ilmu pengetahuan kepada penulis selama duduk dibangku perkuliahan.

9. Operator Pendidikan Biologi Bapak Sudarman, S.Kom, Ibu Sry Ayu Lestari,

S.K.M., dan staf yang senantiasa meluangkan waktu untuk membantu dalam

penyelesaian administrasi dari awal hingga akhir penelitian dan studi.

10. Kepala Desa Towale beserta Staf yang telah membantu peneliti memberikan

ijin, saran dan bantun tenaga dalam penyelesaian tugs akhir.

xi
11. Seluruh rekan-rekan Anggota HIMABIO UNTAD dan UKH BIO-RISET yang

telah memberikan saran, motivasi maupun dukungan dalam melewati suka dan

duka selama di bangku kuliah.

12. Rekan-rekan mahasiswa Pendidikan Biologi angkatan 2019 yang tidak bisa

disebutkan satu persatu namanya, begitu banyak kesan yang telah dilalui

selama perkuliahan dan praktek.

13. Terkhusus teman-teman “LACTOBACILLUS” yang selalu memberikan

semangat, motivasi, kepada penulis dan memberikan banyak cerita di bangku

perkuliahan.

14. Tim peneliti Muhammad Idris S.Pd, Uswatun Hasanah, Safa’at, A.

Nurmalawati, Ulfaedah, Dian Dwi Lestari, Alfina Damayanti, Sri Rahayu,

Nurul Lita Rahmadani, Gebriella Kalilo, yang telah banyak sekali memberikan

bantuan dan semangat selama penelitian dan penyusunan skripsi ini

berlangsung.

15. Teristimewa, kepada sahabat tercinta Asmaul Husna Gapri, Nadia, Sartina,

yang telah menemani, selalu memberikan bantuan, dukungan dan nasehat-

nasehat kepada penulis.

16. Kepada diri sendiri, terima kasih telah bertahan sampai pada titik ini tetap

bangkit ketika ingin menyerah dengan segala rintangan untuk menggapai

tujuan dan cita-cita, kamu hebat sebagai wanita kuat dan tangguh.

17. Kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah

banyak membantu penulis dalam hal apapun.

xii
Tanpa berkah dan izin-Nya, semua ini tak akan terlaksana. Penulis

menyadari bahwa tidak ada yang sempurna di dunia ini, semoga Allah Subhanahu

Wa Ta’ala senantiasa melindungi kita dan membalas segala budi serta amal baik

yang telah penulis terima dari berbagai pihak dengan segala bentuk kemuliaan dan

kemurahan-Nya. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua, terutama

bagi perkembangan dalam pendidikan Amiin.

Akhir kata penulis berharap semoga apa yang telah penulis persembahkan

dalam karya ini dapat berguna bagi pembaca. Terima Kasih.

Palu, 09 Juni 2023


Penulis

Ramlah
A221 19 128

xiii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN SAMPUL i
HALAMAN JUDUL ii
HALAMAN PERSETUJUAN iv
HALAMAN PENGESAHAN v
HALAMAN PERNYATAAN vi
ABSTRAK vii
ABSTRACT viii
UCAPAN TERIMA KASIH ix
DAFTAR ISI xiv
DAFTAR TABEL xvii
DAFTAR GAMBAR xviii
DAFTAR LAMPIRAN xix

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 3
1.3 Tujuan Penelitian 4
1.4 Manfaat Penelitian 4
1.5 Batasan Istilah 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN


2.1 Penelitian Yang Relevan 6
2.2 Kajian Pustaka 8
2.2.1 Lamun 8
2.2.2 Morfologi Lamun 9
2.2.3 Anatomi Lamun 9
2.2.4 Klasifikasi Lamun 11
2.2.5 Peranan Lamun 11

xiv
2.2.6 Parameter Lingkungan 12
2.2.7 Media Pembelajaran 14
2.2.8 Buku Saku 15
2.3 Kerangka Pemikiran 15

BAB III METODE PENELITIAN


3.1 Jenis Penelitian 19
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian 19
3.3 Populasi dan Sampel 20
3.3.1 Populasi 20
3.3.2 Sampel 20
3.4 Alat dan Bahan 20
3.4.1 Alat 20
3.4.2 Bahan 21
3.5 Jenis dan Sumber Data 21
3.5.1 Jenis Data 21
3.5.2 Sumber Data 20
3.6 Teknik Pengumpulan Data 21
3.6.1 Tahap Persiapan 22
3.6.2 Tahap Pelaksanaan 22
3.6.3 Tahap Mendesain Media 25
3.7 Teknik Analisis Data 26
3.7.1 Analisis Jenis-Jenis Lamun 26
3.7.2 Analisis Media Pembelajaran 26

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil Penelitian 28
4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 28
4.1.2 Kondisi Fisik-Kimia Lingkungan 30
4.1.3 Hasil Pengamatan Lamun 30
4.1.4 Klasifikasi dan Deskripsi Lamun 31

xv
4.1.5 Hasil Persentase Penilaian Kelayakan Media 37
4.2 Pembahasan 39
4.2.1 Jenis-jenis Lamun 39
4.2.2 Manfaat Lamun 43
4.2.3 Kelayakan Media Pembelajaran 43

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan 46
5.2 Saran 46

DAFTAR PUSTAKA 48
LAMPIRAN 52

xvi
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 3.1 Alat-alat Penelitian yang digunakan 20
Tabel 3.2 Bahan Penelitian 21
Tabel 3.3 Persentase Kelayakan Media 27
Tabel 4.1 Jenis-jenis Lamun di Perairan Pantai Bonebula 30
Tabel 4.2 Persentase Kelayakan Media oleh Ahli Isi 37
Tabel 4.3 Persentase Kelayakan Media oleh Ahli Desain 38
Tabel 4.4 Persentase Kelayakan Media oleh Ahli Media 38
Tabel 4.5 Persentase Kelayakan Media oleh Mahasiswa 65

xvii
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Morfologi Lamun 9


Gambar 2.2 Klasifikasi Lamun 11
Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran 18
Gambar 3.1 Stasiun Penelitian 23
Gambar 4.1 Lokasi Penelitian 29
Gambar 4.2 Lamun Enhalus acoroides (Linnaeus.F) Royle 31
Gambar 4.3 Lamun Halophila ovalis (R. Brown) J.D Hooker 32
Gambar 4.4 Lamun Thalassia hemprichii (Ehrenberg) Aschers 33
Gambar 4.5 Lamun Cymodocea rotundata Ehernberg & Hemprich 34
Gambar 4.6 Lamun Halodule uninervis (Forsk.) Aschers 35
Gambar 4.7 Lamun Syringodium isoetifolium (Aschers.) Dandy 36

xviii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Jadwal Penelitian 53
2. Surat Izin Penelitian 54
3. Peta Pantai Bonebula 56
4. Tabel Pengukuran Kondisi Fisik Lembar 57
5. Media Buku Saku 58
6. Lembar Validasi (Ahli isi) 62
7. Lembar Validasi (Ahli Desain) 63
8. Lembar Validasi (Ahli Media) 64
9. Lembar Validasi (Mahasiswa) 65
10. SK Pembimbing 67
11. Dokumentasi Penelitian 69
12. Daftar Riwayat Hidup 71
13. Biodata Diri 72

xix
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ekosistem secara umum terdiri dari dua komponen yaitu komponen

abiotik dan komponen abiotik yang terkandung di dalamnya. Berbagai jenis

makhluk tersebut dapat dikelompokkan menjadi satuan-satuan makhluk hidup

dalam habitat tertentu dan saling berinteraksi dengan lingkungannya sehingga

dapat disebut sebagai suatu ekosistem salah satu contohnya adalah lamun yang

terdapat pada perairan laut pesisir Pantai Bonebula Kecamatan Banawa Tengah

Kabupaten Donggala. Ekosistem pantai populer juga disebut wilayah pesisir

merupakan yang amat kaya akan sumberdaya alam baik yang terbaharui

maupun tidak terbaharui. Wilayah pesisir sering juga digunakan untuk

pemukiman warga, kawasan industri, pariwisata, bahkan menjadi tempat

sebagai pusat penelitian berbagai macam organisme yang terdapat pada

ekosistem kawasan wilayah pesisir. Adapun ekosistem yang menjadi tempat

seorang untuk penelitian adalah ekosistem manggrove, terumbu karang dan

lamun (Wijana, 2014).

Ekosistem padang lamun merupakan salah satu ekosistem yang terdapat

di daerah pesisir atau perairan laut dangkal. Ekosistem padang lamun memiliki

fungsi ekologis, yaitu sebagai penstabil sedimen, pendaur zat hara, daerah

asuhan bagi juvenil ikan, sumber makanan biota laut, serta penahan erosi. Oleh

karena itu, ekosistem padang lamun sangat penting dalam menunjang

1
2

keberlangsungan dan kelestarian biota-biota yang hidup di dalamnya

(Fajarwati, dkk, 2015).

Satu jenis lamun atau beberapa jenis lamun biasanya membentuk suatu

Wilayah luas yang disebut komunitas lamun. Komunitas lamun kemudian

berinteraksi dengan biota yang hidup di dalamnya dan lingkungan sekitarnya

membentuk ekosistem lamun. Padang lamun merupakan tempat bagi banyak

organisme, seperti ikan, rajungan dan berbagai jenis karang dll. Lingkungan

sekitar padang lamun meliputi lingkungan perairan, substrat dasar seperti pasir,

lumpur dan udara (Rahmawati, dkk., 2014). Lamun adalah tumbuhan berbunga

(Angiospermae) yang hidup di bawah air dan tumbuh subur di air laut dangkal

dan muara. Lamun terdiri dari daun, dan seludang, batang merambat yang

sering disebut rimpang (Rhizome) dan akar yang tumbuh dalam rimpang.

Indonesia terdapat 12 jenis lamun yang tersebar hampir di seluruh perairan

Indonesia dengan luas perkiraan 20.000 km2 (Nienhuis, 1993).

Pantai Bonebula merupakan salah satu pantai yang dijadikan destinasi

wisata yang mempunyai keanekaragaman hayati cukup tinggi. Pantai Bonebula

berada di Desa Towale dengan letak geografis yaitu terletak pada dataran

rendah yang suhu rata-ratanya 30-320C (Desa Towale 2022). Pemerintah

Daerah Kabupaten Donggala menjadikan pantai Bonebula sebagai Daerah

wisata yang telah dikenal oleh masyarakat setempat dan juga para wisatawan.

Pantai Bonebula terdapat di Desa Towale dengan jarak ± 43 km dari Kota Palu,

memiliki luas pantai sebagai area kawasan wisata ± 1000 atau 1 km, dengan

surut terjauh yaitu mencapai ± 200 meter dari garis pantai.


3

Keberadaan jenis lamun di perairan pantai Bonebula Kecamatan

Banawa Tengah Kabupaten Donggala, dapat dijadikan sebagai objek penelitian

mengenai jenis-jenis lamun di Pantai Bonebula Kecamatan Banawa Tengah

Kabupaten Donggala serta pemanfaatannya sebagai media pembelajaran

khususnya dalam bentuk Buku Saku. Selain itu, peneliti melakukan observasi

awal dan mewawancarai masyarakat sekitar dan menyatakan bahwa masih

kurangnya kesadaran atau pemahaman masyarakat setempat mengenai lamun

disebabkan oleh kurangnya informasi terkait lamun di Perairan Pantai

Bonebula.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti perlu melakukan penelitian

mengenai jenis-jenis lamun di Perairan laut Pantai Bonebula Kecamatan

Banawa Tengah Kabupaten Donggala serta pemanfaatannya sebagai media

pembelajaran.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas maka dapat

ditarik rumusan masalah sebagai berikut :

1.2.1 Jenis-jenis lamun apa saja yang terdapat di Perairan Pantai Bonebula

Kecamatan Banawa Tengah Kabupaten Donggala?

1.2.2 Apakah hasil penelitian Jenis-jenis lamun di Perairan Pantai Bonebula

Kecamatan Banawa Tengah Kabupaten Donggala dapat dijadikan sebagai

media pembelajaran dalam bentuk buku saku?


4

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan maka tujuan dari

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1.3.1 Mengidentifikasi jenis-jenis lamun yang terdapat di Perairan Pantai

Bonebula Kecamatan Banawa Tengah Kabupaten Donggala.

1.3.2 Menjadikan hasil penelitian jenis-jenis lamun di Perairan Pantai Bonebula

Kecamatan Banawa Tengah Kabupaten Donggala sebagai media

pembelajaran dalam bentuk Buku Saku.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

1.4.1 Manfaat Teoritis

1) Hasil penelitian ini diharapkan memberi manfaat bagi siswa, mahasiswa

dan masyarakat berupa pengetahuan tentang jenis-jenis lamun di Perairan

Pantai Bonebula Kecamatan Banawa Tengah Kabupaten Donggala.

2) Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sarana informasi dan sebagai

pedoman untuk penelitian lebih lanjut serta menjadi referensi yang dapat

berguna bagi Mahasiswa Pendidikan Biologi, siswa, maupun masyarakat

setempat.

3) Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan usaha masukan bagi

pemerintah untuk mengelola objek wisata lamun pada Perairan Pantai

Bonebula Kecamatan Banawa Tengah Kabupaten Donggala.


5

1.4.2 Manfaat Praktis

1) Bagi peneliti, diharapkan dapat memotivasi peneliti untuk terus menggali

pengetahuan, wawasan dan pengalaman berharga serta sebagai bekal

untuk menjadi guru mata pelajaran Biologi yang profesional.

2) Bagi siswa, mahasiswa dan masyarakat, diharapkan hasil penelitian ini

dapat memberikan sumbangan yang berarti dalam rangka perbaikan dan

peningkatan sistem pembelajaran sehigga dapat meningkatkan kualitas

semangat belajar melalui media pembelajaran terkhususnya dalam bentuk

Buku Saku.

1.5 Batasan Istilah

Guna memahami batasan istilah yang menjadi fokus dalam penelitian

ini, maka perlu ada penjelasan istilah yang digunakan. Adapun batasan batasan

istilah yang perlu dijelaskan adalah sebagai berikut :

1.5.1 Lamun adalah tumbuhan berbunga (Angiospermae) yang hidup terendam

dalam kolom air dan berkembang dengan baik di perairan laut dangkal dan

estuari (Rahmawati, dkk., 2014).

1.5.2 Media pembelajaran adalah sebuah sumber belajar yang memuat segala

informasi.

1.5.3 Buku Saku adalah suatu bentuk buku yang ukurannya relatif kecil (tinggi

15 cm dan lebar 11 cm) berisi informasi yang dapat disimpan disaku dan

dibawa kemana saja sehingga dapat memudahkan siswa, mahasiswa, serta

masyarakat sekitar dalam mempelajari materi dengan keadaan apapun.


BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN PEMIKIRAN

2.1 Penelitian Yang Relevan

Penelitian relevan merupakan penelitian sebagai landasan dan

perbandingan untuk dilakukannya suatu penelitian yang terkait dengan

penelitian yang akan lakukan. Adapun penelitian relevan yang diambil sebagai

berikut :

Penelitian yang dilakukan oleh Riniatsih, (2016) tentang Distribusi

Jenis Lamun Dihubungkan dengan Sebaran Nutrien Perairan di Padang Lamun

Teluk Awur Jepara yang memiliki tujuan untuk mengetahui distribusi jenis

lamun dihubungkan dengan sebaran nutien Perairan di Padang lamun Teluk

Awur Jepara. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus

dan cara pengumpulan data dengan menggunakan sample survey method,

untuk kandungan nutrient perairan dan sedimen menunjukkan bahwa lamun

jenis Thalasisia hemprichii dan Enhalus acoroides cenderung menyebar pada

habitat dengan substrat pasir berlumpur dengan kandungan bahan organik yang

relatif tinggi. Sedangkan lamun jenis Cymodocea serrulata dan Syringodium

isoetifolium lebih banyak ditemukan di habitat dengan substrat pasir halus.

Hasil yang bervariasi dengan kisaran rata-rata antara 2,006-3,276 mg/l untuk

nitrat dan 0,0025 -0,0076 mg/l untuk phospat perairan serta 4,254-7,324 mg/l

untuk nitrat dan 2,324-5,544 mg/l untuk phospat sedimen perairan.

Penelitian yang dilakukan oleh Wakkary, dkk., (2021) tentang

6
7

Inventarisasi Jenis Lamun (Seagrass) di Perairan Talise Kecamatan Likupang

Barat Minahasa Utara Sulawesi Utara yang memiliki tujuan untuk

menginventarisasi jenis-jenis lamun yang ada di Perairan Talise Kampung

Tambuh Kabupaten Minahasa Utara. Metode yang digunakan untuk

pengambilan sampel yaitu metode survei jelajah. Dari hasil penelitian

ditemukan lima jenis spesies lamun di Pulau Karakelang yaitu T. hemprichii,

H. pinifolia, C. rotundata, H. ovalis H. uninervis di Pulau Talise, Kampung

Tambun, Kabupaten Minahasa Utara.

Penelitian yang dilakukan oleh Rustam, dkk., (2015) tentang Ekosistem

Lamun sebagai Bioindikator Lingkungan di P. Lembeh, Bitung, Sulawesi

Utara yang memiliki tujuan mendapatkan kondisi eksisting ekosistem lamun

dan peranannya sebagai bioindikator perairan. Metode pengambilan sampel

secara purposive sampling yang mewakili seluruh lokasi penelitian. Analisis

sampel yang dilakukan adalah analisis struktur komunitas untuk

menggambarkan kondisi eksisting lamun dan metode skoring/bobot untuk

mengestimasikan kondisi ekosistem lamun. Hasil yang diperoleh terdapat tujuh

spesies lamun yang ditemukan dengan penutupan berkisar antara 10–50 %.

Stasiun di Pulau Lembeh yang berhadapan dengan daratan Bitung 75 %

monospesies Enhalus acoroides sedangkan stasiun lainnya padang lamun

campuran. Nilai INP (Indeks Nilai Penting) spesies terbesar.

Penelitian yang dilakukan oleh Maabuat, dkk., (2019) tentang Pelatihan

Jenis dan Fungsi Lamun di Pesisir Dalam Upaya Konservasi Lamun di Pesisir

Kecamatan Bunaken Daratan Kepada Siswa Sekolah Dasar GMIM Molas dan
8

SD GMIM 88 Meras yang memiliki tujuan penelitian untuk meningkatkan

pengetahuan dan kesadaran bagi guru dan siswa tentang lamun (Seagrass) yang

penting keberadaannya di Pesisir sebagai salah satu ekosistem penyangga yang

sangat penting secara ekologis. Hasil yang diperoleh, ada respon positif dan

peningkatan pengetahuan dengan diskusi interaktif bersama siswa dan guru

yang menunjukkan bahwa materi yang diberikan telah diserap dengan baik.

Berdasarkan penelitian relevan yang telah dilakukan sebelumnya,

penelitian yang dilakukan pada kawasan wisata Pantai Bonebula di Desa

Towale Kecamatan Banawa Tengah Kabupaten Donggala tersebut berbeda

dengan penelitian yang telah dilakukan diatas. Dimana penelitian yang akan

dilakukan yaitu Jenis-jenis lamun di Perairan Pantai Bonebula Kecamatan

Banawa Tengah Kabupaten Donggala, teknik pengambilan sampel

menggunakan metode transek garis (line transect) yang disebar pada setiap

stasiun dimana terdiri dari tiga transek yang berukuran 50 meter. Tujuan

dilakukannya penelitian ini untuk mengidentifikasi Jenis-jenis lamun dan

penelitian ini juga di implementasikan sebagai media pembelajaran dalam

bentuk Buku Saku.

2.2 Kajian Pustaka

2.2.1 Lamun

Lamun (seagrass) adalah tumbuhan berbunga (angiospermae) yang

memiliki biji (monokotil) dan memiliki akar, rimpang, daun, bunga dan buah.

Lamun memiliki struktur dan fungsi yang sama dengan rumput yang tumbuh
9

di darat. Bentuk daun lamun beragam, ada yang berbentuk seperti pita, lidi

atau bulat. Dengan rhizome dan akarlah lamun tumbuh kokoh di dasar laut

serta tahan terhadap hempasan ombak dan arus (Sjafrie, dkk., 2018).

Pada daerah tropis, ekosistem lamun menempati beberapa habitat

pesisir, biasanya daerah berpasir dan berlumpur dangkal di dekat pantai.

Selain itu, lamun sering dijumpai berasosiasi dengan mangrove dan terumbu

karang (Short, dkk., 2004). Ekosistem lamun merupakan salah satu faktor

pendukung jenis flora dan fauna, mempengaruhi produktivitas perairan

pesisir, penstabil sedimen mengontrol kejernihan dan kualitas air, serta dapat

mempengaruhi ekosistem lain di sekitarnya. Oleh karena itu penting untuk

menjaga ekosistem ini.

2.2.2 Morfologi lamun

Lamun dapat tumbuh di lingkungan pesisir dan laut di Daerah tropis

dan lembab, kecuali pantai perairan kutub karena banyak tertutup es (Duarte,

1991).

Gambar 2.1. (a) Tumbuhan lamun (b) Bunga (c) Buah (d) Biji.
(Sumber: Dudy Ramdhana dan Arso Agung dan Yogi Yanuar, ST., M.Si).

2.2.3 Anatomi Lamun

Berdasarkan pengamatan anatomi lamun dengan sayatan histogis pada

daun dan rimpang, dihasilkan data ukuran lapisan penyusun jaringan daun
10

dan batang lamun. Pengamatan jaringan daun lamun meliputi ketebalan daun,

lapisan epidermis atas, lapisan epidermis bawah, dan ketebalan sel mesofil.

Bagian rimpang yang diamati meliputi tebal: Rhizome, jaringan epidermis, sel

korteks dan sel stele. Struktur daun lamun terdiri dari lapisan epidermis yang

terbagi menjadi dua yaitu epidermis atas dan epidermis bawah. Epidermis

lamun berfungsi sebagai tempat utama berlangsungnya proses fotosintesis.

Jaringan daun lamun terdiri dari lapisan epidermis yang terbagi menjadi dua

yaitu epidermis atas dan epidermis bawah (Zurba, 2018).

2.2.4 Klasifikasi Lamun

Lamun seperti banyak tumbuhan darat pada umumnya, menghasilkan

buah dan menyebarkan biji. Khusus untuk genera di daerah tropis memiliki

morfologi yang berbeda sehingga pembedaan spesies dapat dilakukan dengan

dasar gambaran morfologi dan anatomi. Lamun merupakan tumbuhan laut

dengan sistem akar yang berkembang dengan baik dan rimpang utuh. Dalam

sistem klasifikasi, lamun termasuk dalam Sub kelas Monocotyledoneae, kelas

Angiospermae. Dari empat famili lamun yang diketahui, dua ditemukan di

perairan Indonesia yaitu Hydrocharitaceae dan Cymodoceae. Famili

Hydrocharitaceae dominan merupakan lamun yang tumbuh di air tawar

sedangkan tiga famili lain merupakan lamun yang tumbuh di laut (Tangke,

2010).
11

Regnum Plantae

Divisio Magnoliophyta

Classis Liliopsida

Subclassis Alismatidae

Ordo Hydrocaritales

Familia Hydrocharitaceae Ket: A. Lamun, B. Ujung daun,


C. Perakaran
Genus Haludule Gambar 2.2 Halodule uninervis.
(Sumber: Vero Oktavianus Ama)
Species Halodule uninervis (Forsk.) Aschers.

Lamun (H. Uninervis) adalah tanaman lurus, mirip dengan Halodule

Pinifolia. Daun kadang-kadang melengkung pada ujungnya dan sempit pada

bagian pangkal (panjang 5 sampai 15 cm, lebar 1 sampai 4 mm). Urat atau

tulang daun bagian tengah jelas. Ujung daun dengan dua gigi bagian samping

dan satu gigi di tengah yang berakhir pada tulang daun. Rimpang menjalar

(diameter 1 sampai 2 mm). Adapun bentuk lamun jenis Halodule uninervis

dapat dilihat seperti pada gambar di atas. Tumbuh di substrat pasir atau pasir

dengan koral dari daerah pasang tinggi sampai pasang rendah, kadang-kadang

bercampur dengan jenis lamun lain (Coremap, 2007).

2.2.5 Peranan lamun

Dari hasil penelitian para peneliti diketahui bahwa peranan lamun di

lingkungan perairan laut dangkal adalah sebagai berikut :

1) Sebagai Produsen Primer : Lamun mempunyai tingkat produktivitas primer


tertinggi bila dibandingkan dengan ekosistem lainnya yang ada di laut
dangkal seperti ekosistem mangrove dan ekosistem terumbu karang
(Thayer, dkk., 1975).
12

2) Sebagai Habitat Biota: Lamun memberikan tempat perlindungan dan tempat

menempel berbagai hewan dan tumbuh-tumbuhan (algae). Disamping itu,

padang lamun (seagrass beds) dapat juga sebagai daerah asuhan, padang

pengembalaan dan makanan dari berbagai jenis ikan herbivora dan ikan-

ikan karang (coral fishes) (Kikuchi & Peres 1977).

3) Sebagai Penangkap Sedimen: Daun lamun yang lebat akan memperlambat

air yang disebabkan oleh arus dan ombak, sehingga perairan disekitarnya

menjadi tenang. Disamping itu, rimpang dan akar lamun dapat menahan dan

mengikat sedimen, sehingga dapat menguatkan dan menstabilkan dasar

permukaan. Jadi padang lamun yang berfungsi sebagai penangkap sedimen

dapat mencegah erosi (Gingsburg & Lowenstan 1958, Thoraug & Austin,

1976).

4) Sebagai Pendaur Zat Hara: Lamun memegang peranan penting dalam

pendauran berbagai zat hara dan elemen-elemen yang langka di lingkungan

laut. khususnya zat-zat hara yang dibutuhkan oleh algae epifitik (Tangke,

2010).

2.2.6 Parameter Lingkungan

Parameter lingkungan adalah suatu kondisi fisik suatu lingkungan yang

mempengaruhi keberadaan atau kelangsungan hidup suatu organisme. Setiap

organisme yang hidup dalam suatu lingkungan mempunyai batas toleransi

terhadap kondisi abiotik lingkungannya.


13

1) Suhu

Suhu merupakan salah satu parameter fisik perairan yang

mempengaruhi kehidupan organisme perairan. Organisme perairan

mempunyai toleransi yang berbeda-beda terhadap suhu. Suhu dapat

mempengaruhi fotosintesis karena proses pengambilan unsur hara sangat

tergantung pada suhu air. Hewan yang hidup di zona pasangsurut dan sering

mengalami kekeringan mempunyai daya tahan yang tinggi terhadap

perubahan suhu. Pada daerah tropis dan sub tropis lamun mampu tumbuh

optimal pada kisaran suhu 23 °C dan 32 °C. Menurut, kisaran temperatur

optimal bagi spesies lamun adalah 28-30 °C, suhu dapat mempengaruhi

proses-proses fisiologi yaitu proses fotosintesis, pertumbuhan dan

reproduksi.

Proses-proses fotosintesis ini akan menurun dengan tajam apabila

suhu berada di luar kisaran optimal. Pada suhu 38 °C dapat menyebabkan

lamun menjadi stres dan pada suhu 48 °C dapat menyebabkan kematian.

Sedangkan suhu 43 °C akan menyebabkan kematian masal lamun setelah

dua hingga tiga hari, sehingga dengan kenaikan suhu yang ekstrim akan

mempengaruhi fungsi ekologis lamun pada daerah tropis. Alat yang

digunakan untuk mengukur suhu disebut termometer (Supu, dkk., 2016).

2) pH

Derajat keasaman air (pH) adalah indikator yang digunakan untuk

menyatakan tingkat keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu

larutan. Derajat keasaman didefinisikan sebagai kologaritma aktivitas ion


14

hidrogen (H+) yang terlarut. Koefisien aktivitas ion hidrogen tidak dapat

diukur secara eksperimental, sehingga nilainya didasarkan pada perhitungan

teoritis. Skala pH bukanlah skala absolut. Beberapa dampak kesehatan jika

kadar pH air tidak seimbang adalah keseimbangan keasaman dan alkalinitas

tubuh, mempertahankan tingkat elektrolit dan pH yang rendah kurang 17

dari 7 (netral) maka akan dapat mengakibatkan air tidak stabil dan

mengalami perubahan warna, bau dan rasa (Karangan, dkk., 2019).

3) Salinitas

Salinitas merupakan nilai kelarutan garam pada air laut. Salinitas

berubah di dekat permukaan air laut yang diakibatkan oleh presipitasi dan

evaporasi dari air tawar. Variasi geografis dapat membentuk area regional

perbedaan nilai salinitas pada permukaan air laut (Rismayatika, dkk., 2019).

2.2.7 Media Pembelajaran

Media pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi dan digunakan

untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Media pembelajaran mempunyai

beberapa istilah diantaranya alat pandang dengar, bahan pengajar,

komunikasi pandang dengar, pendidikan alat peraga pandang, alat peraga dan

alat penjelas (Arsyad, 2007). Media pembelajaran merupakan wadah dari

pesan, materi yang ingin disampaikan adalah pesan pembelajaran, tujuan

yang ingin dicapai ialah proses pembelajaran. Selanjutnya penggunaan media

secara kreatif akan memperbesar kemungkinan bagi siswa untuk belajar lebih

banyak, mencamkan apa yang dipelajarinya lebih baik dan meningkatkan

penampilan dalam melakukan keterampilan sesuai dengan yang menjadi


15

tujuan pembelajaran (Riyana, 2012).

2.2.8 Buku Saku

Buku saku adalah suatu buku yang berukuran kecil (lebar 11 cm dan

panjang 15 cm) yang berisi informasi yang dapat disimpan di saku sehingga

mudah dibawa kemana-mana. Penyajian buku saku ini dibuat dengan menarik

disertai gambar-gambar berwarna. Hal ini dikarenakan sebagian manusia

lebih cenderung menyukai bacaan yang menarik dengan sedikit uraian dan

banyak gambar atau warna (Setyono, 2013).

Manfaat buku saku dalam proses pembelajaran yaitu sebagai berikut :

1) Penyampaian materi dengan menggunakan buku saku dapat diseragamkan.

2) Proses pembelajaran dengan menggunakan buku saku menjadi lebih jelas,

menyenangkan dan menarik karena desainnya yang menarik dan dicetak

dengan full colour.

3) Efisien dalam waktu dan tenaga. Buku saku yang dicetak dengan ukuran

kecil dapat mempermudah siswa dalam membawanya dan memanfaatkan

kapanpun dan dimanapun.

4) Penulisan materi dan rumus yang singkat dan jelas pada buku saku dapat

meningkatkan kualitas hasil belajar.

2.3 Kerangka pemikiran

Ekosistem pesisir umumnya terdiri atas 3 komponen penyusun yaitu

lamun, terumbu karang serta mangrove. Bersama-sama ketiga ekosistem

tersebut membuat wilayah pesisir menjadi daerah yang relatif sangat subur dan
16

produktif. Perairan Pantai Bonebula memiliki sebaran lamun cukup luas, ini

dapat dilihat sepanjang pantai pada saat air surut terdapat ekosistem lamun

dengan kondisi yang cukup banyak.

Pantai Bonebula dimanfaatkan masyarakat sekitar untuk kegiatan baik

mencari ikan, udang maupun kerang-kerangan yang dipanen langsung dari area

padang lamun secara langsung. Oleh karena itu, penelitian ini penting untuk

dilakukan dan juga diperlukan pengelolaan yang baik agar ada keseimbangan

ekosistem pantai Bonebula tetap terjaga dan lestari. Aktivitas manusia yang

tidak memperhatikan lingkungan pesisir dan pengelolaan yang lemah akan

mengakibatkan perubahan komunitas lamun sebagai penunjang ekosistem

pesisir, terancamnya keberadaan lamun dan efek secara keseluruhan dapat

mengancam ekosistem lainnya.

Awal mula peneliti meneliti jenis-jenis lamun karena adanya rasa

penasaran serta ketertarikan dan juga pemikiran bahwasanya baik masyarakat

sekitar Pantai Bonebula maupun mahasiswa masih banyak yang tidak

mengenal seperti apa itu lamun dan apa manfaatnya. Jadi, lamun ini merupakan

tumbuhan yang beradaptasi penuh untuk dapat hidup pada lingkungan laut

yang juga terdapat pada pesisir pantai Bonebula. Lamun pada umumnya

dianggap sebagai kelompok tumbuhan yang homogen yang berpotensi sebagai

sumber makanan. Lamun selain berpotensi sebagai sumber makanan juga

berpotensi sebagai obat tradisional.

Hasil penelitian terkait jenis-jenis lamun di Pantai Bonebula Kecamatan

Banawa Tengah Kabupaten Donggala dibuat dalam bentuk media


17

pembelajaran yang memberikan informasi atau pengetahuan kepada siswa,

mahasiswa, ataupun masyarakat setempat terkait penelitian jenis-jenis lamun.

Media pembelajaran ini nantinya akan disajikan dalam bentuk buku saku yang

layak dan mudah untuk dimengerti, agar masyarakat sejak dini mengetahui

tentang arti pentingnya keberadaan lamun di lingkungan pesisir, sehingga

lingkungan pesisir tidak lagi dijadikan sebagai tempat pembuangan akhir


18

Ekosistem pesisir umumnya terdiri atas 3 substrat yaitu berlumpur,


pasir berlumpur dan berpasir. Perairan Pantai Bonebula memiliki
sebaran lamun cukup luas, ini dapat dilihat sepanjang pantai pada
saat air surut terdapat ekosistem lamun dengan kondisi yang cukup
banyak.

Rendahnya
pengetahuan
masyarakat mengenai
jenis-jenis lamun.
Identifikasi Jenis lamun

Validasi Buku Saku.

Buku Saku yang layak.

Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis penelitian

Deskriptif kualitatif adalah istilah yang digunakan dalam penelitian

kualitatif untuk suatu kajian yang bersifat deskriptif. Jenis penelitian ini

umumnya dipakai dalam fenomenologi sosial. Secara ringkas dapat dijelaskan

bahwa deskriptif kualitatif adalah suatu metode penelitian yang bergerak pada

pendekatan kualitatif sederhana dengan alur induktif. Alur induktif ini

maksudnya penelitian deskriptif kualitatif diawali dengan proses atau peristiwa

penjelas yang akhirnya dapat ditarik suatu generalisasi yang merupakan sebuat

kesimpulan dari proses atau peristiwa tersebut Kim & Bradway (2016).

Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatif yang

bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai deskripsi dari jenis-jenis

lamun yang terdapat di Perairan Pantai Bonebula yang selanjutnya akan

dikembangkan sebagai media pembelajaran dalam bentuk buku saku.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Towale Perairan Pantai Bonebula

Kecamatan Banawa Tengah Kabupaten Donggala pada Bulan Februari sampai

dengan Bulan Mei 2023.

19
20

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semua spesies Lamun di sepanjang

Pantai Bonebula, Desa Towale, Kecamatan Banawa Tengah, Kabupaten

Donggala.

3.3.2 Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah lamun yang tercuplik ke dalam

transek pengamatan di perairan pantai Bonebula Kecamatan Banawa Tengah

Kabupaten Donggala.

3.4 Alat dan Bahan

3.4.1 Alat

Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1 Alat Penelitian

No Nama Alat Kegunaan


1 Rol meter Menarik transek di setiap stasiun
2 Tali rafia dan patok kayu Untuk membuat transek
3 Plastik sampel Sebagai tempat spesimen lamun
4 Kertas label Untuk memberikan nama atau
deskripsi singkat dari masing-
masing spesimen yang ditemukan
5 Pensil/polpen Untuk mencatat atau mendata
sampel
6 Kamera Untuk mendokumentasi spesimen
lamun
7 pH meter Untuk mengukur kadar keasaman
air laut
8 Thermometer Untuk mengukur suhu air laut
9 Salinometer Untuk mengukur kadar kandungan
garam air laut
21

10 Buku identifikasi lamun Mempermudah mengidentifikasi


(Faishol, dkk, 2016) - lamun
Ekosistem Padang Lamun di
Taman Wisata Perairan
Kepulauan Anambas
11 Skop Mengambil spesimen

3.4.2 Bahan

Adapun bahan pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

Tabel 3.2 Bahan Penelitian

No Bahan Kegunaan
1 Alkohol 70% Digunakan sebagai alat mengawetkan
sampel

3.5 Jenis dan Sumber Data

3.5.1 Jenis Data

Jenis data dalam penelitian ini adalah jenis data kualitatif yaitu data

yang didapatkan dari penelitian berupa jenis-jenis Lamun di Perairan Pantai

Bonebula.

3.5.2 Sumber Data

Sumber data pada penelitian ini merupakan jenis data primer yang

bersumber langsung dari sasaran sampel penelitian mengenai keberadaan

lamun serta data sekunder yaitu berdasarkan wawancara mengenai gambaran

lokasi pantai Bonebula.

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengambilan data dalam penelitian ini dibagi menjadi beberapa

tahap yaitu :
22

3.6.1 Tahap persiapan

Pada tahap persiapan ini terdiri dari beberapa kegiatan yakni antara lain

sebagai berikut :

1) Peneliti melakukan survei lapangan atau observasi dan pengamatan awal

mengenai lamun yang ada di perairan pantai Bonebula Kecamatan Banawa

Tengah Kabupaten Donggala.

2) Menyelesaikan kelengkapan administrasi penelitian.

3) Menyiapkan alat dan bahan penelitian.

3.6.2 Tahap pelaksanaan

1) Penentuan Stasiun Penelitian

Penentuan stasiun penelitian dilakukan secara purposive sampling

dengan pertimbangan rona lingkungan sekitar Perairan Pantai Bonebula

Kecamatan Banawa Tengah Kabupaten Donggala. Berdasarkan hal tersebut

ditetapkan 3 lokasi sebagai stasiun penelitian yakni sebagai berikut :

1) Stasiun 1, terletak di perairan dengan substrat berlumpur.

2) Stasiun 2, terletak di perairan dengan substrat lumpur berpasir.

3) Stasiun 3, terletak di perairan dengan substrat berpasir.

2) Pengambilan Sampel

Tahapan pengambilan sampel dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut :

1) Pengambilan sampel lamun dilakukan menggunakan teknik transek

garis (line transect) dengan metode jelajah.

2) Transek diletakkan tegak lurus dari garis pantai ke arah laut pada saat

surut terendah, sepanjang 50 meter dimulai dari titik pertama


23

ditemukannya lamun sampai 50 meter yang diharapkan dapat mewakili

jumlah spesies di setiap stasiun pengamatan. Dalam penentuan stasiun

dilakukan sebanyak 1 kali dengan menggunakan 3 stasiun.

3) Jarak antara transek pada setiap stasiun dengan yang lainnya yaitu 5 m.

Melakukan pencuplikan sepanjang garis transek, 5 meter ke kanan 5

meter ke kiri yang telah ditentukan dalam stasiun, sehingga total ada 9

transek.

4) Sampel lamun yang ditemukan dimasukkan ke dalam plastik sampel

dan diberi label untuk proses identifikasi lebih lanjut. Berikut ini

merupakan gambaran sketsa penelitian lamun yang mewakili stasiun

lainnya.

5m 5m 5m 5m 5m 5m

5m 5m
50 m

Stasiun
40 m

Gambar 3.1 Sketsa Penelitian Lamun

Keterangan:
= Jarak Transek

= Garis Transek

= Stasiun
24

= Batas pengambilan sampel

3) Pengukuran dan Pengambilan Sampel Air

Menentukan kondisi fisik-kimia di Perairan Pantai Bonebula

Kecamatan Banawa Tengah Kabupaten Donggala, dilakukan pengukuran dan

pengambilan contoh (sampel) air pada setiap stasiun. Parameter yang diukur

langsung di lapangan adalah suhu air dengan menggunakan termometer,

kecerahan dengan cakram sechii, salinitas dengan menggunakan salinometer

dan pH air dengan menggunakan pH- meter. Fachrul (2007), menyatakan

bahwa prosedur kerja untuk setiap parameter lingkungan diatas adalah sebagai

berikut :

1) Pengukuran suhu perairan

Pengukuran suhu dengan menggunakan termometer. Sebelum

digunakan alat ini harus dikalibrasi terlebih dahulu. Selanjutnya

termometer dicelup kedalam air pada setiap stasiun pengamatan, lalu

membaca skala yang tertera ditermometer tersebut.

2) Pengukuran pH perairan

Pengukuran pH perairan dilakukan dengan menggunakan alat pH-

meter, sebelum digunakan alat ini harus dikalibrasi terlebih dahulu sampai

bersifat netral dengan skala yang tertera yaitu angka 7. Selanjutnya pH

tersebut dicelupkan kedalam air dan membaca angka yang tertera pada layar

pH meter.
25

3) Pengukuran kadar garam (salinitas) perairan

Pengukuran kadar garam perairan dilakukan dengan menggunakan

alat salinometer, sebelum digunakan alat ini harus dikalibrasi terlebih

dahulu agar pada saat pengukuran alat tersebut dalam keadaan normal.

Selanjutnya mengambil sampel air untuk melihat kadar garam dengan cara

meneteskan air ke dalam lubang tabung kemudian membaca skala yang

tertera pada alat tersebut.

3.6.3 Tahap Mendesain Media

1) Mendesain media pembelajaran

Media pembelajaran yang akan dibuat pada penelitian ini yaitu

media belajar berupa buku saku hasil penelitian jenis-jenis lamun yang

ditemukan di lapangan sebagai media pembelajaran yang layak. Adapun

langkah-langkah pembuatan media pembelajaran yaitu :

a) Mendata jenis lamun yang telah ditemukan

b) Mengambil gambar (dokumentasi) jenis lamun yang dikoleksi

c) Membuat media pembelajaran dalam bentuk buku saku

2) Validasi untuk menguji kelayakan media pembelajaran

Validasi dilakukan oleh validator ahli setelah tahap pembuatan

media pembelajaran selesai, sesuai lembar validasi dilampiran 3-5. Adapun

tujuannya untuk meningkatkan kualitas serta mengetahui keunggulan dan

kelemahan yang dimiliki pada media pembelajaran tersebut.


26

3) Uji kelayakan media pembelajaran

Uji kelayakan media pembelajaran akan dilakukan oleh tiga dosen

ahli dalam bidangnya (ahli isi, ahli desain dan ahli media) jika dikatakan

layak maka media buku saku siap untuk direvisi dan uji coba.

4) Revisi desain media pembelajaran

Setelah buku saku telah divalidasi untuk mengetahui kelemahannya,

selanjutnya dilakukan perbaikan desain buku saku.

5) Uji coba media pembelajaran kelompok mahasiswa

Setelah beberapa tahapan selesai, selanjutnya dilakukan uji coba

buku saku kepada kelompok mahasiswa sesuai lembar validasi dilampiran.

3.7 Teknik Analisis Data

3.7.1 Analisis Jenis-Jenis Lamun

Sampel yang telah ditemukan selanjutnya akan diidentifikasi secara

langsung oleh peneliti dengan melakukan verifikasi menggunakan buku

panduan lamun (Faishol, dkk, 2016) dengan mencocokkan ciri morfologinya.

3.7.2 Analisis Media Pembelajaran

Arikunto (2010), mengatakan bahwa pembagian kategori kelayakan

ada lima. Skala ini memperhatikan rentang dari bilangan persentasi. Nilai

maksimal yang diharapkan adalah 100% dan minamal 0%. Untuk penilaian

dapat dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒


Rata-rata = 𝑥 100 %
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑡𝑒𝑚 𝑎𝑠𝑝𝑒𝑘 𝑝𝑒𝑛𝑒𝑙𝑖𝑡𝑖𝑎𝑛
27

Setelah nilai persentase diperoleh maka ditafsirkan dalam kalimat

dengan kriteria sebagaimana disajikan pada Tabel 3.3 berikut :

Tabel 3.3 Persentase kelayakan media pembelajaran.

No Persentase Kelayakan interpretasi


1 81% - 100% Sangat layak
2 61% - 80% Layak
3 41% - 60% Cukup layak
4 21% - 40% Tidak layak
5 0% - 20% Sangat tidak layak
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Gambaran Umum di Perairan Pantai Bonebula Kecamatan Banawa Tengah

Kabupaten Donggala

Desa Towale merupakan Desa yang terletak pada Kecamatan Banawa

Tengah berdasarkan letak grafis, terletak pada dataran rendah dengan suhu

lingkungan yaitu rata-rata 30-32°C (sumber kantor Desa). Desa Towale

memiliki banyak Pantai yang salah satunya yaitu Pantai Bonebula, memiliki

jarak ± 43 km dari Kota Palu. Pantai Bonebula adalah Wilayah pesisir yang

dipengaruhi oleh pasang surut air laut atau disebut sebagai Zona Intertidal dan

beberapa faktor lain diantaranya Suhu, pH dan Salinitas.

Pantai Bonebula juga merupakan sebuah kawasan destinasi wisata yang

berada di Desa Towale Kecamatan Banawa Tengah Kabupaten Donggala

yang berbatasan langsung dengan Desa Limboro yang juga terdapat Pantai

Kaluku. Pantai Bonebula memiliki panjang garis pantai dari perbatasan

Pusentasi sampai Pantai Kaluku sejauh ± 1KM dan surut terjauh yaitu ± 200

meter. Laut Bonebula menyimpan banyak kekayaan organisme yang

terkandung di dalamnya, beragam hewan laut yang meliputi ikan, Bivalvia

atau Kerang, Gastropoda dan salah satu yang diteliti yaitu Lamun.

28
29

Gambar 4.1 Lokasi Penelitian Bonebula


(Sumber: Alimuakhir, 2022)

4.1.2 Kondisi Fisik-Kimia Lingkungan

Berikut ini adalah hasil pengukuran parameter lingkungan di Perairan

Pantai Bonebula meliputi suhu, salinitas dan pH.

1) Suhu

Berdasarkan hasil pengukuran suhu berada pada kisaran antara 29-

31°C, suhu pengamatan relatif stabil dan masih berada dalam kisaran suhu

optimal untuk pertumbuhan dan perkembangan lamun. Berdasarkan kondisi

suhu tersebut Wijayanti, (2007) mengemukakan bahwa suhu dengan kisaran

25-31°C masih layak untuk kehidupan tumbuhan laut karena masih sesuai

dalam kisaran optimal yang ditentukan.

2) Salinitas

Salinitas Kisaran salinitas perairan antar stasiun adalah 29‰. Nilai

salinitas masih dalam keadaan normal untuk kehidupan lamun dan biota

yang ada didalamnya, sebab pertumbuhan lamun menurut Dahuri, dkk.,

(2008) salinitas optimum berkisar 24-35‰.


30

3) pH

Nilai derajat keasaman yang diperoleh di Perairan Pantai Bonebula

menunjukkan bahwa pH perairan termasuk kisaran normal yaitu 6,2. Bagi pH

air laut di Indonesia yang pada umumnya bervariasi antara 6,0–8,5. Menurut

Souhoka, (2013) pH dengan nilai 7-8 masih bisa membantu kehidupan

organisme laut. Menurut Philips dan Menez, (1988) kisaran pH 7,8-8,2 adalah

kisaran yang normal.

4.1.3 Hasil Pengamatan Lamun di Perairan Pantai Bonebula

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada tiga stasiun

pengamatan, secara keseluruhan ditemukan 6 jenis lamun yang terdiri dari 2

famili, kelas liliopsida. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.2

sebagai berikut :

Tabel 4.1 Hasil Identifikasi Jenis-Jenis Lamun di Perairan Pantai

Bonebula Kecamatan Banawa Tengah Kabupaten Donggala.

No Famili Genus Spesies Substrat


Enhalus acoroides
1 Hydrocharitaceae Enhalus Berlumpur
(Linnaeus.F) Royle
Halophila ovalis (R. Pasir
2 Hydrocharitaceae Halophila
Brown) J.D Hooker berlumpur
Thalassia hemprichii
3 Hydrocharitaceae Thalassia Berpasir
(Ehrenberg) Aschers.
Halodule uninervis Lumpur
4 Hydrocharitaceae Halodule
(Forsk.) Aschers berpasir
Cymodocea rotundata
5 Potamagetonaceae Cymodocea Ehernberg & Hemprich Berlumpur
ex Aschetrs
Syringodium
6 Potamagetonaceae Syringodium isoetifolium (Aschers.) Berpasir
Dandy
31

4.1.4 Klasifikasi dan Deskripsi Lamun yang ditemukan di Perairan Pantai

Bonebula

Adapun klasifikasi dan deskripsi jenis-jenis lamun yang ditemukan

pada penelitian ini yaitu sebagai berikut :

1) Enhalus acoroides (Linnaeus.F.) Royle

Klasifikasi:

Regnum Plantae
Divisi Magnoliophyta
Classis Liliopsida
Ordo Hydrocaritales
Familia Hydrocaritaceae
Genus Enhalus
Species Enhalus acoroides (L.F.) Royle
Gambar 4.2 Enhalus acoroides
Ket: A. Lamun, B. Ujung Daun, C.
Perakaran
Deskripsi: Sumber: Dokumentasi pribadi 2023

Lamun jenis Enhalus acoroides tumbuh pada substrat pasir berlumpur,

memiliki daun yang tebal, bentuk daun memanjang seperti pita (strap-like) dengan

ujung daun (apex) membulat. Memiliki 2-5 helai daun, panjang daun berkisar antara

20-40 cm, lebar antara 0,6-1,5 cm dan warna daunnya hijau. Rimpang berukuran

antara 1-8,3 cm. Pada bagian ini juga diselubungi oleh sabut tebal berwarna hitam.

Terdapat akar-akar berwarna putih kecoklatan yang berukuran 1-27,7 cm, jenis

akarnya berupa akar tunggang. Mempunyai buah berambut berbentuk bulat telur

berukuran 4-7 cm. Lamun tersebut mempunyai bunga jantan yang putih dengan

tangkai yang pendek, bunga betinanya bertangkai panjang dengan kelopak

kemerah-merahan dan mahkota yang putih.


32

2) Halophila ovalis (R. Brown) J.D Hooker

Klasifikasi:

Regnum Plantae
Divisi Magnoliophyta
Classis Liliopsida
Ordo Hydrocaritales
Familia Hydrocaritaceae
Genus Halophila
Spesies Halophila ovalis (R. B) J.D Hooker
Gambar 4.3 Halophila ovalis
Ket: A. Lamun, B. Ujung Daun, C.
Perakaran
Sumber: Dokumentsi pribadi 2023
Deskripsi:

Lamun jenis Halophila ovalis tumbuh pada substrat pasir, pasir berlumpur,

berlumpur. Halophila ovalis memiliki daun yang berbentuk oval dengan ujung daun

(apex) tumpul (obtuse). Warna daunnya hijau. Memiliki tangkai daun (petiolate)

dengan panjang antara 0,1-4,1 cm dan akar 0,2-5,3 cm, panjang daun yang dimiliki

berkisar antara 0,3-2,7 cm dengan lebar daun 0,5-1,6 cm. Warna rimpang berwarna

putih dengan panjang 0,2-3,2 cm. Terdapat akar-akar berwarna coklat berukuran 80

cm, jenis akarnya berupa akar serabut.


33

3) Thalassia hemprichii (Ehrenberg) Aschers

Klasifikasi:

Regnum Plantae
Divisi Magnoliophyta
Classis Liliopsida
Ordo Hydrocaritales
Familia Hydrocaritaceae
Genus Thalassia
Spesies Thalassia hemprichii (E.) Aschers
Gambar 4.4 Thalassia hemprichii
Ket: A. Lamun, B. Ujung Daun, C.
Perakaran
Sumber: Dokumentsi pribadi 2023
Deskripsi:

Jenis lamun Thalassia hemprichii tumbuh pada substrat berpasir. Helai daun

membujur sampai sedikit lebar (pita) dengan beberapa garis coklat, ujung daun

membulat dengan panjang 5-20 cm, lebar daunnya 4-10 mm ujung daun tumpul

(obtuse) dan warna daunya hijau. Rimpang menjalar dengan diameter 2-5 mm

dengan warna putih kecoklatan. Terdapat akar-akar berwarna coklat, jenis akarnya

tunggang.
34

4) Halodule uninervis (Forsk.) Aschers

Klasifikasi:

Regnum Plantae
Divisi Magnoliophyta
Classis Liliopsida
Ordo Hydrocaritales
Familia Hydrocaritaceae
Genus Halodule
Spesies Halodule uninervis
(Forsk.) Aschers.

Gambar 4.5 Halodule uninervis


Ket: A. Lamun, B. Ujung Daun, C.
Perakaran
Sumber: Dokumentsi pribadi 2023

Deskripsi:

Lamun jenis Halodule uninervis tumbuh pada substrat lumpur berpasir atau

pasir dengan koral dari daerah pasang tinggi sampai pasang rendah. Panjang daun

5 sampai 15 cm, lebar 1 sampai 4 mm. Ujung daunnya bergerigi dan terbagi atas 3

titik dengan warna daun hijau tua. Rimpang menjalar diameternya 1-2 mm dengan

batang pendek berwarna putih pada setiap ruas dan terdapat 2-3 helai daun.

Memiliki urat atau tulang daun bagian tengah jelas. Terdapat akar-akar berwarna

putih, jenis akarnya serabut.


35

5) Cymodocea rotundata Ehernberg & Hemprich ex Aschetrs

Klasifikasi:

Regnum Plantae
Divisi Magnoliophyta
Classis Liliopsida
Ordo Najadales
Familia Potamagetonaceae
Genus Cymodocea
Spesies Cymodocea rotundata Ehernberg
& Hemprich ex Aschetrs
Gambar 4.6 Cymodocea rotundata
Ket: A. Lamun, B. Ujung Daun, C.
Perakaran
Sumber: Dokumentsi pribadi 2023
Deskripsi:

Cymodocea rotundata tumbuh pada substrat berlumpur. Cymodocea

rotundata mirip dengan Cymodocea serrulata, panjang daun 6-15 cm, lebar

daunnya 2-4 mm, bentuk daunnya seperti garis lurus sampai agak bulat dengan

ujung daun membulat. Warna daunnya hijau. Terdapat 2-3 helai daun pada setiap

ruas. Diameter rimpangnya 1-2 mm dengan batang pendek berwarna putih

kecoklatan dan memiliki internodus yang menghubungkan nodus satu dengan yang

lain, panjang antar ruas 1-4 cm. Terdapat akar-akar berwarna putih kecoklatan, jenis

akarnya serabut.
36

6) Syringodium isoetifolium (Aschers.) Dandy

Klasifikasi:

Regnum Plantae
Divisi Magnoliophyta
Classis Liliopsida
Ordo Najadales
Familia Potamagetonaceae
Genus Syringodium
Spesies Syringodium isoetifolium
(Aschers.) Dandy
Gambar 4.7 Syringodium isoetifolium
Ket: A. Lamun, B. Ujung Daun, C.
Perakaran
Sumber: Dokumentsi pribadi 2023
Deskripsi:

Lamun jenis Syringodium isoetifolium tumbuh pada substrat pasir atau

pasir. Daun berbentuk silindris dan panjang daun 6-30 cm, lebar daun berkisar 2-5

mm. Memiliki tangkai daun berbuku-buku serta batang yang pendek, ada 1-3 daun

bulat pada setiap ruas dengan Panjang 7-20 cm. Ujung daun membulat, daun

berwarna hijau dengan rimpang bulat berwarna putih kecoklatan dan menjalar

dengan cabang yang tidak teratur. Memiliki akar tiap nodus majemuk dan

bercabang.
37

4.1.5 Hasil Persentase Penilaian Kelayakan Media dalam Bentuk Buku Saku oleh

Tim Ahli

1) Hasil Penilaian Media Pembelajaran oleh Ahli Isi

Hasil penilaian oleh dosen validasi ahli isi media buku saku layak

digunakan sebagai media pembelajaran dan dapat menunjang proses

pembelajaran dengan jumlah persentase yang diperoleh, seperti disajikan

pada tabel 4.3.

Tabel 4.2 Persentase Kelayakan Media oleh Ahli Isi

Skala Persentase
No Aspek Penilaian
Penilaian (%)
1 Ketetapan judul dengan buku saku 3 60
2 Kesesuaian antara judul buku saku dengan
4 80
isi materi
3 Kesesuaian klasifikasi dan deskripsi lamun 4 80
4 Kejelasan gambar 3 60
5 Kejelasan jenis-jenis lamun 3 60
6 Ketepatan nama spesies 4 80
7 Ketepatan sumber pendukung sebagai
rujukan sumber bacaan yang relevan 4 80
dengan materi
8 Kefaktualisasi isi buku saku dengan
4 80
masalah terkini
Jumlah 29 580
Rata-rata 3,62 72,5 %
Nilai rata-rata tersebut menunjukkan buku saku layak digunakan sebagai
media pembelajaran.

2) Hasil Penilaian Media Pembelajaran oleh Ahli Desain

Hasil penilaian oleh dosen validasi ahli desain media buku saku sangat

layak digunakan sebagai media pembelajaran dan dapat menunjang proses

pembelajaran dengan jumlah persentase yang diperoleh, seperti disajikan

pada Tabel 4.4.


38

Tabel 4.3 Persentase Kelayakan Media oleh Ahli Desain

Skala Persentase
No Aspek Penilaian
Penilaian (%)
A. Uraian Materi
1 Ketepatan ukuran huruf 4 80
2 Kejelasan kalimat 5 100
3 Sistematika penulisan 4 80
4 Kemenarikan tampilan uraian materi 4 80
B. Gambar
1 Kesesuaian gambar dengan uraian materi 4 80
2 Kejelasan gambar untuk dipahami 4 80
3 Kemenarikan tampilan gambar 3 60
C. Teks Keterangan Gambar
1 Ketepatan letak 4 80
2 Ketepatan warna tulisan 5 100
3 Ketepatan ukuran huruf 4 80
4 Kemenarikan tampilan 4 80
Jumlah 45 900
Rata-rata 4,09 82 %
Nilai rata-rata tersebut menunjukkan buku saku Sangat layak digunakan
sebagai media pembelajaran.

3) Persentase Kelayakan Media oleh Ahli Media

Hasil penilaian oleh dosen validasi ahli media buku saku layak

digunakan sebagai media pembelajaran dan dapat menunjang proses

pembelajaran dengan jumlah persentase yang diperoleh, seperti disajikan

pada Tabel 4.5.

Tabel 4.4 Persentase Kelayakan Media oleh Ahli Media

Skala Persenta
No Aspek Penilaian
Penilaian se (%)
A. Sampul
1 Kemenarikan tampilan sampul buku saku 3 60
2 Kesesuaian ukuran huruf 3 60
3 Kesesuaian penempatan judul 3 60
4 Kesesuaian antara huruf dan warna sampul 2 40
B. Materi
1 Kesesuaian materi dan media yang
3 60
digunakan
39

2 Kualitas gambar yang digunakan 3 60


3 Ketepatan ukuran gambar 4 80
4 Kesesuaian ukuran huruf dalam media
3 60
pembelajaran
5 Ketetapan antara gambar dan deskripsi dalam
4 80
media pembelajaran
Jumlah 28 560
Rata-rata 3,11 62,2%
Nilai rata-rata tersebut menunjukkan buku saku Layak digunakan sebagai
media pembelajaran.

4) Hasil Penilaian Kelayakan Media Pembelajaran dalam Bentuk Buku Saku

oleh Kelompok Mahasiswa

Setelah dilakukan validai oleh tim ahli (dosen) yang meliputi ahli
media, ahli desain dan ahli isi. Selanjutnya validasi media pembelajaran
dalam bentuk buku saku tersebut dinilai oleh mahasiswa yang terdiri dari 25
orang. Jadi, rata-rata skor media pembelajaran buku saku berdasarkan nilai
validasi oleh kelompok mahasiswa yaitu 86,57 % (lampiran 9) atau lebih
jelasnya pada halaman 63.
Tabel 4.5 Persentase Kelayakan Media oleh Mahasiswa.

4.2 Pembahasan

4.2.1 Jenis-jenis Lamun yang terdapat di Perairan Pantai Bonebula

Hasil penelitian di Perairan Pantai Bonebula ditemukan 6 jenis lamun

yang tersebar di kawasan tersebut, yaitu Enhalus acoroides, Halophila ovalis,

Thalassia hemprichii, Cymodocea rotundata, Halodule uninervis,

Syringodium isoetifolium. Jenis-jenis lamun tersebut diperoleh berdasarkan

tipe substrat yaitu berlumpur, pasir berlumpur, berpasir. Selain itu, juga

dipengaruhi oleh kondisi fisik kimia. Hasil penelitian jenis lamun tersebut

disajikan dalam Tabel 4.7.


40

Tabel 4.6 Kemunculan Jenis Lamun di Perairan Pantai Bonebula

Total
No Spesies
Kemunculan
1 Enhalus acoroides 32
2 Halophila ovalis 25
3 Thalassia hemprichii 14
4 Halodule uninervis 24
5 Cymodocea rotundata 39
6 Syringodium isoetifolium 25

Pada Tabel 4.7 dapat dilihat bahwa kemunculan spesies Enhalus

acoroides sebanyak 32 kali atau sama halnya dengan 5%, Halophila ovalis

sebanyak 25 kali (6,36%), Thalassia hemprichii sebanyak 14 kali (11,35%),

Halodule uninervis sebanyak 24 (6,62%), Cymodocea rotundata sebanyak 39

kali (4,07%), Syringodium iseotifolium sebanyak 25 kali (6,36%). Tingginya

kemunculan Cymodocea rotundata menunjukkan bahwa kelangsungan hidup

dari lamun tersebut sesuai dengan karakteristik habitatnya sehingga

kemunculannya terlihat yang paling tinggi. Sebaliknya spesies Thalassia

hemprichii sebanyak 14 kali yang merupakan kemunculan terendah

kemunculan spesies Thalassia hemprichii yang rendah tersebut menunjukkan

bahwa kelangsungan hidup dari lamun tersebut tidak mampu hidup pada

substrat berlumpur sehingga tidak ditemukan pada stasiun 1 akan tetapi

ditemukan pada stasiun lainnya yang memiliki karakteristik substrat berpasir.

Berdasarkan hasil pengukuran parameter lingkungan dapat dicermati

bahwa bahwa suhu pada 3 stasiun berbeda, pada stasiun 1 (30°C), stasiun 2

(30°C) dan stasiun 3 (30°C) dengan kisaran pH air laut yaitu 6,5 ˗ 7,0.

Salinitas pada stasiun 1 (29 ‰), stasiun 2 dan 3 (30 ‰).


41

Penyebab kurangnya jenis yang ditemukan bisa sangat dipengaruhi oleh

faktor-faktor internal, seperti kondisi fisiologisnya dan metabolisme serta

faktor eksternal seperti zat-zat hara dan tingkat kesuburan perairan (Dahuri,

2003). Jumlah jenis yang diperoleh termasuk sedikit hal ini dipengaruhi oleh

substratnya tidak bervariasi. Lokasi penelitian lebih dominan substrat

berlumpur, sehingga jenis yang tumbuh tidak banyak dan jenis yang

didapatkan hanya tumbuh pada substrat khasnya. Hal lain yang

mempengaruhi yaitu faktor lingkungan seperti suhu, salinitas dan pH, ketiga

parameter tersebut cukup tinggi meskipun kondisi lingkungan ini masih

termasuk normal, namun hal ini dapat mempengaruhi pertumbuhan jenis-

jenis lamun yang hanya mampu hidup dan tumbuh subur pada kondisi

tertentu.

Hasil penelitian ini jika dibandingkan dengan daerah lain seperti di

Perairan Pulau Kelelawar Desa Tomoli Kecamatan Toribulu Kabupaten

Parigi Moutong yang telah diteliti lebih dulu oleh Ruzziqna (2016), jenis

lamun yang diperoleh lebih sedikit hanya 4 jenis yaitu Cymodocea rotundata,

Halodule uninervis, Enhalus acoroides, Halophila ovalis. Hal ini dipengaruhi

oleh faktor substrat, tipe substrat dasar di Perairan Pulau Kelelawar adalah

pasir berlumpur sehingga jenis lamun Halophila ovalis yang memiliki

substrat dasar yang berpasir dan di paparan terumbu karang tidak ditemukan

dan tidak berkembang biak dengan baik atau merata. Dibandingkan juga

dengan penelitian lainnya yaitu di Perairan Perairan Laut Desa Avolua yang

telah diteliti lebih dulu oleh Prisilia (2015), menemukan 6 jenis lamun yang
42

tergolong dalam famili Hydrocharitaceae seperti Enhalus acoroides,

Halophila ovalis, Thalassia hemprichii dan famili Potamagetonaceae seperti

Cymodocea rotundata, Cymodocea serrulata serta Syringodium isoetifolium.

Jenis-jenis lamun tersebut diperoleh berdasarkan substrat dan kondisi fisik-

kimia lingkungan perairan.

Hasil yang diperoleh dari peneliti di Perairan Pantai Bonebula

Kecamatan Banawa Tengah Kabupaten Donggala sama banyak dengan hasil

penelitian yang dilakukan di Perairan Pantai Desa Avolua yang dipengaruhi

oleh kondisi fisik-kimia lingkungan. Suhu pada lokasi penelitian di Desa

Avolua 28°C, Salinitas 27,4‰, pH 7,6 dan Suhu di Perairan Pantai Bonebula

30°C, Salinitas 29‰, pH 6,2. Hal ini merupakan salah satu faktor yang

menyebabkan jumlah jenis yang diperoleh lebih banyak. Faktor lainnya yaitu

tipe substrat di tempat penelitian bervariasi sehingga jenis yang hidup dan

tumbuh juga beragam. Seperti yang kita ketahui bahwa faktor kondisi fisik-

kimia lingkungan dan substrat sangat berperan penting dalam pertumbuhan

dan perkembangan jenis lamun.

Romimohtarto (2001), mengemukakan bahwa ada beberapa jenis

lamun yang tumbuh pada substart berlumpur, pasir dan karang diantaranya

Thalassia hemprichii, Enhalus acoroides, Halophila ovalis dikarenakan jenis

lamun tersebut dapat membentuk komunitas padang tunggal dan jenis tunggal

ini berasosiasi tinggi.


43

4.2.2 Manfaat Lamun

Manfaat lamun secara umum terbagi atas dua kelompok, yaitu manfaat

secara ekologi dan ekonomis. Manfaat secara ekologis lebih mengarah pada

fungsinya di perairan laut dangkal. Secara ekonomis dimanfaatkan oleh

manusia sebagai bahan baku produk-produk tradisional seperti pupuk, cerutu,

mainan anak-anak, keranjang anyaman, pengisi kasur, makanan dan jaring

ikan. Lamun juga sering dimanfaatkan sebagai bahan baku produk moderen

seperti penyaring limbah, stabilisator pantai, bahan baku pada pabrik kertas

dan bahan obat-obatan, bahan pakan ternak (Fachrul, 2007) dan jenis E.

acoroides dimanfaatkan oleh penduduk Kepulauan Seribu sebagai bahan

makanan dari bijinya (Yudista, 2010), buah lamun sebagai sumber makanan

alternatif (Wakano, 2013) dan senyawa tanin sebagai antioksidan (Hagerman,

2002).

4.2.3 Kelayakan Media Pembelajaran

Media pembelajaran yang di dalamnya terdapat uraian, keterangan,

serta gambar yang memudahkan pembaca untuk memahami isinya disebut

sebagai buku saku. Hasil dari penelitian ini dibuatkan media pembelajaran

dalam bentuk buku saku yang di dalamnya berisi materi tentang Jenis-jenis

Lamun di Perairan Pantai Bonebula Kecamatan Banawa Tengah Kabupaten

Donggala serta Pemanfaatannya Sebagai Media Pembelajaran. Untuk

mengetahui kelayakan media, maka buku saku tersebut terlebih dahulu di

validasi oleh tim ahli meliputi ahli isi, ahli media, ahli desain dan kelompok

mahasiswa yang terdiri dari 25 orang. Hasil penilaian dari para ahli serta
44

kelompok mahasiswa akan dipersentasekan berdasarkan kategori persentase

yang dikemukakan oleh Arikunto (2010).

Berdasarkan hasil penilaian media pembelajaran oleh ahli isi, untuk

kelayakan isi buku saku mendapatkan skor 3,62 dengan persentase 72,5 %.

Nilai rata-rata tersebut menunjukkan buku saku layak digunakan sebagai

media pembelajaran karena sudah sesuai dengan kategori persentase

kelayakan media yaitu 61%-80% masuk kategori layak. Adapun yang

menjadi saran atau komentar oleh ahli isi yaitu judul pada buku saku

diperbesar.

Penilaian kelayakan oleh ahli media buku saku yang di dalamnya

terdapat aspek penilaian meliputi sampul dan penilaian uraian materi.

Kelayakan media buku saku mendapatkan skor rata-rata 3,11 dan persentase

62,2%. Nilai rata-rata tersebut menunjukkan buku saku layak digunakan

sebagai media pembelajaran karena sesuai dengan kategori persentase

kelayakan media yaitu 61%-80% masuk kategori layak. Adapun saran atau

komentar oleh ahli desain yaitu tulisan judul pada sampul buku saku lebih

dibuat kontraks sehingga dapat jelas untuk dibaca.

Penilaian komponen kelayakan oleh ahli desain buku saku yang di

dalamnya terdapat 3 aspek penilaian meliputi uraian materi, gambar dan teks

keterangan gambar. Kelayakan media buku saku mendapatkan skor 4,09 dan

persentase 82% dengan kategori sangat layak. Berdasarkan kategori yang

dikemukakan Arikunto (2010) persentase dengan nilai 81%-100%

menyatakan media tersebut sangat layak digunakan. Adapun saran atau


45

komentar oleh ahli desain buku saku bahwa daftar isi tidak dicantumkan di

daftar pustaka.

Hasil uji coba buku saku yang dinilai oleh kelompok mahasiswa dengan

aspek penilaian terdiri dari 9 poin mendapatkan skor rata-rata 4,32 dengan

persentase 86,57 %. Nilai rata-rata tersebut menunjukkan buku saku sangat

layak digunakan sebagai media pembelajaran. Hal ini sesuai dengan kriteria

yang dikemukakan oleh Arikunto (2010) bahwa persentase dengan nilai 81%-

100% menyatakan bahwa buku saku tersebut sangat layak digunakan sebagai

media pembelajaran. Hasil penilaian oleh kelompok mahasiswa tersebut

disajikan dalam Tabel 4.6.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Perairan Pantai

Bonebula Kecamatan Banawa Tengah Kabupaten Donggala dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut :

Hasil penelitian ini diperoleh 2 famili, 6 genus dan 6 spesies dari famili

Hydrocharitaceae yaitu spesies Enhalus acoroides sebanyak 32 kali atau sama

halnya dengan 5%, Halophila ovalis sebanyak 25 kali (6,36%), Thalassia

hemprichii sebanyak 14 kali (11,35%), Halodule uninervis sebanyak 24

(6,62%), serta famili Potamagetonaceae yaitu Cymodocea rotundata sebanyak

39 kali (4,07%) dan Syringodium isoetifolium sebanyak 25 kali (6,36%) yang

terdapat di Perairan Pantai Bonebula. Hasil penelitian ini dapat digunakan

sebagai media pembelajaran berupa buku saku, dari hasil validasi yang

menunjukkan nilai kelayakannya itu sebesar 75,81%. Berdasarkan hasil

persentase menunjukkan bahwa buku saku yang dibuat layak digunakan

sebagai media pembelajaran.

5.2 Saran

Penelitian ini penting dilaksanakan di lokasi lainnya atau lokasi yang

belum pernah diteliti, agar masyarakat sejak dini mengetahui tentang arti

pentingnya keberadaan lamun di lingkungan pesisir, sehingga lingkungan

pesisir tidak lagi dijadikan sebagai tempat pembuangan akhir. Selain itu,

46
47

diharapkan bagi masyarakat, pemerintah dan instansi terkait perlu adanya

konservasi dan pelestarian lamun yang berada di Daerah tersebut.


DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, A. (2007). Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Armita, D. (2011). Analisis perbandingan kualitas air di daerah budidaya rumput


laut dengan daerah tidak ada budidaya rumput laut di Dusun Malelaya, Desa
Punaga, Kecamatan Mangara-bombang, Kabupaten Takalar. Universitas
Hasanuddin, Makassar.

Azkab. (2006). Ada Apa dengan Lamun. Bidang Sumberdaya Laut, Pusat Penelitian
Oseanografi-Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Jakarta.

Arikunto, S. (2010). Kategori persentase Kelayakan Media Pembelajaran:


Pendekatan Praktek. Edisi Revisi Kelima. Jakarta: Rineka Cimpta.

Dahuri, R. (2003). Keanekaragaman Hayati Laut: Aset Pembangunan


Berkelanjutan Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Dahuri, R., Jacub R., Sapta. P. G., & Stepu. M.J. (2008). Pengelolaan Sumberdaya
Wilayah Pesisir dan Lautan Terpadu. Jakarta: PT Pradnya Paramita.

Duarte, C. M. (1991). Seagrass Depth Limits. Aquatic Botany, 40 (4): 363-377.

Fathonah, U., Ningsih, K., & Titin. (2020). Pengaruh Media Buku Saku untuk
Meningkatkan Keterampilan Menulis Teks Eksposisi Kelas X MAN 4 Jakarta.

Fachrul, M. F. (2007). Metode Sampling Bioekologi. Bumi Aksara, Jakarta.

Faishol, Muhammad Lukman, Nurcahyo, H., Nugroho, D. A. S., Al Rizky, M.,


Hutanto, Y., Roni, S., Utama, A. P., Budi W, P., & Supriyadi. (2016).
Ekosistem padang padang lamun di Taman Wisata Perairan Kepulauan
Anambas (hal. 63). https://kkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-
pendukung/LKKPN PEKANBARU/File Dokumen/Ekosistem Padang Lamun
di TWP Anambas.pdf.

Fajarwati, D. S., Setianingsih, A.I., dan Muzani. (2015). Analisis Kondisi Lamun
(Seagrass) di Perairan Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu. Jurnal SPATIAL
Wahana Komunikasi dan Informasi Geografi, 13(1), 22-32.

Ginsburg, R. & H.A. Lowestan (1958). The influence of marine bottom


communities on the depositional environments of sediment. J. Geol. 66 (3):
310-318.

48
Hamuna B., Tanjung R. H.R., Suwito., Maury Hendra K., & Alianto. (2018). Kajian
Kualitas Air Laut dan Indeks Pencemaran Berdasarkan Parameter Fisika-
Kimia di Perairan Distrik Depapre, 16(1), 35-43.

Hagerman, A.E. (2002). Tannin Handbook. Departement of Chemistry and


Biochemistry, Miami University.

Hidayat, W., Warpala, S., & Sari, N. P. S. R. (2018). Komposisi Jenis Lamun
(Seagrass) and Karakteristik Biofisik Perairan di Kawasan Pelabuhan Desa
Celukanbawang, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng, Bali. In Jurnal
Pendidikan Biologi undiksha (Vol. 5, Nomor 2, hal. 133–145).

Karangan, J., Sugeng, B. & Sulardi, S. (2019). Uji Keasaman Air Dengan Alat
Sensor pH D STT Migas Balikpapan. Jurnal Kacapuri: Jurnal Keilmuan
Teknik Sipil, 2(1), hlm. 65-72.

KIKUCHI, T and J.M. PERES 1977. Consumer ecology of seagrass beds. In :


Seagrass ecosystem; a scientific perspective. Marcel Dekker, Inc. New York:
147-194.

Kordi K. M. G. H. (2011). Ekosistem Lamun (Seagrass) Fungsi, Potensi,


Pengelolaan. Jakarta: Universitas Indonesia Press.

Kim, H., Sefcik, J. S., & Bradway, C. (2016). Characteristics of Qualitative


Descriptive Studies: A Systematic Review. Research in Nursing & Health.
40(1), 23–42. doi:10.1002/nur.21768.

Maabuat, P. V., & Suoth, V. A. (2019). Pelatihan Jenis Dan Fungsi Lamun Di
Pesisir Dalam Upaya Konservasi Lamun Di Pesisir Kecamatan Bunaken
Daratan Kepada Siswa Sekolah Dasar GMIM Molas dan SD GMIM 88 Meras.
In VIVABIO: Jurnal Pengabdian Multidisiplin (Vol. 1, Nomor 2).
https://doi.org/10.35799/vivabio.1.2.2019.24935.
Nienhuis, P.H. (1993). Structure and functioning of Indonesian seagrass
ecosystems. In: Moosa, M.K., H.H. de Iongh, H.J.A. Blaauw & M.K.J.
Norimana (eds.). Proceedings of International Seminar Coastalzone
Management of Small Island Ecosystems. Univ. Pattimura, CML-Leiden
Univ. & AIDEnvironment Amsterdam, (82-86).

Nurmalasari, Y., & Erdiantoro, R. (2020). Perencanaan Dan Keputusan Karier:


Konsep Krusial Dalam Layanan BK Karier. Quanta, 4(1), 44–51.
https://doi.org/10.22460/q.v1i1p1-10.497.

Philips dan Menez (1988) Philips, R.C., E, G. Menez. (1988). Seagrass in:
Smithsonian contribusion to the. Marine Science no. 34.
Polit, D. F., & Beck, C. T. (2004). Nursing research: Principles and methods (7th
ed.). Philadelphia, PA: Lippincott Williams & Wilkins.

Polit, D. F., & Beck, C. T. (2009). International differences in nursing research,


2005–2006.

Rahmawati, N. L., Sudarmin & Krispinus. (2013). Pengembangan Buku Saku IPA
Terpadu Bilingual Dengan Tema Bahan Kimia Dalam Kehidupan Sebagai
Bahan Ajar di MTs. Unnes Science Education Journal 2(1): 158Indonesia, S.,
Pendidikan, F. I., & Muhammadiyah, U. (2020). Pengaruh Media Buku Saku
untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Teks Eksposisi Kelas X MAN 4
Jakarta.

Rahmawati, S., Irawan, A., Supriyadi, I. H., & Azkab, M. H. (2014). Panduan
Monitoring Padang Lamun. In Pusat Penelitian Oseanografi Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia (Nomor 1).

Riniatsih, I. (2016). Distribusi Jenis Lamun Dihubungkan dengan Sebaran Nutrien


Perairan di Padang Lamun Teluk Awur Jepara. In Jurnal Kelautan Tropis
(Vol. 19, Nomor 2, hal. 101). https://doi.org/10.14710/jkt.v19i2.824.
Rismayatika, F., Ikhsanti, H., & Tirani, N. R. (2019). Identifikasi perubahan
salinitas air di perairan sekitar pembangunan reklamasi citraland city Kota
Makassar menggunakan citra landsat 8. Seminar Nasional Penginderaan
Jauh ke-6, 2(1):(41–47).

Riyana, C. (2012). Media Pembelajaran. Jakarta : Direktorat Jenderal Pendidikan


Islam Kementerian Agama RI.

Romimohtarto, K. dan Juwana S. (2005). Biologi Laut: Ilmu Pengetahuan tentang


Biota Laut (Edisi Kedua). Jakarta: Djambatan.

Rustam, A., Kepel, T. L., Kusumaningtyas, M. A., Ati, R. N. A., Daulat, A.,
Suryono, D. D., Sudirman, N., Rahayu, Y. P., Mangindaan, P., Heriati, A., &
Hutahean, A. A. (2015). Ekosistem Lamun Sebagai Bioindikator Lingkungan
di P. Lembeh, Bitung, Sulawesi Utara (Seagrass Ecosystem As Environmental
Bioindicator In Lembeh Island, Bitung, North Sulawesi). Jurnal Biologi
Indonesia, 11(2), 233-241. https://doi.org/10.14203/jbi.v11i2.2197.

Setyono, Y.A., Sukarmin & Daru, W. (2013). Pengembangan Media Pembelajaran


Fisika Berupa Buletin Dalam Bentuk Buku Saku Untuk Pembelajaran Fisika
Kelas VIII Materi Gaya Ditinjau Dari Minat Baca Siswa. Jurnal Pendidikan
Fisika1(1): 118-126.
Short, F. T., McKenzie, L. J., Coles, R. G., Gaeckle, J. L. (2004). SeagrassNet
manual for scientifi c monitoring of seagrass habitat – worldwide edition.
University of New Hampshire, USA; QDPI, Nothern Fisheries Centre,
Australia. 71 pp.

Sjafrie, N. D. M., Hernawan, U. E., Prayudha, B., Rahmat, R., Supriyadi, I. H.,
Iswari, M. Y., Suyarso, S., Anggraini, K., & Rahmawati, S. (2018). Status
padang lamun Indonesia 2018. In Pusat Penelitian Oseanografi-LIPI (Vol. 53,
Nomor 9).

Souhoka, J. (2013). Kondisi dan Keanekaragaman Karang Batu di Perairan Pulau.


Gangga Sulawaesi Utara. Jurnal Ilmu kelautan, 18 (4), 213 – 224.

Supu, I., Usman, B., Basri, S., & Sunarmi. (2016). Pengaruh Suhu Terhadap
Perpindahan Panas Pada Material Yang Berbeda. Jurnal Dinamika, 7(1):62–
73.

Tangke, U., & Pendahuluan, I. (2010). EKOSISTEM PADANG LAMUN. 3(Mei),


9–29.

Thayer, G.W., S.M. Adams and M.W. La Croix. (1975). Structural and functional
aspects of a recently established Zostera marina community. In : L.E.
CRONIN (ED.)

Wakano, D. (2013). Seagras enhalus acoroides Food Sources Lomin village


community east of seram.Pemanfaatan buah lamun Enhalus acoroides sebagai
sumber makanan alternatif Masyarakat Desa Lomin seram bagian Timur.
Fmipa Universitas Pattimura (Prosiding).

Wakkary, P. G., & Manu, G. D. (2021). Inventarisasi Jenis Lamun (Seagrass) di


Perairan Talise Kecamatan Likupang Barat Minahasa Utara Sulawesi Utara.
In Jurnal Perikanan dan Kelautan Tropis (Vol. 12, Nomor 1, hal. 1–6).
Wijana, Nyoman. (2014). Biologi dan Lingkungan. Yogyakarta: Plantaxia.

Wijayanti, H.M, (2007). Kajian Kualitas Perairan di Pantai Kota Bandar Lampung
Berdasarkan Komunitas Hewan Makrobenthos. Tesis Program Magister
Manajemen Sumberdaya Pantai. Universitas Diponegoro Semarang. 89 hal.

Yudista, A. (2010). Lamun Http://www. Tnl. Kepulauan


Seribu.net/indeks.php?which=11 [2 Juni 2011].

Zurba, N. (2018). Pengenalan Padang Lamun Suatu Ekosistem yang Terlupakan.


Unimal Press, 1–114.
L

N
53

Lampiran 1. Jadwal Penelitian

Bulan
No Kegiatan September Januari Februari Maret April Mei Juni
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengurusan SK Dosen
Pembimbing
2 Seminar Proposal

3 Revisi dan permohonan


surat izin penelitian
4 Pelaksanaan Penelitian
5 Pengolahan dan analisa
data hasil penelitian
6 Pembuatan media
pembelajaran
7 Seminar hasil
8 Perbaikan hasil penelitian
9 Penyusunan jurnal
11 Skripsi yudisium
12 Wisuda (Clearing 2)
54

Lampiran 2. Surat Izin Penelitian


55
56

Lampiran 3. Peta Pantai Bonebula

Stasiun 1

Stasiun 2

Stasiun 3

Keterangan:

= Letak Stasiun
57

Lampiran 4. Tabel Pengukuran Suhu Lingkungan


Faktor Fisik-Kimia
Stasiun pH/ppt Suhu°C Salinitas ‰
Stasiun 1 (Berlumpur) 6,70 30 29
Stasiun 2 (Pasir Berlumpur) 6,79 29 30
Stasiun 3 (Berpasir) 6,63 30 30
58

Lampiran 5. Media Buku Saku


59
60
61
62

Lampiran 6. Lembar Validasi Buku Saku (Ahli Isi)


63

Lampiran 7. Lembar Validasi Buku Saku (Ahli Desain)


64

Lampiran 8. Lembar Validasi Media Pembelajaran (Ahli Media)


65

Lampiran 9. Lembar Penilaian Buku Saku Pada Uji Coba (Mahasiswa)

No Nama Aspek Penilaian


Mahasiswa
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Ervina 5 4 5 5 4 4 5 4 5
2 Alfina 5 4 4 4 4 5 5 5 5
3 A.Nurmalawati 5 5 4 4 4 5 5 5 5
4 Husain 5 4 4 4 5 4 5 5 5
5 Afdhalul Ziari 5 4 3 5 4 4 5 4 4
6 Ahsyaban 4 3 5 4 4 5 5 5 5
7 Hendrawan
4 4 4 5 3 5 4 4 5
Uno
8 Maryam 5 5 3 5 4 5 5 5 5
9 I Wayan
5 4 5 4 4 4 5 5 5
Sariana
10 Mutiara D. 4 5 4 4 4 4 5 5 5
11 Winanda 4 5 5 5 4 4 5 4 5
12 Rahmadani 4 4 5 5 4 5 4 5 5
13 Murfadz
3 3 3 4 4 4 4 4 3
Maharani
14 Radifa Zahra 3 3 3 4 4 4 4 4 5
15 Delia
3 4 3 3 4 3 4 4 4
Nurhaliza
16 Tiara Elsa 5 5 4 4 5 4 5 5 5
17 Wanty Aprilia 4 4 3 4 4 4 3 3 5
18 Muhammad
4 5 3 3 4 4 5 5 5
Ari Hidayat
19 Nisra 3 4 4 4 5 4 4 4 4
20 Fabilka Aura
4 5 5 4 5 4 5 4 5
Rinika
21 Komang Devi
4 4 4 4 4 4 4 4 5
Desniati
22 Intan
Ramadhani 4 4 4 4 5 4 5 5 4
Kahar Putri
23 Septiana 4 4 4 5 5 4 5 5 5
24 Susi Wasni 4 4 5 5 4 4 5 4 5
25 Algita Nuraeni
5 5 4 4 5 5 5 4 5
Rantung
4,20 4,20 4,00 4,24 4,24 4,24 4,64 4,44 4,76
Skor Perolehan
38,96
66

84 84 80 84,8 84,8 84,8 92,8 88,8 95,2


Persentase
779,2
Rata-rata Skor= 4,32 Persentase= 86,57%

Rumus:
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 779,2
Rata-rata = = = 86,57 %
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑡𝑒𝑚 𝑎𝑠𝑝𝑒𝑘 𝑝𝑒𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖𝑎𝑛 9
Jadi, rata-rata skor media pembelajaran buku saku berdasarkan nilai validasi
oleh kelompok mahasiswa yaitu 86,57 %.
67

Lampiran 10. SK Pembimbing


68
69

Lampiran 11. Dokumentasi Penelitian

1. Alat yang digunakan

2. Pengukuran Tansek Penempatan Transek

3. Lokasi Pengambilan Sampel

(Berlumpur) (Pasir Berlumpur) (Berpasir)


70

4. Pengukuran Kondisi Fisik-Kimia Lingkungan

5. Pengambilan Sampel

6. Proses Identifikasi
71

Lampiran 12. Riwayat Hidup

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Ramlah, lahir di Bangkir pada tanggal 30 Desember 2001. Penulis merupakan

anak ketiga dari 3 bersaudara, pasangan Moh. Amin dan Hj. Hasmawati. Penulis

menyelesaikan pendidikan dasar pada tahun 2013 di SDN 5 Bangkir dan

menamatkan pendidikan menengah pertama di MTS DDI Bangkir pada tahun 2016

serta menyelesaikan pendidikan menengah atas di SMAN 1 Dampal Selatan pada

tahun 2019. Pada tahun yang sama penulis diterima dan terdaftar sebagai

mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan Matematika dan

Ilmu Pengetahuan Alam melalui jalur penerimaan Seleksi Mandiri Masuk Prguruan

Tinggi (SMMPTN) di Universitas Tadulako.


72

Lampiran 13. Biodata Peneliti

BIODATA

I. UMUM

1. Nama : Ramlah

2. Tempat, Tanggal Lahir : Bangkir, 30 Desember 2001

3. Jenis Kelamin : Perempuan

4. Nama Orang Tua

a) Ayah : Moh. Amin

b) Ibu : Hj. Hasmawati

5. Agama : Islam

6. Email : ramlahraa929@gmail.com

7. Nomor Hp : 0822-9392-2044

II. PENDIDIKAN

1. SD : SD Negeri 5 Bangkir (2008-2013)

2. SMP : MTS DDI Bangkir (2013-2016)

3. SMA : SMA Negeri 1 Dampal Selatan (2016-2019)

4. PT : Universitas Tadulako (2019-2023)

Anda mungkin juga menyukai