SKRIPSI
Melia Cahyani
NPM 17320090
SKRIPSI
Melia Cahyani
NPM 17320090
HALAMAN PERSETUJUAN
Pembimbing I Pembimbing II
Skripsi Berjudul
BENTUK DAN KELIMPAHAN MIKROPLASTIK PADA PERMUKAAN AIR
DI PANTAI SENDANG SIKUCING KABUPATEN KENDAL PROVINSI
JAWA TENGAH DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PEMBELAJARAN
BIOLOGI
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji pada Hari …..……….., 2021 dan
dinyatakan telah memenuhi syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan.
Panitia Ujian
Ketua, Sekretaris,
Anggota Penguji :
1. Fibria Kuswinarni, S.Si.,M.Si. (………………………………)
NPP. 088101209
2. Rivanna Citraning R. S.Si.,M.Pd. (………………………………)
NPP. 098101248
3. M. Anas Dzakiy, S.Si.,M.Sc. (………………………………)
iv
NPP. 108001295
v
PERNYAN KEASLIAN SKRIPS
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO:
Yang lebih berhak untuk kita apresiasi adalah diri kita sendiri.
Lakukan segala sesuatu atas restu orang tua, karena restunya mewakili
ridhaNya.
Cara terbaik meminimalisir kecewa adalah dengan tidak menggantungkan
harapan kepada siapapun, kecuali Allah SWT.
PERSEMBAHAN:
Dengan mengucap syukur kepada Allah SWT, skripsi ini saya
persembahkan kepada:
1. Bapak, Ibu dan kedua adik laki-laki saya serta keluarga besar tercinta
yang senantiasa mendoakan, mendukung dan membiayai kuliah dengan
penuh perjuangan sehingga memotivasi saya dan memberikan semangat
untuk menyelesaikan skrispi.
2. Ibu Fibria Kaswinarni, S.Si., M.Si. dan Ibu Rivanna Citraning, S.Si.,
M.Pd. selaku dosen pembimbing 1 dan 2 yang senantiasa membantu dan
membimbing saya untuk menyelesaikan skripsi.
3. Dosen Pendidikan Biologi FPMIPATI Universitas PGRI Semarang yang
telah mendidikan dan memberikan motivasi.
4. Kepada Ibu Eny Hartadiyati W.H., M.Si.Med selaku dosen wali yang
selalu membimbing selama menjadi mahasiswa Pendidikan Biologi
Universitas PGRI Semarang.
5. Seseorang yang selalu menemani dan memberikan support system,
motivasi, ketenangan, juga arahan sehingga dapat menyelesaikan skripsi.
6. Sahabat tercinta saya Sinta Dewi Nuraini, Ipah (Novian Nur Khutmaidah),
Hanung Pramudya, Alfian Wicaksono yang selalu memberikan semangat.
7. Tim penelitian saya Nur Wahidah, Trisya Indriyani, Fendrix Setya yang
selalu memberikan dukungan penuh dan membantu saya.
vii
8. Sahabat saya Camaylia Maulidha Ulil Azmi yang selalu memberi
semangat juga mendukung saya dalam segala hal.
9. Kepala Pengelola Pantai Sendang Sikucing yang telah memberikan izin
untuk melakukan penelitian ditempat.
10. Teman-teman seperjuangan Pendidikan Biologi Angkatan 2017 kelas C.
11. Almamater Universitas PGRI Semarang.
viii
BENTUK DAN KELIMPAHAN MIKROPLASTIK PADA PERMUKAAN
AIR DI PANTAI SENDANG SIKUCING KABUPATEN KENDAL
PROVINSI JAWA TENGAH DAN IMPLEMENTASINYA DALAM
PEMBELAJARAN BIOLOGI
Oleh:
Melia Cahyani
Email: meliacahyani1999@gmail.com
ABSTRAK
ix
KATA PENGANTAR
Tidak ada kata yang paling indah selain puji dan syukur atas kehadirat
Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan juga hidayah-Nya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “BENTUK DAN
KELIMPAHAN MIKROPLASTIK PADA PERMUKAAN AIR DI PANTAI
SENDANG SIKUCING KABUPATEN KENDAL PROVINSI JAWA TENGAH
DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI” yang
merupakan syarat dalam rangka menyelesaikan untuk menempuh gelar Sarjana
Pendidikan Biologi di Fakultas Pendidikan Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam
dan Teknologi Informasi Universitas PGRI Semarang. Sholawat serta salam selalu
tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah memberikan syafa’at
kepada umatnya pada hari akhir.
x
6. Tim Riset Mikroplastik yang telah berkerja sama untuk menyelesaikan
penelitian skripsi.
7. Orang tua, sahabat, saudara, teman-teman serta semua pihak yang tidak
dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu dan memberi
dukungan serta motivasi kepada penulis dalam penyelesaian skripsi.
8. Bapak ibu dosen Program Studi Pendidikan Biologi yang telah mendidik
memberikan petuah, nasehat, dan arahan kepada penulis selama masa
perkuliahan.
9. Almamater tercinta Universitas PGRI Semarang.
Penulis
xi
DAFTAR ISI
xii
3.5 Analisis Data................................................................................................20
3.6 Penyusunan LKPD..................................................................................20
BAB IV..................................................................................................................24
HASIL DAN PEMBAHASAN..............................................................................24
4.1 Hasil data.................................................................................................24
4.2 Pembahasan.............................................................................................28
BAB V....................................................................................................................39
KESIMPULAN DAN SARAN..............................................................................39
5.1 Kesimpulan..............................................................................................39
5.2 Saran........................................................................................................39
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................41
LAMPIRAN...........................................................................................................46
xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 9. jenis mikroplastik pada permukaan air. (a) film (b) fiber (c)
fragmen ...........................................................................................28
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1.1 Bentuk-bentuk mikroplastik yang ditemukan pada tiap lokasi .......23
xv
DAFTAR LAMPIRAN
xvi
1
BAB I
PENDAHULUAN
warga yang cukup padat. Mulai dari kegiatan warga hingga kegiatan
pariwisatanya. Hal ini dapat menjadi penyebab utama tercemarnya
perairan di pantai. Kegiatan warga yang dapat mencemari perairan pantai
adalah pembuangan limbah rumah tangga secara langsung ke laut,
pembuangan limbah pabrik, maupun aktivitas dari wisatawan.
Pembuangan limbah rumah tangga secara langsung ke laut dapat
menyebabkan penyebaran sampah. Penyebaran sampah laut dipengaruhi
oleh pergerakan arus (Zulkarnaen, 2017). Gerakan massa air/arus tersebut
dapat membawa sampah di perairan dengan jarak yang cukup jauh
(NOAA, 2016). Hal ini tentu saja dapat menyebabkan gangguan terhadap
ekosistem perairan laut baik secara langsung maupun secara tidak
langsung (Lolodo & Nugraha, 2020). Sampah laut yang banyak menjadi
masalah sampai saat ini adalah sampah plastik karena proses degradasinya
membutuhkan waktu yang lama. Partikel ini sangat tahan untuk periode
waktu yang sangat lama di lingkungan laut(Adisaputra, 2021). Plastik juga
berpotensi menimbulkan dampak yang sangat besar dan dapat menyerap
bahan kimia beracun seperti PBTs (persistent, bioaccumulative andtoxic
substances)dan POPs (persistent organic pollutants). Sampah plastik yang
berakhir di laut banyak ditemukan mengapung dan memiliki berbagai
ukuran yang diklasifikasikan menjadi makroplastik dan mikroplastik
(Fendall and Sewel, 2009). Mikroplastik dapat dibedakan berdasarkan
sumbernya yaitu primer dan sekunder. Sumber primer mikroplastik adalah
sampah plastik dari produk pembersih serta kosmetik seperti scrubber
yang mengandung jenis plastik Polyesthylene, polyprophylene, dan
polystyrene dan juga produksi pellet yang digunakan sebagai bahan baku
pembuatan plastik. Sedangkan sumber sekunder mikroplastik adalah
pemecahan barang-barang plastik yang besar menghasilkan mikroplastik
berupa fragmen atau serat (Browne, et al., 2011). Daerah dengan
kepadatan penduduk yang tinggi sering dikaitkan dengan sumber sekunder
dari mikroplastik. Berbagai ukuran ini disebabkan karena baik di laut
maupun di darat, sampah plastik akan mengalami fragmentasi dan
3
pengecilan ukuran akibat terkena sinar UV dalam waktu lama dan juga
mengalami goncangan fisik oleh keadaan alam (EFSA Contam Panel,
2016). Pencemaran yang bersumber dari mikroplastik merupakan salah
satu permasalahan global (Mardiyana & Kristiningsih, 2020)
Pencemaran mikroplastik mempunyai dampak luas, diantaranya
kesehatan manusia, ekonomi, pariwisata dan estetika pantai (Thompson et
al., 2009). Mikroplastik di lingkungan pesisir dan laut menyebabkan
kerusakan serius pada kehidupan laut, ikan, kematian hewan laut melalui
lilitan dan menelan puing-puing plastik, (Wilcox et al., 2015).
Mikroplastik memengaruhi kesehatan biota laut karena proses
bioakumulasi dan masuknya zat berbahaya ke dalam rantai makanan
(Purba et al., 2019).
Mikroplastik tidak dapat dengan mudah dihilangkan dari
lingkungan laut karena plastik merupakan bahan yang sangat persisten.
Partikel dari mikroplastik hampir 85% berada pada permukaan laut (Purba
et al., 2019). Permukaan air laut menjadi titik penting dari pencemaran
mikroplastik. Hal ini karena sampah plastik yang berada di laut akan
mengapung pada permukaan air sehingga dapat menimbulkan pencemaran
baik pada wilayah perairan tersebut maupun pada biota laut yang
menempatinya hingga mampu berdampak pada manusia(Ismi et al.,
2019).Hampir semua jenis plastik akan melayang ataupun mengapung
dalam badan air sehingga menyebabkan plastik terkoyak-koyak dan
terdegradasi oleh sinar matahari (fotodegradasi), oksidasi, dan abrasi
mekanik yang membentuk partikel-partikel plastik (Dan, n.d.)
Secara fisik keberadaan mikroplastik umumnya dapat memicu
pembengkakan pada saluran pencernaan manusia dan juga hewan.
Mikroplastik diperkirakan juga dapat bertranslokasi dalam tubuh manusia
jika berukuran <150 mikrometer. Perkiraan tersebut berpedoman pada
studi hewan mamalia seperti anjing dan tikus karena belum ada studi
penelitian mikroplastik yang dilakukan pada manusia ( Lusher et al.,
2017).
4
baik udara, tanah, air tawar, laut. Pada laut mikroplastik tersebar di
pantai, perairan dangkal, perairan dalam. (Velzeboer et al, 2014
dalam Lusher & Peter, 2017)
b. Fiber atau Filamen
Bentuk fiber pada dasarnya berasal dari pemukiman
penduduk yang berada di daerah pesisir dengan sebagian besar
masyarakat yang bekerja sebagai nelayan seperti penangkapan ikan
dengan menggunakan berbagai alat tangkap, kebanyakan alat
tangkap yang dipergunakan nelayan berasal dari tali (jenis fiber)
atau karung plastik yang telah mengalami degradasi. (Kuasa, 2018)
c. Film
Film merupakan polimer plastik sekunder yang berasal dari
fragmentasi kantong plastik atau plastik kemasan dan memiliki
densitas rendah. Film mempunyai densitas lebih rendah
dibandingkan tipe mikroplastik lainnya sehingga lebih mudah
ditransportasikan hingga pasang tertinggi. (Kuasa, 2018)
d. Fragmen
Jenis fragmen pada dasarnya berasal dari buangan limbah
atau sampah dari pertokoan dan warung-warung makanan yang ada
di lingkungan sekitar. Sampah plastik tersebut terurai menjadi
serpihan-serpihan kecil hingga tipe fragmen. (Kuasa, 2018)
e. Kelimpahan
Kelimpahan merupakan jumlah individu yang menempati
wilayah tertentu atau jumlah suatu spesies per kuadrat atau
persatuan volume (Michael, 1984 h.57)
f. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
LKPD didefinisikan sebagai suatu bahan ajar cetak berupa
lembar-lembar kertas yang berisi materi, ringkasan, dan
petunjuk-petunjuk pelaksanaan tugas pembelajaran yang harus
dikerjakan oleh peserta didik dengan mengacu Kompetensi
Dasar (KD) yang harus dicapai (Andi Prastowo, 2012: 204). LKPD
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Mikroplastik
2.1.1 Definisi
Sampah-sampah di laut merupakan salah satu sumber pencemaran laut
dan sebagai penyebab global berbagai dampak ekologis (Vegtner et al.,
2014). Sampah antropogenik terakumulasi di ekosistem laut di seluruh
dunia, dari perairan pesisir sampai laut dalam. Mayoritas sampah
antropogenik yang ditemukan di laut terdiri dari bahan plastik (60-80%)
(Derraik, 2002;Vegtner et al., 2014). Sampah yang masuk ke laut akan
membuat kelestarian alam laut semakin terancam, karena membutuhkan
waktu yang lama untuk menguraikannya (Di & Ujung, 2020).
Plastik sudah menjadi bagian kehidupan modern, ditemui setiap hari
dalam kemasan makanan dan minuman, dalam barang-barang rumah
tangga. Plastik populer karena sifatnya yang ringan, tahan lama dan harga
murah, tetapi umur panjangnya menghadirkan tantangan ketika dibuang
tidak benar, menghasilkan akumulasi jangka panjang di lingkungan. Tujuan
akhir pembuangan barang-barang plastik adalah lautan (Joesidawati, 2018).
di mana mereka membentuk makroplastik (potongan plastik >5 mm, Moore,
2008) dan mikroplastik (potongan plastik <5 mm, Nizzetto et al., 2016).
Kejadian, kuantitas, jenis dan konsekuensi terhadap lingkungan akibat
pencemaran plastik di daerah pesisir dan lautan telah dipelajari dengan baik
sejak awal 1970-an (Carpenter and Smith, 1972). Mikroplastik dapat
terakumulasi dalam jumlah yang tinggi pada air laut dan sedimen (Hidalgo-
Ruz et al.,2012). Ukuran mikroplastik yang sangat kecil dan jumlahnya
yang banyak di lautan membuat sifatnya ubiquitous dan bioavailability bagi
organisme akuatik tinggi. Akibatnya mikroplastik dapat termakan oleh
biota laut (Li et al., 2016). Ketika mikroplastik berada di air maka akan
mengapung bergantung pada densitas polimernya. Kemampuan
mikroplastik mengapung menentukan posisi mikroplastik di air dan
9
interaksinya dengan biota (Lusher et al., 2017). Polimer yang lebih padat
dari air laut misalnya PVC akan mengendap sedangkan yang densitasnya
rendah seperti PE dan PP akan mengapung. Sepanjang berada di perairan
partikel plastik mengalami biofouling, terkolonisasi organisme sehingga
tenggelam. Mikroplastik dapat pula terdegradasi, terfragmentasi dan
melepas bahan perekat sehingga partikel akan berubah densitasnya dan
terdistribusi di antara permukaan dan dasar perairan (Widianarko &
Hantoro, 2018).
2.1.2 Bentuk Mikroplastik
Mikroplastik secara luas digolongkan berdasarkan menurut karakter
morfologi yaitu ukuran, bentuk dan warna (Tunggul et al., n.d.).
Mikroplastik dapat ditemukan dalam produk penggunaan sehari-hari seperti
facial scrub, cat atau dari pecahan makroplastik yang lebih besar
(mikroplastik sekunder) (Lestari & Nurdiansyah, 2019). Mikroplastik jenis
fiber dipengaruhi oleh tingginya aktivitas penangkapan ikan yang turut
menyumbang debris mikroplastik pada lautan. Mikroplastik berbentuk
fragmen merupakan partikel potongan suatu produk plastik yang tersusun
dari polimer sintesis yang kuat. Umumnya mikroplastik tipe fragmen
berasal dari sampah botol minuman, sampah wadah toples, sampah
berbahan mika, serpihan galon air, dan serpihan dari pipa paralon (Dewi et
al., 2015). Mikroplastik berbentuk film terbentuk dari sampah kemasan
produk siap saji, kemasan produk keperluan rumah tangga dan kantong
plastik yang telah terdegradasi. Sampah plastik tersebut akan terurai
menjadi serpihan kecil mikroplastik berbentuk film. Mikroplastik berbentuk
film berasal dari plastik yang memiliki densitas rendah yang dapat terurai
dengan cepat menjadi mikroplastik (Yudhantari et al., 2019)
2.2 Proses Terbentuknya Mikroplastik
Isu mengenai polusi lautan oleh partikel mikroplastik telah membuka
mata banyak orang tentang potensi bahaya yang mengincar biota laut dan
manusia akibat pembuangan sampah plastik ke laut secara sembarangan.
Tanpa disadari pemakaian kemasan plastik dan bahan-bahan lain yang
10
Kerangka Berfikir
BAB III
METODE PENELITIAN
19
20
V=pxlxa
Dimana :
V = Volume air yang tersaring ( Liter)
p = Panjang mulut alat pengambilan sampel (15 cm = 1,5 dm)
l = ½ lebar mulut alat pengambilan sampel (½ 15 cm= 0,75 dm)
a = Jarak tempuh (1 m = 10 dm)
Volume air tersaring yang sudah didapat, digunakan untuk menghitung
kelimpahan mikroplastik dengan rumus berdasarkan (Masura et al., 2015)
atau materi LKPD, perlu kita ketahui bahwa materi LKPD sangat
bergantung pada kompetensi dasar yang akan dicapainya.
Keempat, memperhatikan struktur LKPD. Ini adalah langkah
terakhir dalam penyusunan sebuah LKPD. Ibarat akan membangun
sebuah rumah, maka kita harus paham struktur rumah tersebut. Ada
fondasi, di bagian dasarnya, kemudian di atasnya ada tembok dan
bagian paling atas yaitu atap. Hal yang sama juga terjadi dalam
penyusunan LKPD. Kita mesti memahami bahwa struktur LKPD
terdiri atas enam komponen yaitu judul, petunjuk belajar,
kompetensi yang akan dicapai, informasi pendukung, tugas-tugas
dan langkah-langkah kerja, serta penilaian.
No Skor Kategori
.
1. 4 SS : Sangat Sesuai
2. 3 S : Sesuai
3. 2 KS : Kurang Sesuai
4. 1 TS : Tidak Sesuai
23
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
24
25
17%
Fragmen
Film
43%
Fiber
39%
10%
Fragmen
Film
46% Fiber
44%
18%
Fragmen
Film
Fiber
24% 59%
15% Fragmen
Film
Fiber
48%
37%
4.2 Pembahasan
4.2.1 Lokasi pengambilan sampel air
Gambar 9. jenis mikroplastik pada permukaan air. (a) film (b) fiber (c)
fragmen
Pengambilan sampel air di pantai Sendang Sikucing dilakukan
dengan cara menentukan lokasi pengambilan menjadi 6 titik.
Pembuatan transek didasarkan pada lokasi yang berdekatan dengan
pemukiman warga (titik 1 dan 2), lokasi kawasan wisata (titik 3 dan 4)
dan juga lokasi yang berdekatan dengan dermaga (titik 5 dan 6)
dengan masing-masing lokasi dibagi menjadi dua titik
Pada sampel air yang diambil di titik 1 ditemukan terdapat 26
partikel mikroplastik yang telah mengontaminasi sampel air. Terdapat
14 partikel bentuk Fragmen 7 partikel bentuk Film dan 5 partikel
bentuk Fiber. Bentuk partikel yang paling mendominasi pada titik 1
adalah bentuk Fragmen. Menurut Mauludy et al., 2019 banyaknya
mikroplastik bentuk Fragmen berasal dari potongan produk plastik
dengan polimer sintesis yang kuat seperti patahan plastik yang lebih
30
besar. Pada sampel air yang berasal dari titik 2 terdapat 20 partikel
mikroplastik yang ditemukan. Terdiri dari 11 partikel bentuk Film, 6
partikel bentuk Fragmen dan juga 3 partikel bentuk Fiber. Pada titik 2
partikel mikroplastik yang paling banyak ditemukan adalah bentuk
Film. Menurut Mauludy et al., (2019), partikel mikroplastik bentuk
film berasal dari potongan plastik yang memiliki lapisan sangat tipis
berbentuk lembaran dengan densitas yang rendah dan banyak berasal
dari potongan degradasi kantong-kantong plastik. Sampah yang
memiliki daya apung tinggi membuat sampah lebih banyak terpapar
sinar matahari sehingga akan lebih cepat terdegradasi menjadi
mikroplastik, hal ini yang menyebabkan mikroplastik jenis film lebih
banyak ditemukan daripada mikroplastik jenis lain. Banyaknya
pertikel mikroplastik yang ditemukan juga dipengaruhi oleh lokasi
pengambilan sampel air. Titik 1 merupakan lokasi yang paling
berdekatan dengan pemukiman warga. Banyak sampah hasil limbah
rumah tangga ditemukan ditepian pantai seperti botol plastik yang
mengakibatkan mikroplastik bentuk Fragmen mendominasi lokasi
perairan tersebut karena hasil dari degradasi botol plastik tersebut dan
mempunyai kandungan polimer sintesis yang lebih kuat. Untuk titik 2
merupakan lokasi yang masih sama yaitu kawasan perairan yang dekat
dengan pemukiman warga, hanya saja pada titik 2 ini sampah plastik
dengan densitas polimer yang rendah seperti plastik dan kresek lebih
banyak ditemukan. Hal ini mengakibatkan mikroplastik dengan
bentuk Film lebih mendominasi perairan tersebut.
Titik 3 yang berlokasi di kawasan wisata ditemukan 25 partikel
mikroplastik. Mikroplastik tersebut terdiri dari 11 partikel berbentuk
Film, 12 partikel dengan bentuk Fragmen dan 2 partikel berbentuk
fiber. Kawasan pantai menghasilkan banyak sampah yang berasal dari
wisatawan yang secara langsung membuang sampah ke laut. Hal ini
mengakibatkan mikroplastik bentuk Fragmen paling banyak
ditemukan karena berasal dari degradasi sampah plastik dengan
31
saji dan buangan sampah perkantoran (Elsa, 2019). Hal ini sesuai
dengan ditemukannya banyak sampah yang berasal dari botol
minuman plastik juga plastik makanan ringan yang terdapat disekitar
kawasan dermaga. Jenis Fiber paling sedikit ditemukan karena pada
lokasi dermaga tersebut tidak digunakan sebagai pemberhentian kapal
nelayan yang menghasilkan mikroplastik bentuk Fiber dari tali atau
jaring nelayannya. Titik 5 dan 6 sebagian besar digunakan sebagai
jalur kapal penumpang untuk wisata dikawasan pantai.
Dari semua sampel air, mikroplastik yang paling banyak
ditemukan adalah mikroplastik bentuk Fragmen. Mikroplastik bentuk
Fragmen berjumlah 62 partikel. Mikroplastik jenis fragmen adalah
mikroplastik yang berasal dari potongan produk plastik dengan
polimer sintesis yang kuat. Kelimpahan plastik jenis fragmen berasal
dari patahan plastik yang lebih besar (Cole et al., 2011; Dewi et al.,
2015). Jika dilihat dari sampah yang paling banyak ditemukan
mengapung di perairan Pantai Sendang Sikucing adalah sampah yang
berasal dari botol plastik juga plastik makanan kemasan. Hal ini yang
mengakibatkan banyaknya mikroplastik bentuk Fragmen yang
mengontaminasi permukaan perairan di pantai Sendang Sikucing.
Mikroplastik bentuk Film dari semua sampel air berjumlah 47
partikel. mikroplastik jenis film merupakan potongan plastik yang
memiliki lapisan sangat tipis berbentuk lembaran dengan densitas
yang rendah (Dewi et al., 2015; Di & Wang, 2018). Mikroplastik ini
banyak berasal dari potongan dan degradasi dari kantong-kantong
plastik. Mikroplastik film diidentifikasi sebagai polimer polietilen dan
polipropil-ene, yang biasa digunakan dalambungkus plastik dan tas.
Mikroplastik ini mudah hancur dan memiliki
densitas yang rendah. film merupakan polimer plastik sekunder yang
berasal dari fragmentasi kantong plastik atau plastik kemasan dan
memiliki densitas rendah (Azizah et al., 2020). Lokasi pengambilan
sampel yang termasuk dalam kawasan pantai wisata ini
33
0.008
0.007
0.006
0.005
0.004
0.003
0.002
0.001
0
Transek 1 Transek 2 Transek 3 Transek 4 Transek 5 Transek 6
Fragmen Fiber Film
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada permukaan
air di pantai Sendang Sikucing dapat disimpulkan bahwa :
5.1.1 Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan tiga bentuk partikel
mikroplastik yang mencemari permukaan air di pantai Sendang
Sikucing, Kendal yaitu mikroplastik bentuk Fiber, Fragmen dan
Film. Partikel yang paling banyak ditemukan adalah bentuk
Fragmen
5.1.2 Kelimpahan mikroplastik permukaan air di pantai Sendang
Sikucing yaitu 6,296 partikel/L. Kelimpahan tertinggi terdapat
pada titik 1 yaitu 0,014 partikel/L. Kelimpahan mikroplastik
paling rendah yaitu pada titik 5 sebesar 0,008 partikel/L.
Kelimpahan mikroplastik yang tinggi dapat mempengaruhi
keberadaan zooplankton menjadi rendah.
5.1.3 Hasil penelitian dapat di implementasikan pada pembelajaran
biologi SMA kelas X berupa LKPD pada materi pencemaran
lingkungan.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini, maka disarankan :
5.2.1 Melakukan penelitian lanjutan menggunakan metode Fourier
Transform Infrared Spectroscopy (FTIR) yang memiliki
kegunaan untuk menganalisis dan mengetahui kandungan yang
terdapat dalam setiap partikel mikroplastik serta klasifikasinya
5.2.2 Perlu pemahaman dan ketelitian yang tinggi terkait jenis
mikroplastik fiber, film, fragmen, dan pelet untuk mencegah
kesalahan dalam identifikasi mikroplastik.
41
5.2.3 Dilakukan uji coba pada sampel biota sehingga dapat diketahui
apakah mikroplastik dapat berdampak pada rantai makanan
dalam ekosistem
5.2.4 Perairan serta penelitian lanjutan terkait dampak mikroplastik
terhadap kelangsungan biota.
DAFTAR PUSTAKA
Anggraini, W., Anwar, Y., & Madang, K. (2016). Pengembangan Lembar Kerja
Peserta Didik (LKPD) Berbasis Learning Cycle 7E Materi Sistem Sirkulasi
Pada Manusia Untuk Kelas XI SMA. Jurnal Pembelajaran Biologi: Kajian
Biologi Dan Pembelajarannya, 3(1), 49–57.
Ariani, D., & Meutiawati, I. (2020). Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik
(Lkpd) Berbasis Discovery Learning Pada Materi Kalor Di Smp. Jurnal Phi;
Jurnal Pendidikan Fisika Dan Fisika Terapan, 1(1), 13.
https://doi.org/10.22373/p-jpft.v1i1.6477
Azizah, P., Ridlo, A., & Suryono, C. A. (2020). Mikroplastik pada Sedimen di
Pantai Kartini Kabupaten Jepara Jawa Tengah. Journal of Marine Research,
9(3), 326–332. https://doi.org/10.14710/jmr.v9i3.28197
Biologi, J., Matematika, F., Alam, P., & Sepuluh, I. T. (2015). 15619-ID-potensi-
isolat-bakteri-pseudomonas-sebagai-pendegradasi-plastik. 4(2), 67–70.
Dalam, P. H., & Ekonomi, P. (n.d.). Bahan Ajar Non-Cetak: Bahan Ajar Non-
Cetak. http://bahanajarnon-cetakanisfadhilah.blogspot.com/2014/06/bahan-
ajar-non-cetak.html
Di, B., & Ujung, P. (2020). Jurnal Pasir Laut Jurnal Pasir Laut. 4(1), 16–21.
Fairuz, F. R., Fajriah, N., & Danaryanti, A. (2020). Pengembangan Lkpd Materi
Pola Bilangan Berbasis Etnomatematika Sasirangan Di Kelas Viii Sekolah
Menengah Pertama. EDU-MAT: Jurnal Pendidikan Matematika, 8(1), 29–
38. https://doi.org/10.20527/edumat.v8i1.8343
42
43
Friedl, R., & Fantz, U. (2014). Fundamental studies on the Cs dynamics under ion
source conditions. Review of Scientific Instruments, 85(2), 46–56.
https://doi.org/10.1063/1.4830215
Ismi, H., Amalia, A. R., Sari, N., Gesriantuti, N., & Badrun, Y. (2019). Dampak
Mikroplastik Terhadap Makrozoobentos ; Suatu Ancaman bagi Biota di
Sungai Siak, Pekanbaru. Prosiding Sains Tekes, 1(2015), 92–104
.
Joesidawati, M. I. (2018). Pencemaran mikroplastik di sepanjang pantai
kabupaten Tuban. Seminar Nasional Hasil Penelitian Dan Pengabdian
Masyarakat 3, September, 7–15.
Lolodo, D., & Nugraha, W. A. (2020). Mikroplastik Pada Bulu Babi Dari Rataan
Terumbu Pulau Gili Labak Sumenep. Jurnal Kelautan: Indonesian Journal
of Marine Science and Technology, 12(2), 112–122.
https://doi.org/10.21107/jk.v12i2.6267
Lusher, A., Hollman, P., & Mandoza-Hill, J. (2017). Microplastics in fisheries and
aquaculture. In FAO Fisheries and Aquaculture Technical Paper (Vol. 615,
Issue July). FOOD AND AGRICULTURE ORGANIZATION OF THE
UNITED NATIONS.
Mauludy, M. S., Yunanto, A., & Yona, D. (2019). Microplastic Abundances in the
Sediment of Coastal Beaches in Badung, Bali. Jurnal Perikanan Universitas
Gadjah Mada, 21(2), 73. https://doi.org/10.22146/jfs.45871
Septian, F. M., Purba, N. P., Agung, M. U. K., Yuliadi, L. P. S., Akuan, L. F., &
Mulyani, P. G. (2018). Sebaran Spasial Mikroplastik di Sedimen Pantai
Pangandaraan, Jawa Barat. In Journal Geomaritim Indonesia (Vol. 1, Issue
1, pp. 1–8).
Tunggul, A., Haji, S., Rahadi, B., & Firdausi, N. T. (n.d.). Analisis Kelimpahan
Mikroplastik Pada Air Permukaan di Sungai Metro , Malang Analysis of
Abundance Microplastic in Surface Water in Metro River , Malang. 8, 74–
84.
Yuliana, Y., & Ahmad, F. (2017). Komposisi Jenis dan Kelimpahan Zooplankton
di Perairan Teluk Buli, Halmahera Timur. Agrikan: Jurnal Agribisnis
Perikanan, 10(2), 44. https://doi.org/10.29239/j.agrikan.10.2.44-50
45
LAMPIRAN
46
Gayung
50
b. Bahan
H2O2 Aquades
51
Fragmen Fiber
Film Fiber
56
Fiber Film
Fragmen Fragmen
Fragmen Fiber
58
Fiber Film
Fiber
59
Film Film
Film Film
60
Fragmen Fragmen
Film Fiber
61
Fiber Film
Film Fiber
Film Fiber
64
Fragmen Film
Fiber Film
Film Fiber
65
Fiber Fiber
Fragmen Film
Fiber Fragmen
66
67
= 0,012 partikel/L
A. Petunjuk Pengisian
1. Mohon kesediaan Bapak/Ibu untuk memberikan penilaian sesuai
dengan skala penelitian yang telah tersedia, dengan memberi tanda
ceklis (√) pada tabel yang sudah disediakan.
2. Jika Bapak/ Ibu menganggap perlu adanya revisi mohon memberi butir
revisi pada bagian saran atau menuliskan langsung pada naskah yang
divalidasi
B. Penilaian
Aspek Kriteria Penilaian Skor Keterangan
Penilaian 1 2 3 4
Desain Desain cover LKPD menarik √
(segi gambar, tulisan, warna)
Desain cover LKPD terdapat √
judul materi
Desain cover LKPD terdapat √
kolom identitas pemilik
Desain cover LKPD √
menggunakan jenis dan ukuran
font yang proporsional
Ketepatan Kesesuaian materi dengan √
72
Kelas X
Validator
A. Petunjuk Pengisian
1. Mohon Bapak/ Ibu berkenan memeberikan penilaian sengan memberi
nilai sesuai dengan skala penelitian yang telah tersedia, dengan memberi
tanda ceklis (√) pada tabel yang sudah disediakan.
2. Jika Bapak/ Ibu menganggap perlu adanya revisi mohon memeberi butir
revisi pada bagian saran atau menuliskan langsung pada naskah yang
divalidasi
3. Setelah selesai mengisi penilaian, diharapkan Bapak/Ibu menuliskan
nama, NIP, serta tanda tangan Bapak/Ibu pada bagian yang tersedia
B. Penilaian
C. Saran Perbaikan
Analisis masalah LKPD diupayakan berita terbaru tentang informasi
mikroplastik yang terdapat pada kemasan galon/isi ulang, serta jelaskan
dengan gambar alur proses mikroplastik dalam tubuh dan bahayanya bagi
kesehatan tubuh.
79
D. Kesimpulan
Keterangan
Sangat layak, tidak perlu direvisi
Layak, tidak perlu direvisi √
Kurang, perlu direvisi
Tidak layak digunakan
*) Centang salah satu
Semarang, 28 Oktober 2021
Validator
Jumlah : 60
Presentase : 88%
Kategori : sangat layak
80
81
82
83
A. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan pembelajaran dengan pendekatan Saintifik menggunakan
metode diskusi dan eksperimen serta model Problem Based Learning
(PBL) peserta didik diharapkan mampu:1) menjelaskan konsep perubahan
lingkungan, 2) mendeskripsikan jenis-jenis polutan, dan 3) menganalisis
penyebab dan dampak akibat perubahan lingkungan, serta 4) memecahkan
upaya pencegahan perubahan lingkungan, sehingga peserta didik dapat
membangun kesadaran akan kebesaran Tuhan YME, menumbuhkan
prilaku disiplin, jujur, aktif, responsif, santun, bertanggung jawab dan
penuh rasa ingin tahu.
B. Langkah Pembelajaran
1. Pertemuan ke-1 (1x45 menit) Waktu
Kegiatan Pendahuluan 5 menit
Orientasi:
Guru membuka pertemuan mengucap salam dengan
penuh syukur dan santun.
84
Motivasi:
Guru memotivasi peserta didik dengan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan berikut:
a. Apa yang terjadi dengan lingkungan pada
gambar?
b. Mengapa bisa terjadi hal yang tampak seperti
pada gambar?
Memberikan Acuan:
Guru menyampaikan gambaran kegiatan
pembelajaran dengan santun.
a. Polutan penyebab polusi.
b. Materi akan dipelajari melalui kegiatan diskusi
dan eksperimen, dan diakhir pembelajaran
diadakan evaluasi post test.
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, model pembelajaran
dan Teknik penilaian yang akan digunakan dengan sabar dan
tekun.
Penilaian :
1. Penilaian tertulis melalui soal pencemaran
lingkungan
2. Penilaian sikap peserta didik selama pembelajaran
Catatan/rekomendasi :
Mengetahui,
Kepala Sekolah
87
Kelas/Semester : X / II (Genap)
A. Kompetensi Dasar
B. Indikator
C. Tujuan Pembelajaran
D. Materi Pokok
2. Jenis-jenis polutan
Adapun jenis-jenis polutan diantaranya ialah pencemaran udara,
pencemaran air, pencemaran tanah dan pencemaran suara.
a. Pencemaran Udara
Pencemar udara dapat berupa gas dan partikel. Contohnya
sebagai berikut: Gas HzS. Gas ini bersifat racun, terdapat di
kawasan gunung berapi, bisa juga dihasilkan dari pembakaran
minyak bumi dan batu bara. Gas CO dan COz. Karbon monoksida
(CO) tidak berwarna dan tidak berbau, bersifat racun, merupakan
hasil pembakaran yang tidak sempurna dari bahan buangan mobil
dan mesin letup. Gas COZ dalam udara murni berjumlah 0,03%.
Bila melebihi toleransi dapat mengganggu pernapasan, sumber
pencemaran udara lainnya yaitu:
- Oksida karbon : CO dan CO2. Dihasilkan dari proses pernafasan
dan pembusukan bahan organik.
- Oksida belerang : SO dan SO3. Berasal dari pabrik dan
pembakaran fosil.
- Oksigen nitrogen : NO, (NO2), N2O. Gas nitrogen ini sangat
dibutuhkan oleh makhluk hidup sebagai bahan untuk
membangun protein. Jika gas ini bereaksi dengan air maka akan
membentuk sebuah senyawa asam.
- Komponen organik volatile: metan (CH4), benzene (C6h6),
Klorofluoro karbon (CFC), dan kelompok bromin
- Suspensi partikel: debu tanah, dioksin, logam, asam sulfat, dan
lain-lain
- Suara: kendaraan bermotor, mesin industri, pesawat, dan lain-
lain
90
c. Pencemaran tanah
Pencemaran tanah Pencemaran tanah disebabkan oleh
beberapa jenis pencemaran berikut ini : Sampah-sampah plastik
yang sukar hancur, botol, karet sintesis, pecahan kaca, dan kaleng.
Detergen yang bersifat non bio degradable
91
E. Petunjuk Belajar
titik 5-6 diambil dari lokasi yang berdekatan dengan dermaga. berikut hasil
data yang ditemukan
Bentuk Gambar Hasil Penelitian Gambar Pembanding
mikroplastik dengan perbesaran 40x10
Fiber
Film
Fragmen
.
Dari data hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa permukaan air
pada pantai tersebut sudah tercemar partikel mikroplastik. Jika mikroplastik
dapat ditemukan di air pantai, apakah air minum isi ulang yang kita
konsumsi sehari-hari juga dapat terkontaminasi mikroplastik? Peneliti
melakukan penelitian pada air minum isi ulang yang sering kita konsumsi
untuk mengetahui kandungan mikroplastik beserta penyebabnya. Setelah uji
data, sejumlah partikel mikroplastik ditemukan pada air minum isi ulang
kemasan galon yang kita konsumsi. Faktor-faktor yang mempengaruhi
kandungan mikroplastik pada air minum dalam kemasan adalah sumber air,
kemasan (botol dan tutupnya), lama penyimpanan, serta tekanan dan
kemacetan tutup botol. Bahaya mikroplastik terhadap kesehatan manusia
dapat menyebabkan peradangan dan mengganggu sistem kekebalan tubuh,
bersifat toksik, menyebabkan ketidakseimbangan hormon, risiko penyakit
95
jantung dan infertilitas, dan memicu obesitas. Upaya yang dilakukan dalam
pengelolaan mikroplastik yaitu upaya secara teknologi dengan pengolahan
air dan mikrofiltrasi.
Identifikasilah permasalahan diatas dengan menjawab pertanyaan dibawah ini!
1. Berdasarkan teks diatas, jelaskan pencemaran yang terjadi di kawasan
pantai tersebut!
Jawab :
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
2. Mengapa pantai tersebut bisa dikatakan tercemar?
Jawab :
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
3. Sebutkan limbah yang menyebabkan pencemaran di pantai tersebut!
Jawab :
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
4. Apa itu mikroplastik?
Jawab :
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
7. Bagaimana upaya yang dapat dilakukan untuk tetap menjaga kebersihan air
minum dalam kemasan?
Jawab :
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
10. Upaya apa yang dapat dilakukan untuk menangani pencemaran air?
Jawab :
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
Soal Diskusi!
Jawablah pertanyaan berikut dengan benar, diskusikan bersama teman
sebangkumu!
1. Bagaimana pencemaran laut dapat terjadi? Berikan penjelasanmu
berdasarkan referensi pendukung!
Jawab :
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
97
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
2. Selain air, terdapat pula sedimen dan biota laut yang dapat dijadikan sebagai
sampel uji. Bagaimana pendapatmu mengenai “permukaan air mengandung
lebih banyak mikroplastik karena sampah dengan densitas rendah akan lebih
mudah mengapung”
Jawab :
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
SOAL PENGAYAAN
Pilih salah satu jawaban yang benar dengan memberi tanda silang pada
huruf A,B,C,D dan E!
5. Berikut ini yang merupakan sumber mata air yang layak konsumsi
adalah...
a. air hujan
b. air pegunungan
c. air sungai
d. air laut
e. air got
6. Pengelolaan air salah satunya harus memenuhi syarat kimia, yaitu...
a. pH air dalam kondisi normal
b. air minum menggunakan zat tertentu dan dalam jumlah tertentu
c. air bebas dari segala patogen dan bakteri
d. air bening dan tidak berasa
e. suhu air berada dibawah suhu lingkungan
7. Dibawah ini merupakan tanaman yang dapat dijadikan sebagai indikator
terjadinya pencemaran air yaitu...
a. kangkung
b. teratai
c. eceng gondok
d. semanggi
e. lotus
8. Salah satu cara mengatasi pencemaran air yang disebabkan oleh limbah
rumah tangga, kecuali...
a. menyediakan tempat sampah
b. memberikan sanksi bagi masyarakat yang membuang sampah ke
ekosistem air
c. mendirikan bank sampah untuk dimanfaatkan kembali
d. rutin melakukan upaya pembersihan air
e. membuang sampah sedikit demi sedikit ke ekosistem air
9. Dampak negatif dari membuang sampah ke laut adalah, kecuali...
a. mengurangi nilai estetika laut
b. menurunkan kualitas air
101
DAFTAR PUSTAKA
Andrady, A.L. dan Neal, M.A. (2009). Applications and societal benefits of
plastics. Philosophical Transactions of the Royal Society B, 364, 1977–
1984.
Annisa, S.R. (2019, Juli 11) Penjualan Air Minum Dalam Kemasan
Anugrah, A.S. (2019, Juli 22) Bahaya Mikroplastik Jika Masuk ke Tubuh, Bisa
Ganggu Kesehatan.